PENDAHULUAN
Pergeseran pola hidup masyarakat dari pola hidup tradisional menjadi pola
hidup yang praktis dan instan, khususnya pada pemilihan makanan, memiliki
dampak negatif bagi kesehatan. Makanan cepat saji dengan pemanasan tinggi dan
pembakaran merupakan pilihan dominan yang dapat memicu terbentuknya
senyawa radikal bebas (Tina dkk, 2013).
Antioksidan merupakan senyawa yang berfungsi menstabilkan radikal
bebas dengan cara menerima electron yang tidak berpasangan sehingga dapat
menunda tahap inisiasi pembentukan radikal bebas (Stevi dkk, 2012).
Dalam kehidupan sehari-hari, bekatul dimanfaatkan sebagai minyak bekatul
rice bran oil (RBO) dan pakan ternak (Fanny, 2018). Namun, bekatul juga
mengandung senyawa bioaktif sebagai antioksidan seperti tokoferol, tokotrienol,
oryzanol, antioksidan fenolik (Siti, 2016).
Kunyit dikenal sebagai salah satu rempah-rempah yang berkhasiat sebagai
jamu dan obat tradisional untuk penyakit akibat infeksi mikroba parasit, gigitan
serangga, penyakit mata, cacar, gangguan pencernaan, penyakit kulit, penyakit pada
hati, asma, dan mengurangi nyeri pada penderita rematik arthtritis (Ayu dkk, 2018).
Kunyit mengandung komponen kurkuminoid yang termasuk golongan fenol yang
berpotensi sebagai antioksidan alami (Ni Kadek Riaminanti dkk, 2016).
Melihat banyaknya manfaat dari berbagai sumber daya alam yang dimiliki
negara Indonesia sebagai bukti atas kebesaran Allah SWT sesuai dengan firman-
Nya Surat Al-Imran (3) ayat 190-191, menjelaskan tentang orang – orang yang
berakal yang selalu berfikir dan menyadari tentang kebesaran Allah SWT terhadap
penciptaan langit dan bumi. Allah SWT menciptakan segalanya untuk tujuan –
tujuan yang luhur dan mulia. Allah SWT akan memuliakan orang – orang yang
pandai bersyukur atas segala penciptaan-Nya.
Pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan oleh manusia dapat
dipahami dari konsep mashlahah mursalah yaitu, memelihara jiwa (hifzun nafs)
1
agar tidak menurunkan kualitas hidup manusia yang dapat berakibat terganggunya
hifzun nafs (Primadilla, 2015)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
untuk mengetahui dan membuktikan aktivitas antioksidan dari campuran ekstrak
kunyit (Curcuma longa.) dengan ekstrak bekatul (Oryza sativa) ditinjau dari
pandangan Islam.
Semakin banyaknya radikal bebas yang berasal dari makanan instan pada
saat ini, sehingga memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner, penuaan dini
dan kanker. Oleh sebab itu dibutuhkan antioksidan untuk mengatasi radikal bebas.
Senyawa – senyawa antioksidan alami yang dapat diperoleh dari sumber daya alam
di Indonesia. Beberapa sumber daya alam yang kaya antioksidan yakni kunyit
(Curcuma longa) dan bekatul (Oryza sativa).
2
1.4. Tujuan Penelitian
3
1.5.2. Manfaat bagi Masyarakat
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Antioksidan
Sitem antioksidan terdiri dari tiga kelompok yaitu primer, sekunder, dan
tersier. Antioksidan primer berfungsi untuk mencegah pembentukan radikal bebas,
contohnya transferrin, ferritin, dan albumin. Antioksidan sekunder berfungsi untuk
menangkap dan memberhentikan pembentukan radikal bebas, contohnya
superoksida dismutase (SOD), Glutation peroksidase (GPx), dan katalase.
Antioksidan tersier berfungsi untuk memperbaiki jaringan atau sel yang rusak,
contohnya metionin sulfide reduktase, DNA repair enzymes, protease, transferase,
dan lipase.
5
senyawa hidrogen peroksida (H2O2) menjadi O2 dan H2O. SOD dan katalase banyak
terdapat dalam hati, kelenjar adrenalin, ginjal, darah, limfa, penkreas, otak paru-
paru, lambung, usus, ovarium, dan timus. Enzim glutation peroksidase (GP*)
memiliki empat sub unit protein yang mengkatalis reaksi reduksi H2O2 menjadi
senyawa organik hidroperoksida (ROOH). Enzim GP* banyak terdapat pada sitosol
hati dan merupakan enzim antioksidan tubuh yang paling besar atau mayor (I Made
Oka Adi Parwata, 2016).
Dengan demikian pada individu yang hidup dengan stres tinggi, pekerjaan
yang melelahkan, bekerja di bawah paparan sinar matahari dan polusi udara
memerlukan antioksidan eksogen agar radikal bebas yang berlebihan dapat
diperangkap oleh antioksidan tersebut. Antioksidan tersebut diperoleh dari bahan
makanan yang mengandung vitamin C,E, dan betacaroten, serta senyawa flavonoid
(Kesuma Sayuti & Rina Yenrina, 2015)
2.1.2. Kunyit
Beberapa manfaat kunyit yang telah dilaporkan secara ilmiah ialah sebagai
antimikroba dan antioksidan. Kemampuan sebagai antioksidan dari rimpang kunyit
telah banyak dilaporkan oleh para peneliti. Beberapa diantaranya ialah ekstrak
etanol rimpang kunyit mempunyai aktivitas antioksidan dengan menggunakan
metode peredaman radikal bebas. Selanjutnya dari penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit memiliki aktivitas antioksidan yang paling
tinggi dibandingkan dengan empat jenis Curcuma C. zedoaria, C. angustifolia, C.
aromatica, dan C. amada. Selain bagian rimpang, bagian daun tanaman kunyit juga
telah dilaporkan memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Ekstrak metanol daun
kunyit segar dan serbuk daun kunyit memiliki aktivitas antioksidan (Eris &
Partomuan, 2015).
6
2.1.2.1. Karakteristik Tanaman Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiiberales
Familia : Zingiberaceae
7
Genus : Curcuma
8
herbal yang mengahalangi oksigen berlebih yang masuk dalam badan. Oleh karena
itulah, selain meningkatkan daya tahan tubuh, kunyit juga dapat mencegah masuk
angin (Cahyaning, 2012).
2.1.3. Bekatul
Bekatul (Oryza sativa) merupakan hasil samping dari proses penggilingan
dan penumbukkan gabah menjadi beras. Peningkatan hasil samping proses tersebut
di Indonesia tidak sebanding dengan pemanfaatannya. Pada umumnya, bekatul
(Oryza sativa) hanya digunakan sebagai pakan ternak, namun bekatul (Oryza
sativa) memiliki potensi lain yaitu minyak bekatul atau rica bran oil (RBO) untuk
pembuatan produk roti, biscuit, dan sereal. Minyak bekatul mengandung lemak
tidak jenuh yang tinggi sehingga aman dikonsumsi oleh penderita kolesterol dan
penyakit jantung (Siti Maria Ulfa, 2016).
Bekatul (Oryza sativa) mengandung sejumlah senyawa fenolik, serta kaya
akan serat pangan, vitamin, dan mineral. Beberapa penelitian mengenai
fungsionalitas bekatul bagi kesehatan antara lain: antikanker,
antihipokolesterolemik, dan antiaterogenik (Mirna Zena Tuarita, dkk., 2017).
2.1.3.1. Karakteristik Tanaman Bekatul
9
Gambar 1. Morfologi Padi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Graminae
Kandungan asam amino esensial, antara lain dalam bekatul antara lain:
triptofan, histidin, sistein, dan arginin. Jenis serat pangan terdiri atas selulosa,
hemiselulosa, pektin, arabinosilan, lignin, dan β-glukan. Selain itu, bekatul juga
mengandung beberapa komponen bioaktif, seperti γ-oryzanol, asam ferulat, asam
10
kafeat, tricine, asam kumarat, asam fitat, isoform vitamin E (α-tokoferol, γ-
tokoferol, tokotrienol), fitosterol (β-sitosterol, stigmasterol, kampesterol), dan
karotenoid (α-karoten, β-karoten, lutein, likopen) (Mirna Zena Tuarita, dkk., 2017).
Vitamin Iodin 67 μg
Tiamin (B1) 3,0 mg Kalsium (Ca) 80 mg
Riboflavin (B2) 0,4 mg Fosfor (P) 2,1 g
Niasin (B3) 43 mg Kalium (K) 1.9 g
Asam pantotenat 7 mg Natrium (Na) 20,3 g
(B5)
Piridoksin (B6) 0,49 mg Magnesium (Mg) 0,9 g
Sumber : Mirna Zena Tuarita, dkk., 2017.
11
Campuran ekstrak kunyit (Curcuma longa) dengan ekstrak bekatul (Oryza
sativa) merupakan salah satu sumber alam yang mengandung antioksidan yang
tinggi. Maha besar Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
tidak ada yang sia – sia, sebagaimana telah dijelaskan dalam salah satu ayat:
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demkian itu adalah anggapan orang-orang kafir,
maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka” (QS.
Shaad (38) : 37).
Makna dari ayat tersebut adalah tuntutan bagi kita agar mengetahui dan
memahami serta mensyukuri setiap hasil ciptaan Allah salah satunya yakni hasil
sumber daya alam berupa tumbuhan kunyit dan bekatul yang kaya akan antioksidan
yang sangat dibutuhkan oleh manusia demi kelangsungan hidupnya. Oleh sebab itu
perlunya dilakukan penelitian mengenai aktifitas antioksidan dari campuran ekstrak
kunyit (Curcuma longa) dengan ekstrak bekatul (Oryza sativa).
Antioksidan
Nabati Hewani
Kunyit Bekatul
12
2.3. Kerangka Konsep
Bekatul Kunyit
Ekstrak Ekstrak
Aktivitas Antioksidan
1. H0: Pengolahan ekstrak kunyit (Curcuma longa) dan ekstrak bekatul (Oryza
sativa) tidak memengaruhi kandungan antioksidan di dalamnya.
2. H1: Pengolahan ekstrak kunyit (Curcuma longa) dan ekstrak bekatul (Oryza
sativa) memengaruhi kandungan antioksidan di dalamnya.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kunyit yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak rimpang kunyit
(Curcuma longa) yang diperoleh dari Laboratorium Herbal lantai 11 Universitas
Yarsi. Bekatul (Oryza sativa) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
daerah Karawang. Sampel ini kemudian diambil sebagiannya lalu dicampur
kemudian diuji antioksidannya tanpa olahan diteliti di Laboratorium Herbal lantai
11 Universitas Yarsi.
14
750 ml kemudian direndam dengan metode maserasi selama 24 jam. Kemudian
hasil dari maserasi disaring diperoleh filtrat bekatul berbentuk cair. Filtrat
kemudian dilakukan pemekatan menggunakan alat evaporator sampai diperoleh
ekstrak bekatul sebanyak 4,87 gram dengan konsistensi padat dan tidak ada etanol
yang tersisa. Hasil ekstrak dimasukkan dalam wadah lalu disimpan dalam lemari
pendingin selama 24 jam. Ekstrak siap digunakan sebagai sampel uji antioksidan
dengan metode DPPH.
15
sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas peredaman radikal bebas
semakin tinggi (Ery, 2013).
c. Pengukuran sampel
Pengenceran sampel uji dengan DPPH dilakukan sesuai dengan Tabel. Semua
larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu diinkubasi pada suhu kamar
selama 30 menit yang dihitung sejak penambahan larutan DPPH pada sampel.
Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksima DPPH (517 nm).
Persentasi penghambatan aktivitas antioksidan dpaat dihitung melalui rumus:
𝐴0 − 𝐴1
% 𝑖𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 = 𝑋 100%
𝐴0
16
IC50 sediaan sampel terhadap larutan DPPH ditentukan dari persamaan
regresi linier yang dihasilkan dari pengukuran variasi konsentrasi sampel terhadap
larutan DPPH. Persamaan regresi linier, y = a + bx, dimana sumbu x adalah
konsentrasi sampel dan sumbu y adalah %inhibisi, maka nilai IC50 dapat dihitung
menggunakan rumus:
50 − 𝑎
𝐼𝐶50 =
𝑏
PENGUMPULAN BAHAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
PENGOLAHAN DATA
17
3.9 JADWAL PENELITIAN
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Tahun
2018 2019
Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Penyusunan Proposal
Ujian Proposal
Revisi Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
Skripsi
Ujian Skripsi
18
BAB IV
4.1 Hasil Uji Aktivitas Antioksian Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak
Bekatul
19
Berdasarkan uji aktivitas antioksian ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak
bekatul yang diperoleh adalah:
Tabel 4.1 Hasil IC50 dari Uji Antioksidan Ekstrak Rimpang Kunyit dan
Ekstrak Bekatul
20
yaitu 50.71 ppm. Sampel campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak bekatul
dengan perbandingan 2:1 memiliki nilai IC50 lebih rendah apabila dibandingkan
dengan perbandingan 1:2, yaitu 41,42 ppm sedangkan sampel campuran ekstrak
rimpang kunyit dan ekstrak bekatul dengan perbandingan 1:2 memiliki nilai IC 50
sebesar 50,19 ppm. Sampel campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak bekatul
dengan perbandingan 3:1 memiliki nilai IC50 yang lebih rendah yaitu 37,66 ppm.
Sampel campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak bekatul dengan perbandingan
4:1 memiliki nilai IC50 yang paling kecil dari berbagai macam perbandingan, yaitu
sebesar 31.22 ppm.
IC50
140.00
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
Bekatul Kunyit Bekatul : Bekatul : Bekatul : Bekatul : Bekatul :
Kunyit = 1:1 Kunyit = 1:2 Kunyit = 1:3 Kunyit = 1:4 Kunyit = 2:1
IC50 (ppm)
Gambar 4.1 Hasil IC50 dari uji antioksidan ekstrak rimpang kunyit dan
ekstrak bekatul
21
IC50 yang paling kecil (31.22 ppm), karena semakin kecil nilai IC50 maka semakin
tinggi aktivitas antioksidan.
Berdasarkan hasil IC50 dari uji antioksidan ekstrak rimpang kunyit dan
ekstrak bekatul dapat dimasukkan sesuai katergori nilai IC50 seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.2 Pengelompokkan Hasil nilai IC50 dari Uji Antioksidan Ekstrak
Rimpang Kunyit dan Ekstrak Bekatul
22
memiliki nilai IC50 terendah (31.22 ppm). Dan berdasarkan uji antioksidan tersebut
dapat diketahui bahwa campuran ekstrak bekatul dan ekstrak rimpang kunyit
dengan perbandingan 1:1 memiliki aktivitas antioksidan yang paling rendah
dibandingkan dengan campuran yang lain karena memiliki nilai IC50 tertinggi
(50.71 ppm). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar
perbandingan ekstrak rimpang kunyit dalam campuran ekstrak bekatul dan ekstrak
rimpang kunyit, semakin tinggi aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan
dengan semakin menurunnya nilai IC50.
4.2 Pembahasan Hasil Uji Aktivitas Antioksian Ekstrak Rimpang Kunyit dan
Ekstrak Bekatul
Hasil penelitian uji aktivitas antioksian ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak
bekatul menghasilkan nilai IC50 ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa) sebesar
25,56 ppm. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan
Eris Septiana dan Partomuan Simanjuntak (2015) tentang aktivitas antimikroba dan
antioksidan ekstrak beberapa bagian tanaman kunyit yang membuktikan bahwa
rimpang kunyit (Curcuma longa) memiliki nilai IC50 yang rendah yaitu 20,42 ppm.
Nilai IC50 tersebut menunjukan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa)
termasuk kedalam kategori aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan aktif
sehingga sangat baik dalam melawan radikal bebas.
23
sebesar 31.22 ppm yang termasuk kategori aktivitas antioksidan yang aktif dan
sangat kuat sehingga mampu melawan radikal bebas dengan baik.
24
BAB VI
6.1 Kesimpulan
25
6.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
DAFTAR PUSTAKA
Tina, Mimin, dan Fitri. 2013. Uji Aktivitas Daya Antioksidan Buah Rambutan
Rapiah dengan Metode Dpph. Bandung : Jurusan Kimia Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Bandung.
Kesuma dan Rina. 2015. Antioksidan, Alami dan Sintetik. Padang : Andalas
University Press.
Sri, Yustinus, dkk. 2015. Komposisi Kimia serta Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Hidrofilik Bekatul Beberapa Varietas Padi. Yogyakarta : AGRITECH.
Primadilla. 2015. Aktivitas Antioksidan dari Sabun Cair Bekatul (Oryza Sativa L.),
Buah Bengkoang (Pachyrhizus Erosus), dan Kulit Bengkoang (Pachyrhizus
Erosus) serta Kombinasi Ketiganya yang Ditinjau dari Kedokteran dan Islam.
Jakarta : Universitas Yarsi.
28
BIODATA PENELITIAN
29