Anda di halaman 1dari 65

Kelompok 6

1. Tasya Artha Lestari s (H1A018004)


2. Arsyi Zahwa (H1A018005)
3. Melia Putri Anugra (H1A018012)
4. Hesty Jonia Pratiwi (H1A018013)
5. Kristin RH (H1A018014)
6. Inayah Anisah (H1A018025)
7. Nabila Putri F (H1A018026)
8. Yevi Aprilia (H1A017033)
9. Sania Aulia F M (H1A017034)
10. Dhilah Fairuz Syirah (H1A017039)
PEMICU 1. Punggungku
Encok!!
Seorang laki laki berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
nyeri punggung dan malaise. Nyeri punggung yang hilang timbul baru
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu dan semakin progresif. Puncak nyeri
punggung dirasakan 3 hari lalu setelah dia mengangkat galon. Malaise
yang hilang timbul sebenarnya sudah dirasakan sejak beberapa tahun lalu
bahkan sampai mengganggu aktifitas dan produktifitas di tempat dia
bekerja. Keluhan ini juga disertai myalgia terutama punggung dan
eksteremitas atas, cephalgia, spasme otot, dan leher terasa kaku. Pasien
menceritakan bahwa dia bekerja di bagian disebuah kantor advertising
ternama dengan waktu kerja 08.00-17.00, bila sedang banyak pekerjaan,
dia sering lrembur dan harus duduk didepan komputer selama jam kerja.
Dia merasa kerja kursi dan meja kerjanya tidak ergonomis, ditambah lagi
dia harus menghadapi layar komputer sekitar 8 jam sehari dan tekanan
pekerjaan yang cukup berat bila deadline yang harus diselesaikan segera.
Hasil Pemeriksaan vital sign normal dan hasil pemeriksaan fisik didapatkan
nilai kekuatan motorik ekstremitas atas 4, ekstremitas bawah 5, adanya
nyeri tekan pada L1-L3 dan keterbatasan gerak area punggung bawah.
Terminologi

1. Myalgia: pengalaman perasaan emosional yang


tidak menyenangkan (nyeri otot akibat kerusakan
otot). (Dorland ed 29)
2. Cephalgia: sakit kepala. (Dorland ed 29)
3. Malaise : sering terjadi dengan kelelahan dan
perasaan ketidakmampuan mengembalikan
perasaan sehat melalui istirahat yang tepat.
(Healthline’s Medical Affairs).
4. Ergonomis : mengikuti kaidah-kaidah tertentu
sehingga benar benar menimbulkan rasa aman dan
nyaman saat dipakai. (Joko,2012)
Keyword
1. ♂, 35 tahun
2. Nyeri punggu sejak 1 bulan lalu
3. Myalgia pada punggung dan ekstremitas atas
4. Puncak nyeri punggung 3 hari lalu setelah mengangkat galon
5. Malaise sejak beberapa tahun lalu
6. Cephlagia
7. Spasme otot
8. Leher terasa kaku
9. Sering lembur
10. Kursi dan meja kerja tidak ergonomis .
11. Duduk menghadap layar komputer sekitar 8 jam sehari.
12. Vital sign normal
13. Hasil pemfis: nilai kekuatan motorik ekstremitas atas 4,
ekstremitas bawah 5, nyeri tekan L1-L3, Keterbatasan gerak are
apunggung bawah
Identifikasi masalah

♂ 35 tahun mengalami nyeri punggung dan


malaise disertai myalgia pada punggung dan
ekstremitas atas, cephalgia, spasme otot dan
leher terasa kaku, duduk menghadap layar
komputer sekitar 8 jam sehari dan sering
lembur, dengan kursi dan meja tidak
ergonomis.
Analisis masalah
♂ 35 tahun • Myalgia
• cephalgia
Riwayat pasien:
• sering lembur
• Duduk depan komputer
selama jam kerja
• Kursi dan meja tidak nyaman

