Kelompok 3 : Arif Anggidinata Puspa Ayu Navratilova Erfika Yuliza Reka Metha Reviana Joseph Irwanto Jefta Kurnia Ary Gustry A.P M.Sulfikar Cahaya Cinta Utari Eva Yanti Sentosa Sinaga Monica Nasution
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prodi Pendidikan Dokter Universitas Batam 2012
1
K3
Mekanisme
Pencegahan
Otot trapezius dibagi menjadi beberapa bagian : a. Uppertrapezius Origo : Squama ossia occipital diantara linea suprema dan linea nuchalis superior
Insertion : sepertiga acromeon clavikula Fungsinya : menahan gelang bahu dan lengan agar tidak jatuh. Rotasi kepala ke arah kontra lateral. b. Middle Trapezius Origo : Procesus spinatus pada vertebra dan cervical bawah dan thorakal atas Insertion : Pada acromeon
7
a. M.ekstensor Carpi radialis Longus Origo : crista supra condylaris lateralis humerus Insertion : basis metacarpal 11 Innervasi : N.radialis C6 dan C7 Fungsi : ekstensi dan abduksi tangan b.. M.Ekstensor Carpi radialis brevis
8
FISIOLOGI Kontraksi otot Potensial Aksi 1. Tahap Istirahat (-90 milivolt dalam membrane) 2. Tahap Depolarisai ( membrane permeable terhadap ion natrium (muatan positif) dari -90 milivolt makin mendekati positif. 3. Tahap Repolarisaai (kanal natrium mulai menutup) kalium terbuka membuat potensial membrane berangsur kembali ). Mekanisme Kontraksi Otot
9
10
A. ETIOLOGI 1. Pekerjaan yang sangat berulang 2. Pekerjaan yang membutuhkan sejumlah tenaga kerja atau menggunakan tenaga pada lengan 3. Postur yang janggal saat melakukan aktifitas tertentu 4. Tidak cukup waktu istirahat sehingga menjadi sangat letih 5. Tenaga kerja yang sudah berumur dengan daya tahan yang berkurang 6. Kelelahan saat bekerja
B. MEKANISME NYERI, KRAM, RASA BAAL DAN KEKAUAN a. Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat
11
b. Rasa kebas/baal (numbness) dapat dirasakan apabila mekanisme interpretasi sensasi nyeri dihambat karena ketidakstabilan proses biokimiawi ion Na+. Sama halnya pada contoh dengan local anestesi mengahambat pengeluaran ion Na+ dengan memblokir Na+ gated.
c. Hypertonus (Kaku) otot dapat menyebabkan rasa sakit. Pada umumnya otot-otot yang terlibat adalah postural system. Nosiseptif stimulus diterima oleh serabut-serabut afferent ke spinal cord, menghasilkan kontraksi beberapa otot akibat spinal motor reflexes. Nosiseptif stimuli ini dapat dijumpai di beberapa tempat seperti kulit visceral organ, bahkan otot sendiri. Reflek ini sendiri sebenarnya bermanfaat bagi tubuh kita, misalnya withdrawal reflex merupakan mekanisme survival dari organisme. Disamping berfungsi tersebut, kita juga sadari bahwa kontraksi-kontraksi tadi dapat
meningkatkan rasa sakit, melalui nosiseptor di dalam otot dan tendon. Makin sering dan kuat nosiseptor tersebut terstimulasi, makin kuat reflek aktifitas terhadap otot-otot tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasa sakit, sehingga menimbulkan keadaan vicious circle, kondisi ini akan diperburuk lagi dengan adanya ischemia local, sebagai akibat dari kontrksi otot yang kuat dan terus menerus atau mikrosirkulasi yang tidak adekuat sebagai akibat dari disregulasi system simpatik.
C. MEKANISME KRAM/BAAL OTOT Ganong, menguraikan bahwa rangsang berulang yang diberikan sebelum masa relaksasi akan menghasilkan penggiatan tambahan terhadap elemen kontraktil, dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Fenomena ini dikenal sebagai penjumlahan kontraksi. Tegangan yang terbentuk selama penjumlahan kontraksi jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi selama kontraksi kedutan otot tunggal. Dengan rangsangan berulang yang cepat, penggiatan mekanisme kontraktil terjadi berulang-ulang sebelum sampai pada masa relaksasi. Masing-masing respon
13
Rangsang berulang yang diionkan sebelum masa relaksasimenghasilkan penggiatan tambahan pada elemen kontraktil, dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Tegangan yangterbentuk sebelum penambahan kontraksi lebih besar dari kontraksikedutan.
