ISCHIALGIA
Oleh:
YOGI ANTONIYUS
202020641011095
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
KELUHAN UTAMA
Px mengeluhkan adanya nyeri pada pinggang belakang bagian bawah,
Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar sepanjang tungkai
belakang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 bulan lalu px bangun tidur dan terasa keram pada punggung bagian
belakang. Nyeri dirasakan dari pinggang belakang hingga ke kaki,
nyeri bertambah saat tidur ke bangun dan posisi duduk.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Px tidak merasa mengalami penyakit lain yang dapat mempengaruhi
penyakit sekarang
RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Pada tahun 2014 Px mengaku pernah melakukan operasi jantung. Px juga
melakukan cek darah rutin dan didapati riwayat Hipertensi dan Diabetes
Militus
RIWAYAT PENGOBATAN
Amlodipine 1 x 10mg
ANAMNESIS SISTEM
c. PALPASI
Spasme pada otot-otot erector spine
d. PERKUSI
Tidak dilakukan
e. AUSKULTASI
Tidak dilakukan
f. GERAK DASAR
Sendi Gerakan Aktif Pasif Isometrik
ROM Nyeri ROM Endfeel Tahanan Nyeri
Fleksi Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Ekstensi Terbatas + Terbatas Hard Minimal +
Trunk Lat.fleksi D Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Lat.Flexi S Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Rotasi Dextra Terbatas + Terbatas Elastic Minimal +
Rotasi Sinistra Terbatas + Terbatas Elastic Minimal +
g. KOGNITIF, INTRA-PERSONAL, INTER-PERSONAL
Nyeri diam : 4
Nyeri gerak : 5 (berpindah posisi dari tidur ke duduk)
Nyeri tekan : 6
b. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan Midline
Gerakan LGS
Fleksi 8 Cm
Ekstensi 4,5 Cm
Lat.fleksi Dextra 16 Cm
Impairment
Nyeri Pinggang bawah bagian belakang
Functional Limitation
Pasien mengalami kesulitan untuk berjalan
Pasien mengalami kesulitan untuk berpindah posisi (ex: dari tidur ke
duduk)
Pasien menglami kesulitan saat berjalan
Disability
Pasien kesulitan untuk beraktivitas diuar rumah, baik individu maupun
sosial
F. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia at Bonam
Qua at Fungsionam : Dubia at Bonam
Qua at cosmeticam : Dubia at Malam
G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Treatment
a. Jangka Pendek
• Menurunkan intensitas nyeri
• Menurunkan spasme otot
• Aktivasi dan meningkatkan kekuatan otot
• Mencegah kondisi pasien semakin memburuk
• Koreksi postur (asimetric pelvic & khyposis)
b. Jangka Panjang
• Melanjutkan rencana jangka pendek
• Meningkatkan kemandirian pasien
2. Rencana Tindakan
a. Teknologi Fisioterapi
• Infrared (IR)
• Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
b. Edukasi
Dianjurkan pada pasien untuk membatasi aktivitas yang
mengakibatkan pembebanan pada pinggang secara berlebihan
H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Infrared (IR)
Persiapan alat, cek kabel dan cek bohlam, posisi px tidur
tengkurap dalam keadaan nyaman, daerah yang akan diterapi bebas
dari kain, sinar tegak lurus dengan daerah yang akan diterapi, atur
jarak antara 45-60 cmselama 15 menit, atur jarak sampai px merasa
hangat pada bagian yang disinari. Apabila terlalu panas jauhkan
jarak sinar dengan area yang diterapi begitupun sebaliknya
2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Posisi px tidur tengkurap, px dalam keadaan nyaman, posisi
terapis berada diamping px. Pasang elektroda disisi dextra dan
sinistra tulang ekor, menggunakan arus frekuensi 100 Hz, durasi
200 µsec dengan waktu 15 menit. Kemudian naikkan intensitasnya
sampai px merasakan adanya rangsangan berupa getaran yang
nyaman, kemudian naikkan intensitasnya hingga batas toleransi px
I. HASIL EVALUASI AKHIR
1. Nyeri dengan skala NRS (Numeric Rating Scale)
Nilai
Nyeri
T0 T1 T2 T3
Diam 3 3 3 2
Tekan 5 5 5 4
Gerak 4 4 4 4
1. ABSTRAK
Jurnal yang berjudul “Perbandingan Pengaruh Fisioterapi Konservatif
Kombinasi Myofascial Release Technique dengan Fisioterapi Konservatif Kombinasi
Muscle Energy Technique pada Kasus Low Back Pain” ini berisi tentang perbandingan
pengaruh Fisioterapi konservatif (FK) meliputi; infrared rays (IRR) dan
transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Teknik terapi manual meliputi
myofascial release technique (MFRT) dan muscle energy technique (MET)terhadap
perubahan intensitas skala nyeri pada kasus LBP spasme otot pada 30 orang
responden.
Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan dua Bahasa yaitu Bahasa
inggris (Bahasa Internasional) dan Bahasa Indonesia. Secara keseluruhan isi dari
abstrak ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam jurnal ini, yang
menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini.
2. PENGANTAR/PENDAHULUAN
Didalam Paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa Low back pain
(LBP) merupakan kondisi muskuloskeletal maupun neuromuskular yang
mempengaruhi populasi orang dewasa. Keluhan LBP dapat difokuskan pada
“struktur apa yang menyebabkan rasa sakit?” Jawabannya pun sering
menimbulkan dilema diagnostik. Hingga pertanyaan diperluas menjadi 'proses
apa' yang menyebabkan LBP, misalnya; melalui neuroscience berbasis nyeri,
terapi perilaku kognitif kontekstual, pengurangan stres berbasis perhatian, atau
biomekanik tetapi kurang terfokus secara patoanatomik. Sehingga LBP juga bisa
dikatakan model nyeri neurofisiologis kontemporer yang berbeda jalur sehingga
dapat mendistorsi persepsi nyeri.
Paragraf selanjutnya, penulis menjelaskan mengenai apa itu fisioterapi dan
modalitas terapi apa saja yang dapat diterapkan pada pasien LBP, yakni;
elektroterapi, manual terapi, kinesioterapi dan terapi latihan spesifik. Memasuki
paragraph keenam penulis mulai menjelaskan bahwa Dalam praktek klinis
terdapat banyak intervensi fisioterapi dalam penanganan nyeri punggung bawah.
Namun, keakuratan pemberian intervensi fisioterapi yang mengacu pada bukti
klinis berbasis pendekatan ilmiah masih sangat sedikit. Dalam poin tersebut, saya
sangat setuju kepada penulis.
3. METODE
Metode penelitian ini adalah desain kohor eksperimen dengan total 30 sampel
laki-laki dan perempuan dibagi secara acak kedalam 3 kelompok, yaitu; FK (grup
A), FK kombinasi MFRT (grup B) dan FK kombinasi MET (grup C), menggunakan
alat ukur numeric rating pain scale (NPRS) dan the-patient specifik funtional scale
(PSFS) sebelum dan setelah 6 kali intervensi selama 2 minggu
4. PEMBAHASAN