Anda di halaman 1dari 30

L O W B A C K PA I N ( L B P )

ISCHIALGIA

Oleh:
YOGI ANTONIYUS
202020641011095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
LAPORAN KASUS
LOW BACK PAIN (LBP) ISCHIALGIA

LBP (low back pain) ischialgia adalah kondisi tertekannya saraf


 ischiadicus yang mempersarafi bokong dan tungkai, sehingga gejala yang muncul
adalah nyeri yang menjalar dari pinggang bawah hingga ke betis. Ischialgia paling
sering disebabkan oleh:
Hernia Nucleus Pulposus atau "saraf terjepit", biasanya disertai rasa kesemutan
dan kaku pada tungkai
Cedera otot, akibat overused  atau penarikan otot yang berlebihan secara berulang
Stenosis Spinal, atau penebalan celah terbuka tulang belakang --> saraf di
sekitarnya tertekan
Sindrom Piriformis, penekanan saraf skiatik oleh otot piriformis di punggung -->
menimbulkan sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri dan hilang
keseimbangan pada pinggul, bokong, dan kaki. Gejala diperberat dengan berjalan
atau jongkok.
KETERANGAN UMUM PENDERITA

Nama : Tn. Syakhrudin Noor


Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jl. Ir. H Juanda
DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT

DIAGNOSIS MEDIS : Low Back Pain Ischialgia


CATATAN KLINIS : Tidak Ada
RUJUKAN DARI DOKTER : Mohon dilakukan proses Fisioterapi pada
Tn. Syakhrudin Noor dengan Kondisi
Nyeri Punggung Belakang Ischialgia
SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)

KELUHAN UTAMA
Px mengeluhkan adanya nyeri pada pinggang belakang bagian bawah,
Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar sepanjang tungkai
belakang.
 
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 bulan lalu px bangun tidur dan terasa keram pada punggung bagian
belakang. Nyeri dirasakan dari pinggang belakang hingga ke kaki,
nyeri bertambah saat tidur ke bangun dan posisi duduk.
 
 
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Px tidak merasa mengalami penyakit lain yang dapat mempengaruhi
penyakit sekarang
 
RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Pada tahun 2014 Px mengaku pernah melakukan operasi jantung. Px juga
melakukan cek darah rutin dan didapati riwayat Hipertensi dan Diabetes
Militus

RIWAYAT PENGOBATAN
Amlodipine 1 x 10mg
ANAMNESIS SISTEM

Kepala dan Leher


Px Mengeluhkan adanya pusing akibat hipertensi
 
Kardiovaskular
Gangguan endurance
 
Respirasi
Pola napas pasien normal
 
Gastrointestinal
BAB pasien terkontrol
 
Urogenital
BAK pasien terkontrol
 
Musculoskeletal
Px belum bisa terlalu lama duduk dan berjalan jarak jauh
 
Nervorum
Terdapat nyeri menjalar sepanjang tungkai bawah
C. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Denyut nadi : 75 x/menit
Pernapasan : 30 x/menit
Temperatur : 36,9 0C
Tinggi badan : 154 Cm
Berat badan : 51 Kg
b. INSPEKSI (STATIS & DINAMIS)
Statis :
 Px menggunakan korset
 Punggung tampak sedikit membungkuk
Dinamis :
 Saat berjalan px terlihat menahan nyeri dan juga pincang
 Ekpresi px tampak terlihat menahan rasa sakit pada saat ingin
duduk keatas bed.

 
c. PALPASI
Spasme pada otot-otot erector spine
 
d. PERKUSI
Tidak dilakukan
 
e. AUSKULTASI
Tidak dilakukan

f. GERAK DASAR
Sendi Gerakan Aktif Pasif Isometrik
ROM Nyeri ROM Endfeel Tahanan Nyeri
  Fleksi Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
  Ekstensi Terbatas + Terbatas Hard Minimal +
 Trunk Lat.fleksi D Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
  Lat.Flexi S Terbatas + Terbatas Soft Minimal +
Rotasi Dextra Terbatas + Terbatas Elastic Minimal +
  Rotasi Sinistra Terbatas + Terbatas Elastic Minimal +
g. KOGNITIF, INTRA-PERSONAL, INTER-PERSONAL

Kognitif : (pasien mampu mengingat kejadian keluhan


pertamanya)
Intrapersonal : (pasien mempunyai semangat untuk sembuh)
Interpersonal : (pasien mampu mengikuti intruksi fisioterapi
dengan baik)
 
h. KEMAMPUAN FUNGSIONAL DASAR, AKTIVITAS
FUNGSIONAL, & LINGKUNGAN AKTIVITAS
Fungsional Dasar :
 Terdapat nyeri pada gerakan flexi, ekstensi, lateral flexi d&s, rotasi d&s
lumbal
 Terdapat keterbatasan ROM pada gerakan flexi, ekstensi, lateral flexi
d&s, rotasi d&s lumbal
 Px mampu tidur miring kiri dan kanan secara mandiri namun dengan
perlahan
Aktivitas Fungsional :
 Terdapat gangguan jalan pada pasien, krena terdapat nyeri dan gangguan
keseimbangan
 Pasien mengalami kesulitan saat berpindah posisi dikarenakan muncul
nyeri
 Aktivitas sehari-hari dibantu oleh anggota keluarga lain
Lingkungan aktivitas :
 Lingkungan rumah mendukung dalam proses kesembuhan Px
 Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien
2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
a. Pemeriksaan nyeri dengan skala NRS (numberic ratting scale)

Nyeri diam : 4
Nyeri gerak : 5 (berpindah posisi dari tidur ke duduk)
Nyeri tekan : 6
b. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan Midline

Gerakan LGS

Fleksi 8 Cm

Ekstensi 4,5 Cm

Lat.fleksi Dextra 16 Cm

Lat.Flexi Sinistra 10Cm

c. Valsavah Test : (+)


d. Anti Patrick Test : (-)
e. SLR (Straight Leg Rise) Test : (+)
f. Lasegue Test : (+)
D. UNDERLYING PROCCES
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

Low back pain (LBP) Ischialgia

Impairment
Nyeri Pinggang bawah bagian belakang
 
Functional Limitation
 Pasien mengalami kesulitan untuk berjalan
 Pasien mengalami kesulitan untuk berpindah posisi (ex: dari tidur ke
duduk)
 Pasien menglami kesulitan saat berjalan
 
Disability
Pasien kesulitan untuk beraktivitas diuar rumah, baik individu maupun
sosial
F. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia at Bonam
Qua at Fungsionam : Dubia at Bonam
Qua at cosmeticam : Dubia at Malam

G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Treatment
a. Jangka Pendek
• Menurunkan intensitas nyeri
• Menurunkan spasme otot
• Aktivasi dan meningkatkan kekuatan otot
• Mencegah kondisi pasien semakin memburuk
• Koreksi postur (asimetric pelvic & khyposis)
b. Jangka Panjang
• Melanjutkan rencana jangka pendek
• Meningkatkan kemandirian pasien
2. Rencana Tindakan
a. Teknologi Fisioterapi
• Infrared (IR)
• Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
b. Edukasi
Dianjurkan pada pasien untuk membatasi aktivitas yang
mengakibatkan pembebanan pada pinggang secara berlebihan
H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Infrared (IR)
Persiapan alat, cek kabel dan cek bohlam, posisi px tidur
tengkurap dalam keadaan nyaman, daerah yang akan diterapi bebas
dari kain, sinar tegak lurus dengan daerah yang akan diterapi, atur
jarak antara 45-60 cmselama 15 menit, atur jarak sampai px merasa
hangat pada bagian yang disinari. Apabila terlalu panas jauhkan
jarak sinar dengan area yang diterapi begitupun sebaliknya
 2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Posisi px tidur tengkurap, px dalam keadaan nyaman, posisi
terapis berada diamping px. Pasang elektroda disisi dextra dan
sinistra tulang ekor, menggunakan arus frekuensi 100 Hz, durasi
200 µsec dengan waktu 15 menit. Kemudian naikkan intensitasnya
sampai px merasakan adanya rangsangan berupa getaran yang
nyaman, kemudian naikkan intensitasnya hingga batas toleransi px
I. HASIL EVALUASI AKHIR
1. Nyeri dengan skala NRS (Numeric Rating Scale)
Nilai
Nyeri
T0 T1 T2 T3
Diam 3 3 3 2
Tekan 5 5 5 4
Gerak 4 4 4 4

2. Lingkup Gerak Sendi (LGS) dalam Cm dengan Midline


Flexi Extensi Lateral Flexi Lateral Flexi
Pertemuan
Trunk Trunk Dextra Sinistra
T0 8 Cm 4,5 Cm 16 Cm 10 Cm
T1 8 Cm 4,5 Cm 16 Cm 10 Cm
T2 8 Cm 4,5 Cm 16,8 Cm 10,2 Cm
T3 8,3 Cm 4,8 Cm 17 Cm 10,5 Cm
REVIEW JURNAL
INFORMASI JURNAL
Perbandingan Pengaruh Fisioterapi Konservatif
Judul Kombinasi Myofascial Release Technique dengan
Fisioterapi Konservatif Kombinasi Muscle Energy
Technique pada Kasus Low Back Pain
Jurnal Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Download http://forikes-ejournal.com/index.php/SF
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, Volume 12
Volume & Halaman Nomor Khusus, April 2021 p-ISSN 2086-3098 e-ISSN
2502-7778
Tahun 2021
Penulis Angri Pradita, Andi Wardihan Sinrang, Devisanty Wuysang
Reviewer Yogi Antoniyus S.Kes
Tanggal 30 September 2021
ISI REVIEW

