Anda di halaman 1dari 40

1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


DibuatuntukmemenuhitugasmatakuliahKonsep Dasar Keperawatan II
Dosenpembimbing :Putria Carolina.,Ners.,M.Kep

DisusunOleh :
NATASHA PRISTANTY
2020-01-14201-024

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TAHUN 2021/2022

BAB 1
2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Penyakit Jantung Koroner


1.1.1 Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana terjadi
penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner
menyempit atau tersumbat (Norhasimah, 2010).
American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit jantung
koroner adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung. Penumpukan plak pada arteri koroner ini disebut
dengan aterosklerosis (AHA, 2012).
PJK juga disebut penyakit arteri koroner (CAD), penyakit jantung iskemik
(IHD), atau penyakit jantung aterosklerotik, adalah hasil akhir dari akumulasi plak
ateromatosa dalam dinding-dinding arteri yang memasok darah ke miokardium
(otot jantung) (Manitoba Centre for Health Policy, 2013).

1.1.2 Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot
jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah,
kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
pengontrol irama jantung dan berakhir dengan kematian. (Hermawatirisa,2014).

1.1.3 Faktor Risiko


1) Faktor Risiko yang dapat diubah
a. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang
merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat, yaitu kenaikan tekanan
darah sistolik melebihi 140 mmHg dan diastolik melebihi 90 mmHg.
Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penyakit jantung
koroner.
b. Dislipidemia
1
3

Sebenarnya kolestrol bukanlah sesuatu yang merusak tubuh selama


kadarnya tidak berlebihan, tetapi justru diperlukan dalam proses
fisiologis seperti pembentukan membran sel, hormon steroid dan
empedu. Studi framingham menyatakan bahwa risiko PJK meningkat dua
kali pada kadar kolestrol total diatas 240 mg/dl dibanding dengan pasien
dengan kadar kolestrol total dibawah 200 mg/dl.
c. Merokok
Rokok dapat menyebabkan aterosklerosis melalui beberapa cara,
diantaranya peningkatan modifikasi oksidasi LDL, penurunan HDL,
disfungsi endotel akibat hipoksia dan stress oksidatif, peningkatan
perlekatan platelet, peningkatan ekspresi CAM, aktifasi simpatis oleh
nikotin.
d. Diabetes Mellitus
Diabetes melitus merupakan factor risiko terhadap PJK yaitu bila kadar
glukosa darah naik terutama bila berlangsung dalam waktu yang cukup
lama, gula darah (glukosa) tersebut dapat menjadi pekat, hal ini
mendorong terjadinya pengendapan aterosklerosis pada arteri koroner.
e. Obesitas
Orang dengan berat badan berlebihan mempunyai kemungkinan terkena
penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Gemuk tidak sehat karena
kelebihan berat badan meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan
dengan penyakit jantumg koroner terutama karena pengaruhnya pada
tekanan darah, kadar kolesterol darah juga diabetes melitus.
f. Ketidakaktifan fisik
Aktifitas fisik (exercise) dapat meningkatan kadar HDL kolestrol,
memperbaikai kolesterol koroner sehingga resiko PJK dapat dikurangi,
memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miocard,
menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan KGD
pada pendrita DM, menurunkan tekanan darah

g. Stress
4

Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang


tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan (spasme) arteri
koroner, sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu.
2) Faktor Risiko yang tidak dapat dubah
a. Umur
Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 ke atas, tetapi pada usia
dibawah 40 tahun sudah ditemukan. Pada laki-laki, kasus kematian PJK
mulai dijumpai pada usia 35 tahun, dan terus meningkat dengan
bertambahnya usia. Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat
sampai usia 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 50 tahun.
Kadar kolesterol perempuan biasanya meningkatkan menjadi lebih tinggi
dari pada laki-laki.
b. Jenis kelamin
Di AS gejala PJK sebelum berumur 60 tahun di dapatkan pada 1 dari 5
laki-laki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti bahwa laki-laki mempunyai
resiko PJK 2-3 kali lebih besar daripada perempuan.
c. Genetik
Gillium (1978) menyatakan bahwa PJK cenderung lebih banyak pada
subjek orang tuanya telah menderita PJK dini. Bila kedua orang tua
penderita PJK menderita PJK pada usia muda, maka anaknya mempunyai
resiko yang lebih tinggi bagi perkembangan PJK dari pada hanya
seseorang atau tidak ada orang tuanya menderita PJK.

1.1.4 Patofisiologi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan
kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan
makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel), dan akhirnya ke
tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah arteri
koroner, aorta dan arteri-arteri sereberal. (Ariesty, 2011).
Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis dimulai dengan
disfungsi lapisan endotel lumen arteri, kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel
endotel atau dari stimulus lain, cedera pada sel endotel meningkatkan permeabelitas
terhadap berbagai komponen plasma, termasuk asam lemak dan trigliserida, sehingga
5

zat ini dapat masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak menghasilkan oksigen
radikal bebas yang selanjutnya dapat merusak pembuluh darah. (Ariesty, 2011).
Selain itu kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima
karena permeabilitas lapisan endotel meningkat, pada tahap indikasi dini kerusakan
teradapat lapisan lemak diarteri. Apabila cedera dan inflamasi terus berlanjut,
agregasi trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (tombus), sebagian
dinding pembuluh diganti dengan jaringan parut sehingga mengubah struktur dinding
pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan lemak, pembentukan
deposit jaringan parut, pembentukan bekuan yang berasal dari trombosit dan
proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan dan menyempit.
Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner akibat aterosklerosis dan tidak
dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan
kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel
miokardium sehingga menggunakan glikolisis anerob untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium dan menyebabkan
nyeri.
6

