Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya

P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI


PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

Miftahul Falah
Dosen FIKes Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
miftahul@umtas.ac.id

ABSTRAK
Hipertensi adalah penyakit yang disebut silent killer yang banyak menimbulkan kematian di dunia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian hipertensi pada masyarakat di kelurahan Tamansari kota Tasikmalaya tahun 2019. Penelitian
cross sectional ini dilakukan pada 120 masyarakat yang ada di kelurahan Tamansari. Pengambilan
sampel dengan teknik random sampling dan data dianalisis dengan menggunakan uji chi square.
Didapatkan angka kejadian hipertensi sebesar 35%. Hasil uji statistik menunjukan p-value= 0.035
dengan kata lain p-value lebih kecil dari α= 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi di kelurahan Tamansari kota
Tasikmalaya. Berdasarkan hasil ini, menunjukan angka hipertensi di kelurahan tamansari masih tinggi
yaitu 35%. Sehingga disarankan ada tindak lanjut untuk memberikan solusi terbaik untuk menurunkan
angka kejadian hipertensi di kelurahan Tamansari Kota Tasikmalaya.

Kata kunci : Hipertensi, Jenis kelamin

PENDAHULUAN pada tahun 2020 (Kemenkes RI, 2014).


Hipertensi merupakan penyakit WHO juga menyebutkan negara ekonomi
tidak menular dengan angka kejadian berkembang memiliki 40% penderita
yang sangat tinggi di dunia. Pernyataan hipertensi sedangkan negara maju hanya
ini dibuktikan dengan banyaknya temuan 35%, kawasan Afrika memegang posisi
penderita hipertensi pada pelayanan puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar
primer. Berdasarkan data World Health 40%. Amerika sebesar 35% dan Asia
Organization (WHO) tahun 2013, Tenggara 36%. Hipertensi di Asia telah
melaporkan bahwa terjadi peningkatan membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya.
jumlah penderita hipertensi dari 600 juta Hal ini menunjukan bahwa satu dari tiga
pada tahun 1980 menjadi 1 milyar pada orang di Asia menderita hipertensi
tahun 2008. Diperkirakan akan terus (Widiyani, 2013).
meningkat hingga 1,56 miliar orang Berdasarkan data Riset Kesehatan
dewasa akan hidup dengan hipertensi Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, dengan

85
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

gambaran menggunakan unit analisis dengan mengalami hipertensi


individu menyatakan bahwa secara mengharuskan pasien untuk
nasional 25,8 % penduduk indonesia mengkonsumsi obat secara teratur dan
menderita penyakit hipertensi (Kemenkes mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
RI, 2016). Data survey dari puskesmas untuk menjaga kesembuhannya. Bahkan
sangkali pada tahun 2018 didapatkan negara dengan penghasilan rendah dan
1063 jiwa mengalami hipertensi dari menengah banyak penderita hipertensi
jumlah 2752 kepala keluarga. angka ini tidak melakukan pengobatan karena biaya
sangat tinggi dan harus menjadi perhatian yang mahal (WHO, 2016).
petugas kesehatan dan pemangku Jenis kelamin merupakan salah satu
kepentingan untuk memberikan solusi faktor yang mempengaruhi tekanan darah
terbaik untuk menurunkan angka kejadian yang tidak dapat diubah. Seperti beberapa
hipertensi di Tamansari, mengingat masih penelitian ini yang mengungkapkan hasil
banyak penderita hipertensi yang tidak bervariatif. Penelitian yang dilakukan
melakukan pengobatan secara teratur ke oleh Everet dan Zajacova (2015)
puskesmas. menunjukkan bahwa laki laki memiliki
Hipertensi memberikan dampak tingkat hipertensi yang lebih tinggi
negatif yang luar biasa pada pasien. Salah daripada wanita namun laki-laki memiliki
satunya dapat meningkatkan risiko tingkat kewaspadaan yang lebih rendah
terjadinya penyakit kardiovaskular. terhadap penyakit hipertensi daripada
tingginya risiko kematian akibat penyakit wanita. Hasil yang sama didapatkan di
jantung iskemik dan stroke diakibatkan Sumatera Barat yang melaporkan ada
oleh peningkatan 20 mmHg tekanan darah 18,6% laki-laki dan 17,4% perempuan
sistolik atau 10 mmHg tekanan darah dengan hipertensi (Indrawati, Wedhasari,
diastolik (Chobanian, dkk., 2003). Maka & Yudi, 2009). Sebaliknya, penelitian lain
dari itu, terkontrolnya tekanan darah yang dilakukan oleh Wahyuni dan
sistolik dapat menurunkan risiko Eksanoto (2013) menunjukkan bahwa
kematian, penyakit kardiovaskular, wanita cenderung menderita hipertensi
stroke, dan gagal jantung (Dipiro, dkk., daripada laki laki. Pada penelitian tersebut
2011; Soenarta, dkk., 2015). Selain itu, dilaporkan 27,5% wanita mengalami
ekonomi juga menjadi dampak yang hipertensi, sedangkan untuk laki laki
dirasakan oleh pasien karena pasien hanya sebesar 58%.