Low Back Pain

tatalaksana
Faktor resiko:
• Usia farmako
• Aktifitas berat Non farmako
• Postur tubuh tidak baik
• Duduk terlalu lama
Hipotesis

1. Kursi dan meja kerja yang tidak ergonomis


dapat menyebabkan nyeri punggung.
2. Pasisen pada pemicu mengalami nyeri kronis.
3. Pasien pada pemicu mengalami low back pain
1. Jelaskan faktor resiko terjadinya
nyeri punggung! (inayah)

1) Faktor terkait pekerjaan : waktu kerja yang lama, postur


tubuh saat bekerja
2) Kurang berolahraga
3) Aktivitas fisik
4) Merokok
5) Faktor ergonomis

Sumber :
Wong et al. Scoliosis and Spinal Disorders. 2017 12:14
Patrianingrum et al. Prevalensi dan Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah di
Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Jurnal Anestesi Perioperatif. 2015;3(1): 47-56
Zaman, Hubungan Beberapa Faktor Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada Karyawan Kantor. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2014 ; 2(4): 163-167
1. Jelaskan faktor resiko terjadinya
nyeri punggung! (sania)
• Faktor yang tidak bisa dimodifikasi
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Genetik
4. Pekerjaan terdahulu

• Faktor yang bisa dimodifikasi


1. Aktivitas fisik
2. Merokok
Sumber: Wong3.et al.(2017).
Kesadaran kesehatan
Low back pain in older adults : risk factors, and management options
and future directions : Scoliosis and spinal Disorder 12:14 DOI 10.1186/s13013-017-0121-3
2. Jelaskan struktur anatomi tulang belakang (Nabila)
Sumber : sobotta (atlas anatomi manusia)
edisi 23 jilid 1. EGC
2. Jelaskan struktur anatomi tulang
belakang (melia)
Sumber : Paulsen,
Friedrich. 2017.
Sobotta : Anatomi
Umum dan Sistem
Muskuloskeletal.
ELSEVIER
3. Mekanisme Nyeri (tasya)
Sumber :
Astutik, S, Sugiharto, 2015, ‘HUBUNGAN ANTARA DESAIN KURSI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA
BAGIAN PENENUNAN DI CV. PIRSA ART PEKALONGAN’, Unnes Journal of Public Health 4 (1).
Allegri,M, Montella, S, Salici, F, Valente, A, Marchesini, M, Compagnone, C, Baciarello, M, Manferdini, M, Fanelli, G, 2016, ‘Mechanisms
of Low Back Pain: a Guide for Diagnosis and Therapy’, F1000Research.
3. Mekanisme Nyeri (dhilah)
Sumber :
• Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
• Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari
sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
4. Jelaskan Tatalaksana Farmako dan
Non Farmako pada pemicu !(Hesty)
• Terapi Non Farmakologis

1. Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti biasanya.
2. Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus dapat
dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
3. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas sehari-
harinya dalam 4-6 minggu.
4. Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasus-kasus yang membutuhkan obat penghilang
nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2 minggu.
5. Modalitas lain: (a) intervensi fisik: orthosis, pemijatan, mobilisasi, manipulasi, traksi, (b)
modalitas termal: ultrasound terapeutik, diatermi, bantalan pemanas (kering atau
lembab), pemanas inframerah, hidroterapi, kantong es (dengan atau tanpa pemijatan) (c)
terapi elektrik: stimulasi galvanic, arus interferensial, arus mikro, stimulasi saraf
transkutaneus elektrik, stimulasi neuromuscular, (d) terapi olahraga: terapi rentang
gerakan, program penguatan (isometric, kinetik), program latihan aerobic, program
latihan aqua, control neuromuscular, koreksi postural, (e) magnet, (f) terapi meridian:
akupunktur, elektroakupunktur, (g) terapj laser, (h) terapi lingkungan:; biofeedback dan
relaksasi, (i) intervensi edukasi, (j) terapi kombinasi atau multimodalitas
Terapi Farmakologis
1. Asetaminofen
2. NSAID
3. Relaksan Otot
4. Opioid
5. Antidepresan ajuvan dan Antikonvulsan
6. Hipnotik sedatif
7. Steroid

Sumber :
8. Chou R, Qaseem A, Snow V, et al. Diagnosis and treatment of low back pain: a joint
clinical practice guideline from the american college of physicians and the
american pain society. Ann Intern Med 2007; 147: 478-491
9. Purba JS, Ng DS. Nyeri punggung bawah: patofisiologi, terapi farmakologi dan non-
farmakologi akupunktur. Medicinus 2008; 21(2): 38-42.
5. Diagnosis dan dd pada pemicu (arsyi)

• Cara mendiagnosisnya
• Anamnesis
• Awitan
• Lama dan frekuensi serangan
• Lokasi dan penyebaran
• Faktor yang memperberat/memperingan
• Kualitas/itensitas
• Pemeriksaan fisik
• Inspeki
• Palpasi
• Pemeriksaan motoris
• Pemeriksaan sensorik
Fraktur kompresi Riwayat trauma(kecuali osteoporosis), titik nyeri di tulang belakang, nyeri
memburuk saat fleksi, dan menarik dari telentang ke posisi duduk dan dari
duduk ke posisi berdiri.
 

Hernia nukleus Nyeri kaki lebih besar daripada nyeri punggung dan memburuk ketika duduk;
pulposus (HNP) rasa sakit dari akar saraf L1-L3 menyebar sampai pinggul dan / atau paha
anterior, rasa sakit dari akar saraf L4-S1 menyebarkan ke bawah lutut

Lumbal tegang/ Sakit punggung yang menyebar dengan atau tanpa nyeri bokong, nyeri
Keseleo memburuk saat bergerak dan membaik saat istirahat
Stenosis Tulang Nyeri kaki lebih besar daripada nyeri punggung; nyeri memburuk saat berdiri
Belakang dan berjalan, dan membaik saat istirahat atau ketika tulang belakang fleksi;
nyeri dapat bersifat unilateral (stenosis foraminal) atau bilateral (stenosis
foraminal pusat atau bilateral)

Spondylolisthesis Nyeri kaki lebih besar dari nyeri punggung; nyeri memburuk saat berdiri dan
berjalan, dan meningkatkan dengan istirahat atau ketika tulang belakang fleksi;
nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral
Spondylolysis Sakit punggung pada remaja, meskipun belum jelas apakah hal itu
menyebabkan nyeri punggung pada orang dewasa; nyeri memburuk saat
ekstensi tulang belakang dan beraktivitas
Inflammatory Nyeri intermiten pada malam hari, rasa sakit dan kekakuan pada pagi hari,
spondyloarthropathy ketidakmampuan untuk membalikkan dari lordosis lumbal ke fleksi lumbal
5. Diagnosis dan dd pada pemicu
(yevi)
Pemeriksaan
Anamnesis
• Keluhan utama
• Lama dan frekuensi serangan
• Lokasi dan penyebaran
• Faktor yang memperberat/memperingan
• Kualitas/intensitas
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
• Palpasi
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Pemeriksaan Radiologis
Diagnosis banding
1. Ketegangan tulang belakang pada usis 20-40
tahun dengan lokasi nyeri punggung , pantat,
paha atas dengan tanda nyeri local dengan
pergerakan tulang belakang terbatas

2. Herniasi akut pada diskus pada usia 30-50 tahun


dengan lokasi nyeri punggung sampai tungkai
bawah dengan tanda nyeri kelemahan dan reflex
asimetri
3. Osteoartritis pada usia di atas 50 tahun dengan
lokasi nyeri punggung sampai tungkai bawah
4. Spondilitis ankilosa
Sumber :
6. Jelaskan Interpretasi Data
tambahan ! (tasya)
Jawab :
1. Skala pengukuran kekuatan otot ; Manual Muscle Testing menurut
Lovelt, Naniel dan Worthinghom dengan pemberian skor :
• Derajat 1: kontraksi otot hanya diketahui dari palpasi
• Derajat 2: otot hanya mampu menggerakkan persendian tidak
dapat melawan gravitasi
• Derajat 3: otot mampu menggerakkan sendi, mampu menahan
gravitasi, tetapi tidak bisa menerima tahanan
• Derajat 4: kemampuan otot seperti derajat 3 tetapi mampu
menahan beban ringan
• Derajat 5: kekuatan otot normal
2. Nyeri tekan pada L1-L3
Diagnosis : Diskus Degeneratif
• Diskus intervertebralis terdiri dari tiga komponen: nukleus
pulposus nukleus dalam, annulus fibrosus luar, dan pelat ujung
tulang rawan yang terletak superior dan inferior. Disk
intervertebralis adalah salah satu jaringan avaskular terbesar di
dalam tubuh. Jaringan cakram mendapatkan nutrisi mereka dari
pembuluh di tulang subchondral.
• Diskus Degeneratif ditandai oleh annulus fibrosus penahan-
ketegangan dan nucleus-pulposus yang menolak kompresi yang
sebagian besar terdiri atas proteoglikan. Fungsi terpenting anulus
dan nukleus adalah untuk memberikan stabilitas mekanis pada disk
sehingga menghasilkan ketidakstabilan segmental yang
menyebabkan perubahan tulang rawan akibat dari nyeri tekan
pada L1-L3.
• Gambar sagital MRI
menunjukkan keselarasan
vertebra lumbar yang
abnormal; cakram hitam
(panah merah) bersifat
patogenetik untuk nyeri
diskogenik; facet joint
hypertrophy (panah kuning)
bersifat patogenetik untuk
nyeri sendi facet.
Sumber :
Allegri,M, Montella, S, Salici, F, Valente, A, Marchesini, M, Compagnone, C, Baciarello, M, Manferdini, M, Fanelli, G, 2016, ‘Mechanisms
of Low Back Pain: a Guide for Diagnosis and Therapy’, F1000Research.
Yong-Soo Choi, 2009, ‘Pathophysiology of Degenerative Disc Disease’, Asian Spine Journal Vol. 3, No. 1.
Evelien I. T. de Schepper, Jurgen Damen, Pieter K. Bos, Albert Hofman, Bart W. Koes, Sita M. Bierma-Zeinstra, 2013, ‘Disk degeneration of
the upper lumbar disks is associatedwith hip pain’, Eur Spine J.
6. Jelaskan Interpretasi Data tambahan ! (nabila)

• Grading the patient’s strength • 3-> Muscle activation against


on a 0 to 5 scale accordingly: gravity, full range of motion
• 4-> Muscle activation against
• 0-> No muscle activation some resistance, full range of
• 1 ->Trace muscle activation, motion
such as a twitch, without • 5-> Muscle activation against
achieving full range of motion examiner’s full resistance, full
• 2-> Muscle activation with range of motion
gravity eliminated, achieving
full range of motion
Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar dan 1/3 atas
daerah sacral.
 
3
Sumber : 1. Usker Naqvi; Andrew l. Sherman. 2019. Muscle strength
grading. NCBI
2. Prodia OHI. 2014. nyeri punggung bawah
3. Lumbosacral Transitional Vertebrae: Classification, Imaging
Findings, and Clinical Relevance
G.P. Konin and D.M. Walz
7. Jelaskan patofisiologi LBP! (yevi)
JAWAB :
PATOFISIOLOGI LOW BACK PAIN  
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, diantara
sudut iga paling bawah sampai sakrum. Nyeri yang berasal dari daerah punggung
bawah dapat dirasakan ke daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah
lain dirasakan di daerah punggung bawah 
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai
system nosiseptif.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang respons hanya
pada stimulus yang kuat, stimulus tersebut sifatnya  kimia, mekanik, termal.
Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini
bercabang sangat dekat dengan kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh
darah lokal. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini
mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi.
Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan
berhubungan dengan rantai simpatis para vertebra system saraf dan dengan organ
internal yang lebih besar.
Sejumlah substansi dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi
histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi. Prostaglandin dimana zat tersebut
yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin.
Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi
nyeri adalah endorfin dan enkefalin.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses
sensori,dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar oleh neuron pada system
assenden .
Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit
dan organ internal.Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus
nyeri dan sensasi nyeri
Sumber :kementerian kesehatan indinesia, Sumekar, (2010). Nyeri punggung pada
operator computer akibat posisi dan lama duduk. Journal.fk .unpad.ac.id.
7. Jelaskan patofisiologi LBP! (melia)
Nyeri punggung biasanya berhubungan dengan struktur anatomis seperti
radiks, otot, struktur fasia, tulang, persendian, atau diskus intervertebralis.

- Diskus intervertebralis ini terletak diantara 2 diskus


- 3 struktur diskus : nukleus pulposus, annulus fibrosus, kartilago.
- yang mana dari setiap struktur diskus ini mempunyai sel penyusun
- diskus yang sehat bersifat elastis serta mengandung air yang tinggi pada
nukleus dan annulus
- sel – sel diskus dapat mensintesis matriks dan memecah matriks yang lama
dengan cara mengaktifkan enzim degradasi
- degenerasi diskus dapat terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara
komponen degradasi dengan komponen matriks penyusun
- Penyebab lain juga dapat diperhitungkan sebagai penyebab dari degenerasi
diskus seperti, usia, jenis kelamin, beban mekanik dan gaya hidup

Sumber : Allegri, Massimo. et al. 2016. Mechanisms of low back pain: a


guide for diagnosis and therapy. F1000 Research.
8. Klasifikasi low back pain! (hesty)
• Klasifikasi Berdasarkan Penyebabnya
a. NPB traumatik
1. Trauma pada unsur miofasial
NPB jenis ini disebabkan oleh lumbosakral strain dan pembebanan
berkepanjangan yang mengenai otot, fasia dan atau ligament.
2. Trauma pada komponen keras
Akibat trauma karena jatuh fraktur kompresi dapat terjadi di vertebrata
torakal bawah atau vertebra lumbal atas. Karena trauma yang ringan
(misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna vertebralis yang sudah
osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi. Akibat trauma dapat
terjadi spondilolisis atau spondilolistesis. Pada spondilolisis istmus pars
interartikularis vertebrae patah tanpa terjadinya korpus vertebra.
Spondilolistesis adalah pergeseran korpus vertebra setempat karena
fraktur bilateral dari istmus pars interartikularis vertebra.
b. NPB akibat proses degeneratif
1. Spondilosis
Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan discus dan
osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dariforamina intervetebralis.
2. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus discus intervertebralis yang
bila pada suatu saat terobek yang dapat disusul dengan protusio discus intervertebralis
yang akhirnya menimbulkan hernia nucleus pulposus (HNP). HNP paling sering mengenai
discus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.
3. Osteoatritis
Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang-ulang
selama bertahun-tahun. Terbatasnya pergerakan sepanjang kolumna vertebralis pada
osteoatritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot-otot/ ligament pada setiap
gerakan sehingga menimbulkan NPB.
4. Stenosis Spinal
Pada setiap tingkat terdapat tiga persendian, yaitu satu di depan yang dibentuk oleh
korpus vertebra dengan discus intervertebralis dan dua di belakang yang dibentuk oleh
prosesus artularis superior dan inferior kedua korpus vertebra yang ada di atas dan di
bawah discus intervertebralis tersebut. Kelainan degeneratif yang terjadi di sekitar ketiga
persendian itu berupa osteofit dan profilerasi jaringan kapsel persendian yang kemudian
mengeras (hard lesion). Bangunan degeneratif itu menyempitkan lumen kanalis
intervertebralis setempat dan menyempitkan foramen intervertebra.
c. NPB akibat penyakit inflamasi

1. Artritis rematoid

Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang


persendian tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami
kerusakan.

