Anda di halaman 1dari 35

DIAGNOSIS HOLISTIK PADA PELAYANAN

KESEHATAN PRIMER

Dr. Lilian Batubara, M.Kes, Dpl.DK


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sesuai dengan arah yang digariskan dalam Sistem
Kesehatan Nasional 2004, maka dokter keluarga
secara bertahap akan diperankan sebagai pelaku
pelayanan kesehatan primer (pelayanan strata
pertama)
Prinsip Dasar Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan


menyeluruh perorangan komprehensif berkesinambungan
• Pomosi kesehatan • Bagian dari keluarga • Terpadu • Terus-menerus
• Pencegahan penyakit • Bagian dari • Paripurna
lingkungan
Menurut UU Kesehatan No. 23 tahun 1992.
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan ,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Konsep Epidemiologi
Timbulnya penyakit disebabkan tidak adanya
keseimbangan anatra pejamu (host), agen
penyakit (agents), dan lingkungan (environment)
Host

Environment Agent

Gambar 1. Interaksi pejamu, lingkungan dan agen penyakit .


Agen penyakit
Macam-macam agen penyakit:
- Biologik: bakteri, fungi, virus, protozoa dll
- Nutrient: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dll
- Kimia: asidosis, uremia, asbestosis
- Fisik: panas, dingin, radiasi dan kebisingan
- Mekanik: pukulan, benturan, gesekan
Lingkungan
Lingkungan kehidupan seseorang yang utama
lingkungan keluarga dan lingkungan kerja serta lingkungan sosio budaya
kultural

Pejamu (host)
Pejamu selain dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, namun faktor
internal yaitu imunitas banyak pengaruhnya khususnya keadaan
terproteksinya seseorang dari suatu penyakit
Syarat pengobatan menurut kedokteran adalah rasional :
• Logis
• Ilmiah
• Evidence based
• Risk-benefit consideration
Langkah Penanganan Pasien

Follow up

Penatalak
sanaan

Diagnosis
Penegakan Diagnosis

Diagnosis/D Banding

Pem Penunjang

Pem Fisik

Anamnesis
Penegakan diagnosis pendekatan Kedkel
D
I
Aspek Personal
A
Aspek Klinis G
Observasi Aspek Ris int
N
O
S
Aspek Ris Ekst I
P Penunjang S
Aspek Fungsi H
O
PF L
I
S
Anamnesis T
I
K
DIAGNOSIS HOLISTIK
• Diagnosis
Kegiatan utk mengidentifikasi dan menentukan dasar dan penyebab penyakit
dari keluhan, riwayat penyakit, pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang
• Holistik
Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial
• Sistem
Kumpulan elemen yang dinamis yg menjalankan fungsinya sendiri tapi saling
berhubungan
• Ekosistem keluarga
Kumpulan anggota keluarga yang dinamis yang menjalankan fungsinya
masing-masing sesuai dengan kemampuan, pendidikan dan budaya tempat
tinggal...
Diagnosis holistik adalah kegiatan untuk
mengidentifikasi dan menentukan dasar dan
penyebab penyakit (disease), luka (injury)
serta kegawatan yang diperoleh dari alasan
kedatangan, keluhan personal, riwayat
penyakit pasien, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang, penilaian risiko
internal/individual dan eksternal dalam
kehidupan pasien serta keluarganya.
Tujuan Diagnosis Holistik
1. Penyembuhan penyakit dgn pengobatan yg tepat
2. Hilangnya keluhan yg dirasakan
3. Pembatasan kecacatan
4. Penyelesaian pemicu dlm keluarga
5. Jangka waktu pengobatan pendek
6. Tercapainya percepatan perbaikan fungsi sosial
7. Terproteksi dari risiko yg ditemukan
8. Terwujudnya partisipasi keluarga dalam penyelesaian masalah
Proses dan SOP Diagnosis Holistik
1. Menjalin hub interpersonal adm-pasien
-penerimaa, pencatatan biodat
2. Menjalin hub interpersonal paramedis-pasien (triage)
-pre interview -riwayat penyakit dahulu
-status generalis -riwayat alergi
-vital sign -riwayat penyakit keluarga
-TB, BB
-Riwayat pengobatan
3. Menjalin hub interpersonal dokter-pasien
4. Melakukan anamnesis
5. Melakukan PF
6. Menentukan derajat keparahan
7. Menentukan risiko internal
8. Menentukan pemicu psikososial (kel, pekerjaan, komunitas)
5 aspek diagnosis holistik