86
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

Adanya perbedaan inilah maka Tabel 4.1


peneliti tertarik untuk melakukan Gambaran jenis kelamin dan
penelitian tentang hubungan jenis kelamin hipertensi
dengan hipertensi pada masyarakat di Variabel n %
kelurahan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis
Kelamin
METODOLOGI PENELITIAN Laki-laki 60 50
Metode penelitian yang dalam Perempuan 60 50
penelitian ini menggunakan desain cross Hipertensi
sectional, yang dilakukan pada Ya 42 35
masyarakat di kelurahan Tamansari Kota Tidak 78 65
Tasikmalaya. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 120 responden yang Total sampel dalam penelitian ini
memenuhi kriteria inklusi. cara sebanyak 120 partisipan yang berdomisili
pengambilan sampel dilakukan dengan tetap di kelurahan Tamansari kota
menggunakan teknik random sampling. Tasikmalaya. Dari hasil penelitian
Proses pengambilan data dilakukan didapatkan hasil yang sama untuk jenis
dengan menggunakan kuesioner kelamin, laki-laki 60 (50%) dan
terstruktur. Analisis data menggunakan perempuan 60 (50%). Sedangkan untuk
univariat dan bivariat. yang kejadian hipertensi dari jumlah 120
orang ada 42 (35%) yang mengalami
HASIL PENELITIAN
hipertensi dan 78 (65%) tidak mengalami
hipertensi.

87
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

Tabel 4.2
Hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi
Jenis Kelamin Kejadian hipertensi Total p-value OR
Hipertensi Tidak
hipertensi
n % n % n %
Laki-Laki 15 25 45 75 60 100 0.035 0.40
Perempuan 27 45 33 55 60 100 7
Total 42 35 78 65 120 100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan berpeluang mengalami hipertensi


bahwa pada responden laki-laki dibandingkan laki-laki.
mengalami kejadian hipertensi sebanyak
PEMBAHASAN
15 orang (25%) dan yang tidak
Faktor resiko terjadinya hipertensi
mengalami hipertensi sebanyak 45 orang
terbagi dalam dua faktor yaitu faktor
(75%). Sedangkan pada responden wanita
risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan
yang yang mengalami hipertensi lebih
faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
banyak daripada laki-laki yaitu sebanyak
Jenis kelamin merupakan faktor risiko
27 orang (45%) dan yang tidak mengalami
yang tidak dapat dimodifikasi. Maka perlu
hipertensi sebanyak 33 orang (55%).
adanya untuk dilakukan pencegahan
Hasil uji statistik menunjukan p-
sehingga tidak terjadinya hipertensi.
value= 0.035 dengan kata lain p-value
Hipertensi bertanggung jawab setidaknya
lebih kecil dari α= 0.05, maka dapat
45% kematian yang dikarenakan penyakit
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
jantung dan 51% kematian dikarenakan
yang significant antara jenis kelamin
stroke. Sangat bahaya sekali bagi klien
dengan kejadian hipertensi di kelurahan
yang tidak memperdulikan tekanan darah
Tamansari kota Tasikmalaya.
yang tinggi, karena ini dapat
Nilai OR=0.407 artinya responden
meningkatkan kesempatan komplikasi
perempuan memiliki 0.4 kali lipat

