Anda di halaman 1dari 2

Menegakkan diagnosis holistik pasien, individu dan keluarga.

Dan melakukan terapi dasar secara holistik.


Diagnostik

holistik

adalah

tata

cara

diagnosa

yang

memperhatikan berbagai aspek yang dimungkinkan menyebabkan


penyakit pada pasien yang bersangkutan. Hal ini bisa berkaitan
antara psikis, fisik, asupan dan lingkungan yang bisa dijabarkan
lebih banyak lagi.

Konsep dasar diagnostik holistik ini bertumpu

pada anggapan bahwa manusia adalah suatu kesatuan yang utuh


yang terdiri dari badan, jiwa yang satu sama lainnya tidak bisa
dpisahkan. Selain itu juga sebagai makhluk sosial yan setiap saat
berinteraksi dengan manusia lainnya di lingkungan ia berada. Suatu
penyakit tidak hanya dipandang dari segi fisik saja, tetapi juga
dipertimbangkan segsi-segi psikis, budaya dan lingkungan yang
mempengaruhi pasien serta dengan menjunjung tinggi norma, etika
dan agama.
Adapun manfaat pendekatan atau penegakan diagnostik holistik
adalah :
1. Menentukan kedalaman letak penyakit
2. Menentukan kekuatan serangan patogen penyakit
3. Menentukan kekuatan daya tahan tubuh yang meliputi
kekuatan fungsi organ dan materi didalamnya.
4. Menentukan urutan tatacara terapi dan teknik terapi yang
dipilihnya
5. Menentukan interval kunjungan terapi.
Tujuan diagnostik holistik :
1. Mengobati penyakit dengan pengobatan yang tepat
2. Hilangnya keluhan yang dirasakan pasien
3. Pembatasan pemicu kecatatan

4. Penyelesaian
5.
6.
7.
8.

pemicu

dalam

keluarga

(maalah

sosial

kehidupanya)
Jangka waktu pengobatan pendek
Tercapainya percepatan perbaikan fungsi sosial
Terproteksi dari resiko yang ditemukan
Terwujudnya partisipasi keluarga untuk menyelesaikan
masalah

Secara ringkas, penegakan diagnostik holistik teradap pasien,


individu

dan

keluaa

ini

bermaksud

sedini

mungkin

dapat

menentukan penyebab enyakit, baik dari faaktor internal maupun


eksternal

dari

kehidupan

seseorang

sehingga

dokter

dapat

melakukan tindakan efisien dan efektif.


Terdapat 5 aspek dalam diagnostik holistik :
1. Aspek personal : alasan kedattangan, harapan, kekhawatiran,
dan persepsi pasien
2. Aspek klinis : masalah medis, diagnostik kerja berdasarkan
gejala dan tanda
3. Aspek resiko internal : seperti pengaruh genetik, gaya hidup,
kepribadian, usia dan gender
4. Aspek resiko eksternal dan psikososial : berasal dari lingkungan,
tempat kerja, tetangga, dan budaya
5. Derajat fungsional : kualitas hidup pasien, penilaian dengan skor
1-5 berdasarkan disabilitas pasien.

Anda mungkin juga menyukai