Aspek Personal
• Keluhan utama (alasan kedatangan)
• Harapan
• Kekhawatiran (kecemasan)
• Persepsi pasien terhadap penyakit dan kesembuhannya.
Aspek klinik
• Diagnosis klinis biologikal, psikomental, intelektual, nutrisi sesuai
dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
• Diagnosis (D) dan diagnosis banding (DD).
• Diagnosis berdasarkanICD-10 dan ICPC-2-R
Aspek Risiko Internal
• Jenis kelamin.
• Umur.
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Kelas sosial
• pergaulan
• Penyakit keturunan.
• Kebiasaan.
• Gaya hidup.
Aspek Risiko Eksternal
• Keikutsertaan keluarga dalam penanggulangan masalah pasien.
• Masalah dalam keluarga.
• Kebiasaan keluarga.
• Interaksi antar anggota keluarga.
• Kondisi ekonomi.
• Kondisi lingkungan seperti rumah dan tempat tinggal.
Aspek Fungsional
• Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari baik
secara fisik maupun emosional di dalam dan di luar ruangan.
• Ada 5 tingkatan, mulai dari dapat melakukan aktivitas sampai sangat
sulit melakukan aktivitas sehari-hari (FKUI).
• Skala 1-5.
Skala Fungsional
• Skala 1. Tidak ada kesulitan aktivitas sehari-hari (mandiri)
• Skala 2. Mengalami sedikit kesulitan
• Skala 3. Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa dilakukan,
dapat melakukan kerja ringan
• Skala 4. Banyak kesulitan, perawatan diri memerlukan bantuan orang
lain, tidak dapat melakukan kegiatan
• Skala 5. Tidak dapat melakukan kegiatan, seluruhnya tergantung
orang lain
Penatalaksanaan
• Terapi Medis:
• Medikamentosa (simptomatik, definitif).
• Bedah.

• Terapi Non Medis:


• Edukasi.
• Konseling.
• Perilaku.
Penatalaksanaan menurut Kedkel
• Penanganan pasien sesuai masalah pada setiap aspek
1. Aspek personal
2. Aspek klinis
3. Aspek risiko internal
4. Aspek risiko eksternal
5. Aspek fungsional
Rencana Kegiatan (plan of action)
• Bentuk kegiatan
• Sasaran kegiatan
• Waktu kegiatan
• Hasil yang diharapkan
• Biaya
Rujukan
• Pada kasus yang sulit atau butuh perawatan tingkat lanjut maka dapat
dilakukan rujukan.
• Rujukan dilakukan dengan mendampingi pasien atau dengan
memantau perkembangan pengobatan pasien di tempat yang dirujuk.
• Rujukan dilakukan dengan persetujuan pasien.
• Tempat yang dirujuk wajib memberikan informasi atau feedback pada
dokter keluarga pasien yang bersangkutan.
Dasar-dasar atau prinsip pelayanan/pendekatan
kedokteran keluarga adalah:

1. Pelayanan kesehatan menyeluruh (holistik)


yang mengutamakan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit .
2. Pelayanan kesehatan perorangan yang
memandang seseorang sebagai bagian dari
keluarga dan lingkungan komunitasnya nya
Dasar-dasar atau prinsip
pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga

3. Pelayanan yang mempertimbangkan


keadaan dan upaya kesehatan secara terpadu
dan paripurna (komprehensif).
4. Pelayanan medis yang bersinambung.
5. Pelayanan medis yang terpadu
Pelayanan yang holistik

Pelayanan yang bersifat menyeluruh, yaitu


peduli bahwa pasien adalah seorang manusia
seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial
dan spiritual, serta berkehidupan di tengah
lingkungan fisik dan sosialnya
Pelayanan komprehensif
Pelayanan yang memasukkan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan
penyakit dan proteksi khusus (preventive &
spesific protection), pemulihan kesehatan
(curative), pencegahan kecacatan (disability
limitation) dan rehabilitasi setelah sakit
(rehabilitation) dengan memperhatikan
kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko
legal etika kedokteran.
Pelayanan Terpadu
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga
bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada
saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan
berbagai institusi yang menunjang pelayanan
kedokteran, baik dari formal maupun informal
Pelayanan Bersinambung

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga


merupakan pelayanan bersinambung, yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara
efisien, proaktif dan terus menerus demi
kesehatan pasien.
Periods of Pre-pathogenesis Periods of Pathogenesis

HEALTH PROMOTION

SPECIFIC PROTECTION

EARLY DIAGNOSIS AND


PROMT TREATMENT
DISABILITY LIMITATION
REHABILITATION

Tertiary
Primary Prevention Secondary Prevention Prevention

Anda mungkin juga menyukai