88
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

yang mengancam kehidupan (WHO, ratio (OR) = 2,708, ini menunjukan


2013). bahwa partisipan yang berjenis kelamin
Pada penelitian ini fokus pada perempuan memiliki peluang sebanyak
hubungan jenis kelamin dengan kejadian 2,7 kali untuk terkena penyakit hipertensi
hipertensi di kelurahan Tamansari kota dibandingkan dengan partisipan yang
Tasikmalaya. Berdasarkan hasil uji chi berjenis kelamin laki-laki dengan tingkat
square antara jenis kelamin dengan kepercayaan (95% CI) = 1.197 - 6.126. Di
kejadian hipertensi didapatkan ada dalam penelitian lain juga melaporkan
hubungan yang signifikan (p=0.035). hasil yang sama wanita cenderung
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang menderita hipertensi daripada laki-laki
dilakukan oleh Ramdhani, Respati dan (Rosta, 2011; wahyuni & Eksanoto, 2013;
Irasanti (2012) dengan hasil menunjukan Depkes, 2013).
nilai p-value=0,007. Selain itu, penelitian Wanita yang mengalami
lain dilakukan oleh Efriansyah (2010) menopause merupakan salah satu faktor
yang menyatakan di dalam penelitianya penyebab wanita memiliki kecenderungan
menemukan ada hubungan antara jenis angka kejadian hipertensi lebih tinggi
kelamin dengan kejadian hipertensi (p daripada laki-laki. Pernyataan ini
value = 0,018 dengan nilai OR = 3,417). didukung dengan penelitian yang
Jenis kelamin memang merupakan salah dilakukan oleh Wahyuni dan Eksanoto
satu faktor yang mempengaruhi tekanan (2013) bahwa perempuan akan
darah. Dalam penelitian ini didapatkan mengalami peningkatan risiko hipertensi
bahwa wanita cenderung lebih tinggi setelah menopause yaitu usia diatas 45
terjadi hipertensi dibandingkan dengan tahun. perempuan yang telah mengalami
laki-laki. Hasil penelitian ini didukung menopause memiliki kadar estrogen yang
dengan beberapa penelitian seperti yang rendah. Sedangkan estrogen ini berfungsi
ditemukan oleh azhari (2017) tentang meningkatkan kadar High Density
faktor-faktor yang berhubungan dengan Lipoprotein (HDL) yang sangat berperan
kejadian hipertensi di puskesmas makrayu dalam menjaga kesehatan pembuluh
kebarat II palembang menunjukan bahwa darah. Pada wanita menopause, kadar
ada hubungan antara jenis kelamin dengan estrogen yang menurun juga akan diikuti
kejadian hipertensi dengan nilai Odds dengan penurunan kadar HDL jika tidak

