Anda di halaman 1dari 15

7 Kegawatdaruratan Neurologi

Status Epileptikus

Definisi SE konvulsif tonik klonik adalah bangkitan epileptik yang berlangsung secara terus menerus selama
minimal 30 menit atau berulang tanpa pulihnya kesadaran diantara bangkitan.

1. Proses Akut
• Gangguan metabolik: gangguan elektrolit, hipoglikemia, dan gangguan ginjal
• Sepsis
• Infeksi susunan saraf pusat: meningitis, ensefalitis, dan abses
• Stroke: stroke iskemik, perdarahan intraserebral, perdarahan subaraknoid, dan trombosis sinus serebral
• Trauma kepala dengan atau tanpa hematom epidural atau subdural
• Obat-obatan:
- Intoksikasi obat atau alkohol.
- Withdrawal obat golongan opiod, benzodiazepin, barbiturat, atau alkohol.
• Hipoksia
• Ensefalopati hipertensif, sindrom ensefalopati posterior reversibel
• Ensefalitis autoimun
2. Proses Kronik
• Epilepsi: penghentian atau penurunan obat anti epilepsi (OAE)
• Penyalahgunaan alkohol kronik
• Gangguan susunan saraf pusat lampau ( misalnya pascastroke, pascaensefalitis)
• Gangguan metabolisme bawaan pada anak
3. Proses Progresif
• Tumor susunan saraf pus at
Stroke

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) Monica Project adalah gangguan
fungsional otak fokal maupun global secara akut, lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah
atau meninggal), berasal dari gangguan aliran darah otak. Termasuk didalamnya adalah
perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral dan iskemik atau infark otak
Cedera Kepala

Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang menimpa struktur kepala
sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak

Berdasarkan tingkat kesadaran, cedera kepala dapat dibagi menjadi:


a. Cedera kepala minimal: SKG 15; tidak ada pingsan, tidak ada defisit neurologis, CT scan otak
normal.
b. Cedera kepala ringan: SKG 13-15, terdapat pingsan kurang dari 10 menit, tidak terdapat defisit
neurologis, CT scan otak normal.
c. Cedera kepala sedang: SKG 9-12, terdapat pingsan 10 menit-6 jam, terdapat defisit neurologis, CT
scan otak abnormal.
d. Cedera kepala berat: SKG 3-8, terdapat pingsan lebih dari 6 jam, terdapat deficit neurologis, CT scan
otak abnormal.
1. Epidural Hematoma (EDH).
EDH adalah adanya darah di ruang epidural yaitu ruang potensial antara tabula interna tulang tengkorak
dan duramater. EDH dapat menimbulkan penurunan kesadaran, adanya lusid interval selama beberapa
jam dan kemudian terjadi deficit neurologis berupa hemiparesis kontralateral dan dilatasi pupil ipsilateral.
Gejala lain yang ditimbulkan antara lain sakit kepala, muntah, kejang dan hemiparesis.
2. Subdural Hematoma (SDH).
Perdarahan subdural adalah perdarahan antara duramater dan arachnoid, yang biasanya meliputi
perdarahan vena. Terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Perdarahan subdural akut
SDH akut adalah terkumpulnya darah di ruang subdural yang terjadi akut (0-2 hari). Perdarahan ini terjadi
akibat robeknya vena-vena kecil dipermukaan korteks cerebri. Gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan
mengantuk, dan kebingungan, respon yang lambat, serta gelisah. Keadaan kritis terlihat dengan adanya
perlambatan reaksi ipsilateral pupil. Perdarahan subdural akut sering dihubungkan dengan cedera otak
besar dan cedera batang otak.
b. Perdarahan subdural subakut
Perdarahan subdural subakut, biasanya terjadi 2-14 hari setelah cedera dan dihubungkan dengan kontusio
serebri yang agak berat. Tekanan serebral yang terus-menerus menyebabkan penurunan tingkat
kesadaran.
c. Perdarahan subdural kronis
Terjadi karena luka ringan. Mulanya perdarahan kecil memasuki ruang subdural. Beberapa minggu
kemudian menumpuk di sekitar membran vaskuler dan secara pelanpelan ia meluas, bisanya terjadi lebih
dari 14 hari. Gejala mungkin tidak terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Pada proses yang
lama akan terjadi penurunan reaksi pupil dan motorik.
3. Intracerebral Hematoma (ICH).
Intracerebral Hematoma adalah area perdarahan yang homogen dan konfluen yang terdapat di dalam
parenkim otak. ICH bukan disebabkan oleh benturan antara parenkim otak dengan tulang tengkorak,
tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi dan deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pecahnya
pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak atau pembuluh darah kortikal dan
subkortikal.
4. Subarahnoid Hematoma (SAH) Traumatik.
Perdarahan subarahnoid diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah kortikal baik arteri maupun vena
dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat memasuki ruang subarahnoid.
Meningitis

Gejala meningitis virus adalah sebagai berikut:

 Tubuh terasa lelah


 Sakit kepala
 Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
 Demam ringan
 Sakit maag
 Diare

Meningitis bakteri menimbulkan gejala yang lebih serius, sehingga penanganan perlu segera
dilakukan untuk mencegah kondisi yang semakin memburuk. Jenis meningitis ini memiliki gejala
yang muncul secara cepat dan meliputi:

 Demam dan menggigil, terutama pada bayi dan anak-anak


 Mual dan muntah
 Sakit kepala hebat
 Leher kaku
 Linglung
GBS
Sindrom Guillain Barre (GBS) atau dikenali sebagai acute inflammatory demyelinating polyradiculopathy
(AIDP), merupakan jenis neuropati akut yang paling umum dan dapat terjadi pada semua golongan usia.
GBS juga merupakan penyebab paling umum terjadinya paralisis flaksid akut, dengan insiden tahunan
sekitar 1–2 per 100.000 orang per tahun di dunia
GBS terjadi karena sistem imun dari penderita menyerang sistem saraf perifer dan menyebabkan
kerusakan pada sel saraf meskipun patogenesis yang pasti masih belum diketahui
Gejala klinis dari GBS umumnya terjadi kelemahan bilateral yang progresif dan didahului baal selama 2-3
minggu setelah mengalami demam. Baal dan kelemahan terjadi dari ekstremitas bawah bagian distal
kemudian menjalar ke bagian proksimal ke ekstremitas atas.

Tanda minimum untuk penegakkan diagnosis


Kelemahan progresif pada kedua lengan dan tungkai (dimulai dari ekstremitas bawah)
Hiporefleksia atau arefleksia

Tanda yang memperkuat diagnosis


Perburukan gejala kurang atau sama dengan 28 hari (4 minggu)
Pola distribusi deficit neurologis yang simetris
Gangguan sensorik minimal
Gangguan nervus kranial, terutama kelemahan otot fasialis bilateral
Disfungsi saraf otonom
Nyeri
Peningkatan protein pada CSS
Gambaran elektrodiagnostik khas sesuai dengan SGB

Tanda yang meragukan diagnosis


Disfungsi pernapasan berat lebih dominan daripada kelemahan ekstremitas pada awal onset
Gangguan sensorik lebih dominan daripada kelemahan esktremitas pada awal onset
Gangguan BAK atau BAB pada awal onset
Demam pada awal onset
Defisit sensorik berbatas tegas
Progresivitas lambat dengan gangguan motorik minimal tanpa keterlibatan system pernapasan
Kelemahan asimetris persisten
Gangguan BAK atau BAB persisten
Peningkatan jumlah sel mononuclear pada CSS
Peningkatan sel PMN pada CSS

Anda mungkin juga menyukai