DisusunOleh :
NATASHA PRISTANTY
2020-01-14201-024
BAB 1
2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot
jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah,
kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
pengontrol irama jantung dan berakhir dengan kematian. (Hermawatirisa,2014).
g. Stress
4
1.1.4 Patofisiologi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan
kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan
makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya ke
tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah arteri
koroner, aorta dan arteri-arteri sereberal. (Ariesty, 2011).
Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis dimulai dengan
disfungsi lapisan endotel lumen arteri, kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel
endotel atau dari stimulus lain, cedera pada sel endotel meningkatkan permeabelitas
terhadap berbagai komponen plasma, termasuk asam lemak dan trigliserida, sehingga
5
zat ini dapat masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak menghasilkan oksigen
radikal bebas yang selanjutnya dapat merusak pembuluh darah. (Ariesty, 2011).
Selain itu kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima
karena permeabilitas lapisan endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan
teradapat lapisan lemak diarteri. Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut,
agregasi trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (tombus), sebagian
dinding pembuluh diganti dengan jaringan parut sehingga mengubah struktur dinding
pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan lemak, pembentukan
deposit jaringan parut, pembentukan bekuan yang berasal dari trombosit dan
proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan dan menyempit.
Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner akibat aterosklerosis dan tidak
dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan
kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel
miokardium sehingga menggunakan glikolisis anerob untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium dan menyebabkan
nyeri.
6
PATHWAY PJK
Aliran O2 arteri
koronaria menurun
Intoleransi
Fatigue Timbunan
aktivitas Metabolisme Jantung
asam laktat
anaerob kekurangan O2
meningkat
Penurunan curah jantung Kontraksi jantung menurun Iskemia otot Perlu menghindari Diperlukan
jantung komplikasi pengetahuan
1.1.6 Klasifikasi
Klasifikasi PJK (Putra S, dkk, 2013) :
1) Angina Pektoris Stabil/Stable Angina Pectoris
Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu ketidaknyamanan
(jarang digambarkan sebagai nyeri) di dada atau lengan yang sulit dilokalisasi dan dalam,
berhubungan dengan aktivitas fisik atau stres emosional dan menghilang dalam 5-15 menit
dengan istirahat dan atau dengan obat nitrogliserin sublingual (Yusnidar, 2007). Angina
pektoris stabil adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium yang merupakan
hasil dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen miokard. Iskemia
miokard dapat disebabkan oleh stenosis arteri koroner, spasme arteri koroner dan
berkurangnya kapasitas oksigen di dalam darah (Aladdini, 2011).
2) Angina Pektoris Tidak Stabil/Unstable Angina Pectoris
Angina pektoris tak stabil adalah angina pektoris (atau jenis ekuivalen ketidaknyamanan
iskemik) dengan sekurang-kurangnya satu dari tiga hal berikut;
a. Timbul saat istirahat (atau dengan aktivitas minimal) biasanya berakhir setelah lebih dari
20 menit (jika tidak diberikan nitrogliserin).
b. Lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata dan merupakan onset baru (dalam
1 bulan).
c. Timbul dengan pola crescendo (bertambah berat, bertambah lama, atau lebih sering dari
sebelumnya). Pasien dengan ketidaknyamanan iskemik dapat datang dengan atau tanpa
elevasi segmen ST pada EKG (yusnidar, 2007).
3) Infark Miokard Akut
Infark miokardadalah suatu keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi (penutupan
mendadak pembuluh koroner) atau cabangnya yang mengalami sklerosis
(pengerasan).Biasanya cara penutupan disebabkan adanya trombus dan perdarahan dalam
intima. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh
pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark tergantung
pada arteri yang oklusi. Infark Miokard terbagi 2 yaitu Non ST Elevasi Miokardial Infark
(NSTEMI) dan ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI).
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi PJK adalah(Karikaturijo, 2010):
1) Disfungsi ventricular
2) Aritmia pasca STEMI
3) Gangguan hemodinamik
4) Ekstrasistol ventrikel
5) Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel
6) Syok kardiogenik
7) Gagal jantung kongestif
8) Perikarditis
9) Kematian mendadak
2) Pembedahan
a. Angioplasti
Angioplasty dilakukan dengan memasukkan balon tipis dan panjang melewati
pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan kawat yang sangat halus,
kemudian balon dipompa pada tekanan tinggi hingga melebarkan pembuluh nadi
dan sering memisahkan timbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga
pembuluh membuka.
b. Bypass
Pembedahan bypass yaitu melakukan bypass terhadap penyumbatan di arteri
koronaria dan menggantikannya dengan pembuluh darah yang diambil dari
dinding dada atau kaki dengan menghentikan kerja jantung dan menggantikannya
dengan mesin jantung paru saat operasi jantung dilakukan.
BAB 2
MANAJEMEN KEPERAWATAN
1.1.10 Pengkajian
1) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,
tanggal MRS dan diagnosa medis (Wantiyah, 2010).
2) Keluhan utama
Pasien biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan dengan skala nyeri 0-10, 0
tidak nyeri dan 10 nyeri palig tinggi. Pengkajian nyeri secara mendalam menggunakan
pendekatan PQRST, meliputi prepitasi dan penyembuh, kualitas dan kuatitas, intensitas,
durasi, lokasi, radiasi/penyebaran,onset (Wantiyah,2010).
3) Riwayat kesehatan lalu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah klien
pernah menderita hipertensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung
koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya
(Wantiyah,2010).
4) Riwayat kesehatan sekarang
Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk membantu klien
dalam mengutamakan masalah keluannya secara lengkap. Pada klien PJK umumnya
mengalami nyeri dada (Wantiyah, 2010).
5) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung
koroner. Riwayat penderita PJK umumnya mewarisi juga faktor-faktor risiko lainnya,
seperti abnormal kadar kolestrol, dan peningkatan tekanan darah (A.Fauzi Yahya 2010).
6) Riwayat psikososial
Pada klien PJK biasanya yang muncul pada klien dengan penyakit jantung koroner adalah
menyangkal, takut, cemas, dan marah, ketergantungan, depresi dan penerimaan realistis.
(Wantiyah,2010)
7) Pola aktivitas dan latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit jantung koroner untuk
menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas. Pasien penyakit
jantung koroner mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.(Panthee & Kritpracha, 2011).
8) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan
mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis,
apatis, samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah
sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
b. Tanda-tanda vital
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan dan suhu
tubuh.
c. Pemeriksaan fisik persistem
- Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non verbal.
(Aziza, 2010).
- Sistem penglihatan, pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur.(Gordon,
2015)
- Sistem pendengaran, pada klien PJK pada sistem pendengaran telinga , tidak
mengalami gangguan. (Gordon, 2015)
- Sistem abdomen, bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati. (Gordon, 2015)
- Sistem respirasi, pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda dan
gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi persentase
fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi pernapasan dan modus yang digunakan
untuk bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada tempatnya, pemeriksaan analisa
gas darah dan elektrolit untuk mendeteksi hipoksemia. (Aziza, 2010)
- Sistem kardiovaskuler, pengkajian dengan tekhnik inspeksi, auskultrasi, palpasi,
dan perkusi perawat melakukan pengukuran tekanan darah; suhu; denyut jantung
dan iramanya; pulsasi prifer; dan tempratur kulit. Auskultrasi bunyi jantung
dapat menghasilkan bunyi gallop S3 sebagai indikasi gagal jantung atau adanya
bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai komplikasi. Peningkatan irama napas
merupakan salah satu tanda cemas atau takut (Wantiyah,2010)
- Sistem gastrointestinal, pengkajian pada gastrointestinal meliputi auskultrasi
bising usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi). (Aziza, 2010)
- Sistem muskuluskeletal, pada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan otot
sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau
aktifitas yang biasanya dilakukan. (Aziza, 2010)
- Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah. (Aziza,2010)
- Sistem Integumen, pada klien PJK akral terasa hangat, turgor baik. (Gordon,
2015)
- Sistem perkemihan, kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk mengetahui
adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang keluar. (Aziza, 2010)
5) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri (gangguan
citra/kemampuan), respon patofisiologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas/cemas
pasien berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
- Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi
- Menunjukkan strategi koping efektif/ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kecemasan pasien 1. Mengetahui tingkat kecemasan yang
dialami pasien
2. Jelaskan semua prosedur tindakan 2. Agar pasien mengetahui manfaat
yang akan dilakukan dan prosedur sehingga mengurangi
manfaatnya. kecemasan
3. Dorong keluarga dan teman untuk 3. Meyakinkan pasien bahwa peran
memberikan dukungan dan dalam keluarga dan kerja tidak
semangat untuk pasien berubah.
4. Kolaborasi dalam pemberian 4. mungkin diperlukan untuk
sedatif, tranquilizer mambantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk membuat
strategi koping adekuat
1.2.4 Implementasi
Implementasiadalahtahap pelaksanananterhadap rencanatindakan keperawatanyang
telahditetapkanuntukperawatbersamapasien.Implementasi dilaksanakansesuaidenganrencana
dan dibutuhkanketrampilaninterpersonal,intelektual,teknikalyang dilakukandengan cermat
dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamananfisik dan
psikologis(Ummi Hani,dkk,2006).
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan rencana perawat dalam memenuhi
kebutuhan klien. Evaluasi dibagi menjadi2 yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan
setiap selesai melaksanankan tindakan dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan umum dan khusus yang telah ditentukan (Ummi
Hani,dkk,2006).
Adapun hasil evaluasi yang diharapkan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat yaitu:
1) Masalah nyeri teratasi
2) Penurunn curah jantung teratasi
3) Pola napas kembali efektif
4) Toleransi terhadap aktivitas meningkat
5) Ansietas berkurang/hilang
6) Pengetahuan pasien meningkat
BAB 3
ASUHAN KPERAWATAN
NIM : 2020-01-14201-024
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 62 tahun
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
2. RiwayatPenyakitSekarang:
Pasien mengatakan pada hari selasa pasien datang ke poli jantung untuk melakukan
kontrol rutin, saat di poli jantung pasien mengeluh kepalanya pusing. Atas saran dari
dokter di poli jantung pasien pasien di rawat di Ruang Srikandi untuk seanjutnya
dilakukan tindakan DCA (Diagnostic Coronary Ertery) di Ruang Cath Lab.
3. RiwayatPenyakitSebelumnya (riwayatpenyakitdanriwayatoperasi)
Pasien mengatakan ± 10 tahun yang lalu pernah dirawat di Rumah Sakit karena sakit
tifus. Pasien mengatakan tidak pernah melakukan operasi sebelumnya.
4. RiwayatPenyakitKeluarga
Klien mengatakan didalam keluarga ada riwayat penyakit jantung dan Diabetes Mellitus.
GENOGRAM KELUARGA:
K
Keterangan:
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. KeadaanUmum:
Keadaan umum pasien lemah, kesadaran compos menthis, terpasang vemplon pada
tangan kiri.
2. Status Mental :
b. Ekspresiwajah : Datar
c. Bentukbadan : Kurus
e. Berbicara : Baik
f. Suasanahati : Cemas
h. Fungsikognitif :
Orientasiwaktu : Klien dapat membedakan waktu, siang-malam.
Orientasi Orang : Klien dapat mengenal orang, keluarga, petugas
kesehatan.
OrientasiTempat : Klien dapat mengenal/membedakan tempat.
i. Halusinasi :Dengar/AkusticLihat/Visual Lainnya.................................................
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh ideas
Lainnya
m. Mekanismepertahanandiri : AdaptifMaladaptif
3. Tanda-tandaVital :
b. Nadi/HR : 58 x/mt
c. Pernapasan/RR : 22x/mt
d. TekananDarah/BP : 110/62mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Lainnya
Bronchial Trakeal
Keluhanlainnya :
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Ada kelainan
Keluhanlainnya :
MasalahKeperawatan :
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 4 (membuka mata spontan)
V : 5 (berbicara terorientasi)
M : 6 (gerakan mematuhi perintah)
Total Nilai GCS : 15 (composmentis)
Kesadaran : Compos Menthis Somnolent Delirium
Midriasis Meiosis
UjiKoordinasi :
Refleks :
Keluhan lainnya :
Masalah Keperawatan :
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
KeluhanLainnya :
Mukosa : Lembab
Keluhanlainnya :
Parese, lokasi
Paralise, lokasi
Krepitasi, lokasi
Nyeri, lokasi
Bengkak, lokasi
Flasiditas, lokasi
Spastisitas, lokasi
Ukuranotot Simetris
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Peradangan, lokasi.......................................................................................................
Perlukaan, lokasi..........................................................................................................
KifosisLordosis
Pustula, lokasi.....................................................................
Nodula, lokasi.....................................................................
Vesikula, lokasi...................................................................
Papula, lokasi......................................................................
Ulcus, lokasi......................................................................
Teksturrambut halus
Distribusirambut merata
MasalahKeperawatan :
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
c. Hidung / Penciuman:
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeritekan sinus
Transluminasi
Cavum Nasal Warna………………….. Integritas……………..
MasalahKeperawatan :
Kemerahan, Lokasi
Gatal-gatal, Lokasi
Gland Penis
MaetusUretra
Discharge, warna
Srotum
Hernia
Kelainan
a. ReproduksiWanita
Kemerahan, Lokasi
Gatal-gatal, Lokasi
Perdarahan ......................................................................
Clitoris ............................................................................
Labia .........................................................................
Uretra .........................................................................
Kehamilan : ……………………………………
Tafsiranpartus : ……………………………………
Keluhan lain................................................................................................................
....................................................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeritekan
Keluhanlainnya...........................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
MasalahKeperawatan :....................................................................................................
Pasien mengatakan penyakit yang ia alami mungkin disebabkan karena kurang menjaga
kesehatan.
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 170 Cm
BB sekarang : 85 Kg
BB Sebelum sakit : 85 Kg
Diet :
Diet Khusus :
Mual
Muntah - kali/hari
Rasa haus
MasalahKeperawatan:
3. Polaistirahatdantidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah tidur, pasien dapat tidur dengan nyenyak, tidur
malam 7-8 jam, tidur siang ± 1 jam.
MasalahKeperawatan
4. Kognitif :
Pasien mengatakan sudah sedikit tahu tentang penyakitnya karena sudah sering
disampaikan oleh dokter saat kontrol di poli jantung.
MasalahKeperawatan
Ideal diri: Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktivitas seperti biasa.
Identitas diri: Klien adalah seorang laki-laki.
Harga diri: Klien mengatakan tetap percaya diri dan tidak minder dengan penyakit yang
dideritanya.
MasalahKeperawatan
6. AktivitasSehari-hari
Pasien mengatakan sebelum dirawat dirumah sakit aktivitas yang Ia lakukan dirumah
adalah memlihara hewan peliharaan di rumah, saat dirawat di Rumah Sakit pasien hanya
beristirahat di tempat tidur.
MasalahKeperawatan
MasalahKeperawatan
8. Nilai-PolaKeyakinan
Klien mengatakan menganut agama Islam, tidak ada tindakan keperawatan yang
bertentangan dengan nilai dan pola keyakinan klien.
MasalahKeperawatan
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuanberkomunikasi
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan klien sehari-hari adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
6. Kebiasaanmenggunakanwaktuluang :
Kebiasaan klien menggunakan waktu luang untuk beristirahat.
7. Kegiatanberibadah :
Klien hanya berdoa diatas tempat tidur.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
7. Acarbose 50 mg
Mahasiswa,
( NIKO)
ANALISIS DATA
S : 36,8oC
Penurunan curah jantung
RR : 22 x/menit
Ansietas
PRIORITAS MASALAH
NamaPasien : Tn. B
NamaPasien : Tn. B
Hari/Tanggal, Tandatangandan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam NamaPerawat
Diagnosa Keperawatan 1 Rabu, 8 Februari
2017/ 07.00 WIB
Selasa 7
1. Mengobservasi
Februari 2017 S: Klien mengatakan
tanda-tanda vital
pusingnya sudah
21.30 WIB pasien berkurang.
2. Mengobservasi
tingkat kesadaran
pasien O:
3. Menganjurkan
- TTV:
pasien banyak
TD: 114/72
beristirahat NIKO
mmHg
4. Mempertahankan
posisi pasien semi N: 62 x/menit
fowler S: 36,5oC
5. Menganjurkan
RR: 20x/menit
pasien mengurangi
konsumsi makanan - Kesadaran
berlemak/tinggi pasien
garam composmenthi
s
6. Berkolaborasi
- Pasien
dengan dokter beristirahat
dalam pemberian ditempat tidur
obat. - Posisi pasien
semi fowler
- Obat:
Concor
bisoprolol 2,5
mg
Furosemide 20
mg
Spironolacton
25 mg
Simvastatin 20
mg
Micardis 40 mg
Aspilet
Acarbose 50
mg
A: Masalah
penurunan curah
jantung teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
Intervensi
1. Anjurkan
pasien banyak
beristirahat