Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh Meilyndawati (202207045)


Dosen Pembimbing Ns. Sri Supami, S.Pd, S.Kep, M.Kes

STASE KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS ICHSAN SATYA
2023
I. Kasus ( Masalah Utama)
Gangguan Presepsi Sensorik : Halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


A. PENGERTIAN HALUSINASI
Halusinasi adalah suatu kelainan jiwa yang ditandai dengan berkurangnya
kemampuan untuk membedakan antara rangsangan internal (pikiran) dengan
rangsangan eksternal (alam lain), individu akan mendeskripsikan terkait
presepsi dari objek yang tidak nyata atau rangsangan serupa. Hal ini terjadi
karena individu mendengarkan percakapan seseorang yang tidak nyata
(Maharani, 2022). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu
obyek tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini
meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan
jiwa yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan pengecapan perabaan, atau penciuman.
Pasien merasakan stimulus yang sebelumnya tidak ada (Meitrisia, 2021).
Halusinasi pendengaran merupakan suatu kondisi saat seseorang merasa
mendengar suara bisikan atau perbincangan tidak nyata yang dapat menganggu
perilaku dan proses berpikirnya berupa sindiran, ancaman berbahaya, serta
perintah menyimpang yang dapat mencederai diri sendiri ataupun oranglain
dan dapat menganggu konsentrasi (Maharani, 2022).

B. TANDA & GEJALA


Tanda dan gejala dari individu dengan halusinasi akan menghadapi kendala
bayang- bayang dan selanjutnya: (Rafika. R, 2022).
1. Umumnya ada disorientasi durasi, tempat serta orang.
2. Tidak dapat mengurus diri
3. Ketakutan dan berperan mengganggu diri, orang lain serta lingkungan
4. Berprasangka serta bermusuhan
5. Hasutan serta kataton
6. Nampak tremor serta berkeringat
7. Tidak sanggup menjajaki perintah
8. Mudah marah
9. Mimik muka wajah tegang
10. Kesulitan berinteraksi dengan orang lain
11. Berkonsentrasi dengan pengalaman
12. Berkonsentrasi pada pengalaman sensori
13. Peningkatan nadi dan tekanan darah
14. Menarik diri dari lingkungan
15. Pergerakan mata yang cepat
16. Menggerakkan bibir tanpa ada suara
17. Berbicara dan tersenyum sendiri

C. RENTANG RESPON
Rentang respon pada individu dengan halusinasi menurut (Saleha, 2022) dapat
di jelaskan pada gambar di bawah :
Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Distrosi pikiran 1. Gangguan


2. Presepsi akurat (pikiran kotor) piker/delusi
3. Emosi 2. Ilusi 2. Halusinasi
Konsisten 3. Reaksi emosi 3. Perilaku
dengan berlebihan atau disorganisasi
pengalaman kurang 4. Isolasi sosial
4. Perilaku sesuai 4. Perilaku tidak biasa
5. Hubungan 5. Menarik diri
sosial

Gambar 1.1 Rentang Respon Halusinasi (Saleha, 2022) di kutip dari (Stuart dan
Sundeen 1998).

Respon perilaku pasien dapat berada dalam rentang adaptif :


1. Pikiran logis, berupa mendapat atau pertimbangan yang dapat di terima
akal.
2. Persepsi akurat, berupa pandangan dari seseorang tentang sesuatu
peristiwa secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.
3. Emosi konsisten, dengan pengalaman berupa ke mantapan perasaan jiwa
yang timbul sesuai dengan peristiwa yang penuh di alami.
4. Perilaku sesuai dengan kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan
dengan individu tersebut di wujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan
yang bertentangan dengan moral.
5. Hubungan social dapat di ketahui melalui hubungan seseorang dengan
orang lain dalam pergaulan di tengah masyarakat.
Respon Psikologis :
1. Menarik diri merupakan eksperimen guna menjauhi interaksi dengan
orang lain
2. Sikap tidak lazim merupakan tindakan serta aksi laris yang melampaui
batasan kebiasaan.
3. Reaksi emosi berlebihan seperti marah kelewatan ataupun menurun.
4. Ilusi yakni miss interprestasi ataupun evaluasi yang salah mengenai
aplikasi yang betul- betul terjalin( subjek jelas) sebab rangsangan panca
indera.
5. Distorsi pikiran, merupakan cara pikir alhasil memunculkan kendala
Respon maladaptive Respon maladaptive berdasarkan rentang respon
halusinasi meliputi :
1. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh di pertahankan
walaupun tidak di yakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan social.
2. Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi yang salah
terhadap rangsangan.
3. Tidak mampu mengontrol emosi berupa ketidak mampuan atau
menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan kebahagiaan,
keakraban, dan kedekatan.
4. Ketidakteraturan perilaku berupa ketidakselarasan antara perilaku dan
gerakan yang di timbulkan.
5. Isolasi social adalah kondisi kesendirian yang di alami oleh individu.

