Anda di halaman 1dari 51

Skizofrenia

dan Gangguan Psikotik Lainnya


Referensi

 Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan & Sadock's Synopsis of


Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th
Edition, Lippincott Williams & Wilkins, 2007
 Stahl SM, Stahl’s Essential Psychopharmacology:
Neuroscientific Basis and Practical Applications, 3rd
Edition, Cambridge University Press, 2008
 Cardinal RN, Bullmore AT, The Diagnosis of Psychosis,
Cambridge University Press, 2011
Psikotik

Hendaya daya nilai realita, seseorang salah


dalam menilai persepsi dan pikiran mereka
serta menarik kesimpulan yang salah tentang
realita eksternal, meski dihadapkan pada
bukti yang berlawanan.
(American Psychiatric Association)
Psikotik

Gangguan berat dalam fungsi sosial dan


fungsi personal, ditandai oleh penarikan diri
secara sosial dan ketidakmampuan
melakukan tugas-tugas harian dan pekerjaan.
Gangguan Psikotik Primer

 Skizofrenia
 Gangguan Skizofreniform
 Gangguan Skizoafektif
 Gangguan Waham menetap
 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
 Gangguan Psikotik Lain yang tidak
Terspesifikasi
Gangguan Psikotik Sekunder

 Gangguan Psikotik akibat Kondisi Medik Umum:


 Gangguan Neurologis
 Infeksi
 Penyakit Hormonal
 Defisiensi Nutrisi
 Kegagalan Fungsi Organ Tubuh
 Gangguan Elektrolit
 Penyakit Autoimun
 Penyakit Fisik Lainnya
 Gangguan Psikotik yang Diinduksi Zat
Skizofrenia
Skizofrenia

 Skizofrenia adalah sindroma klinik yang


sangat berat, dengan psikopatologi pada
kognisi, emosi, persepsi, dan perilaku.
Epidemiologi Skizofrenia

 Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia


sebesar 1%

 Prevalensi pada laki-laki tidak berbeda


dengan perempuan
Etiologi Skizofrenia

 Pada abad 19, belum ditemukan dasar


neuropatologis pada skizofrenia, sehingga
skizofrenia diklasifikasikan sebagai gangguan
fungsional.

 Pada akhir abad 20, para peneliti berhasil


menemukan dasar neuropatologis pada
skizofrenia
Etiologi Skizofrenia

Bio - psychosocial
Faktor Biologik

 Dasar neuropatologi: terutama di sistem


limbik dan ganglia basalis, dan juga di korteks
serebri, thalamus dan batang otak
 Volume otak berkurang akibat penurunan
densitas akson, dendrit, dan sinaps yang
berfungsi memediasi fungsi otak
Faktor Biologik

 Pembesaran ventrikel lateral dan ventrikel


ketiga serta pengurangan volume kortikal
 Pengurangan simetrisitas pada beberapa
area di otak
 Abnormalitas anatomi korteks prefrontal
 Abnormalitas dan gangguan sirkuit saraf otak
 Abnormalitas dan gangguan metabolisme
otak
Faktor Genetik

 Alpha-7 nicotinic receptor, DISC 1, GRM 3,


COMT, NRG 1, RGS 4, and G 72
 Mutasi gen dystrobrevin (DTNBP1) dan
neureglin 1
Faktor Genetik

Prevalensi Skizofrenia pada Populasi Khusus


Populasi Prev (%)
Populasi umum 1
Saudara kandung pasien skizofrenia 8
Anak dengan salah satu orang tua menderita 12
skizofrenia
Saudara kembar dizygot dari pasien skizofrenia 12
Anak dengan kedua orang tua menderita skizofrenia 40
Saudara kembar monozygot dari pasien skizofrenia 47
Faktor Biochemical

 Hipotesis Dopamin:
Pada skizofrenia terdapat hiperaktifitas sistem
dopamine pada jaras mesolimbik dan
hipoaktifitas sistem dopamin pada jaras
mesocortikal
5 Jaras Dopamin pada Otak
Hipotesis Neurodevelopmental
pada Skizofrenia
Teori Neurodegenerative
pada Skizofrenia
Pencitraan Otak pada Skizofrenia
Faktor Psikososial

 Teori Belajar

 Anak yang kelak menderita skizofrenia


mempelajari reaksi irasional dan cara berpikir
dengan meniru orang tuanya yang mengalami
masalah emosional bermakna.

 Hubungan interpersonal yang buruk


berkembang akibat model yang buruk saat masa
anak.
Teori Psikoanalisa

 Simptom/gejala yang bervariasi memiliki


makna simbolik secara individual
Faktor Psikososial

 Dinamika Keluarga
Tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa pola keluarga
tertentu merupakan penyebab terjadinya skizofrenia.

 Double Bind
Gregory Bateson and Donald Jackson
 Schisms and Skewed Families
Theodore Lidz
 Pseudomutual and Pseudohostile Families
Lyman Wynne
 Expressed Emotion
Double Bind

 Anak menerima pesan yang konfliktual dari


orang tua tentang perasaan, sikap dan
perilaku. Anak memasuki kondisi psikotik
untuk lari dari kebingungan yang tidak dapat
ia atasi.
Schisms and Skewed Families

 Keretakan antara orang tua, satu orang tua


terlalu dekat kepada anak dengan jenis
kelamin yang berlawanan

 Hubungan anak cenderung lebih dekat


kepada satu orang tua, terjadi perebutan
kekuasaan antara kedua orang tua dan
menghasilkan dominasi dari salah satu orang
tua.
Pseudomutual
and Pseudohostile Families
 Supresi ekspresi emosi, secara konstan
menggunakan komunikasi verbal yang unik
(pseudomutual atau pseudohostile).
 Saat anak harus berkomunikasi dengan orang
di lingkungan di luar rumah, timbul masalah
karena komunikasi verbal anak tidak dapat
dipahami orang sekeliling.
High Expressed Emotion

 Secara berlebihan mengkritik, menunjukan


rasa permusuhan, dan keterlibatan
berlebihan terhadap penderita skizofrenia
Kriteria Diagnostik - DSM-IV-TR
 Karakteristik gejala: Dua (atau lebih) gejala berikut,
berlangsung dalam jangka waktu yang bermakna selama 1
bulan (atau kurang jika telah berhasil diterapi):
 waham
 halusinasi
 Pembicaraan yang kacau
 Perilaku kacau atau perilaku katatonik
 Gejala negatif
 Gangguan fungsi sosial/pekerjaan
 Durasi: Tanda dari gangguan tersebut menetap selama
sedikitnya 6 bulan, termasuk sedikitnya 1 bulan gejala
karekteristik (atau kurang bila telah berhasil diterapi) dan
dapat mencakup masa prodromal atau residual.
Simptom Positif

 Delusions
 Hallucinations
 Distortions or exaggerations in language and
communication
 Disorganized speech
 Disorganized behavior
 Catatonic behavior
 Agitation
Simptom Negatif
 Blunted affect
 Emotional withdrawal
 Poor rapport
 Passivity
 Apathetic social withdrawal
 Difficulty in abstract thinking
 Lack of spontaneity
 Stereotyped thinking
 Alogia: restrictions in fluency and productivity of thought and
speech
 Avolition: restrictions in initiation of goal-directed behavior
 Anhedonia: lack of pleasure
 Attentional impairment
Subtipe Skizofrenia

 Paranoid
 Hebefrenik
 Kataton
 Tidak terdiferensiasi
 Residual
Skizofrenia tipe Paranoid

 Preokupasi dengan satu atau lebih waham


atau halusinasi auditorik yang sering
 Hal berikut ini tidak menonjol: bicara kacau,
perilaku kacau atau katatonik, afek datar
atau tidak sesuai
Skizofrenia tipe Hebefrenik

 Semua gejala beriku menonjol:


 Pembicaraan kacau
 Perlaku kacau
 Afek datar atau tidak sesuai
 Tidak memenuhi kriteria tipe Katatonik
Skizofrenia tipe Katatonik

 Imobilitas motorik, dibuktikan dengan katalepsi


(termasuk cerea fleksibilitas) atau stupor
 Aktivitas motorik berlebihan (yang tampak idak
bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus
eksternal)
 Negativisme yang ekstrim atau mutisme
 Gerakan volunter yang aneh dibuktikan dengan
posturing (postur yang tidak sesuai atau bizarre),
gerakan stereotipi, mannerisma, atau grimacing
 Echolalia atau echopraxia
Skizofrenia
yang Tidak Terdiferensiasi

 Memenuhi kriteria A, namun tidak memenuhi


kriteria tipe paranoid, hebefrenik maupun
katatonik
Skizofrenia tipe Residual

 Tidak terdapat waham, halusinasi , bicara


kacau, perilaku kacau atau katatonik yang
menonjol.
 Terdapat bukti bahwa gangguan masih
berlanjut, ditandai dengan adanya gejala
negatif, atau dua atau lebih gejala seperti
pada kriteria A untuk skizofrenia, dalam
derajat ringan (keyakinan yang aneh,
pengalaman perseptual yang tidak biasa)
Diagnosis Banding
Schizophrenia-Like Symptoms