89
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

diikuti dengan gaya hidup yang baik juga. gejala-gejala yang dianggap sepele,
Responden pada penelitian ini seperti sakit kepala atau nyeri kengkuk
dimungkinkan juga mengalami dampak (Tarigan, Lubis, & syarifah, 2018).
penurunan estrogen yang diikuti dengan Didalam penelitian lain
penurunan kadar HDL. Sehingga dampak menemukan bahwa jenis kelamin tidak
yang akan ditimbulkan ketika HDL hanya berhubungan dengan hipertensi
rendah dan Low Density Lipoprotein saja, namun menjadi faktor yang
(LDL) tinggi adalah terjadinya berhubungan dengan risiko stroke.
atherosclerosis sehingga tekanan darah Menurut marlina (2011) jenis kelamin dan
akan tinggi. Pada wanita selain memiliki faktor risiko stroke, wanita lebih sering
hubungan erat dengan hipertensi yang mengalami hiperkolestrolemia dan
disebabkan oleh hormonal, Wanita juga kejadian stroke sebelumnya. Kejadian
memiliki potensi hipertensi yang stroke pada perempuan juga dikatakan
disebabkan oleh kegemukan. Seperti meningkat setelah masuk fase menopause
penelitian ini yang menemukan bahwa (O’donnell et al. 2006). Apalagi wanita
wanita cenderung lebih tinggi mengalami yang sedang mengalami kehamilan
kegemukan yang dapat mengakibatkan berpeluang mengalami resiko stroke dan
hipertensi dengan presentasi 24 % pada penyakit jantung ( Wilson et al, 2003).
wanita dewasa sedangkan laki-laki 14,9% Hubungan yang significant antara
(Harahap dkk, 2008). Diperkuat oleh jenis kelamin dan kejadian hipertensi
penelitian Sartik, Tjekyan & Zulkarnain tidak hanya didapatkan pada wanita saja
(2017) melaporkan hipertensi pada namun pada pria juga ada. Seperti
kelompok heavy weigh lebih tinggi penelitian yang dilakukan oleh
dibandingkan kategori healthy weigh. Prasetyaningrum (2014) yang
Karena kegemukan (obesitas) merupakan mengatakan laki-laki lebih berisiko
ciri khas dari populasi yang mengalami mengalami hipertensi dibandingkan
hipertensi (Anggara & Prayitno, 2013). perempuan saat usia < 45 tahun. Tetapi
Hipertensi sering dianggap sebagi silent saat usia >65 tahun, perempuan lebih
killer karena baru dirasakan akibatnya berisiko mengalami hipertensi dibanding
saat seseorang mengalami komplikasi dari laki-laki setelah wanita memasuki masa
meningkatnya tekanan darah dengan menopause, prevalensi pada wanita akan

90
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

semakin meningkat dikarenakan faktor dengan kejadian hipertensi dimana nilai p-


hormonal. Hasil yang sama ditemukan value=0,404. Penelitian lain dilakukan di
oleh Everet dan Zajacova (2015) palembang tentang faktor-faktor risiko
menunjukkan bahwa laki laki memiliki dan angka kejadian hipertensi melaporkan
tingkat hipertensi yang lebih tinggi hasil penelitiannya bahwa tidak ada
daripada wanita namun laki-laki memiliki hubungan antara jenis kelamin dengan
tingkat kewaspadaan yang lebih rendah kejadian hipertensi (Sartik, Tjekyan &
terhadap penyakit hipertensi daripada Zulkarnain, 2017). Selain itu penelitian
wanita. Penelitian lain menemukan Arifin, Weta, & Ratnawati (2016)
meskipun secara statistik tidak ditemukan menunjukan jenis kelamin tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis hubungan yang bermakna dengan
kelamin dengan hipertensi namun dapat kejadian hipertensi. penelitian ini juga
dilihat kecenderungan prevalensi menemukan bahwa jenis kelamin
hipertensi laki-laki sebesar 28,6% yang perempuan bukan merupakan faktor risiko
menderita hipertensi lebih besar untuk terjadinya hipertensi namun sebagai
dibandingkan perempuan 26,3% faktor protektif. Alasan lain adalah data
(Mahmudah, dkk, 2015). yang ada belum dapat disimpulkan bahwa
Berbeda dengan beberapa faktor jenis kelamin wanita yang dikaji
penelitian ini yang menunjukan bahwa benar-benar merupakan faktor protektif.
tidak ada hubungan antara jenis kelamin Sehingga disimpulkan bahwa jenis
dengan kejadian hipertensi. Penelitian kelamin wanita belum dapat dikatakan
pada lansia di kelurahan sawangan baru secara definitif sebagai faktor yang
kota depok menemukan hasil uji chi berhubungan dengan terjadinya hipertensi
square antara jenis kelamin dengan pada kelompok lansia di wilayah kerja
kejadian hipertensi didapatkan tidak ada puskesmas petang I kabupaten Bandung.
hubungan yang signifikan (p=1,000) Selanjutnya, penelitian pada lansia di
(Mahmudah, dkk, 2015). Hal tersebut Nglegok Public Health Center Kabupaten
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Blitar menunjukkan bahwa tidak ada
oleh Susyani dkk. (2012) hasil hubungan antara jenis kelamin dengan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan hipertensi dengan P-value = 0.130.
yang bermakna antara jenis kelamin Penelitian ini menemukan lansia yang