D. FAKTOR PREDISPOSISI & PRESPITASI


Adapun factor predisposisi yang dikutip dari (Rafika.R, 2022)
1. Faktor Perkembangan
Hambatan kemajuan yang hendak membatasi ikatan interpersonal yang
dapat menaikkan stress serta ansietas yang dapat selesai dengan kendala
presepsi. Penderita bisa jadi memencet perasaannya alhasil akhirnya
pematangan guna intelektual dan marah tidak efisien.
2. Faktor Sosial Budaya
Bermacam aspek di warga yang membuat seorang merasa disingkirkan,
diasingkan ataupun kesepian, berikutnya tidak dapat ditangani alhasil
mencuat kendala mendekati delusi dan bayang-bayang.
3. Faktor Psikologis
Ikatan interpersonal seorang yang tidak serasai ataupun serasi, serta
kedudukan dobel ataupun kedudukan yang berlawanan dapat
menimbulkan ansietas berat selesai dengan kenaikan kepada realitas,
alhasil terjadilah bayang- bayang.
4. Faktor Biologis
Bentuk otak yang tidak normal ditemui pada penderita kendala arah
kenyataan, dan dapat ditemui atropik otak, pergantian besar, dan wujud sel
kortikal serta limbic.
5. Faktor Genetik
Riset membuktikan kalau anak segar yang diurus oleh orang skizofernia
mengarah hadapi skizorfenia. Hasil riset membuktikan kalau aspek
keluarga membuktikan ikatan yang amat mempengaruhi pada penyakit ini.
Faktor prespitasi yang dikutip dari (Meitrisia, 2021) terdiri dari :
1. Dimensi Fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obattan, demam hingga delirium,
intoksikasi alcohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.
2. Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi dapat
berupa perintah mamaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi
menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3. Dimensi Intelektual
Dalam dimensi intelektual menerangkan bahwa individu dengan
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang
akan mengontrol semua perilaku klien.
4. Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal conforting,
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahayakan. Klien asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,
control diri dan harga diri yang tidak didapatkan dunia nyata. Isi halusinasi
dijadikan sistem kontrol individu tersebut, sehingga jika perintah
halusinasi berupa ancaman.
5. Dimensi Spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup rutinitas
tidak bermaknan, hilangnya aktivitas ibadah jarang berupaya secara
spiritual untuk menyucikan diri. Irama sirkaedianya terganggu, karena ia
sering tidur larut malam dan bangun sangat siang. Saat terbangun merasa
hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya. Sering memaki takdir tetapi lemah
dalam upaya menjemput rejeki, menyalahkan lingkungan dan orang lain
yang menyebabkan takdirnya memburuk.
E. KLASIFIKASI HALUSINASI (Saleha, 2022)
1. Halusinasi Pendengaran
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling seperti suara orang suara
berbentuk kebisingan yang kurang keras sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai percakapan lengkap antara dua
orang atau lebih. Pikiran yang didengar klien dimana pasien disuruh untuk
melakukan sesuatu yang kadangkadang membahayakan (Saleha, 2022).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar
dari suara sederhana sampai suara berbicara mengenai klien sehingga klien
berespon terhadap suara atau klien bunyi tersebut
2. Halusinasi Penglihatan
Halusinasi penglihatan adalah yang dimana kontak mata kurang, senang
menyendiri, terdiam dan memandang kesuatu sudut dan sulit
berkonsentrasi (Saleha, 2022).Berdasarkan beberapa defenisi diatas
Halusinasi merupakan gangguan penglihatan yang stimulus visual dalam
bentuk klitan cahaya, gambar geometris, dapat dilihat dari kontak mata
kurang, senang menyendiri, dan sulit berkonsentrasi.
3. Halusinasi Indera Penciuman
Membaui bau- bauan tertentu seperti daah, urin, atau feses, umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat
stroke, tumor, kejang atau demensia. Karakteristik ditandai dengan adanya
bau busuk, amis dan bau yang menjijikan seperti darah,urine atau fases
kadang tercium bau harum Berdasarkan beberapa defenisi diatas
halusinasi penghidu merupakan gangguan penciuman bau yang biasanya
ditandai dengan membaui aroma seperti darah, urine dan fases terkadang
membaui aroma segar (Saleha, 2022).
4. Halusinasi Pengecapan
Merasa seperti mengecap rasa darah, urin, feses, cairan infus, dll.
5. Halusinasi Sentuhan
Merasa disentuh, disentuh, ditiup, dibakar, atau bergerak di bawah kulit
seperti ulat.
F. PROSESI TERJADINYA MASALAH
1. Fase I (sleep disorder), fase awal sebelum muncul halusinasi.
Karakteristik: klien merasa banyak masalah takut diketahui orang lain
bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit karna berbagai
stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dikhianati
kekasih, masalah di kampus, drop out, dst. Masalah terasa menekan karena
terakumulasi sedangkan support sistem kurang dan persepsi terhadap
masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsung terus-menerus sehingga
terbiasa menghayal. Klien menganggap lamunan-lamunan awal tersebut
sebagai pemecah masalah.
2. Fase II (comforting), halusinasi secara umum yang diterima sebagai
sesuatu yang alami. Karakteristik: klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan, dan
mencoba memusatkan pemikiran pada timbulnya kecemasan. Individu
akan beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat dia
kontrol bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan
klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
3. Fase III (condemning), secara umum halusinasi mendatangi klien.
Karakteristik: pengalaman sensori klien menjadi sering datang. Klien
mulai merasa tidak mampu lagi mengontrolnya dan mulai berupaya
menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai
menarik diri dari orang lain, dengan intensitas waktu yang lama.
4. Fase IV (controling Severa Level of Anxiety), fungsi sensori menjadi tidak
relevan dengan kenyataan. Karakteristik: Klien mencoba melawan suara-
suara atau sensori abnormal yang datang. Klien dapat merasakan kesepian
bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase gangguan psikotik.
5. Fase V (conquering panic level of anxiety), klien mengalami gangguan
dalam menilai lingkungannya. Karakteristik: pengalaman sensorinya
terganggu. Klien mulai terasa terancam dengan datan gnya suara-suara
terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia
dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama empat jam
atau seharian bila klien tidak mendapatkan komunikasi terapeutik. Terjadi
gangguan psikotik berat.

III. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan :


mencederai diri, orang lain, dan
lingkungan

Resiko perubahan presepsi sensori :


halusinasi

Isolasi Sosial

Data yang perlu dikaji :


Gangguan presepsi sensori : Halusinasi
DS : Klien akan mengeluhkan mendengar suara-suara bisikan yang berisi
ancaman, mengajak berbicara, dan suara akan hilang timbul
DO : Klien nampak berbicara sendiri, bibir bergerak tanpa bersuara
Isolasi Sosial
DS : Klien mengatakan tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar, klien tidak memiliki teman dekat, klien mengatakan nyaman
menyendiri
DO : Klien nampak tidak melakukan kontak mata, klien nampak murung,
klien nampak menunduk
Risiko Perilaku Kekerasan
DS : Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk melukai
diri sendiri atau orang disekitarnya
DO : Klien nampak ketakutan

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Risiko Perubahan Presepsi Sensori : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Risiko Perilaku Kekerasan
V. Rencana Keperawatan Gangguan Presepsi Sensori : Halusinasi
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasionalisasi
TUM : Setelah satu kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan Bila sudah terbina hubungan
Klien dapat membedakan menunjukkan tanda-tanda percaya prinsip komunikasi terapeutik saling percaya diharapkan klien
antara halusinasi dengan kepada perawat : 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non dapat kooperatif, sehingga
realita. 1) Ekspresi wajah bersahabat. verbal. pelaksanaan asuhan keperawatan
TUK : 2) Menunjukkan rasa senang. 2. Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan dapat berjalan dengan baik.
1. Klien dapat membina 3) Ada kontak mata. perawat berkenalan.
hubungan saling percaya. 4) Mau berjabat tangan. 3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
5) Mau menyebutkan nama. yang disukai klien.
6) Mau menjawab salam. 4. Buat kontrak yang jelas.
7) Mau duduk berdampingan dengan 5. Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji setiap
perawat. kali interaksi.
8) Bersedia mengungkapkan masalah 6. Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
yang dihadapi. adanya.
7. Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
8. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien.
9. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.

2. Klien dapat mengenal 1. Setelah ....x interaksi klien 1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap 1. Kontak sering dan singkat
halusinasinya. menyebutkan : 2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan selain upaya membina
1) Isi halusinasinya, jika klien sedang berhalusinasi : hubungan saling percaya,
2) Waktu
3) Frekuensi 1) Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu juga dapat memutuskan
4) Situasi dan kondisi yang (halusinasi dengar/ lihat/ penghidu/ raba/ halusinasi.
menimbulkan halusinasi kecap). 2. Mengenal perilaku pada saat
2) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang halusinasi timbul,
2. Setelah …x interaksi klien sedang dialaminya.
memudahkan perawat
menyatakan perasaan dan 3) Katakan bahwa perawat percaya klien
dalam melakukan
responnya saat mengalami. mengalami hal tersebut, namun perawat
sendiri tidak mengalaminya (dengan nada
intervensi.
halusinasi : 3. Mengenal halusinasi
bersahabat tanpa menuduh atau
1) Marah memungkinkan klien untuk
menghakimi).
2) Takut
4) Katakan bahwa ada klien lain yang menghindarkan faktor
3) Sedih
mengalami hal yang sama. pencetus timbulnya
4) Senang
5) Cemas 5) Katakan bahwa perawat akan membantu halusinasinya.
klien. 4. Dengan mengetahui waktu,
6) Jengkel
3. Jika klien sedang berhalusinasi klarifikasi isi dan frekuensi munculnya
tentang adanya pengalaman halusinasi, halusinasi mempermudah
diskusikan dengan klien : tindakan keperawatan yang
1) Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi akan di lakukan perawat.
(pagi, siang, sore, malam atau sering dan 5. Untuk mengidentifikasi
kadang-kadang).
pengaruh halusinasi pasien.
2) Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau 6. Agar klien mengetahui
tidak menimbulkan halusinasi.
akibat dari menikmati
4. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan
halusinasi sehingga klien
jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan
meminimalisir
untuk mengungkapkan perasaannya.
halusinasinya.
5. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan
untuk mengatasi perasaan tersebut.
6. Diskusikan tentang dampak yang akan
dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya.

3. Klien dapat mengontrol 1. Setelah …x interaksi klien 1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang 1. Upaya untuk memutuskan
halusinasinya. menyebutkan tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, siklus halusinasi sehingga
biasanya dilakukan untuk menyibukkan diri, dll). Diskusikan cara yang halusinasi tidak berlanjut.
mengendalikan halusinasinya. digunakan klien : 2. Resinforcement positif dapat
1) Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian. menngkatkan harga diri klien.
2. Setelah …x interaksi klien
2) Jika cara yang digunakan maladaptif 3. Memberikan alternatif pilihan
menyebutkan cara baru
diskusikan kerugian cara tersebut. bagi klien untuk mengontrol
mengontrol halusinasi.
Diskusikan cara baru untuk memutus/ lingkungan.
2. Setelah …x interaksi klien dapat
mengontrol timbulnya halusinasi : 4. Memotivasi dapat
memilih dan memperagakan cara
1) Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak meningkatkan kegiatan klien
mengatasi halusinasi (dengar/ lihat/
nyata (“saya tidak mau dengar/ lihat/ untuk mencoba memilih salah
penghidu/ raba/ kecap).
penghidu/ raba/ kecap”) pada saat halusinasi satu cara mengendalikan
3. Setelah …x interaksi klien
terjadi. halusinasi dan dapat
melaksanakan cara yang telah dipilih
2) Menemui orang lain perawat/ teman/ anggota meningkatkan harga diri klien.
untuk mengendalikan halusinasinya.
keluarga) untuk menceritakan halusinasinya. 5. Memberi kesempatan kepada
4. Setelah …x pertemuan klien 3) Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan klien untuk mencoba cara yang
mengikuti terapi aktivitas sehari-hari yang telah disusun. sudah di pilih.
kelompok. 4) Meminta keluarga/ teman/ perawat menyapa 6. Stimulasi persepsi dapat
jika sedang berhalusinasi. mengurangi perubahan
2. Bantu klien memilih cara yang sudah diajarkan interpretasi realitas klien
dan latih untuk mencobanya. akibat halusinasi.
3. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
4. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih,
jika berhasil beri pujian.
5. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi.

4. Klien dapat dukungan dari 1. Setelah …x pertemuan keluarga, 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk 1. Untuk mendapatkan
keluarga dalam mengontrol keluarga menyatakan setuju untuk pertemuan (waktu, tempat, dan topik). bantuan keluarga
halusinasinya. mengikuti pertemuan dengan 2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat mengontrol halusinasi.
perawat. pertemuan keluarga/ kunjungan rumah). 2. Untuk mengetahui
2. Setelah …x interaksi keluarga 1) Pengertian halusinasi pengetahuan keluarga dan
menyebutkan pengertian, tanda 2) Tanda dan gejala halusinasi. meningkatkan kemampuan
dan gejala, proses terjadinya 3) Cara yang dapat dilakukan klien dan pengetahuan tentang
halusinasi dan tindakan untuk keluarga untuk memutus halusinasi. halusinasi
4) Obat-obatan halusinasi. 1) Agar keluarga dapat
mengendalikan halusinasi.
5) Cara merawat anggota keluarga yang merawat klien atau anggota
halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan keluarga lain yang
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian berhalusinasi dirumah
bersama, memantau obat-obatan dan cara 2) Keluarga klien menjadi
pemberiannya untuk mengatasi halusinasi). tahu cara mencari bantuan
6) Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit jika halusinasi tidak dapat
dan bagaimana cara mencari bantuan jika diatasi dirumah.
halusinasi tidak dapat diatasi di rumah.
5.Klien dapat memanfaatkan 1. Setelah …x interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan Dengan menyebutkan dosis,
obat dengan baik. menyebutkan : kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, frekuensi dan manfaat obat,
1) Manfaat minum obat cara, efek terapi dan efek samping penggunaan diharapkan klien melaksanakan
2) Kerugian tidak minum obat minum obat program pengobatan.
3) Nama, warna, dosis,efek terapi 2. Pantau klien saat penggunaan obat 1. Menilai kemampuan klien
dan efek samping obat 3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan dalam pengobatannya
2. Setelah …x interaksi klien benar. sendiri.
2. Program pengobatan dapat
mendemontrasikan penggunaan 4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter. berjalan sesuai rencana.
obat dengan benar.
5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ 3. Dengan mengetahui prinsip
3. Setelah …x interaksi klien
perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. penggunaan obat, maka
menyebutkan akibat minum obat kemandirian klien untuk
tanpa konsultasi dokter. pengobatan dapat
ditingkatkan secara bertahap
DAFTAR PUSTAKA

MEITRISIA, M.(2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN


MASALAH UTAMA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
PENDENGARAN DI PUSKESMAS KARANG; Universitas Borneo Tarakan;
Kalimantan Utara.

Maharani, A. P. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DI UPT BINA LASAR
PASURUAN (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Purba, J. F. (2022). Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. B Dengan


Masalah Halusinasi Melalui Terapi SP 1-4: Studi Kasus.

Rafika, R. (2022). Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Wilayah Kerja PUSKESMAS
Wonorejo Cendana Samarinda

Saleha, S. (2022). Studi Kasus: Aplikasi Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa


Pada Tn. b Dengan Masalah Persepsi Sensori: Halusinasi.

Zelika, A. A., & Dermawan, D. (2015). Kajian Asuhan Keperawatan Jiwa


Halusinasi Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang Nakula RSJD
Surakarta. Profesi (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, 12(02).

Wulandari, P. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH


HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN TN. A DI RUANG HUDOWO
RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Sultan Agung Semarang).
LAPORAN KASUS PADA PASIEN TN. D DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh Meilyndawati (202207045)


Dosen Pembimbing Ns. Sri Supami, S.Pd, S.Kep, M.Kes

STASE KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS ICHSAN SATYA
2023
RUANGAN RAWAT : KENANGA
TANGGAL DIRAWAT : 03 April 2023

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tanggal Pengkajian : 04 April 2023
Umur : 32 Tahun
RM No. : 00.987.176
Informan : Keluarga

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan masuk RS Jiwa diantar oleh keluarga yaitu orang tua dan
saudaranya karena setiap hari selalu melihat bayangan harimau, klien tampak
ketakutan dan sering bicara sendiri, dan mundar mandir tak menentu sangat
berbahaya seperti tiba-tiba lari ke jalan besar. Saat dilakukan pengkajian klien
masuk ke RS Jiwa karena dengar bisikan untuk melakukan hal buruk.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

√ Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya ?
Berhasil √ Kurang berhasil Tidak Berhasil
3. Aniaya Fisik pelaku/usia korban/usia saksi/usia

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dlm keluarga

Tindakan kriminal
Jelaskan:
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Klien mengalami
gangguan jiwa sejak 4 tahun yang lalu dan dirawat yang ke 3 kalinya diantar
oleh keluarga ke rumah sakit jiwa bulan ini.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, penolakan
kekerasan dalam keluatga maupun tindakan kriminal.
Masalah keperawatan :
Koping Inefektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Ya √ Tidak
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan
...................................... ............................ ...................................
...................................... ............................ ...................................
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien tidak mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK
1. Tanda Vital : TD : 122/74 MmHg N : 82x/Menit S : 36.30C P : 18x/Menit
2. Ukur : TB : 163Cm BB : 57kg
3. Keluhan Fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang sedang di rasakan.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Tn. D

Keterangan :

