Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PEMBELAJARAN LAPANGAN DARING


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LOW BACK PAIN

Disusun oleh :
IMA NURVITA PERMATASARI
1017031042

UNIVERSITAS FALETEHAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SERANG-BANTEN
2020

Format Asuhan Keperawatan


LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai
kaki. (Harsono, 2010)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam
merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan
hanya pada laporan pasien.
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,
osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner, 2012).
Low back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidakmampuan ligamen
lumbosacral, kelemahan otot, osteoartritis, spinal stenosis serta masalh pada sendi
inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain
adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus, kelemahan otot, osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

B. ETIOLOGI
1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.

a. Trauma primer seperti Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.

b. Trauma sekunder seperti Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,

stenosis spinal, spondilitis, osteoartritis.

2. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot

3. Prosedur degenerasi pada pasien lansia

4. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi

Format Asuhan Keperawatan


5. Kegemukan

6. Mengangkat beban dengan cara yang salah

7. Keseleo

8. Terlalu lama pada getaran

9. Gaya berjalan

10. Merokok

11. Duduk terlalu lama

12. Kurang latihan (olahraga)

13. Depresi /stress

14. Olahraga (golf, tennis, sepak bola)

C. PATOFISIOLOGI
Tulang belakang dibagi ke dalam bagian anterior dan bagian posterior.
Bentuknya terdiri dari serangkaian badan silindris vertebra, yang terartikulasi oleh
diskus intervertebral dan diikatbersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan
posterior.Struktur yang peka terhadap nyeri adalah periosteum, 1/3 bangunan luar
anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua
strukturtersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus
(mekanikal, termal, kimiawi). . Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya
otot ekstensor lumbal lebih lemah dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat
mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi
muscle spindles jelas diinervasi sistem saraf simpatis. Dengan hiperaktifitas kronik,
muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan
otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf berbahaya
yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala LBP antara lain :
a. nyeri otot,
b. nyeri menusuk atau tajam,
c. rasa tidak nyaman atau nyeri di daerah punggung,
d. nyeri yang menjalar ke tungkai bawah sampai ke kaki,

Format Asuhan Keperawatan


e. fleksibilitas atau rentang gerak sendi punggung terbatas,
f. serta kesulitan untuk berdiri tegak.

E. FAKTOR RISIKO LBP


1. Usia
Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua
dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri
pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri
pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada
wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus
menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan
tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang
3. Status Antropometri
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri
pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.
4. Pekerjaan
Faktor resiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka
terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang,
gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis.
5. Aktivitas / olahraga
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada
posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja
kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada
kursi, atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya
pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk
atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak
menopang tulang belakang. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik
daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur.

Format Asuhan Keperawatan


Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk
mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut
diangkat setelah jongkok terlebih dahulu. Selain sikap tubuh yang salah yang
seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas
dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan
posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga
lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari
dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri pinggang.
6. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok, diduga karena perokok memiliki kecenderungan untuk
mengalami gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang belakang.
7. Abnormalitas struktur
Ketidaknormalan struktur tulang belakang seperti pada skoliosis, lordosis,
maupun kifosis, merupakan faktor resiko untuk terjadinya LBP.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Neurofisiologik

a. Electromyography (EMG)

b. Need EMG dan H-reflex  dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4

minggu

c. Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan

elektrofisiologik tidak dianjurkan.

d. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan

mielopati spinal.

2. Radiologik

a. Foto polos.

b. Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.

c. Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.

d. Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)

Format Asuhan Keperawatan


e. Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP

perlengketan

f. Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive

3. Laboratorium

a. Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor

rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)

b. Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuria

c. Likuor serebrospinal (atas indikasi)

G. PATHWAY

Perubahan postur tubuh karena kecelakaan kerja (trauma)

Kontraksi punggung

Terdesaknya otot para vetebra

Tulang belakang menyerap goncangan ventrikal

Terjadi perubahan struktur dengan diskus susun atas fibri


fertilago dan matrik gelatinus

Herniasi nukleus purposus

Penekanan akar saraf ketika keluar dari


kanallis spinalis

Low back pain


Format Asuhan Keperawatan
Kelemahan otot Nyeri Akut

Gangguan Mobilitas Fisik

H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas

Identitas Px meliputi : nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan,


status perkawinan, agama, kebangsaan, suku, alamat, tanggal dan jam masuk
RS, No. Reg, ruangan, serta identitas yang bertanggung jawab.

2. Keluhan Utama

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang.

b. Riwayat kesehatan lalu.


c. Riwayat kesehtan keluarga.

d. Riwayat psikososial.

Pola Fungsi Kesehatan :

a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat


 b. Pola nutri dan Metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola istirahat dan tidur 
e. Pola aktifitas dan latihan

f. Pola persepsi dan konsep diri

g. Pola sensori dan kognitif 

Format Asuhan Keperawatan


Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
4) (pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecap, perasa)
5) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)

 Pemeriksaan motorik
 Pemeriksaan sens sensorik.
 Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross
laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
 Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
 Pemeriksaan system otonom
 Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
 Tes Naffziger
 Tes valsava.

ANALISA DATA
No Data Analisa Data & Patoflow Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan postur tubuh
Ds :
karena kecelakaan kerja Nyeri akut
 Mengeluh nyeri
(trauma)
Do :
Kontraksi punggung
 Tampak meringis
 Bersikap protektif Terdesaknya otot para vetebra
 Gelisah
 Frekuensi nadi meningkat Tulang belakang menyerap

 Sulit tidur goncangan ventrikal

 Tekanan darah meningkat


Terjadi perubahan
 Pola nafas berubah
struktur dengan diskus
 Nafsu makan berubah
susun atas fibri fertilago
 Proses berfikir terganggu
dan matrik gelatinus

Format Asuhan Keperawatan


 Menarik diri
Herniasi nukleus purposus
 Berfokus pada diri sendiri

Penekanan akar saraf


ketika keluar dari
kanallis spinalis

Low back pain

Nyeri akut

2. DS: Perubahan postur tubuh Gangguan Mobilitas Fisik


 Mengeluh nyeri saat karena kecelakaan kerja
menggerakan ekstremitas (trauma)
 Nyeri saat bergerak
 Enggan melakukan Kontraksi punggung
pergerakan
 Merasa cemas saat bergerak Terdesaknya otot para vetebra

DO: Tulang belakang menyerap


 Kekuatan otot menurun
goncangan ventrikal
 Rentang gerak (ROM)
menurun
Terjadi perubahan
 Sendi kaku
struktur dengan diskus
 Gerakan tidak terkoordinasi
susun atas fibri fertilago
 Gerakan terbatas

Format Asuhan Keperawatan


 Fisik lemah dan matrik gelatinus

Herniasi nukleus purposus

Penekanan akar saraf


ketika keluar dari
kanallis spinalis

Low back pain

Kelemahan otot

Gangguan Mobilitas Fisik


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI AKTIVITAS

1. Nyeri akut setelah dilakukan Manajemen Observasi


berhubungan dengan asuhan keperawatan nyeri  Identifikasi lokasi,
agen pencedera fisik selama 3x24 jam maka karakteristik, durasi,
(trauma) ditandai tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas
dengan : dengan kriteria hasil : dan intesitas nyeri
Ds :  Kemampuan  indentifikasi skala
 Mengeluh nyeri menuntaskan nyeri
aktivitas 5  identifikais repon
 Keluhan nyeri 5 nyeri non verbal
Do :
 Meringis 5  indentifikasi factor
 Tampak  Sikap protektif 5 memperberat dan
meringis  Gelisah 5 memperingan nyeri

Format Asuhan Keperawatan


 Bersikap  Kesulitan tidur 5  identifikasi
protektif  Menarik diri 5 pengetahuan dan
 Gelisah  Berfokus pada diri keyakinan tentang
 Frekuensi nadi sendiri 5 nyeri
meningkat  Perasaan depresi 5  identifikasi pengaruh
 Sulit tidur  Perasaan takut budaya terhadap

 Tekanan darah mengalami cedera respon nyeri

meningkat berulang 5  identifiksi pengaruh

 Pola nafas  Anoreksia 5 nyeri pada kualitas

berubah  Perineum terasa hidup

 Nafsu makan tertekan 5  monitor keberhasilan

berubah  Ketegangan otot 5 terapi komplementer

 Proses berfikir  yang sudah diberikan


Muntah 5
terganggu  monitor efek
 Mual 5
 Menarik diri samping penggunaan
 Frekuensi nadi 5
analgetik
Berfokus pada diri  Pola nafas 5

sendiri  Tekanan darah 5


 Proses berfikir Terapeutik

 Focus
 berikan teknik non
 Nafsu makan 5 farmakologis untuk

Pola tidur 5 mengurangi nyeri


 control lingkungan
yang memperberat
nyeri
 fasilitasi istirahat dan
tidur
 pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Format Asuhan Keperawatan


Edukasi

 jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
 Jelskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri

Kolaborasi

Kolaborasi
pemberin analgetik
bila perlu
Gangguan mobilitas
2. Setelah dilakukan Dukungan Observasi
fisik berhubungan
asuhan keperawatan mobilisasi
dengan nyeri  Identifikasi adanya
selama 2x24 jam
ditandai dengan : nyeri atau keluhan
maka mobilitas
DS: fisik lainnya
meningkat dengan
 Mengeluh nyeri
kriteria hasil :  Identifikasi
saat menggerakan
ekstremitas toleransi
 Pergerakan
 Nyeri saat fisikmelkaukn
ekstremitas 5
bergerak pergerakan

Format Asuhan Keperawatan


 Enggan
 Kekuatan otot 5
melakukan
pergerakan  Rentang gerak  Monitor frekuensi
 Merasa cemas saat (ROM) 5 jantung dan
bergerak tekanan darah
 Nyeri 5
sebelum memuli
DO:
 Kecemasan 5 mobilasi
 Kekuatan otot
menurun  Kaku sendi  Monitor kondisi
 Rentang gerak umum selma
(ROM) menurun  Gerakan tidak
melakukan
 Sendi kaku terkoordinasi
mobilisasi
 Gerakan tidak
 Gerakan terbatas
terkoordinasi Terapeutik
 Gerakan terbatas  Kelemahan fisik
 Fasilitasi aktifitas
 Fisik lemah
mobilisasi dengan
alat bantu
 Fasilitasi melakukan
pergerakan jika
perlu.
 Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
melakukan
pergerakan

Edukasi

 Jelaskan Tujuan dan


prosedur mobilisasi.
 Anjurkan melalukan
mobiliasasi dini
 Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus

Format Asuhan Keperawatan


dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Patrianingrum, M., Oktaliansah, E., & Surahman, E. (2015). Prevalensi dan faktor
risiko nyeri punggung bawah di lingkungan kerja anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif, 3(1), 47-56.

Ningsih, K. W., Sapta, D., & Fernando, R. (2016). Kejadian Low Back Pain pada
Mekanik Bagian UPT Mekanisasi di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Riau. Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(2), 73-78.

Septiawan, H. (2013). Faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung


bawah pada pekerja bangunan di PT Mikroland Property Development Semarang
Tahun 2012 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Format Asuhan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai