Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT,yang senantiasa memberikan


rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Filsafat Manusia yang berjudul Pengantar Filsafat,Hakekat dan Peran
Manusia. Penulis berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan dapat memberi semangat serta motivasi yang tinggi dalam
meningkatkan proses belajar-mengajar.

Dengan demikian, disadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna serta keterbatasan kemampuan baik dari segi isi, metodelogi penulisan
maupun bahasanya untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................


B. Rumusan Masalah...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Manusia ..........................................................


B. Hakikat Manusia .............................................................................
C. Peran Manusia.................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Kirkam, Ricahrd L.. Teori-Teori Kebenaran Pengantar Kritis dan


Komperhensi. Terj, M. Khozim. Bandung : Nus Media,2017.

Rahmadi, Emi Atriasari. Filsafat Manusia dalam Memetika Richard Brodie


Pengaruh Iklan Komersial terhadap Kesadaran dan Kebebasan Manusia).
Jurnal UGM, Jurnal Filsafat Vol.20, Nomor 1. (April 2010).

Susanto, Happy, Filsafat Manusia Ibnu Arabi. UNIDA GONTOR Journals,


Vol 10 No. 1. (Mei 2014).

Takwin, Bagus. 2003. Filsafat Timur : Sebuah Pengantar ke Pemikiran-


Pemikiran Timur. Yogyakarta : Jalasutra.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentangmanusia artinya kita belajar menganai diri kita sendiri. Manusia
sebagai makhluk yang unik di Bumi ini. Amnusia memiliki akal yang menjadikannya
terlihat sempurna dari makhluk lainnya yang ada di Bumi ini. Dengan mengembangkan
akal, manusia dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya serta mampu
mengatur dan mengelola alam semesta ini. Manusia juga memiliki unsur lain yakni hati,
dengan hati manusia dapat menjadikan dirinya bermoral.

Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini merupakan bentuk pertangung
jawaban mahasiswa terhadap dosen serta mata kuliah “Filsafat Manusia” dan sebagai
pandua untuk lebih mengetahui tentang hakikat dan peran manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud filsafat manusia?

2. Apa itu Hakikat Manusia?

3. Apa saja peran manusia?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Manusia

Definisi manusia secara etimologi, Filsafat, dalam bahasa Yunani kuno, berasal
dari kata philos yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan, kearifan.
Sehinga filsafat sendiri yaitu mencintai kebenaran, atau usaha untuk memperoleh
kebenaran dalam segala hal. Filsafat menghindari sumber-sumber pengetahuan
selain kegiatan berpikir. Ilmu pengetahuan diperoleh dari kegiatan berfikir yang
disertai dengan pembuktian-pembuktian empirik (Takwin, 2003 : 23).

Berfilsafat berarti juga melakukan berpikir kritis (Takwin, 2003: 20). Oleh
Takwin pula, (2003 : 19) Filsafat dapat disimpulkan dengan upaya, proses bukan
produk. Sehingga menurutnya, Filsafat adalah sesuatu yang terus-menerus
berlangsung, tak ada kata putus, tak ada ujung. Bagi Al-Razi, (seperti yang dikutip
oleh Takwin) (2003 : 121) tujuan filsafat adalah menjadikan seseorang mendekati
sifat-sifat Tuhan dalam arti berusaha terus-menerus mencapai hal-hal yang baik
dalam hidupnya.

Sedangkan definisi dari manusia adalah salah satu jenis makhluk hidup dari 3
jenis makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan. Mereka berorgan lengkap,
memiliki akal pikiran, qalb dan dapat bergerak bebas. Oleh Rahmadi, (2010 : 84),
Manusia merupakan makhluk berakal budi,yang membedakannya dengan
makhluk hidup lain dan menjadi salah satu kekhasan manusia yang menjadi dasar
mertabatnya.

Sehingga dapat ditarik definisi utuh dari Filsafat Manusia adalah usaha untuk
memperoleh kebenaran tentang makhluk berorgan lengkap, memiliki akal pikiran,
qalb, dan dapat bergerak bebas ini (Manusia). Kemudian, kebenaran yang
dimaksud ialah kajian Filsafat Manusia, oleh Louis Leahy mengatakan bahwa ada
2 inti pokok dalam mempelajari Filsafat Manusia, yaitu :

1. Mempelajari Filsafat Manusia untuk mendapatkan Hakekat Manusia.

2. Mempelajari Filsafat Manusia untuk mendapatka fungsi dari keberadaan


manusia di Dunia (Eksistensi).

Menurut Susanto, definisi Filsafat Manusia yaitu, kajian tentang hakikat


manusia dan berbagai macam karakteristik yang dimiliki serta pengaruhnya dalam
kehidupan (Susanto, 2014 :110).
B. Hakikat Manusia

Hakikat dalam KBBI online didefinisikan sebagai intisari atau dasar, kenyataan
yang sebenarnya. Kemudian, dapatkah saya menarik maksud dari Hakikat
Manusia adalah intisari atau dasar dari kehidupan Manusia.

Hakikat manusia menurut Ibnu Arabi adalah makhluk yang sempurna karena
mampu menghadirkan setiap nama Tuhan dalam kehidupan yang nyata. Manusia
sempurna adalah tujuan Tuhan dalam meciptakan kosmos, karena manusia
dimungkinkan menampakkan sifat-sifat-Nya secara total. Ibnu Arabi
menyebutkan manusia paling sempurna adalah para wakil atau utusan Tuhan.
Mereka mewarisi ilmu-ilmu pengetahuan dan akhlak mulia dan menempati
kedudukan tertinggi dari seluruh situasi manusia. Kesempurnaan manusia ini
bukan berarti akan sampai pada derajat ketuhanan, karena Tuhan tidak sama
dengan siapa pun dan dengan apa pun Susanto, 2014 : 125).

Perpaduan antara kedua unsur Manusia (Materi & Non Materi) merupakan
hakikat dari eksistensi manusia. Dengan demikian hakikat manusia menurut
strukturnya, adalah sebagai berikut : Manusia adalah materi yang memiliki
kemampuanberadbtasi dengan dunia disekitarnya dan memiliki kepribadian yang
menjadikannya unik atau berbeda dengan materi yang lain.

Selain itu, konsep hakikat manusia merupakan pemikiran fundamental Gus Dur
dalam memberikan apresiasi luas terhadap segala hal, baik dalam kehidupan
manusia dan dalam memberikan perhatian pada kesejahteraan setiap individu.
Tampaknya Gus Dur memang benar-benar memposisikan manusia pada tempat
yang sebenarnya. Terbukti dalam setiap langkahnya, Gus Dur selalu
mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan.

Menurutnya, manusia adalah satu-satunya makhluk yang mempunyai


kesempurnaan keadaan yang paling tinggi dalam setiap ciptaan Tuhan. Ia adalah
makhluk yang dilengkapi akal, perasaan dan keterampilan untuk mengembangkan
diri. Segala kelengkapan itu tidak dimilki makhluk lainnya.

Ditinjau dari aspek ini sesungguhnya seluruh manusia memiliki kedudukan


yang tinggi dalam tatanan kosmologi sehingga setiap individu harus memeperoleh
perlakuan dan hak-hak dasar yang sama. Karena posisi manusia yang tinggi itu
menuntut pula penghargaan kepada nilai-nilai dasar kehidupan manusia yang
sesuai dengan materinya. Hal itu menuntut agar manusia dipandang sebagai
manusia.

Hak-hak dasar itu tidak lain ialah nilai-nilai dasar manusia. Nilai-nilai dasar
manusia merupakan dimensi-dimensi kemanusiaan yang memang sudah melekat
dalam diri manusia sejak lahir. Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud ialah
dimensi materi, keyakinan, moralitas, kepemilikan, kreativitas dan
rasionalitasnya.

Apa yang disebutkan tadi merupakan dimensi-dimensi kemanusiaan yang


bersifat universal, karena setiap individual pasti mempunyai dimensi-dimensi itu.
melekatnya fitrah dalam diri manusia , menjadikan manusia berbeda dengan
makhluk lainnya. Dalam artian, fitrahnya menjadikan manusia sebagai makhluk
termulia di jagad raya.

Untuk menjadi manusia seutuhnya, manusia harus memberikan ruang gerak


yang cukup bagi dirinya sendiri di luar dan di dalam dirinya sendiri. Maka dari itu
dimensi-dimensi tersebut harus dilindungi demi lahirnya kebebasan dimensi-
dimensi manusia dalam rangka perkembangan hidup manusia yang optimal.
Kebebasan tersebut menjadikan manusia dapat mengembangkan pemikiran dan
kepribadiannya tanpa intervensi dari luar baginya. Jika kalau tidak demikian,
sebagai individu cenderung memperlakukan dirinya secara berlebihan.

Akhirnya kebebasan keakuan manusia justru akan mengganggu manusia


lainnya dalam meraih hakikatnya sebagai manusia.

C. Peran Manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya, dalam menjalankan kehidupan yang mempunyai banyak peranan
antara lain :

1. Peranan individu, maksudnya bagaimana seorang individu menjalankan


perananya sebagai makhluk sosial dalam berhubungan dengan individu lain
atau dalam kehidupan seperti atasan dan bawahan.

2. Peranan organisasi, atau kelompok merupakan kerja sama dua orang atau
lebih dalam menjalankanperannya sebgai harapan pada orang lain.

Dari penjelasan di atas dapat dibedakan menjadi berbagai macam peranan


seseorang atau kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun, dalam
pelaksanaan peranan itu terbukti dengan adanya usaha untuk menggerakan orang
atau kelompok yang bersangkutan agar dapat berperan dalam suatu program atau
kegiatan.

Sedangkan peranan (Role) merupakan proses dinamis kedudukan (status).


Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena
yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.

Definisi peranan menurut Mason Gross ialah sebagai seperangkat harapan-


harapan yang dikenakan pada individu yang menempatkan kedudukan sosial
tertentu. R. Linton peran adalah the dynamic aspect of status. Dengan kata lain,
seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya. Sedangkan
menurut Merto, pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena
menduduki status social tertentu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah dogma yang tidak asing lagi bagi kalangan orang-orang yang
mempelajari atau pernah berhubungan dengan ilmu yang bernama filsafat. Dalam
ilmu filsafat lebih mengedepankan kebebeasan berfikir. Kebebasan berpikir
menggunakan logika dengan batasan-batasan yang sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang dianutnya.

Berpikir menggunakan logika untuk menemukan suatu kebenaran bukan hanya


untuk orang yang mendalami ilmu filsafat saja. Akan tetapi setiap manusia yang
memiliki akal dan pikiran haruslah menggunakan pemikirannya dengan sebaik
mungkin. Tidak semua orang mau mempertanyakan gejala-gejala yang ada di
kehidupannya. Banyak orangorang hanya berpuas saja dengan apa yang telah
dikatakan orang sebelumnya tanpa mau mengoreksinya.

Kecendrungan untuk tidak mau terlalu menggunakan pikiran dalam kehidupan


itu lah yang akhirnya membuat orang tidak mengetahui makna hidup itu sendiri.
Sebagai seorang yang berakal, tentunya kita perlu memikirkan tentang mengapa
kita hidup, ntuk apa kita hidup, bagaimana kehidupan setelah ini. Akan sangat
emnajdi hal penting bagi setiap manusia jika dia mengetahui hakikat dari
kehidupannya. Akan sangat sia-sia hidup seseorang jika hanya hidup untuk
sekedar hidup.

Anda mungkin juga menyukai