Medical dan Neurological


 Substance induced amphetamine, hallucinogens, belladonna
alkaloids, alcohol hallucinosis, barbiturate withdrawal, cocaine,
phencyclidine
 Epilepsy, especially temporal lobe epilepsy
 Neoplasm, cerebrovascular disease, or trauma especially frontal or
limbic
 AIDS, B12 deficiency, Carbon monoxide poisoning,  Cerebral
lipoidosis, Creutzfeldt-Jakob disease, Heavy metal poisoning,
Herpes encephalitis, Huntington's Disease,  Neurosyphilis, Normal
pressure hydrocephalus, Systemic lupus Erythematosus,
 Wernicke-Korsakoff syndrome, Wilson's disease, etc
Diagnosis Banding
Schizophrenia-Like Symptoms

Psychiatric
 Atypical psychosis
 Autistic disorder
 Brief psychotic disorder
 Delusional disorder
 Factitious disorder
 Malingering
 Mood disorders
 Obsessive-compulsive disorder
 Personality disorders
 Schizoaffective disorder
 Schizophrenia
 Schizophreniform disorder
Diagnosis Banding
 Mood Disorders
 Delusions seen with psychotic depression are typically mood
congruent and involve themes such as guilt, deserved
punishment. Psychotic symptoms resolve completely with the
resolution of depression
 A full-blown manic episode often presents with delusions and
sometimes hallucinations. Delusions in mania are most often
mood congruent and typically involve grandiose themes.
 Personality Disorders
Schizotypal, schizoid, and borderline personality disorders are the
personality disorders with the most similar symptoms. Severe
obsessive-compulsive personality disorder may mask an
underlying schizophrenic process.
 Malingering and Factitious Disorders
Diagnosis Banding

 Schizophreniform disorder
The symptoms have a duration of at least 1 month but less than 6
months.
 Brief psychotic disorder
The symptoms have lasted at least 1 day but less than 1 month,
and there may also be a precipitating traumatic event
 Schizoaffective disorder:
a manic or depressive syndrome develops concurrently with the
major symptoms of schizophrenia
 Delusional disorder
Nonbizarre delusions present for at least 1 month without other
symptoms of schizophrenia or a mood disorder
Perjalanan Penyakit dan Prognosis

 Perjalanan penyakit klasik pada skizofrenia


adalah eksaserbasi dan remisi

 Terjadi deteriorisasi/perburukan pada fungsi


dasar pasien setiap kali terjadi kekambuhan
 sangat penting mencegah kekambuhan
Perjalanan Penyakit dan Prognosis

 Estimasi:
 20 - 30 persen pasien skizofrenia dapat
menjalani kehidupan yang normal
 20 - 30 persen pasien skizofrenia terus
mengalami gejala derajat sedang
 40 - 60 persen pasien skizofrenia
terganggu secara bermakna oleh gejala
penyakitnya sepanjang hidupnya
Terapi Skizofrenia

 Obat antipsikotik merupakan terapi utama


untuk skizofrenia

 Electro Convulsion Therapy (ECT)


Efektifitas ECT sama baiknya dengan obat
antipsikotik dan lebih efektif dari psikoterapi
Terapi Skizofrenia

 Pasien yang mendapatkan antipsikotik dosis


pemeliharaan memiliki angka kekambuhan
yang jauh lebih rendah dibandingkan pasien
yang putus obat
 Penghentian obat antipsikotik dapat
meningkatkan risiko kekambuhan sebesar 5
kali lebih besar dibandingkan pasien yang
tetap mendapat obat antipsikotik.
Terapi Skizofrenia

 Intervensi psikososial, termasuk psikoterapi,


bermanfaat sebagai terapi tambahan
disamping obat antipsikotik untuk perbaikan
klinis
Gangguan Psikotik Lainnya

 Gangguan Skizofreniform
 Gangguan Skizoafektif
 Gangguan Waham menetap
 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
 Gangguan Psikotik Lain yang tidak
Terspesifikasi
Gangguan Skizoafektif
Gangguan Skizofreniform
Gangguan Waham Menetap
Gangguan Psikotik Akut
dan Sementara
Gangguan Psikotik Lain
yang tidak Terspesifikasi

Anda mungkin juga menyukai