Dengan rangsangan yang hilang dengan cepat penggiliran mekanisme kontraksi terjadi berulang-ulang sebelum mencapai masa relaksasi.
Masing-masing respon tersebut digabung jadi satu kontraksi berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau mekanisme otot berlebihan atau kram otot.
B. Raynauds syndrome Atau yang lebih dikenal dengan white finger disease merupakan masalah WMSD di saraf dan pembuluh darah tangan. Sindrom ini sering disebabkan oleh penggunaan peralatan kerja yang menimbulkan getaran. Akibat getaran ini serta rendahnya temperatur lingkungan kerja, pekerja kemudian mengalami mati rasa dan kebas pada jari-jari tangannya. Jemari pekerja kemudian berubah menjadi putih pucat, kemudian biru, dan akhirnya merah. Keadaan mati rasa dan lemas pada tangan ini kemudian membatasi gerakan pekerja untuk memegang benda kerja dengan baik dan turut mengganggu kemampuan pekerja secara keseluruhan untuk bekerja dengan baik. Kondisi pekerja yang merokok dapat memperburuk kondisi ini dengan mengurangi pasokan oksigen ke dalam jari-jari tangan.
C. Thoraris outlet syndrome Merupakan diagnosa WMSD lainnya. Sindrom ini berupa pengurangan aliran darah di daerah bahu dan lengan, yang disebabkan oleh pekerjaan di atas kepala atau membawa beban berat di tangan dengan posisi lengan yang lurus ke bawah terus-menerus. Diagnosa lainnya adalah Carpet layers knee, yaitu sindrom WMSD yang disebabkan oleh lutut yang berulang kali bertumpu di lantai, saat melakukan pekerjaan menggelar karpet.
E.PENATALAKSANAAN
16
Obat Dalam banyak kasus, pasien yang diresepkan pengobatan sebelum menerima bentukbentuk lain dari terapi. Obat-obatan untuk nyeri dapat mencakup:
1.
Penghilang rasa sakit non-aspirin Obat-obatan ini, Seperti asetaminofen (Tylenol), meringankan nyeri ringan dan kadang-kadang dikombinasikan denga nobat lain untuk memberikan pereda nyeri yang lebih besar.
2.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) Termasuk ibuprofen (Motrin) atau naproxen (Aleve, Naprosyn) digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan.
3. 4.
Suntikan anestesi local Kadang-kadang dikombinasikan dengan kortikosteroid, dapat disuntikkan di sekitar akar saraf atau ke dalam otot dan sendi untuk meringankan iritasi, bengkak, dan kejang otot.
Terapi fisik dan air. Sebuah physiatrist (dokter yang mengkhususkan diri dalam rehabilitasi obat-obatan) atau ahli terapi fisik mungkin meresepkan dirancang khusus program latihan untuk meningkatkan fungsi dan mengurangi nyeri. Pilihan terapi lain fisik di klinik nyeri mungkin termasuk terapi whirl pool, USG, dan dalam-otot pijat.
17
StimulasiListrik . Bentuk yang paling umum dari stimulasi listrik yang digunakan dalam manajemen nyeri saraf stimulasi listrik transkutan (TENS), suatu teknik yang menggunakan kecil, baterai-dioperasikan perangkat untuk merangsang serat saraf melalui kulit.
Akupunktur Teknik relaksasi. Selain konseling, kesehatan mental professional dapat mengajarkan Anda teknik selfhelp seperti pelatihan relaksasi atau biofeedback untuk mengurangi stress dan meredakan nyeri.
Bedah. Meskipun kadang-kadang diperlukan operasi jelas untuk meringankan masalah yang menyebabkan nyeri, ini adalah pengobatan pilihan terakhir.
F.KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS Sebagian besar individudengan cederastres yang berulangsembuh sepenuhnyadandapat menghindari cedera kembali dengan cara: Mengubah cara mereka melakukan gerakan-gerakan berulang Mengubah frekuensi dari gerakan yang mereka lakukan Mengubah jumlah waktu antara mereka beristirahat dan melakukan gerakan.
Tanpa pengobatan, cedera yang berulang dapat mengakibat kancedera permanen dan hilangnya fungsi didaerah yang terkena secara menyeluruh. Dalam banyak kasus, gejala hilang dan pergi jika langkah-langkah yang diambil untuk menghentikan atau mengurangi tugas yang berulang-ulang segera setelah gejala mulai berkembangdilakukan. Namun, meskipun istirahat dan pengobatan beberapa orang mengalami gejala yang menetap jangka panjang yang dapat melemahkanbagian yang terkena
18
19
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak
hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok
20
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang kecelakaan. Keselamatan kerja sangat pekerjaan itu dilaksanakan. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut: a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas. b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja. c) Teliti dalam bekerja d) Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan bergantung .pada menginginkan terjadinya
kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumbersumber bahaya. Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh : 1. Mesin 2. Alat angkutan 3. Peralatan kerja yang lain 4. Bahan kimia 5. Lingkungan kerja 6. Penyebab yang lain B. Tujuan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja.
21
Keselamatan
terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, bahan, barang, produk teknis, dan aparat
penyimpanan
produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. C. Undang-undang Keselamatan Kerja UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses mengatur agar proses produksi tidak
merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya produktivitas nasional. UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
22
1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti setiap warga Negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah: a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. b. Adanya tenaga kerja, dan c. Ada bahaya di tempat kerja. UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar. D. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA R.I NOMOR: PER.04/MEN/1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA BAB II HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KERJA Pasal 2
23
24
Kewajiban tenaga kerja : Pasal 12: Huruf a: memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja. Huruf b: Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Huruf c: Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
E. Kewajiban Pengusaha Kewajiban pengusaha/pengurus adalah : 1. Pasal 3 ayat 1: Melaksanakan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran. c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
25
penyimpanan barang. o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi.
2. Pasal 8: Ayat 1: Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya. Ayat 2: Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
3. Pasal 9:
26
4. Pasal 10 ayat 1: Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna memperkembangkan kerjasama, saling pengertian, dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban bersama di bidang K3, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
5. Pasal 11 ayat 1: Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6. Pasal 14: Pengurus diwajibkan: a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syaratsyarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksananya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
27
28
Contoh : suatu perusahaan kerajinan mengubah cara kerja duduk di lantai dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik, mengadakan ventilasi, menambah penerangan, mengadakan ruang makan, mengorganisasi waktu istirahat, menyelenggarakan pertandingan olahraga, dan lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi tidak pernah terganggu oleh masalah-masalah ketenagakerjaan. Dengan begitu, produksi dapat mengimbangi perluasan dari pemasaran. Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk fitting the job to the worker. Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya. (ILO)
B.
Tujuan Ergonomi Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja di mulai dari yang sederhana dan
pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan dapat meningkatkan efisiensi,
29
C.
1. Tehnik 2. Fisik 3. Pengalaman psikis 4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian 5. Sosiologi 6. Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot 7. Desain, dll
D. Manfaat Ergonomi 1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja. 2. Menurunnya kecelakaan kerja. 3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang. 4. Stress akibat kerja berkurang. 5. Produktivitas membaik. 6. Alur kerja bertambah baik. 7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
30
E.
Metode-metode Ergonomi
1. Diagnosis Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja, penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks. 2. Treathment Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja 3. Follow up Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.
F.
1. Pengorganisasian kerja Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus dihindari. Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari sedikit membungkuk ke depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman. Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke samping harus dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan seperti itu sangat mengurangi ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas tangan. Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja denagn kemungkinan duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan. Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka otot-otot tubuh yang lainnya akan berkontraksi statis. Gerakan berlawanan memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih cermat terhadap kegiatan pekerjaan tangan.
31
3.
Sikap kerja Tempat duduk Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja dengan sikap duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Meja kerja Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada saat bekerja.
Luas pandangan Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari tinggi mata adalah 0-30 vertical kebawah, dan 0-50 horizontal ke kanan dan ke kiri
4.
Proses kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
32
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
6.
Mengangkat beban
Bermacam cara dalam mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung , dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat dan mengangkut adalah sebagai berikkut : 1. 2. 3. 4. Beban yang diperkenakan, jarak angkut dan intensitas pembebanan. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik turun dll. Keterampilan bekerja Peralatan kerja beserta keamanannya
Cara-cara mengangkut dan mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu : 1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang keluar dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan 2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Penerapan : 1. Pegangan harus tepat 2. Lengan harus berada sedekatnya pada badan dan dalam posisi lurus 3. Punggung harus diluruskan 4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa di tegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan 5. Posisi kaki di buat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat 6. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertical yang melalui pusat grafitas tubuh. 7. menjinjing beban Tabel 1 beban yang diangkaat tidak melebihi aturan yang ditetapkan
33
G.
Ketidaktepatan kursi kerja, menyebabkan keluhan kepala, leher, bahu, pinggang, bokong, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha 1. Kelelahan fisik Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup. a) Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual) Mata merupakan indera yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan. b) Kebisingan Pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah: Kerusakan pada indera pendengaran Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian Pengaruh faal seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur dan efek-efek saraf otonom Efek psikologis
2.
Kelelahan
yang
patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya. 3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan
34
Penyegaran: 1. 2. 3. 4. 5. gizi Kepemimpi-nan Manajemen Pehatian terhadap keluarga Perorgani-sasian kerja Kesehatan dan kesejah-teraan ter-masuk upah dan
H. Waktu bekerja dan istirahat yang baik bagi pekerja a) Lama bekerja
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuanketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan. b) Istirahat
Terdapat 4 jenis istirahat yaitu : istirahat secara spontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan
35
I.
Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah sebagai berikut : a. Makan pokok, yakni :
1. Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat menjamin tenaga (kalori) yang besar pula 2. Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga 3. Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll b. Lauk pauk, yakni :
1. Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian badan yang aus dan rusak 2. Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dll c. Sayuran, yakni :
1. Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit 2. Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dll d. Buah yakni;
1. Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran 2. Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut 3. Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan. Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah
36
2)
Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas dasar faktor kejiwaan. Intensitas penerangan Tabel 2 Pedoman intensitas penerangan Pekerjaan Contoh-contoh Tingkat perlu Tidak teliti Agak teliti Teliti Sangat teliti Warna di tempat kerja Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal. Penimbunan barang Pemasangan (tidak teliti) Membaca, menggambar Pemasangan(teliti) 80 70 170 350 350 700 700 10.000 penerangan yang
3)
a. Kebisingan,efek dan pencegahannya Adapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah: Kerusakan pada indera pendengaran Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan
b. Music dan pekerjaan Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat
37
4)
Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.
38
39
40
41
HASIL DISKUSI 1. Bagaimana penanganan sebagai dokter terhadap pasien seperti di kasus scenario?(puspa) 2. Apa tujuan dari K3?(sunaryo) 3. Bagaimana Mekannisme nyeri otot dengan posisi yang salah menutut scenario?(Asma) 4. Bagaimana hak karyawan dan kewajiban perusahaan dalam K3?(reka) 5. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus ini?(lisna) 6. Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi gangguan system musculoskeletal?(erfika) Jawaban 1) Penanganan nya berikan obat-obatan ,bisa analgetik untuk mengatasi nyeri nya. Kemudian disaran kan untuk istirahat, dan yang paling penting kita laporkan kepada perusahaan untuk memperbaiki ergonomic tempat kerja nya sehingga karyawan nya tidak mengeluh sakit lagi, 2) Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah
sebagaai berikut : a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat. b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. c. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
42
Rangsang berulang yang diionkan sebelum masa relaksasimenghasilkan penggiatan tambahan pada elemen kontraktil, dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Tegangan yangterbentuk sebelum penambahan kontraksi lebih besar dari kontraksikedutan.
Dengan rangsangan yang hilang dengan cepat penggiliran mekanisme kontraksi terjadi berulang-ulang sebelum mencapai masa relaksasi.
43
44
dipertanggungjawabkan.
Kewajiban Pengusaha Kewajiban pengusaha/pengurus adalah : 1. Pasal 3 ayat 1: Melaksanakan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: Mencegah dan mengurangi kecelakaan. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
45
penyimpanan barang. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi.
2. Pasal 8: Ayat 1: Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya. Ayat 2: Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
3. Pasal 9:
46
4. Pasal 10 ayat 1: Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) guna memperkembangkan kerjasama, saling pengertian, dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban bersama di bidang K3, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
5. Pasal 11 ayat 1: Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6. Pasal 14: Pengurus diwajibkan: d. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syaratsyarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksananya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
47
6) Pemeriksaan Radiologis 7) Pencegahan nya : Pengidentifikasian besarnya masalah yang ada di lingkungan kerja Anlisis terhadap lingkungan kerja, jadwal, dan kecepatan kerja kelompok kerja yang beresiko mengalami penyakit ini, sikap/posisi kerja, peralatan yang digunakan. Redesain tugas kerja untuk mengurangi stress fisik terhadap alat bantu para pekerja harus dilaksanakan secara menyeluruh. Intervensi ergonomi yang memadai, seperti: o Memperbaiki lingkungan kerja, peralatan dan organisasi tugas kerja menurut prinsip-prinsip ergonomi. o Memberikan variasi untuk tugas-tugas yang beresiko menimbulkan penyakit ini. Training/pelatihan perlu dilakukan secara reguler untuk memberikan masukan tentang; perhatian terhadap tugas-tugas yang beresiko tinggi, cara kerja yang sehat, penggunaan peralatan/mesin yang benar, maksud dan tata cara penggunaan alat perlindungan diri yang baik.
48