: Laki -laki

: Perempuan

: Pasien

-------- : Tinggal satu rumah

X : Meninggal

Jelaskan :
Klien adalah anak pertama dari 5 bersaudara, klien tinggal satu rumah dengan
ayahnya, dan ibunya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dalam
pengambilan keputusan dan penanggung jawab dalam hal financial saat ini
adalah ayah klien, kemampuan pengambilan keputusan untuk pelaksanan
fungsi kesehatan oleh ayah.
Masalah keperawatan :
Koping Keluarga Inefektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai, klien juga
tidak memiliki cacat tubuh, klien menerima semua anggota tubuhnya.
b. Identitas :
Klien menyadari dia seorang laki-laki, berusia 32tahun anak pertama dari 5
bersaudara, belum mempunyai pasangan.
c. Peran :
Klien mengatakan dirinya seorang anak laki-laki dan anak yang pertama
yang belum bisa membantu ayahnya serta belum mempunyai pasangan
yang bisa membuatnya semangat menjalani hidup.
d. Ideal diri :
Klien berharap ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit serta bisa
bekerja dan menikah.
e. Harga diri :
Klien mengatakan dirinya malu karena sampai saat ini masih sakit dan
belum bisa bekerja. Klien mengatakan malu sampai saat ini belum menikah.
Masalah Keperawatan :
Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti yaitu keluarga terutama ayahnya.
b. Peran serta dalam kegiatan Kelompok / Masyarakat :
Klien mengatakan jarang ngobrol dengan orang lain karena klien
mengatakan lebih sering sendiri, dan klien juga mengatakan malas untuk
bergaul keluar rumah. Klien mengatakan ia hanya bicara seperlunya saja
dengan orang-orang.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien menganut agama islam, sebelum melakukan aktivitas klien bisanya
berdo’a terlebih dahulu seperti sebelum makan dan tidur.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengerjakan sholat, tetapi tidak rutin 5 waktu.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

IV. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapih Penggunaan pakaian √ Cara berpakaian
Tidak sesuai m seperti biasa
e
Jelaskan : n
Klien menggunakan pakain sesuai, rapih dan bersihg
a
Masalah Keperawatan : t
Tidak ada masalah keperawatan a
k
2. Pembicaraan a
Cepat Keras Gagap n Inkoheren
j
Apatis √ Lambat Membisu a tidak mampu
r memulai
a pembicaraan
Jelaskan : n
Klien menceritakan kondisi dan keluarganya sangatg pelan-pelan.
n
Masalah Keperawatan : g
Gangguan Komunikasi o
b
3. Aktifitas Motorik : r
√ Lesu Tegang Gelisah oAgitasi
l
Tik Grmasen Tremor dKompulsip
e
Jelaskan : n
g
Klien tidak bersemangat saat berbicara, volume suara
a sangat rendah.
n
o
r
a
n
g
l
Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial
4. Alam Perasaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
Jelaskan :
Klien mengatakan kurang dapat perhatian mengenai rawat inap yang harus
klien jalani karena keluarga sudah tidak memperdulikannya.
Masalah Keperawatan :
Koping Keluarga Inefektif
5. Afek
Datar √ Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Klien saat bercerita tanpa ekspresi, nada suara rendah dan nampak sedih.
Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah tersinggung

√ Kontak mata Defensif Curiga

Jelaskan :
Klien tampak tidak focus saat menceritakan kondisi dan keluarganya,
pandangan mata klien menunduk kebawah.
Masalah Keperawatan :
Gangguan Proses Pikir
7. Persepsi
√ Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan yang tidak jelas
suaranya, klien mengatakan bisikan itu terkadang menyurunya untuk
melakukan hal yang berbahaya, klien mengatakan suara bisikan sering
muncul tidak menentu kadang muncul kadang tidak, dan suara itu lamanya
biasa 5-10 detik, klien mengatakan bisikan muncul pada saat sedang sendiri,
klien mengatakan jika bisikan itu muncul klien selalu berusaha
mendengarkan apa yang dibisikan oleh suara itu.
Masalah Keperawatan :
Halusinasi Pendengaran
8. Poses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan Asosiasi

Flight of ideas Blocking Pengulangan Pembicaraan


Jelaskan :
Klien mengatakan sering kesal dengan ayahnya tanpa ada penyebabnya tapi
dia sayang dengan ayahnya.
Masalah Keperawatan :
Gangguan Proses Pikir
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

√ Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan :
Klien mengatakan semenjak masuk RS klien hanya berbicara kepada
beberapa orang saja dan itu juga seperlunya saja.
Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial
10. Tingkat Kesadaran

√ Bingung Sedasi Stupor

Waktu Tempat Orang


Jelaskan :
Klien sering marah-marah dengan orang tuanya, klien kadang marah-marah
ketika mendengar suara yang tiba-tiba muncul. Klien nampak mondar-
mandir.
Masalah Keperawatan :
Risiko Perilaku Kekerasan
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan :
Daya ingat klien masih baik, klien mampu mengingat msa lalunya dan tidak
ada masalahpada saat mengingat waktu dan tempat.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
√ Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu berhitung
Sederhana
Jelaskan :
Klien tampak beralih saat pembicaraan, tingkat konsentrasi rendah, namun
klien mampu melakukan perhitungan sederhana
Masalah Keperawatan :
Gangguan Komunikasi
13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :
Kemampuan penilaian klien baik, klien mampu mengambil keputusan
seperti pada saat klien ditanya kapan waktu untuk pertemuan selanjutnya
klien mampu menjawab.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada maslah keperawatan
14. Daya titik diri
Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal -hal diluar dirinya


Jelaskan :
Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, saat ini klien
mengatakan sadar akan keadaannya, dan klien berharap ingin cepat sembuh
dan keluar dari rumah sakit serta bisa bekerja dan menikah.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan

√ Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB /BAK

√ Bantuan minimal Bantuan total


Jelaskan :
Klien membutukan bantuan untuk menyiapkan makanan, mengatur jam
makan dan menjaga kebersihan setelah BAB/BAK
Masalah Keperawatan :
Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
3. Mandi

√ Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian /berhias

√ Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

√ Tidur siang lama : 11.00 WIB s/d 12.00 WIB

√ Tidur malam lama : 21.00 WIB s/d 06.00 WIB

Kegiatan sebelum/ sesudah tidur


6. Penggunaan obat

Bantuan minimal √ Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya Tidak

Perawatan pendukung √ Ya Tidak

8. Kegiatan didalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya √ Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya √ Tidak

Mencuci pakaian Ya √ Tidak

Pengaturan keuangan Ya √ Tidak

9. Kegiatan diluar rumah

Belanja Ya √ Tidak

Transportasi Ya √ Tidak

Lain-lain Ya √ Tidak

Jelaskan :
Klien memerlukan bantuan dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Masalah Keperawatan :
Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebih

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan


Aktifitas konstruktip Menghindar

Olah raga Mencedarai diri

Lainnya √ Lainnya : Menyendiri

Jelaskan :
Klien malas untuk bergaul keluar rumah. Klien mengatakan semenjak
masuk RS klien hanya berbicara kepada beberapa orang saja dan itu juga
seperlunya saja.
Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial

IX. MASALAH PSIKOSIS DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Klien mengatakan jarang ngobrol dengan orang lain karena klien
mengatakan lebih sering sendiri.

√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik


Klien mengatakan tidak pernah bergaul keluar rumah.

Masalah dengan pendidikan, spesifik



Klien mengatakan tidak maslah dnegn tingkat pendidikannya, yang
penting bisa bekerja.

Masalah dengan pekerjaan, spesifik



Klien mengatakan malu karena belum bisa bekerja.

Masalah dengan perumahan, spesifik



Klien mengatakan tidak ada masalah dengan keadaan rumah dan tinggal
satu rumah dengan keluarga.

Masalah ekonomi, spesifik



Klien mengatakan merasa tidak berguna karena tidak bisa membantu
ayahnya untuk membiayai keluarga.

√ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik


Klien berharap ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit serta bisa
bekerja dan menikah.
Masalah lainnya, spesifik
Tidak ada masalah lain

Masalah Keperawatan :
Isolasi Sosial

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


√ Penyakit jiwa √ Sistem pendukung
Faktor presipilisi Penyakit fisik
√ Koping √ Obat-obatan
Lainnya
Masalah Keperawatan :
Defisit Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik : Skizoprenia Paranoid
Therapy Medik :
CPZ 1x100mg, Resperidon 3x5mg, Heximer 3x2mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Koping Inefektif
2. Koping Keluarga Inefektif
3. Harga Diri Rendah
4. Isolasi Sosial
5. Gangguan Komunikasi
6. Halusinasi
7. Gangguan Proses Pikir
8. Risiko Perilaku Kekerasan
9. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
10. Defisit Pengetahuan
Jakarta, 04 Maret 2023

Meilyndawati
XIII. ANALISA DATA
Inisial Nama : Tn. D Ruangan : Kenanga No RM : 000.987.176
Hari, DATA FOKUS MASALAH
Tanggal
Jam
Selasa, 04 DS : Gangguan
April 2023 1. Klien mengatakan sering mendengar Persepsi Sensori ;
08.00 WIB suara bisikan yang tidak jelas Halusinasi
suaranya. pendengaran
2. Klien mengatakan bisikan itu
terkadang menyurunya untuk
melakukan hal yang berbahaya.
3. Klien mengatakan suara bisikan sering
muncul tidak menentu kadang muncul
kadang tidak, dan suara itu lamanya
biasa 5-10 detik.
4. Klien mengatakan bisikan muncul
pada saat sedang sendiri.
5. Klien mengatakan jika bisikan itu
muncul klien selalu berusaha
mendengarkan apa yang dibisikan oleh
suara itu.

DO :
1. Klien nampak mondar-mandir
sambilberbicara sendiri
2. Klien nampak bingung

Selasa, 04 DS : Harga Diri


April 2023 1. Klien mengatakan dirinya merasa tidak Rendah
08.00 WIB berguna.
2. Klien mengatakan dirinya malu masih
sakit dan belum bisa bekerja.
3. Klien mengatakan malu sampai saat ini
belum menikah.
4. Klien berharap ingin cepat sembuh dan
keluar dari rumah sakit serta bisa
bekerja dan menikah.
5. Klien mengatakan kurang dapat
perhatian mengenai rawat inap yang
harus klien jalani.

DO :
1. Klien nampak menyendiri
2. Afek Tumpul
3. Volume suara klien saat berbicara rendah

Selasa, 04 DS : Isolasi Sosial


April 2023 1. Klien mengatakan jarang ngobrol
08.00 WIB dengan orang lain.
2. Klien mengatakan malas untuk bergaul
keluar rumah.
3. Klien mengatakan ia hanya bicara
seperlunya saja dengan orang-orang.

DO :
1. Klien nampak berbicara dengan beberapa
orang tertentu
2. Klien nampak tidak mau berinteraksi
dengan orang lain
3. Klien berbicara seperlunya
4. Klien nampak tidak bersemangat saat
berbicara
5. Klien nampak lesu
6. Klien nampak sedih
7. Klien nampak tidak ada kontak mata,
pandangan mata menunduk kebawah

Selasa, 04 DS : Risiko Perilaku


April 2023 1. Klien mengatakan sering kesal dengan Kekerasan
08.00 WIB ayahnya tanpa ada penyebabnya.
2. Klien mengatakan ada bisikan yang
menyurunya untuk melakukan hal
yang berbahaya,

DO :
1. Klien nampak sedih
2. Klien nampak marah-marah ketika
mendengar suara bisikan
XIV. POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan :


mencederai diri, orang lain, dan
lingkungan

Resiko perubahan presepsi sensori :


halusinasi

Koping
Isolasi Sosial Koping Keluarga
Inefektif
Inefektif

XV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Gangguan Persepsi Sensori “Halusinasi”
4. Risiko Perilaku Kekerasan
XVI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial Nama : Tn. D Ruangan : Kenanga No RM : 000.987.176
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasionalisasi
TUM : Setelah satu kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Bila sudah terbina hubungan
Klien dapat membedakan menunjukkan tanda-tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik saling percaya diharapkan klien
antara halusinasi dengan kepada perawat : 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non dapat kooperatif, sehingga
realita. 1) Ekspresi wajah bersahabat. verbal. pelaksanaan asuhan
TUK : 2) Menunjukkan rasa senang. 2. Perkenalkan nama, nama panggilan dan keperawatan dapat berjalan
1. Klien dapat membina 3) Ada kontak mata. tujuan perawat berkenalan. dengan baik.
hubungan saling 4) Mau berjabat tangan. 3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
percaya. 5) Mau menyebutkan nama. yang disukai klien.
6) Mau menjawab salam. 4. Buat kontrak yang jelas.
7) Mau duduk berdampingan 5. Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji
dengan perawat. setiap kali interaksi.
8) Bersedia mengungkapkan 6. Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
masalah yang dihadapi. adanya.
7. Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
8. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien.
9. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
2. Klien dapat mengenal 1. Setelah 2x interaksi klien 1. Adakan kontak sering dan singkat secara 1. Kontak sering dan singkat
halusinasinya. menyebutkan : bertahap selain upaya membina
1) Isi 2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan hubungan saling percaya,
2) Waktu halusinasinya, jika klien sedang juga dapat memutuskan
3) Frekuensi berhalusinasi : halusinasi.
4) Situasi dan kondisi yang 1) Tanyakan apakah klien mengalami 2. Mengenal perilaku pada
menimbulkan halusinasi sesuatu (halusinasi dengar/ lihat/ saat halusinasi timbul,
penghidu/ raba/ kecap). memudahkan perawat
2. Setelah 2x interaksi klien 2) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa dalam melakukan
menyatakan perasaan dan yang sedang dialaminya. intervensi.
responnya saat mengalami. 3) Katakan bahwa perawat percaya klien 3. Mengenal halusinasi
halusinasi : mengalami hal tersebut, namun perawat memungkinkan klien untuk
1) Marah sendiri tidak mengalaminya (dengan menghindarkan faktor
2) Takut nada bersahabat tanpa menuduh atau pencetus timbulnya
3) Sedih menghakimi). halusinasinya.
4) Senang 4) Katakan bahwa ada klien lain yang 4. Dengan mengetahui waktu,
5) Cemas mengalami hal yang sama. isi dan frekuensi munculnya
6) Jengkel 5) Katakan bahwa perawat akan membantu halusinasi mempermudah
klien. tindakan keperawatan yang
2. Jika klien sedang berhalusinasi klarifikasi akan di lakukan perawat.
tentang adanya pengalaman halusinasi, 5. Untuk mengidentifikasi
diskusikan dengan klien : pengaruh halusinasi pasien.
6. Agar klien mengetahui
akibat dari menikmati
1) Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi sehingga klien
halusinasi (pagi, siang, sore, malam atau meminimalisir
sering dan kadang-kadang). halusinasinya.
2) Situasi dan kondisi yang menimbulkan
atau tidak menimbulkan halusinasi.

1. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan


jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan
untuk mengungkapkan perasaannya.
2. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan
untuk mengatasi perasaan tersebut.
3. Diskusikan tentang dampak yang akan
dialaminya bila klien menikmati
halusinasinya.

3. Klien dapat mengontrol 1. Setelah 2x interaksi klien Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang 1. Upaya untuk memutuskan
halusinasinya. menyebutkan tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, siklus halusinasi sehingga
biasanya dilakukan untuk menyibukkan diri, dll). Diskusikan cara yang halusinasi tidak berlanjut.
mengendalikan halusinasinya. digunakan klien : 2. Resinforcement positif
2. Setelah 2x interaksi klien 1) Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian. dapat menngkatkan harga
menyebutkan cara baru 2) Jika cara yang digunakan maladaptif diri klien.
mengontrol halusinasi. diskusikan kerugian cara tersebut. 3. Memberikan alternatif
2. Setelah 2x interaksi klien dapat Diskusikan cara baru untuk memutus/ pilihan bagi klien untuk
memilih dan memperagakan cara mengontrol timbulnya halusinasi : mengontrol lingkungan.
mengatasi halusinasi (dengar/ 1) Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak 4. Memotivasi dapat
lihat/ penghidu/ raba/ kecap). nyata (“saya tidak mau dengar/ lihat/ meningkatkan kegiatan
3. Setelah 2x interaksi klien penghidu/ raba/ kecap”) pada saat halusinasi klien untuk mencoba
melaksanakan cara yang telah terjadi. memilih salah satu cara
dipilih untuk mengendalikan 2) Menemui orang lain perawat/ teman/ mengendalikan halusinasi
halusinasinya. anggota keluarga) untuk menceritakan dan dapat meningkatkan
4. Setelah 2x pertemuan klien halusinasinya. harga diri klien.
mengikuti terapi aktivitas 3) Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan 5. Memberi kesempatan
kelompok. sehari-hari yang telah disusun. kepada klien untuk mencoba
4) Meminta keluarga/ teman/ perawat menyapa cara yang sudah di pilih.
jika sedang berhalusinasi. 6. Stimulasi persepsi dapat
1. Bantu klien memilih cara yang sudah mengurangi perubahan
diajarkan dan latih untuk mencobanya. interpretasi realitas klien
2. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang akibat halusinasi.
dipilih dan dilatih.
3. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih, jika berhasil beri pujian.
4. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi.

4. Klien dapat dukungan 1. Setelah 3x pertemuan keluarga, 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk 1. Untuk mendapatkan
dari keluarga dalam keluarga menyatakan setuju untuk pertemuan (waktu, tempat, dan topik). bantuan keluarga
mengontrol mengikuti pertemuan dengan 2. Diskusikan dengan keluarga (pada saat mengontrol halusinasi.
halusinasinya. perawat. pertemuan keluarga/ kunjungan rumah).
2. Setelah 3x interaksi keluarga 1) Pengertian halusinasi 2. Untuk mengetahui
menyebutkan pengertian, tanda 2) Tanda dan gejala halusinasi. pengetahuan keluarga dan
dan gejala, proses terjadinya 3) Cara yang dapat dilakukan klien dan meningkatkan kemampuan
halusinasi dan tindakan untuk keluarga untuk memutus halusinasi. pengetahuan tentang
mengendalikan halusinasi. 4) Obat-obatan halusinasi. halusinasi
5) Cara merawat anggota keluarga yang 1) Agar keluarga dapat
halusinasi di rumah (beri kegiatan, jangan merawat klien atau
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian anggota keluarga lain
bersama, memantau obat-obatan dan cara yang berhalusinasi
pemberiannya untuk mengatasi dirumah
halusinasi). 2) Keluarga klien menjadi
6) Beri informasi waktu kontrol ke rumah tahu cara mencari
sakit dan bagaimana cara mencari bantuan bantuan jika halusinasi
jika halusinasi tidak dapat diatasi di rumah. tidak dapat diatasi
dirumah.

5.Klien dapat 1. Setelah 2x interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan 1. Dengan menyebutkan dosis,
memanfaatkan obat menyebutkan : kerugian tidak minum obat, nama, warna, frekuensi dan manfaat obat,
dengan baik. 1) Manfaat minum obat dosis, cara, efek terapi dan efek samping diharapkan klien
2) Kerugian tidak minum obat penggunaan minum obat, pantau klien saat melaksanakan program
3) Nama, warna, dosis,efek terapi penggunaan obat pengobatan.
dan efek samping obat 2. Beri pujian jika klien menggunakan obat 2. Menilai kemampuan klien
2. Setelah 2x interaksi klien dengan benar. dalam pengobatannya
mendemontrasikan penggunaan 3. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa sendiri.
obat dengan benar. konsultasi dengan dokter.
3. Setelah 2x interaksi klien 4. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada 3. Program pengobatan dapat
menyebutkan akibat minum obat dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana.
tanpa konsultasi dokter. di inginkan. 4. Dengan mengetahui prinsip
penggunaan obat, maka
kemandirian klien untuk
pengobatan dapat
ditingkatkan secara bertahap

XLVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Inisial Nama : Tn. D Ruangan : Kenanga No RM : 000.987.176
HARI TANGGAL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
JAM
Selasa, 04 April Diagnosa I : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi S :
2023 Pendengaran 1. Klien mengatakan setelah melakukan tutup telinga dan berkata
10.00 – 10.15 SP1P “Pergi pergi suara palsu” suara itu seudah jarang didengar
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien 2. Klien mengatakan tidak takut suara itu
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien 3. Klien mengatakan halusinasinya pendengaran dan bunyinya tidak
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien jelas tetapi ada kata-kata“Awas, Kejar dan gemuruh suara kaki”
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi 4. Klien mengatakan bisikan sering muncul tidak menentu kadang
5. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi muncul kadang tidak, dan suara itu lamanya biasa 5-10 detik,
6. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan bisikan muncul pada saat sedang sendiri,
halusinasi O:
1. Klien tampak tenang
7. Menganjurkan klien memasukan cara menghardik 2. Klien tampak komunikasi 1 arah
halusinasi dlam jadwal kegiatan harian 3. Tampak wajah sedih dan dapat melakukan tindakan menghardik
4. Klien namoak semangat melakukan tindakan menghardik
PK: Anjurkan/motivasi klien untuk latihan menghardik A :
susuai waktu yang dipilih dan memasukan kedalam Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi (+)
jadwal kegiatan harian P:
RTL : Anjurkan klien untuk melakukan menghardik saat klien
mendengarkan suara yang menggangu
Anjurkan klien untuk memasukan ke jadwal kegiatan menghardik ke
jadwal kegiatan harian
PP :
Latihan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

Rabu, 05 April Diagnosa I : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi S :


2023 Pendengaran 1. Klien mengatakan setelah mengobrol dengan perawat hati terasa
09.00 – 09.20 SP2P nyaman dan suara-suara itu sudah jarang terdengar
Melatih klien mangontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain 2. Klien mengatakan suara itu datang ketika klien sedang sendiri
Menganjurkan klien memasukan bercakap-cakap O :
kedalam jadwal kegiatan harian
1. Klien tampak tenang
Pk: Anjurkan/motivasi kien untuk melakukan bercakap- 2. Klien tampak sedang mengobrol dengan perawat
cakap (mengontrol) saat halusinasi itu datang dengan 3. Kontak mata focus pada lawan bicara
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
A:
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi (+)
P:
RTL : Anjurkan klien untuk melakukan bercakap-cakap atau
mengobrol saat suara-suara itu terdengar.
Anjurkan klien untuk memasukan ke jadwal kegiatan bercakap-cakap
ke jadwal kegiatan harian
PP :
Latihan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
didalam ruangan

Kamis 06 April Diagnosa I : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi S :


2023 Pendengaran 1. Klien mengatakan setelah melakukan kegiatan menyapu, suara
09.30 – 10.00 SP2P itusemakin jarang terdengar
Melatih klien mangontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan (kegaiatan yang biasa dilakukan klien) 2. Klien mengatakan senang dapat melakukan tindakan tersebut
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal O :
kegiatan harian
1. Klien tampak tenang
Pk: Anjurkan/motivasi kien untuk melakukan kegiatan 2. Klien tampak senang melakukan kegiatan menyapu
saat halusinasi itu datang memasukkan kedalam jadwal 3. Klien nampak bersemangat
kegiatan harian
A:
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi (+)
P:
RTL : Anjurkan/motivasi klien untuk melakukan kegiatan sehari-hari
saat suara-suara itu terdengar.
Anjurkan klien untuk memasukan ke jadwal kegiatan menyapu,
merapihkan tempat tidur kedalam kegiatan harian
PP :
Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara teratur minum obat

Jum’at, 07 April Diagnosa I : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi S :


2023 Pendengaran 1. Klien mengatakan setelah minum obat terasa nyaman
09.00 – 09.30 SP2P
Melatih klien mengontrol halusinasi dengan melakukan 2. Klien mengatakan setelah minum obat mengantuk
minum obat teratu O:
Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal
1. Klien tampak tenang
kegiatan harian
2. Klien teratur minum obat
Pk: Anjurkan/motivasi kien untuk teratur minum dan 3. Klien nampak bersemangat dan senang
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
A:
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi (+)
P:
RTL : Anjurkan/motivasi klien untuk patuh minum obat
Anjurkan klien untuk memasukan ke jadwal kegiatan minum obat
kedalam kegiatan harian
PP :
Latih cara mengontrol isolasi sosial dengan melakukan cara
berkenalan dengan satu orang

Anda mungkin juga menyukai