1. ABSTRAK
Jurnal yang berjudul “Perbandingan Pengaruh Fisioterapi Konservatif
Kombinasi Myofascial Release Technique dengan Fisioterapi Konservatif Kombinasi
Muscle Energy Technique pada Kasus Low Back Pain” ini berisi tentang perbandingan
pengaruh Fisioterapi konservatif (FK) meliputi; infrared rays (IRR) dan
transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Teknik terapi manual meliputi
myofascial release technique (MFRT) dan muscle energy technique (MET)terhadap
perubahan intensitas skala nyeri pada kasus LBP spasme otot pada 30 orang
responden.

Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan dua Bahasa yaitu Bahasa
inggris (Bahasa Internasional) dan Bahasa Indonesia. Secara keseluruhan isi dari
abstrak ini langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam jurnal ini, yang
menurut saya pembaca menjadi mudah memahami jurnal ini.
2. PENGANTAR/PENDAHULUAN
Didalam Paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa Low back pain
(LBP) merupakan kondisi muskuloskeletal maupun neuromuskular yang
mempengaruhi populasi orang dewasa. Keluhan LBP dapat difokuskan pada
“struktur apa yang menyebabkan rasa sakit?” Jawabannya pun sering
menimbulkan dilema diagnostik. Hingga pertanyaan diperluas menjadi 'proses
apa' yang menyebabkan LBP, misalnya; melalui neuroscience berbasis nyeri,
terapi perilaku kognitif kontekstual, pengurangan stres berbasis perhatian, atau
biomekanik tetapi kurang terfokus secara patoanatomik. Sehingga LBP juga bisa
dikatakan model nyeri neurofisiologis kontemporer yang berbeda jalur sehingga
dapat mendistorsi persepsi nyeri.
Paragraf selanjutnya, penulis menjelaskan mengenai apa itu fisioterapi dan
modalitas terapi apa saja yang dapat diterapkan pada pasien LBP, yakni;
elektroterapi, manual terapi, kinesioterapi dan terapi latihan spesifik. Memasuki
paragraph keenam penulis mulai menjelaskan bahwa Dalam praktek klinis
terdapat banyak intervensi fisioterapi dalam penanganan nyeri punggung bawah.
Namun, keakuratan pemberian intervensi fisioterapi yang mengacu pada bukti
klinis berbasis pendekatan ilmiah masih sangat sedikit. Dalam poin tersebut, saya
sangat setuju kepada penulis.
3. METODE

Metode penelitian ini adalah desain kohor eksperimen dengan total 30 sampel
laki-laki dan perempuan dibagi secara acak kedalam 3 kelompok, yaitu; FK (grup
A), FK kombinasi MFRT (grup B) dan FK kombinasi MET (grup C), menggunakan
alat ukur numeric rating pain scale (NPRS) dan the-patient specifik funtional scale
(PSFS) sebelum dan setelah 6 kali intervensi selama 2 minggu
4. PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan, penulis tidak membagi pembahasan


menjadi beberapa sub pokok bahasan. Penulis langsung memaparkan
bahwa tidak ada perbedaan perbandingan pengaruh antar masing-
masing kelompok. Dalam hal ini, pemberian intervensi FK, FK
kombinasi MFRT dan FK kombinasi MET masing-masing memiliki
efek penurunan nyeri dan peningkatan pada kemampuan aktivitas
fungsional sehari-hari pada kasus low back pain akibat spasme otot.
Dengan makna lain, ketiga kelompok intervensi fisioterapi sama-sama
menurunkan nyeri berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
penulis yang telah terpapar di dalam jurnal
Dalam pembahasan diatas penulis menjelaskan dengan sangat
rinci bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan, menggunakan
metode-metode yang telah disebutkan diatas. Pembahasan yang
dilakukan oleh penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh
pembaca .
5. KESIMPULAN

Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan menjelaskan bahwa 30


pasien (100%) dengan keluhan low back pain akibat spasme otot, dengan
intervensi fisioterapi, baik pemberian fisioterapi konservatif (IRR dan TENS),
fisioterapi konservatif dikombinasikan myofascial release technique maupun
fisioterapi konservatif muscle energy technique tidak terdapat perbedaan dalam
menurunkan nyeri, ketiganya sama-sama menunjukkan efek positif berupa
penurunan intesitas nyeri.
JURNAL ASLI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai