SKENARIO III
Lissa Marisca Nanulaitta
NPM 611119104
“PERAMPOKAN BERDARAH”
Tn. Deni , seorang laki-laki berusia 25 tahun datang diantar oleh keluarganya ke IGD
RSUD Kota Batam merupakan korban perampokan dirumahnya sejak 1 jam yang lalu dengan
luka robek di bagian perut dari ulu hati hingga perut bagian kanan atas, dengan usus dan
lambung terburai keluar.
Pasien datang dalam keadaan tidak sadarkan diri diantar oleh keluarganya. Terdapat
perdarahan dari luka tersebut yang keluar terus-menerus. Dari pemeriksaan fisik didapatkan,
kesadaran pasien menurun, dengan GCS E3V4M5, TD 90/50 mmHg, RR 40x/menit ; tidak
dalam ; teratur, N 115 x/menit ; kuat ; teratur, dan T 36,7 °C, akral teraba agak dingin, dari
pemeriksaan tersebut menandakan pasien dalam keadaan syok.
Sedangkan hasil pemeriksaan Hb 6 gr/dl, Berat Badan pasien 60 Kg. Sedangkan status
lokalis abdomen didapatkan luka robek sepanjang 15 cm dari regio epigastrika hingga
hipogastrika dekstra, dengan usus dan lambung terburai keluar, dan perdarahan yang terus-
menerus. Pasien segera mendapatkan penanganan awal intensif terutama untuk mengatasi
keadaan syok pasien dan segera dilakukan operasi berupa Laparatomi Eksplorasi Cito. Dan dari
pembedahan laparotomi tersebut didapatkan adanya luka robek pada liver cukup lebar yang
mengeluarkan darah terus-menerus. Setelah dilakukan laparotomi pasien dirawat di Intensive
Care Unit (ICU) agar pasien lebih termonitor keadaan umum dan tanda-tanda vitalnya.
Bagaimana anda menjelaskan keadaan yang dialami oleh pasien dan bagaimana
penanganannya secara cepat, tepat dan sistematis ?
TERMINOLOGI ASING
HIPOTESIS
1. Tn. Deni mengalami syok yang disebut syok hipovolemik, syok hipovolemik disebabkan
oleh tidak cukupnya volume sirkulasi, seperti akibat perdarahan dan kehilangan cairan
tubuh lain. [Buku ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidajat, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
(2017). Halaman 152]
2. Tn. Deni mengalami syok yang disebut syok hipovolemik, syok hipovolemik disebabkan
oleh tidak cukupnya volume sirkulasi, seperti akibat perdarahan dan kehilangan cairan
tubuh lain. [Buku ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidajat, EGC Penerbit Buku Kedokteran,
(2017). Halaman 152]
3. Tn. Deni mengalami syok hipovolemik, gejala yang timbul karena terjadinya syok
hipovolemik, yaitu akan terjadi peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi, pembuluh
vena yang kolaps, pelepasan hormon stres, serta ekspansi besar guna pengisian volume
pembuluh darah dengan menggunakan cairan intersisial, intra selular dan menurunkan
produksi urin. [Ilmu Penyakit Dalam jilid 3 edisi VI halaman 4125].
4. Penanganan syok secara umum adalah dengan memberikan cairan atau terapi cairan
untuk meningkatkan cardiac output dan oksigenasi. Untuk memantau keberhasilan terapi,
dilakukan pemasangan kateter urine utk memantau produksi urin. [Buku Kuliah Anestesi
(2015) Hal. 76]
Perampokan Berdarah
Tuan Deni
25 Tahun
Pemeriksaan fisik
Penanganan
Syok
Penanganan luka
organ dalam abdomen
LEARNING OBJECTIVE
1. Menjelaskan tentang pengerian syok
2. Menjelaskan tentang jenis jenis syok
3. Menjelaskan tentang manifestasi klinis dari syok akibat perdarahan
4. Menjelaskan tentang penanganan syok akibat perdarahan
5. Menjelaskan tentang penegakan diagnosis dan tatalaksana trauma tajam
6. Menjelaskan tentang laparotomy eksplorasi
7. Menjelaskan tentang penanganan luka organ dalam abdomen
Pembahasan
Syok
Syok adalah suatu sindrom klinis ditandai dengan kegagalan dalam pengaturan peredaran darah
sehingga terjadi kegagalan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Kegagalan sirkulasi
ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan (hipovolemik), karena kegagalan pompa jantung
ataupun karena perubahan resistensi vaskuler perifer. Syok adalah suatu sindrom klinis akibat
kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan
oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis. Berdasarkan penelitian
Moyer dan Mc Clelland tentang fisiologi keadaan syok dan homeostasis, syok adalah keadaan
tidak cukupnya pengiriman oksigen ke jaringan. Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan
oksigen dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah tidak
diperlukan. Syok merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan
pemantauan yang kontinue atau terus-menerus di unit terapi intensif. Berdasarkan bermacam-
macam sebab dan kesamaan mekanisme terjadinya itu syok dapat dikelompokkan menjadi
beberapa empat macam yaitu syok hipovolemik, syok distributif, syok obstrukttif, dan syok
kardiogenik.
Etiologi
Syok dapat disebabkan oleh kegagalan jantung dalam memompa darah (serangan jantung atau
gagal jantung), pelebaran pembuluh darah yang abnormal (reaksi alergi, infeksi), dan kehilangan
volume darah dalam jumlah besar (perdarahan hebat). Syok dapat disebabkan oleh perdarahan
(syok hipovolemik), dehidrasi (syok hipoolemik), serangan jantung (syok kardiogenik), gagal
jantung ( syok kardiogenik), trauma atau cedera berat, infeksi ( syok septik), reaksi alergi ( syok
anafilaktik), cedera tulang belakang (syok neurogenic), sindrom syok toksik
Klasifikasi syok
1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan tubuh dengan
cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat. Syok
hipovolemik ini paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemoragik).
Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan perdarahan hebat akibat kelianan
gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok hemoragik yang paling sering ditemukan. Syok
hemoragik juga bisa terjadi akibat perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan rongga
abdomen. Syok hipovolemik yang dapat disebabkan oleh :
Kehilangan darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir
keluar tubuh seperti hematotoraks, ruptura limpa, dan kehamilan ektopik
terganggu.
Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan
darah yang besar. Misalnya, fraktur humerus menghasilkan 500–1000 ml
perdarahan atau fraktur femur menampung 1000–1500 ml perdarahan.
Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan
protein plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada:
- Gastrointestinal: peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis
- Renal: terapi diuretik, krisis penyakit Addison.
Luka bakar (kombustio) dan anafilaksis. Pada syok, konsumsi oksigen
dalam jaringan menurun akibat berkurangnya aliran darah yang
mengandung oksigen atau berkurangnya pelepasan oksigen ke dalam
jaringan. Kekurangan oksigen di jaringan menyebabkan sel terpaksa
melangsungkan metabolisme anaerob dan menghasilkan asam laktat.
Keasaman jaringan bertambah dengan adanya asam laktat, asam piruvat,
asam lemak, dan keton. Yang penting dalam klinik adalah pemahaman kita
bahwa fokus perhatian syok hipovolemik yang disertai asidosis adalah
saturasi oksigen yang perlu diperbaiki serta perfusi jaringan yang harus
segera dipulihkan dengan penggantian cairan. Asidosis merupakan urusan
selanjutnya, bukan prioritas utama
2. Syok Kardiogenik
Syok Kardiogenik adalah suatu sindrom klinis dimana jantung tidak mampu memompakan darah
secara adekuat untuk memenuhi kebutuhaan metabolisme tubuh akibat disfungsi otot jantung.
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang
diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari
parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan
tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih
dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju
nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang
jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik. Penyebab syok kardiogenik
mempunyai etiologi koroner dan non koroner. Koroner, disebabkan oleh infark miokardium,
Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade jantung,
dan disritmia.
3. Syok obstruktif
Syok Obstruktif terjadi karena terdapat penyumbatan pada pembuluh darah sentral baik
artmaupun vena di mana tidak terdapat system kolateral.Keadaan ini terjadi terutama embolus
arteri pulmonalis dan aorta di mana pembuluh darah pulmonalis tersumbat oleh thrombus
sehingga menyebabkan kedua paru tidak terdapat aliran dari pembuluh darah pada pulmonal.
Syok ini juga dapat pula terjadi oleh karena terpotongnya aorta, berkumpulnya cairan di dalam
ruang pericardium oleh karena infeksi, gagal ginjal, atau tumor sehingga terjadi tempona
4. Syok distributive
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah tempat
dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer. Syok distributif
dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis atau oleh pelepasan mediator kimia ke dari
sel-sel. Berbagai mekanisme yang mengarah pada vasodiltasi awal dalam syok distributif lebih
jauh membagi klasifikasi syok ini kedalam 3 tipe :
a. Syok Neurogenik
Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Syok
neurogenik terjadi karena hilangnya tonuspembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh,
maka dari itu juga syok neurogenik merupakan salah satu syok distributive.Karena syok
distributive terjadi akibat vasodilatasi masif dan hebat sebagai kebalikan dari hipovolamen atau
disfungsi jantung, dan ini berkaitan erat dengan terjadinya syok neurogenik.Maka dari itu disebut
bahwa syok neurogenik masuk didalam bagian syok distributive. Penyebabnya antara lain :
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal).
Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebat pada fraktur
tulang.
Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi spinal/lumbal.
Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
b. Syock Anafilaktik
Anaphylaxis (Yunani, Ana = jauh dari dan phylaxis = perlindungan). Anafilaksis berarti
Menghilangkan perlindungan. Anafilaksis adalah reaksi alergi umum dengan efek pada beberapa
sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi, kutan dan gastro intestinal yang merupakan
reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang sebelumnya sudah
tersensitisasi. Syok anafilaktik adalah reaksi anafilaksis yang disertai hipotensi dengan atau tanpa
penurunan kesadaran. Reaksi Anafilaktoid adalah suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa
melibatkan antigen-antibodi kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda biasanya diterapi
sebagai anafilaksis.Syock anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang
sebelumnya sudah membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti
gen- anti bodi sistemik. Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko anafilaksis
adalah sifat alergen, jalur pemberian obat, riwayat atopi, dan kesinambungan paparan
alergen.Golongan alergen yang sering menimbulkan reaksi anafilaksis adalah makanan, obat-
obatan, sengatan serangga, dan lateks.Udang, kepiting, kerang, ikan kacang-kacangan, biji-
bijian, buah beri, putih telur, dan susu adalah makanan yang biasanya menyebabkan suatu reaksi
anafilaksis. Obat-obatan yang bisa menyebabkan anafikasis seperti antibiotik khususnya
penisilin, obat anestesi intravena, relaksan otot, aspirin, NSAID, opioid, vitamin B1, asam folat,
dan lain-lain.Media kontras intravena, transfusi darah, latihan fisik, dan cuaca dingin juga bisa
menyebabkan anafilaksis.
c. Syok Septik
Syok septik merupakan bentuk paling umum dari syok distributuf dan disebabkan oleh infeksi
yang menyebar luas. Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai
potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan ketidak
adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan. Mikroorganisme penyebab syok septik
adalah bakteri gram negatif. Ketika mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan
menunjukkan suatu respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator
kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok. Peningkatan permeabilitas
kapiler, yang engarah pada perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi adalah dua efek
tersebut.
Derajat Syok
1. Syok Ringan, Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan prgan non-vital seperti
kulit, lemak, otot rangka, dan tulang. Jaringan ini relative dapat hidup lebih lama
dengan perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap (irreversible).
Kesadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau anya sedikit menurun, asidosis
metabolic tidak ada atau ringan.
2. Syok Sedang, Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus,
ginjal, dan lainnya). Organ- organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih
lama seperti lemak, kulit, dan otot. Oligouria bisa terjadi dan asidosis metabolic.
Akan tetapi kesadaran relative masih baik.
3. Syok Berat, Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok
beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok lanjut terjadi
vasokonstriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi oligouria dan asidosis berat,
ganguan kesadaran dan tanda- tanda hipoksia jantung (EKG Abnormal, curah
jantung menurun).
Manisfestasi Klinis
Gejala yang timbul tergantung pada penyebab dan jenis syok, antara lain :
Keadaan umum lemah
Perfusi : kulit pucat, dingin, basah
Takikardi
Vena perifer tidak tampak
Tekanan darah menurun, sistolik kurang dari 90 mmHg
Hiperventilasi.
Sianosis perifer.
Gelisah, kesadaran menurun
Produksi urine menurun
Kulit lembab dan dingin
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Etiologi
Penyebab trauma abdomen dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan
olahraga dan terjatuh dari ketinggian. Penyebab trauma yang lainnya sebagai berikut:
a) Luka akibat terkena tembakan
b) Luka akibat tikaman benda tajam
c) Luka akibat tusukan
Trauma organ internal perut, 80-90% diakibatkan oleh peluruh dan 30% disebabkan karena luka
tusuk
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari trauma tajam abdomen yaitu
a. Terdapat luka robekan pada abdomen karena luka tusuk atau luka tembak
b. Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari intraabdomen
c. Penanganan yang kurang tepat akan memperbanyak pendarahan
d. Semakin dalam dan dengan kecepatan yang tinggi (highvelocity) akan memperbanyak
pendarahan
e. Sepsis sering terjadi pada trauma tajam
Penilaian klinis:
a. Primary survey : penilaian status sirkulasi klien dilengkapi dengan penilaian
tingkat kesadaran pasien menggunakan GCS. Klien dengan trauma abdomen
datang ke rumah sakit tentunya dengan keaadaan yang kritis dalam
primarysurvey meliputi tindakan resusitasi dan stabilisasi klien.
b. Secondary survey : terdiri dari pemeriksaan lengkap dan teliti sebagai
indikasi dalam pemeriksaan fisik. Secondarysurvey ini akan dijelaskan pada
bab selanjutnya tentang pemeriksaan diagnostik.
Laparatomi Eksplorasi
Laparotomi eksplorasi adalah bedah terbuka yang dilakukan agar dapat menjangkau organ dan
jaringan internal tubuh. Prosedur ini bertujuan untuk mencari sumber kelainan yang menyerang
organ perut, termasuk usus buntu, kandung kemih, usus, kantung empedu, hati, edative, ginjal,
ureter, limpa, lambung, rahim, tuba fallopi, dan indung telur. Prosedur ini pun dapat
dimanfaatkan untuk mengambil sampel jaringan untuk diagnosis lanjutan ( edati) dan sebagai
prosedur terapeutik.
Indikasi
1. Intervensi bedah segera bagi organ yang terkena.
2. Hemodinamik yang tidak stabil.
3. Adanya tanda peritoneal(peritonitis) pada pemeriksaan fisik.
4. Hipotensi pada luka tusuk tembus abdomen.
5. Luka tembak menyeberang rongga peritoneum.
6. Eviscerasi omentum atau usus.
7. Pendarahan dari gaster, rectum atau traktus urogenitalis pada luka tusuk.
Daftar Pustaka
1. Isselbacher KJ. Horrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-13. Jakarta:
EGC; 1999
2. Tambunan K. Buku Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat. Jakarta: Fakulatas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1990
3. Tafwid MI, 2015. Tatalaksana Syok Hipovolemik Et Causa Suspek Intra
Abdominal Hemorrhagic Post Sectio Caesaria. From
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1376, diunduh 17
November 2020
4. Hardisman , 2013. Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok Hipovolemik.
From http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/167, diunduh 17
November 2020
5. Fitria CN, 2010. Syok Dan Penangananya. From http://jurnal.aiska-
university.ac.id/index.php/gaster/article/view/60/57, diunduh 17 November 2020
6. Grace, Pierce A , Borley Neil R. At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya: Erlangga;
2006.
7. Sjamsuhidajat, De J. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2010
8. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah, Bagian 1. Jakarta: EGC; 1995
9. Umboh IJ, Sapan HB, Lampus H, 2016. Hubungan Penatalaksanaan Operatif
Trauma Abdomen Dan Kejadian Laparatomi Di RSUD Prof. Dr. R. D. Kanodou
Manado. From https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/12702,
diunduh 17 November 2020