2. Spondilitis angkilopoetika

Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari poliartritis


rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa nyeri timbul akibat
terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis , artikulus sakroiliaka,
artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen intervertebralis.
e. NPB akibat neoplasma
1. Tumor benigna
Osteoma osteoid yang bersarang di pedikel atau lamina vertebra dapat
mengakibatkan nyeri hebat yang dirasakan terutama pada malam hari.
Hemangioma merupakan tumor yang berada di dalam kanalis vertebralis dan dapat
membangkitkan NPB. Meningioma merupakan suatu tumor intadural namun
ekstramedular. Tumor ini dapat menjadi besar sehingga menekan pada radiks-
radiks. Maka dari itu tumor ini seringkali membangkitkan nyeri hebat pada daerah
lumbosakral.
2. Tumor maligna
Tumor ganas di vertebra lumbosakralis dapat bersifat primer dan sekunder. Tumor
primer yang sering dijumpai adalah mieloma multiple. Tumor sekunder yaitu tumor
metastatik mudah bersarang di tulang belakang, oleh karena tulang belakang kaya
akan pembuluh darah. Tumor primernya bisa berada di mama, prostate, ginjal,
paru dan glandula tiroidea. 
• Klasifikasi Berdasarkan Sumber Rasa
Nyeri
menurut Macnab (2007) dapat dibagi atas
beberapa bagian yaitu:
a. Viserogenik
b. Neurogenik
c. Vaskulogenik
d. Spondilogenik
e. Psikogenik

• Sumber : AE Ramadhani. 2015. Low Back Pain Mekanik. Jurnal FK UNDIP


8. Klasifikasi low back pain! (dhilah)

Sumber:
yasufumi
H.Classification,
Diagnosis, and
treatment of low
back pain. Tokyo.
JMAJ. 2004
9. Jelaskan mekanisme gerak musculoskeletal!
(arsy)

Struktur yang berperan dalam pergerakan


• 1. Tulang
• 2. Otot
• 3. Sendi
Tulang
• Fungsi :
• 1. penggerak
• 2. pelindung jaringan
lunak
• 3. penyimpanan kalsium
dan fosfat
• 4. penyimpanan sum-
sum tulang
• 5. membentuk tubuh
2. Otot
3. sendi
• Jenis :
• 1. synarthrosis
• 2. amphiartrosis
• 3. diarthrosis
Sumber :
1. JUNEJA P, HUBBARD
JB.ANATOMY,JOINTS.2018
2. IQWIG. HOW DO JOINTS WORK?.2009
3. RINALDO FLORENCIO-SILVA,DKK.
BIOLOGY OF BONE TISSUE:
STRUCTURE,FUNCTION,AND FACTORS
THAT INFLUENCE BONE CELLS.2015
4. Lauralee Sherwood. Fisiologi manusia
dari sel ke system. Edisi 9.2018
10. Jelaskan nyeri punggung dapat menyebabkan
cephalgia (sania)

Pada nyeri punggung , persepsi nyeri akan di diterima


di serat saraf yang akan menghasilkan
neuromodulator CGRP yang ada pada serat saraf
sensoris diskus interveterbratalis.
CGRP memiliki efek dapat menyebabkan nyeri
kepala

Sumber: Vivekanantham et al.(2019). The association between headache and low back
pain: a systematic review: The Journal of Headache and Pain 20:82
10. Jelaskan nyeri punggung dapat menyebabkan
cephalgia (inayah)

Tidak terdapat hubungan antara nyeri punggung


dengan terjadinya cephalgia pada pasien.
Kemungkinan cephalgia yang dialami pasien
dikarenakan faktor pekerjaan pasien pada pemicu,
salah satunya stress
feedback

Anda mungkin juga menyukai