91
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

menderita hipertensi didominasi oleh Arifin, Weta, & Ratnawati. 2016. Faktor-
faktor yang berhubungan dengan
wanita dibandingkan dengan laki laki
kejadian hipertensi pada kelompok
yaitu sebanyak 55%. Responden yang lanjut usia di wilayah kerja UPT
Puskesmas Petang I Kabupaten
menderita hipertensi berat juga 100%
Badung tahun 2016. fakultas
dialami oleh wanita (Sari, 2016). kedokteran universitas udayana.
public knowledge project. 5(7), 2.
KESIMPULAN DAN SARAN
Azhari. 2017. Faktor-faktor yang
Dalam penelitian ini bisa berhubungan dengan kejadian
hipertensi di Puskesmas Makrayu
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Kecamatan Ilir Barat II Palembang.
jenis kelamin dengan kejadian hipertensi Palembang. Jurnal Aisyah: Jurnal
di kelurahan Tamansari kota Ilmu Kesehatan, 2(1), 23-30.
Chobanian et al. 2003. Seventh report of
Tasikmalaya. Namun dalam penelitian ini the joint national committee on
hanya meneliti satu faktor saja, disarankan prevention, detection, evaluation,
and treatment of high blood
untuk penelitian selanjutnya bisa meneliti pressure. hypertension, 42(6),
lebih banyak faktor-faktor yang 1206-1252.

mempengaruhi kejadian hipertensi Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar


2013. http:// www.depkes.go.id/
sehingga hasil yang didapatkan
memberikan solusi yang lebih baik untuk Dipiro. 2011. Preparing our students for
menurunkan angka kejadian hipertensi di the many opportunities in
pharmacy. American journal of
kelurahan Tamansari kota Tasikmalaya. pharmaceutical education, 75(9).

DAFTAR PUSTAKA Everett & Zajacova. 2015. Gender


differences in hypertension and
Agustini, Wahyuni, & Nila. 2013. hypertension awareness among
Hubungan asupan lemak (lemak young adults. Biodemography and
jenuh, tak jenuh, kolesterol) dan social biology, 61(1), 1-17.
natrium terhadap tekanan darah
pada pasien hipertensi di poli Harahap, Rochadi, & Sarumpae. 2018.
penyakit dalam rsp batu. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap
Malang. Program Studi Ilmu Gizi Kejadian Hipertensi Pada Laki-
Fakultas Kedokteran Universitas Laki Dewasa Awal (18-40 Tahun)
Brawijaya Malang. Di Wilayah Puskesmas Bromo
Medan Tahun 2017. FK-UI. Jurnal
Anggara & Prayitno. 2013. Faktor-faktor Muara Sains, Teknologi,
yang berhubungan dengan tekanan Kedokteran dan Ilmu
darah di Puskesmas Telaga Murni, Kesehatan, 1(2).
Cikarang Barat tahun 2012. Jurnal Indrawati & Werdhasari. 2009. Hubungan
Ilmiah Kesehatan, 5(1), 20-25. Pola Kebiasaan Konsumsimakanan
92
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