PATHWAY PJK

Aterosklerosis, spasme Pajanan Terhadap dingin Stress Latihan Fisik


pembuluh darah

Vasokonstriksi Adrenalin Kebutuhan O2


meningkat jantung meningkat

Aliran O2 arteri
koronaria menurun

Intoleransi
Fatigue Timbunan
aktivitas Metabolisme Jantung
asam laktat
anaerob kekurangan O2
meningkat

Penurunan curah jantung Kontraksi jantung menurun Iskemia otot Perlu menghindari Diperlukan
jantung komplikasi pengetahuan

Inspirasi Nyeri Kurang


pengetahua
n
Pola napas Pengembangan Takut akan Ansietas
tidak efektif paru tidak optimal kematian
1.1.5 Manifestasi Klinis
Menurut, Hermawatirisa 2014, gejala penyakit jantung koroner:
1) Timbulnya rasa nyeri di dada (Angina Pectoris)
2) Gangguan pada irama jantung
3) Pusing
4) Rasa lelah berkepanjangan
5) Sakit perut, mual dan muntah
Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis yang berbeda-beda. Untuk
menentukan manifestasi klinisnya perlu melakukan pemeriksaan yang seksama. Dengan
memperhatikan klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi saat istirahat, foto dada, pemeriksaan enzim jantung dapat membedakan subset
klinis PJK.

1.1.6 Klasifikasi
Klasifikasi PJK (Putra S, dkk, 2013) :
1) Angina Pektoris Stabil/Stable Angina Pectoris
Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu ketidaknyamanan
(jarang digambarkan sebagai nyeri) di dada atau lengan yang sulit dilokalisasi dan dalam,
berhubungan dengan aktivitas fisik atau stres emosional dan menghilang dalam 5-15 menit
dengan istirahat dan atau dengan obat nitrogliserin sublingual (Yusnidar, 2007). Angina
pektoris stabil adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium yang merupakan
hasil dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen miokard. Iskemia
miokard dapat disebabkan oleh stenosis arteri koroner, spasme arteri koroner dan
berkurangnya kapasitas oksigen di dalam darah (Aladdini, 2011).
2) Angina Pektoris Tidak Stabil/Unstable Angina Pectoris
Angina pektoris tak stabil adalah angina pektoris (atau jenis ekuivalen ketidaknyamanan
iskemik) dengan sekurang-kurangnya satu dari tiga hal berikut;
a. Timbul saat istirahat (atau dengan aktivitas minimal) biasanya berakhir setelah lebih dari
20 menit (jika tidak diberikan nitrogliserin).
b. Lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata dan merupakan onset baru (dalam
1 bulan).
c. Timbul dengan pola crescendo (bertambah berat, bertambah lama, atau lebih sering dari
sebelumnya). Pasien dengan ketidaknyamanan iskemik dapat datang dengan atau tanpa
elevasi segmen ST pada EKG (yusnidar, 2007).
3) Infark Miokard Akut
Infark miokardadalah suatu keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi (penutupan
mendadak pembuluh koroner) atau cabangnya yang mengalami sklerosis
(pengerasan).Biasanya cara penutupan disebabkan adanya trombus dan perdarahan dalam
intima. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh
pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark tergantung
pada arteri yang oklusi. Infark Miokard terbagi 2 yaitu Non ST Elevasi Miokardial Infark
(NSTEMI) dan ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI).

Gambar 1.1 EKG Normal, STEMI dan NSTEMI

1.1.7 Komplikasi
Komplikasi PJK adalah(Karikaturijo, 2010):
1) Disfungsi ventricular
2) Aritmia pasca STEMI
3) Gangguan hemodinamik
4) Ekstrasistol ventrikel
5) Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel
6) Syok kardiogenik
7) Gagal jantung kongestif
8) Perikarditis
9) Kematian mendadak

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1) EKG
EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis, rekaman yang dilakukan saat
sedang nyeri dada sangat bermanfaat.
2) Chest X-Ray (foto dada)
Thorax foto mungkin normal atau adanya kardiomegali, CHF (gagal jantung kongestif)
atau aneurisma ventrikiler (Kulick, 2014).
3) Latihan tes stres jantung (treadmill)
Treadmill merupakan pemeriksaan penunjang yang standar dan banyak digunakan untuk
mendiagnosa PJK, ketika melakukan treadmill detak jantung, irama jantung, dan tekanan
darah terus-menerus dipantau, jika arteri koroner mengalami penyumbatan pada saat
melakukan latihan maka ditemukan segmen depresi ST pada hasil rekaman (Kulick,
2014).
4) Ekokardiogram
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung,
selama ekokardiogram dapat ditentukan apakah semua bagian dari dinding jantung
berkontribusi normal dalam aktivitas memompa. Bagian yang bergerak lemah mungkin
telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen, ini mungkin
menunjukkan penyakit arteri koroner (Mayo Clinik, 2012).
5) Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung atau angiografi adalah suatu tindakan invasif minimal dengan
memasukkan kateter (selang/pipa plastik) melalui pembuluh darah ke pembuluh darah
koroner yang memperdarahi jantung, prosedur ini disebut kateterisasi jantung.
Penyuntikkan cairan khusus ke dalam arteri atau intravena ini dikenal sebagai angiogram,
tujuan dari tindakan kateterisasi ini adalah untuk mendiagnosa dan sekaligus sebagai
tindakan terapi bila ditemukan adanya suatu kelainan (Mayo Clinik, 2012).

6) CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)


Computerized tomography Coronary angiogram/CT Angiografi Koroner adalah
pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu memvisualisasikan arteri
koroner dan suatu zat pewarna kontras disuntikkan melalui intravena selama CT scan,
sehingga dapat menghasilkan gambar arteri jantung yang berguna untuk mendeteksi
kalsium dalam deposito lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah besar
kalsium ditemukan, maka memungkinkan terjadinya PJK (Mayo Clinik, 2012).
7) Magnetic resonance angiography (MRA)
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan dengan penyuntikan zat
pewarna kontras, yang berguna untuk mendiagnosa adanya penyempitan atau
penyumbatan, meskipun pemeriksaan ini tidak sejelas pemeriksaan kateterisasi jantung
(Mayo Clinik, 2012).
1.1.9 Penatalaksanaa Medis
1) Dengan obat-obatan
a. Aspirin
Obat yang paling banyak diberikan, tujuannya adalah mengencerkan darah agar
tidak cepat membeku.
b. Beta Blocker
Obat yang menghambat kerja adrenalin agar tidak meresap kedalam jantung dan
pembuluh darah untuk mengurangi resiko terulangnya serangan jantung sehingga
mampu menurunkan angka kematian.
c. Penghambat ACE
Untuk menurunkan tingkat angiotensin sehingga dapat mencegah kegagalan
jantung.
d. Statin
Berfungsi menurunkan jumlah kolesterol yang dibuat dalam tubuh khususnya di
hati dan membantu agar pembuluh darah tidak menyempit kembali.
e. GTN
Digunakan saat terjadi nyeri dada.

2) Pembedahan
a. Angioplasti
Angioplasty dilakukan dengan memasukkan balon tipis dan panjang melewati
pembuluh darah yang menyempit dengan bantuan kawat yang sangat halus,
kemudian balon dipompa pada tekanan tinggi hingga melebarkan pembuluh nadi
dan sering memisahkan timbunan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga
pembuluh membuka.
b. Bypass
Pembedahan bypass yaitu melakukan bypass terhadap penyumbatan di arteri
koronaria dan menggantikannya dengan pembuluh darah yang diambil dari
dinding dada atau kaki dengan menghentikan kerja jantung dan menggantikannya
dengan mesin jantung paru saat operasi jantung dilakukan.
BAB 2
MANAJEMEN KEPERAWATAN

1.1.10 Pengkajian
1) Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat,
tanggal MRS dan diagnosa medis (Wantiyah, 2010).
2) Keluhan utama
Pasien biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan dengan skala nyeri 0-10, 0
tidak nyeri dan 10 nyeri palig tinggi. Pengkajian nyeri secara mendalam menggunakan
pendekatan PQRST, meliputi prepitasi dan penyembuh, kualitas dan kuatitas, intensitas,
durasi, lokasi, radiasi/penyebaran,onset (Wantiyah,2010).
3) Riwayat kesehatan lalu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah klien
pernah menderita hipertensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung
koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya
(Wantiyah,2010).
4) Riwayat kesehatan sekarang
Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk membantu klien
dalam mengutamakan masalah keluannya secara lengkap. Pada klien PJK umumnya
mengalami nyeri dada (Wantiyah, 2010).
5) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung
koroner. Riwayat penderita PJK umumnya mewarisi juga faktor-faktor risiko lainnya,
seperti abnormal kadar kolestrol, dan peningkatan tekanan darah (A.Fauzi Yahya 2010).
6) Riwayat psikososial
Pada klien PJK biasanya yang muncul pada klien dengan penyakit jantung koroner adalah
menyangkal, takut, cemas, dan marah, ketergantungan, depresi dan penerimaan realistis.
(Wantiyah,2010)
7) Pola aktivitas dan latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit jantung koroner untuk
menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam melakukan aktivitas. Pasien penyakit
jantung koroner mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.(Panthee & Kritpracha, 2011).
8) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan
mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis,
apatis, samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah
sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
b. Tanda-tanda vital
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan dan suhu
tubuh.
c. Pemeriksaan fisik persistem
- Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil, pergerakan seluruh
ekstermitas dan kemampuan menanggapi respon verbal maupun non verbal.
(Aziza, 2010).
- Sistem penglihatan, pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur.(Gordon,
2015)
- Sistem pendengaran, pada klien PJK pada sistem pendengaran telinga , tidak
mengalami gangguan. (Gordon, 2015)
- Sistem abdomen, bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati. (Gordon, 2015)
- Sistem respirasi, pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara dinit tanda dan
gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi. Pengkajian meliputi persentase
fraksi oksigen, volume tidal, frekuensi pernapasan dan modus yang digunakan
untuk bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada tempatnya, pemeriksaan analisa
gas darah dan elektrolit untuk mendeteksi hipoksemia. (Aziza, 2010)
- Sistem kardiovaskuler, pengkajian dengan tekhnik inspeksi, auskultrasi, palpasi,
dan perkusi perawat melakukan pengukuran tekanan darah; suhu; denyut jantung
dan iramanya; pulsasi prifer; dan tempratur kulit. Auskultrasi bunyi jantung
dapat menghasilkan bunyi gallop S3 sebagai indikasi gagal jantung atau adanya
bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai komplikasi. Peningkatan irama napas
merupakan salah satu tanda cemas atau takut (Wantiyah,2010)
- Sistem gastrointestinal, pengkajian pada gastrointestinal meliputi auskultrasi
bising usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi). (Aziza, 2010)
- Sistem muskuluskeletal, pada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan otot
sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau
aktifitas yang biasanya dilakukan. (Aziza, 2010)
- Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah. (Aziza,2010)
- Sistem Integumen, pada klien PJK akral terasa hangat, turgor baik. (Gordon,
2015)
- Sistem perkemihan, kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, observasi dan palpasi pada daerah abdomen bawah untuk mengetahui
adanya retensi urine dan kaji tentang jenis cairan yang keluar. (Aziza, 2010)

1.1.11 Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miocard
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik akibat iscemia
miokard, gangguan frekuensi /irama dan konduksi elektrikal
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi
(nyeri/kelemahan otot)
4) Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard
5) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri (gangguan
citra/kemampuan), respon patofisiologis
6) Kurang pengetahuan tentang prognosis penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi

1.1.12 Rencana Keperawatan


1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miocard
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkannyeri dada
berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
- Menyatakan nyeri hilang atau tak ada.
- Menunjukkan postur tubuh rileks, kemampuan istirahat / tidur dengan cukup.
Intervensi Rasional
1. Kaji karakteristik nyeri yang 1. Mengetahui karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien dengan dialami pasien.
pendekatan PQRST
2. Anjurkan pasien atau keluarga 2. Nyeri dan penurunan curah jantung
untuk memberi tahu perawat jika dapat merangsang saraf simpati
terjadi nyeri dada. untuk mengeluarkan norep rinoprin
yang meningkatkan kemajuan
penyakit.
3. Tinggikan kepala tempat tidur 3. Memudahkan pertukaran gas untuk
bila pasien sesak menurunkan hipoksia
4. Pantau irama jantung 4. Pasien mengalami peningkatan
diatrimia yang mengancam hidup
secara akut yang terjadi terhadap
respon ischemia
5. Pantau tanda-tanda vital 5. Tekanan darah dapat meningkatkan
secara dini sehubungan dengan
rangsangan simpatis
6. Pertahankan lingkungan  nyaman 6. Stress mental / emosi meningkatkan
dan tenang kerja miokard
7. Kolaborasi dengan dokter dalam 7. Berikan O2 sesuai indikasi
pemberian oksigen sesuai indikasi
8. Kolaborasi dalam pemberian obat 8. Obat golongan nitrat mempunyai
golongan nitrat dan beta bloker. efek cepat vasodilatasi beta bloken
menurunkan kerja miokard.

2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik akibat iscemia


miokard, gangguan frekuensi /irama dan konduksi elektrikal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukkan
peningkatan toleransi aktivitas
Kriteria hasil :
- Frekuensi jantung stabil (60-100x/m)
- Nafas normal (16-20x/m)
- Produksi urine baik (sesuai dengan intake)
- Ekstremitas pasien hangat
- Tekanan darah dalam batas normal (90/60 - 140/90 mmHg)
Intervensi Rasional
1. Pantau frekuensi jantung dan TD 1. Hipotensi dapat terjadi akibat
khususnya mencatat hipotensi. kekurangan cairan, distritmia, gagal
jantung / syok
2. Observasi perubahan status 2. Dapat mengindikasikan penurunan
mental / orientasi / gerakan atau aliran darah atau oksigenasi serebral
refleks tubuh sebagai akibat penurunan curah
jantung
3. Catat suhu kulit / warna, dan 3. Kulit hangat, merah muda dan nadi
kualitas / kesamaan nadi perifer kuat adalah indikator umum curah
jantung adekuat
4. Ukur / catat pemasukan, 4. Berguna dalam menentukan
pengeluaran dan keseimbangan kebutuhan cairan atau
cairan. mengidentifikasi kelebihan cairan
yang dapat mempengaruhi curah
jantung / konsumsi
5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Mengurangi masalah pada jantung:
pemberian obat - mencegah dan menghilangkan
- Penyekat saluran kalsium, iskemia pencetus spasme arteri
contoh ditiazem (cardizem), koroner dan menurunkan
nifedipin (procardia) tahanan vaskuler, sehingga
- Penyekat beta, contohnya menurunkan TD dan kerja
atenolol, nadolol, propanolol jantung.
- menurunkan kerja jantung
dengan menurunkan frekuensi
jantung dan TD sistolik.

3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi


(nyeri/kelemahan otot)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola napas kembali
efektif.
Kriteria Hasil :
- Pasien tidak mengeluh sesak napas
- Respirasi dalam batas normal 16-20 x/m
- Tidak ada sianosis dan pernafasan cuping hidung.
Intervensi Rasional
1. Pantau frekuensi pernapasan dan 1. Pengenalan dini dan pengobatan
kedalaman ventilasi abnormal dapat mencegah
komplikasi
2.  Auskultasi bunyi nafas, catat area 2. Krekels atau ronki dapat
yang menurun/tak ada bunyi menunjukkan kaumulasi cairan atau
napas dan adanya bunyi tambahan obstruksi jalan napas parsial
contoh krekels atau ronki.
3. Observasi karakter batuk dan 3. Udara atau cairan pada area pleural
produksi sputum. mencegah ekspansi lengkap
4. Inspkesi kulit dan membran 4. Sianosis menunjukkan kondisi
mukosa untuk adanya sianosis hipoksia sehubungan dengan gagak
jantung komplikasi paru
5. Tinggikan kepala tempat tidur, 5. Membantu pembukaan jalan napas
letakkan pada posisi duduk tinggi dan pengembangan paru.
atau semi fowler.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam 6. Memenuhi kebutuhan oksigen
pemberian terapi oksigen. dalam tubuh.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukkan
peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas
Kriteria hasil :
- Pasien mampu beraktivitas tanpa keluhan
- TTV dalam batas normal selama dan setelah beraktivitas
Intervensi Rasional
1. Catat irama jantung, tekanan 1. Melihat respon jantung terhadap
darah dan nadi sebelum, selama aktivitas.
dan sesudah melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih 2. mengurangi beban kerja jantung
banyak beristirahat
3. Anjurkan pada pasien agar tidak 3. untuk menghindari peningkatan
mengejan pada saat buang air kerja jantung
besar
4. Jelaskan pada pasien tentang 4. menghindari kerja jantung yang
tahap- tahap aktivitas yang boleh tiba-tiba berat
dilakukan oleh pasien
5. Anjurkan keluarga membantu 5. Membantu pasien dalam memenuhi
aktivitas klien kebutuhannya.

5) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri (gangguan
citra/kemampuan), respon patofisiologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas/cemas
pasien berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
- Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi
- Menunjukkan strategi koping efektif/ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kecemasan pasien 1. Mengetahui tingkat kecemasan yang
dialami pasien
2. Jelaskan semua prosedur tindakan 2. Agar pasien mengetahui manfaat
yang akan dilakukan dan prosedur sehingga mengurangi
manfaatnya. kecemasan
3. Dorong keluarga dan teman untuk 3. Meyakinkan pasien bahwa peran
memberikan dukungan dan dalam keluarga dan kerja tidak
semangat untuk pasien berubah.
4. Kolaborasi dalam pemberian 4. mungkin diperlukan untuk
sedatif, tranquilizer mambantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk membuat
strategi koping adekuat

6) Kurang pengetahuan tentang prognosis penyakit dan pengobatan berhubungan dengan


kurang terpapar informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien
tentang penyakit meningkat.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengikuti program pengobatan
- Pasien dapat menjelaskan upaya pencegahan terhadap komplikasi
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
tentang penyakit yang dialaminya pasien tentang penyakitnya
2. Jelaskan tentang proses penyakit 2. Meningkatakan pengetahuan pasien
(tanda gejala, penyebab,
komplikasi, pencegahan)
3. Jelaskan tentang program 3. Memudahkan dalam pelaksanaan
pengobatan dan alternatif pengobatan
pengobatan.
4. Diskusikan perubahan gaya hidup 4. Mencegah keparahan penyakit dan
yang mungkin dilakukan untuk komplikasi
mencegah komplikasi
5. Tanyakan kembali pengetahuan 5. Mengetahui sejauh mana pasien
pasien tentang penyakit, prosedur memahami penjelasan yang telah
pengobatan dan perawatan diberikan

1.2.4 Implementasi
Implementasiadalahtahap pelaksanananterhadap rencanatindakan keperawatanyang
telahditetapkanuntukperawatbersamapasien.Implementasi dilaksanakansesuaidenganrencana
dan dibutuhkanketrampilaninterpersonal,intelektual,teknikalyang dilakukandengan cermat
dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamananfisik dan
psikologis(Ummi Hani,dkk,2006).

1.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan rencana perawat dalam memenuhi
kebutuhan klien. Evaluasi dibagi menjadi2 yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan
setiap selesai melaksanankan tindakan dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan umum dan khusus yang telah ditentukan (Ummi
Hani,dkk,2006).
Adapun hasil evaluasi yang diharapkan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
diangkat yaitu:
1) Masalah nyeri teratasi
2) Penurunn curah jantung teratasi
3) Pola napas kembali efektif
4) Toleransi terhadap aktivitas meningkat
5) Ansietas berkurang/hilang
6) Pengetahuan pasien meningkat

BAB 3

ASUHAN KPERAWATAN

NamaMahasiswa : NATASHA PRISTANTY

NIM : 2020-01-14201-024

RuangPraktek : Ruang Larasati

TanggalPraktek : 27 maret 2020

Tanggal& Jam Pengkajian : 27 maret 2020, Pukul 06.00 WIB

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Pendidikan : SD

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Jl. G. Obos 12, Palangkaraya

Tgl MRS :25 maret 2020


DiagnosaMedis :PJK + HHD + Dispepsia

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. KeluhanUtama :

Klien mengatakan “kepala saya pusing

2. RiwayatPenyakitSekarang:

Pasien mengatakan pada hari selasa pasien datang ke poli jantung untuk melakukan
kontrol rutin, saat di poli jantung pasien mengeluh kepalanya pusing. Atas saran dari
dokter di poli jantung pasien pasien di rawat di Ruang Srikandi untuk seanjutnya
dilakukan tindakan DCA (Diagnostic Coronary Ertery) di Ruang Cath Lab.

3. RiwayatPenyakitSebelumnya (riwayatpenyakitdanriwayatoperasi)

Pasien mengatakan ± 10 tahun yang lalu pernah dirawat di Rumah Sakit karena sakit
tifus. Pasien mengatakan tidak pernah melakukan operasi sebelumnya.

4. RiwayatPenyakitKeluarga

Klien mengatakan didalam keluarga ada riwayat penyakit jantung dan Diabetes Mellitus.

GENOGRAM KELUARGA:

K
Keterangan:

: Laki-laki : Perempuan Meninggal

: Perempuan : Garis keturunan

: Klien (Tn. D) : Tinggal serumah

C. PEMERIKASAAN FISIK
1. KeadaanUmum:

Keadaan umum pasien lemah, kesadaran compos menthis, terpasang vemplon pada
tangan kiri.

2. Status Mental :

a. Tingkat Kesadaran : Composmenthis

b. Ekspresiwajah : Datar

c. Bentukbadan : Kurus

d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang/bebas

e. Berbicara : Baik

f. Suasanahati : Cemas

g. Penampilan : Cukup Rapi

h. Fungsikognitif :
 Orientasiwaktu : Klien dapat membedakan waktu, siang-malam.
 Orientasi Orang : Klien dapat mengenal orang, keluarga, petugas
kesehatan.
 OrientasiTempat : Klien dapat mengenal/membedakan tempat.
i. Halusinasi :Dengar/AkusticLihat/Visual Lainnya.................................................
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh ideas

Lainnya

k. Insight :BaikMengingkariMenyalahkan orang lain

m. Mekanismepertahanandiri : AdaptifMaladaptif

n. Keluhanlainnya : Tidak ada

3. Tanda-tandaVital :

a. Suhu/T : 36,80C  Axilla  Rektal  Oral

b. Nadi/HR : 58 x/mt
c. Pernapasan/RR : 22x/mt
d. TekananDarah/BP : 110/62mm Hg

4. PERNAPASAN (BREATHING)

Bentuk Dada : Simetris

Kebiasaanmerokok : Tidak ada

Batuk, sejak 1 minggu yang lalu

 Batukdarah, sejak ………………………………………


 Sputum, warna ………………………………………
 Sianosis
 Nyeri dada
 Dyspnoenyeri dada OrthopnoeLainnya …….………..
 Sesak nafas  saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat istirahat
Type Pernafasan  Dada  Perut  Dada dan perut

 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot

 Lainnya

Irama Pernafasan  Teratur  Tidak teratur

Suara Nafas  Vesukuler  Bronchovesikuler

 Bronchial  Trakeal

Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi kering

Ronchibasah (rales) Lainnya……………

Keluhanlainnya :

Tidak ada keluhan


MasalahKeperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)

 Nyeri dada Kram kaki Pucat


Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis

 SakitKepala Palpitasi Pingsan


Capillary refill > 2 detik < 2 detik

 Oedema : Wajah Ekstrimitasatas


Anasarka Ekstrimitasbawah

 Asites, lingkarperut ……………………. cm


Ictus Cordis Terlihat Tidakmelihat

Vena jugularis Tidakmeningkat Meningkat

Suarajantung  Normal, S1-S2 tunggal (lup-dup)

 Ada kelainan

Keluhanlainnya :

Tidak ada keluhan

MasalahKeperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 4 (membuka mata spontan)
V : 5 (berbicara terorientasi)
M : 6 (gerakan mematuhi perintah)
Total Nilai GCS : 15 (composmentis)
Kesadaran :  Compos Menthis  Somnolent  Delirium

Apatis Soporus  Coma

Pupil : Isokor Anisokor

Midriasis  Meiosis

RefleksCahaya : Kanan Positif Negatif

Kiri Positif Negatif

 Nyeri, lokasi ………………………………..


 Vertigo Gelisah  Aphasia Kesemutan
 Bingung Disarthria Kejang Trernor
 Pelo
UjiSyarafKranial :

NervusKranial I : Penciuman Klien baik

NervusKranial II : Penglihatan Kien baik

NervusKranial III : Pergerakan bola mata, reaksi pupil baik

NervusKranial IV : Gerakanbola mata klien ke atas dan ke bawah baik

NervusKranial V : Refleks Kornea dan refleks kedip baik

NervusKranial VI : Pergerakan bola mata ke samping baik

NervusKranial VII : Ekspresi wajah baik, fungsi pengecapan baik

NervusKranial VIII : Pendengaran klien baik

NervusKranial IX : Fungsi pengecapan baik

NervusKranial X : Refleks menelan baik

NervusKranial XI : Pergerakan bahu baik

NervusKranial XII : Pergerakan lidah baik

UjiKoordinasi :

EkstrimitasAtas : Jarikejari Positif Negatif

Jarikehidung Positif Negatif

EkstrimitasBawah : Tumitkejempul kaki Positif Negatif

Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif

Refleks :

Bisep :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala…………. Trisep


:  Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Brakioradialis :  Kanan +/-
 Kiri +/- Skala…………. Patella :  Kanan +/-
 Kiri +/- Skala…………. Akhiles :  Kanan +/-
 Kiri +/- Skala…………. Refleks Babinski 
Kanan +/-  Kiri +/-

Refleks lainnya : ................................................................................................

Uji sensasi : ................................................................................................

Keluhan lainnya :

Tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan


7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : ± 240 – 480ml 5-6 x/hr
Warna : kuning
Bau : khas urine
Tidakadamasalah/lancer Menetes Inkotinen

Oliguri Nyeri Retensi

Poliuri Panas Hematuri

Dysuri Nocturi

Kateter Cystostomi

KeluhanLainnya :

Tidak ada keluhan

MasalahKeperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :


Mulutdan Faring
Bibir : Lembab

Gigi : Gigi kurang bersih

Gusi : Gusi kurang bersih, warna merah muda

Lidah : Kurang bersih

Mukosa : Lembab

Tonsil : Tidak ada pembengkakan tonsil

Rectum : Tidak ada Masalah

Haemoroid : Tidak ada haemoroid

BAB : 1x/hr Warna :kuning kecoklatan Konsistensi : lembek

Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi  Kembung

 Feacesberdarah  Melena Obatpencahar Lavement


Bising usus : ada (+)

Nyeri tekan, lokasi : tidak ada

Benjolan, lokasi : tidak ada

Keluhanlainnya :

Tidak ada keluhan


MasalahKeperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :


 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas

 Parese, lokasi

 Paralise, lokasi

 Hemiparese, lokasi ......................................................................................................

 Krepitasi, lokasi

 Nyeri, lokasi

 Bengkak, lokasi

 Kekakuan, lokasi ..........................................................................................................

 Flasiditas, lokasi

Spastisitas, lokasi

Ukuranotot Simetris

Atropi

 Hipertropi

 Kontraktur

 Malposisi

Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas 5 5  Ekstrimitas bawah 5 5

 Deformitas tulang, lokasi..............................................................................................

 Peradangan, lokasi.......................................................................................................

 Perlukaan, lokasi..........................................................................................................

 Patah tulang, lokasi......................................................................................................

Tulang belakang  Normal  Skoliosis

KifosisLordosis

10. KULIT-KULIT RAMBUT


Riwayatalergi Obat tidak ada alergi

Makanan tidak ada

Kosmetik tidak ada

Lainnya tidak ada


Suhukulit Hangat Panas Dingin

Warnakulit  Normal Sianosis/ biru Ikterik/kuning

Putih/ pucat Coklattua/hyperpigmentasi

Turgor  Baik  Cukup  Kurang

Tekstur  Halus  Kasar

Lesi :  Macula, lokasi

Pustula, lokasi.....................................................................

Nodula, lokasi.....................................................................

Vesikula, lokasi...................................................................

Papula, lokasi......................................................................

 Ulcus, lokasi......................................................................

Jaringan parut lokasi tidak

Teksturrambut halus

Distribusirambut merata

Bentuk kuku Simetris Irreguler

 Clubbing Finger Lainnya

MasalahKeperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

11. SISTEM PENGINDERAAN :


a. Mata/Penglihatan

Fungsipenglihatan : Berkurang Kabur

 Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam

 Bergerak spontan/nistagmus

Visus : Mata Kanan (VOD) :......................................................................

Mata kiri (VOS) :.......................................................................

Selera  Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema


Konjunctiva  Merah muda  Pucat/anemic

Kornea  Bening  Keruh

Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya…….

Nyeri : tidak ada

Keluhan lain : tidak ada keluhan


b. Telinga / Pendengaran :

Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung  Tuli

c. Hidung / Penciuman:

Bentuk : Simetris Asimetris

 Lesi
 Patensi
 Obstruksi
 Nyeritekan sinus
 Transluminasi
Cavum Nasal Warna………………….. Integritas……………..

Septum nasal Deviasi Perforasi Peradarahan

Sekresi, warna ………………………

 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri

MasalahKeperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE


Massa Ya Tidak

JaringanParut Ya Tidak

KelenjarLimfe Teraba Tidakteraba

KelenjarTyroid Teraba Tidakteraba

Mobilitasleher Bebas Terbatas

13. SISTEM REPRODUKSI


a. ReproduksiPria

Kemerahan, Lokasi

Gatal-gatal, Lokasi

Gland Penis

MaetusUretra

Discharge, warna

Srotum

Hernia

Kelainan

Keluhanlain :tidak ada keluhan

a. ReproduksiWanita

Kemerahan, Lokasi
Gatal-gatal, Lokasi

Perdarahan ......................................................................

Flour Albus ..................................................................

Clitoris ............................................................................

Labia .........................................................................

Uretra .........................................................................

Kebersihan : Baik Cukup Kurang

Kehamilan : ……………………………………

Tafsiranpartus : ……………………………………

Keluhan lain................................................................................................................
....................................................................................................................................

Payudara :

Simetris Asimetris

 Sear Lesi

Pembengkakan Nyeritekan

Puting : Menonjol Datar Lecet  Mastitis

Warna areola .............................................................................................................

ASI Lancar Sedikit Tidakkeluar

Keluhanlainnya...........................................................................................................
....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

MasalahKeperawatan :....................................................................................................

D. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :

Pasien mengatakan penyakit yang ia alami mungkin disebabkan karena kurang menjaga
kesehatan.

2. Nutrisida Metabolisme

TB : 170 Cm

BB sekarang : 85 Kg

BB Sebelum sakit : 85 Kg

Diet :

Biasa Cair Saring Lunak

Diet Khusus :

 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP


RendahLemak RendahPurin Lainnya……….

 Mual

 Muntah - kali/hari

Kesukaran menelan  Ya  Tidak

Rasa haus

Keluhanlainnya : tidak ada keluhan

PolaMakanSehari-hari SesudahSakit SebelumSakit

Frekuensi/hari 3x/ hari 3x/hari

Porsi 1 Porsi dihabiskan 1 porsi dihabiskan

Nafsumakan Baik Baik

JenisMakanan Nasi, ikan, daging, sayur, Nasi, ikan, daging,


buah sayur, buah

JenisMinuman Air mineral, air teh Air mineral, air teh

Jumlahminuman/cc/24 jam 1000 cc/24 jam 1500-2000 cc/24 jam

Kebiasaanmakan Teratur Teratur

Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

MasalahKeperawatan:

Tidak ada masalah keperawatan

3. Polaistirahatdantidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah tidur, pasien dapat tidur dengan nyenyak, tidur
malam 7-8 jam, tidur siang ± 1 jam.

MasalahKeperawatan

Tidak ada masalah keperawatan.

4. Kognitif :
Pasien mengatakan sudah sedikit tahu tentang penyakitnya karena sudah sering
disampaikan oleh dokter saat kontrol di poli jantung.

MasalahKeperawatan

Tidak ada masalah keperawatan.

5. Konsepdiri (Gambarandiri, ideal diri, identitasdiri, hargadiri, peran ) :


Gambaran diri: Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

Ideal diri: Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan beraktivitas seperti biasa.
Identitas diri: Klien adalah seorang laki-laki.

Harga diri: Klien mengatakan tetap percaya diri dan tidak minder dengan penyakit yang
dideritanya.

Peran: Klien mengatakan Ia adalah seorang kepala keluarga.

MasalahKeperawatan

Tidak ada masalah keperawatan.

6. AktivitasSehari-hari
Pasien mengatakan sebelum dirawat dirumah sakit aktivitas yang Ia lakukan dirumah
adalah memlihara hewan peliharaan di rumah, saat dirawat di Rumah Sakit pasien hanya
beristirahat di tempat tidur.

MasalahKeperawatan

Tidak ada masalah keperawatan.

7. Koping –Toleransiterhadap Stress


Klien mengatakan saat sakit seperti sekarang klien lebih banyak bercerita dengan
keluarga untuk mengurangi stress.

MasalahKeperawatan

Tidak ada masalah keperawatan.

8. Nilai-PolaKeyakinan
Klien mengatakan menganut agama Islam, tidak ada tindakan keperawatan yang
bertentangan dengan nilai dan pola keyakinan klien.

MasalahKeperawatan

Tidak ada masalah keperawatan.

E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuanberkomunikasi

Klien mampu berkomunikasi dengan baik

2. Bahasa sehari-hari

Bahasa yang digunakan klien sehari-hari adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

3. Hubungan dengan keluarga :

Hubungan klien dengan keluarga baik.

4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :


Hubungan klien dengan teman/petugas kesehatan/orang lain baik.
5. Orang berarti/terdekat :
Orang berarti/terdekat bagi klien adalah keluarga.

6. Kebiasaanmenggunakanwaktuluang :
Kebiasaan klien menggunakan waktu luang untuk beristirahat.

7. Kegiatanberibadah :
Klien hanya berdoa diatas tempat tidur.

F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATO RIUM,


PENUNJANG LAINNYA)

1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Tanggal 7 Februari 2017

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1 LDL Cholesterol 107 mg/dl <100

2 Trigliserida 90 mg/dl <150

3 Kalium 3.7 mg/dl 3.5 – 5 mg/dl

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

No. Jenis Therapy Dosis Indikasi

1. Concor Bisoprolol 2,5 mg Golongan Beta Blocker untuk


mengobati hipertensi atau angina
pada gagal jantung.

Diuretik untuk membuang cairan


2. Furosemide 20 mg berlebih dalam tubuh.

Antagonis aldosteron diuretik untuk


mengatasi penimbunan cairan.
3. Spironolakton 25 mg
Untuk mengurangi kadar kolesterol
dalam darah
4. Simvastatin 20 mg
Untuk menurunkan tekanan darah dan
melebarkan pembuluh darah.

5. Micardis 40 mg Obat antidiabetes untuk


meningkatkan jumlah insulin yang
dilepaskan pankreas.
6. Glimepirid 3 mg
Obat antidiabetes untuk mengontrol
kadar gula darah.

7. Acarbose 50 mg

Palangka Raya,10 Februari 2017

Mahasiswa,

( NIKO)

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH


OBYEKTIF
DS: Pasien mengatakan “kepala Aterosklerosis, stress, spasme Penurunan curah jantung
saya pusing” pembuluh darah

DO: Aliran O2 arteri koronaria


menurun
- Pasien tampak lemah
- Pasien berbaring di
tempat tidur. Jantung kekurangan O2
- TTV:
TD : 110/62 mmHg
Kontraksi jantung menurun
N : 58 x/menit

S : 36,8oC
Penurunan curah jantung
RR : 22 x/menit

DS: Pasien mengatakan takut


dengan tindakan operasi yang
akan dilakukan.
Penyakit jantung koroner
Ansietas

Penyempitan arteri koroner


DO:

- Pasien tampak cemas


- Pasien banyak bertanya Tindakan DCA
tentang tindakan operasi

Ansietas
PRIORITAS MASALAH

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial.


2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, tindakan operasi yang akan
dilakukan.
RENCANA KEPERAWATAN

NamaPasien : Tn. B

RuangRawat: Ruang Srikandi

DiagnosaKeperawatan Tujuan Intervensi Rasional


(Kriteriahasil)

1. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui


jantung tindakan tanda-tanda perubahan
berhubungan keperawatan vital pasien tanda vital
dengan perubahan selama 1 x 24 jam
kontraktilitas
pasien
diharapkan 2. Observasi
miokardial. 2. Penurunan
penurunan curah
adanya kesadaran
antung teratasi.
penurunan dapat terjadi
kesadaran/stat akibat
Kriteria Hasil:
us mental penurunan
curah jantung
- Frekuensi 3. Observasi 3. Pasien dengan
denyut haluaran penyakit
jantung
urine pasien jantung dapat
stabil
- TTV dalam terjadi
batas penurunan
normal 4. Berikan haluaran urine
oksigen bila 4. Memenuhi
pasien kebutuhan O2
sesak/nyeri ke miokard
dada. 5. Untuk
5. Anjurkan mengurangi
pasien banyak kerja jantung
beristirahat
6. Atur posisi 6. Untuk
pasien mengurangi
senyaman beban kerja
mungkin jantung
7. Anjurkan 7. Mengurangi
pasien kadar
mengurangi kolesteroldan
konsumsi mencegah
makanan hipertensi
berlemak/ting
gi garam 8. Memperbaiki
8. Kolaborasi kerja dan
dengan dokter fungsi jantung
dalam
pemberian
obat.
RENCANA KEPERAWATAN

NamaPasien : Tn. B

RuangRawat: Ruang Srikandi

DiagnosaKeperawatan Tujuan Intervensi Rasional


(Kriteriahasil)

2. Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengatahui


berhubungan tindakan kecemasan tingkat
dengan perubahan
status kesehatan,
keperawatan yang dialami kecemasan
tindakan operasi selama 1 x 24 pasien. yang dialami
yang akan menit diharapkan 2. Berikan pasien.
dilakukan.
kecemasan kesempatan 2. Dapat
teratasi. pada pasien mengurangi
untuk beban
mengungkapk pikiran dan
Kriteria Hasil:
an rasa kecemasan
- Pasien cemasnya. pasien.
melaporkan 3. Berikan
kecemasann informasi
3. Pasien dapat
ya tentang
mengetahui
berkurang/ prosedur
prosedur
dapat diatasi tindakan yang
pembedahan
- Pasien rileks akan
dan
dilakukan
prognosis
penyakit
sehingga
4. Anjurkan
mengurangi
pasien
kecemasan.
melakukan
4. Untuk
teknik
relaksasi. mengurangi
kecemasan
pasien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal, Tandatangandan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam NamaPerawat
Diagnosa Keperawatan 1 Rabu, 8 Februari
2017/ 07.00 WIB
Selasa 7
1. Mengobservasi
Februari 2017 S: Klien mengatakan
tanda-tanda vital
pusingnya sudah
21.30 WIB pasien berkurang.
2. Mengobservasi
tingkat kesadaran
pasien O:
3. Menganjurkan
- TTV:
pasien banyak
TD: 114/72
beristirahat NIKO
mmHg
4. Mempertahankan
posisi pasien semi N: 62 x/menit
fowler S: 36,5oC
5. Menganjurkan
RR: 20x/menit
pasien mengurangi
konsumsi makanan - Kesadaran
berlemak/tinggi pasien
garam composmenthi
s
6. Berkolaborasi
- Pasien
dengan dokter beristirahat
dalam pemberian ditempat tidur
obat. - Posisi pasien
semi fowler
- Obat:
Concor
bisoprolol 2,5
mg

Furosemide 20
mg
Spironolacton
25 mg

Simvastatin 20
mg

Micardis 40 mg

Aspilet

Acarbose 50
mg

A: Masalah
penurunan curah
jantung teratasi
sebagian

P: Lanjutkan
Intervensi

1. Anjurkan
pasien banyak
beristirahat

Anda mungkin juga menyukai