Masyarakat Miskin dengan Bandung. Bandung. Global


Kejadian Hipertensi di Medical & Health
Indonesia. Jakarta. Media Communication, 1(2), 63-68.
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 19(4). Rosta. 2011. Hubungan Asupan Energi,
Protein, Lemak dengan Status Gizi
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan dan Tekanan Darah Geriatri di
Indonesia 2014. Jakarta: Panti Wredha Surakarta. Surakarta.
Kementrian Kesehatan RI. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kemenkes. 2016. Profil kesehatan
Indonesia tahun 2016. Jakarta: Soenarta, A. A., Erwinanto, Mumpuni, A.
Kementerian Kesehatan Republik S. S., Barack, R., Lukito, A. A.,
Indonesia. Hersunarti, N. Pratikto, R. S. 2015.
Pedoman tatalaksana hipertensi
Marlina, Y. 2011. Gambaran Faktor pada penyakit
Risiko pada Penderita Stroke kardiovaskular. Pedoman
Iskemik di RSUP H. Adam Tatalaksana Hipertensi Pada
Malik Penyakit Kardiovaskuler, 1, 1–2.
Medan Tahun 2010. Skripsi
Sari. 2016. hubungan jenis kelamin
Sarjana (Diterbitkan). Medan:
dengan kejadian hipertensi pada
Universitas Sumatera Utara. lansia di puskesmas nglegok
kabupaten Blitar. STIKes Patria
Mahmudah et al. 2015. Hubungan Gaya Husada Blitar. Jurnal Ners &
Hidup dan Pola Makan dengan Kebidanan Vol. 3.
Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Kelurahan Sawangan Baru Kota Sartik, Tjekyan, & Zulkarnain. 2017.
Depok Tahun 2015. Faktor–Faktor Risiko Dan Angka
Jakarta. Biomedika, 7(2). Kejadian Hipertensi Pada
Penduduk Palembang.
O’donnell et al. 2006. Matrix Gla protein Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
is associated with risk factors for Masyarakat, 8(3).
atherosclerosis but not with
coronary artery Susyani, Rotua, Suryani. 2012. Pola
calcification. America. konsumsi makanan olahan dan
Arteriosclerosis, thrombosis, and kejadian hipertensi di rumah sakit
vascular biology, 26(12), 2769- umum daerah Prabumulih Tahun
2774. 2012. Jurnal Pembangunan
Manusia, vol.7, no.1 April 2013,
Prasetyaningrum. 2014. Hipertensi bukan hlm.11-19.
untuk ditakuti, Jakarta .Fmedia
(Imprint Agro Media Pustaka). Tarigan, Lubis, & Syarifah. 2018.
Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan
Ramdhani, Respati, & Irasanti. 2013. Dukungan Keluarga Terhadap Diet
Karakteristik dan gaya hidup pasien Hipertensi Di Desa Hulu
hipertensi di Rumah Sakit Al-Islam Kecamatan Pancur Batu Tahun
93
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 85 - 94

2016. UMSU. Jurnal


Kesehatan, 11(1), 9-17.

Wahyuni dan Eksanoto. 2013. Hubungan


Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin dengan Kejadian
Hipertensi di Kelurahan Jagalan di
Wilayah Kerja Puskesmas Pucang
Sawit Surakarta. Surakarta. Jurnal
Ilmu Keperawatan Indonesia. 1 (1):
79-85.

Widiyani. 2013. Penderita hipertensi terus


meningkat. Diakses dari
http://health.
kompas.com/read/2013/04/05/140
4008/penderita.
Hipertensi.terus.meningkat,
diperoleh tanggal 23 oktober 2013.

World Health Organization. 2016. WHO


recommendations on antenatal
care for a positive pregnancy
experience. Switzerland. ISBN.

WHO. 2013. Why hypertention is a major


public health issue. Switzerland.
ISBN.

94

Anda mungkin juga menyukai