MAKALAH
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan
di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari
KELOMPOK : II
NADIA ANISA BELLA NPM 22.15401.10.12
ADELIA PARAMITA NPM 22.15401.10.15
ANJELI NPM 22.15401.10.16
Palembang, 2023
Menyetujui:
Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
i
VISI
MISI
MOTO
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah seminar praktik klinik
kebidanan dengan judul “Laporan Hasil Praktik Klinik Keterampilan Dasar
Kebidanan (KDK) Pemasangan Infus Pada Ny “N” Di Ruang Ponek Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2023”.
1. dr. Hj. Makiani, SH., MM., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
2. Direktur institusi pendidikan mahasiswa
3. dr. Amalia, M.Kes. sebagai Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
4. dr. Alfarobi, M.Kes. sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
5. Bembi Farizal, S.ST.Pi., MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
6. Bety Maryanti, SKM., M.Kes sebagai Sub. Koordinator Kerjasama dan
Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
iii
7. Ns Ismardi,S.Kep Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI.
8. Ns HJ.Masrianah,S.Kep.,M.Kes Sebagai Kabid Keperawatan Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI.
9. Farida Andriani,SST.,M.Kes Sebagai Koordinator Pembimbing Klinik Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
10. Mira Rosalinda,SST Sebagai Pembimbing Klinik di Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
11. Firli
Dalam kesempatan ini kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
menyempurnakan makalah seperti ini di masa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umunya. Amin.
Wassalamualaikumm Wr . Wb
Palembang, 2023
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
v
2.3 Hal-hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Pemasangan Infus ......................
vi
BAB IV PEMBAHASAN
5.2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI ............
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu
1. Mampu melakukan Pengkajian pada klien Ny. N
2. Mampu
3. Mampu
4. Mampu melakukan tindakan Pemasangan Infus
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
d. Tujuan
1) Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai
standar mutu.
2) Menyelanggarakan pelayanan kesehatan yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
a) Menciptakan pelayanan kesehatan dan berkualitas dan
mampu saing di era pasar bebas.
b) kemampuan SDM yang berkompeten dibidangnya.
c) manajemen pengelolahan rumah sakit yang kondusif dan
profesional.
2.1.3 Sejarah
a. Sejarah Berdirinya
6. Rehabilitasi Medik
7. Radiologi 24 jam
8. Laboraturium Klinik 24 jam
9. Patologi anatomi
10. Bank Merah
11. Hemodialisa
12. Medikal Chek Up
13. ECG/EEG
14. USG 4 Dimensi
15. Endoscopy
16. Kumar Jenumb
17. CT Scan 64 Slices
b) Pelayanan Rawat Jalan
1. Klinik Spesiali Penyakit Dalam
2. Klinik Spesialis Bedah
3. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4. Klinik Spesialis Anak
5. Klinik Spesialis Mata
6. Klinik Spesialis THT
7. Klinik Spesialis Saraf
8. Klinik Spesialis Terpadu
9. Klinik Spesialis Kardiologi
10. Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
11. Klinik Spesialis Jiwa
12. Klinik Spesialis Rehabilitasi Medik
13. Klinik Spesialis Jantung
14. Klinik Spesialis Gigi dan Mulut
15. Klinik Spesialis Geriatri
16. Klinik Spesialis TB Paru, Dot & RO
17. Klinik Spesialis Anestesi
8
6. Instalasi Laundry
7. Central Sterilized Suplay Departemen (CSSD)
8. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS RS)
9. Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
10. Bank Darah
11. Kasir
12. Hemodialisa
13. Instalasi Rehabilitasi Medis
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian
Pemberian cairan intravena (infus) adalah memasukan cairan atau
obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan infus set (Potter & Perry, 2005).
Teknik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet yang kaku,
seperti angiokateter atau dengan jarum yang di sambungkan. Terapi
intravena atau yang biasa disebut dengan terapi infus merupakan
metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan obat
melalui pembuluh darah atau intravaskular (Mubarak, 2008).
Kateterisasi vena adalah pembuatan jalur vena untuk pemberian
cairan, darah atau obat, dan suntikan berulang (Mansjoer, 2000).
2.2.2 Tujuan
2.5.1 Persiapan
1. Petugas Kesehatan.
a. Cuci tanganuntuk mencegah infeksi nosokomolial..
b. Memakai APD (Alat Pelindung Diri)
c. Sarung tangan
d. Masker
e. Kaca mata google untuk pasie khusu) untuk melindingi
mata petugas.
2. Masalah Pada Pasien
a. Takut, cemas
b. Tegang
Langkah-Langkah Yang Dapat Mendorong Pasien
Kerja Sama :
a. Tunjukan sikap percaya diri
b. Beri salam kepada pasien dengan menyebut
namanya
c. Perkenalkan diri
d. Valaidasi identifikasi pasien
e. Jelaskan proedur yang mudah dimengerti oleh
pasien/kelurga
f. Libatkan orang tua (terutama pada anak dan bayi)
3. Alat-Alat Untuk Pemasangan Infus alat-alat pemasangan
infuse:
a. Baki yang telah dialasi
b. Handuk kecil
c. Bengkok
d. Tiang infus
17
e. Sarung tangan
f. Tornikquet
g. Kapas alcohol
h. Cairan infus
i. Infus Set
j. Abochat
k. Plester/hepafik
l. Gunting plester
m. Jam tangan
n. Buku catatan
o. Bengkok
12. Buka klem dan aliran cairan keluar sehingga tidak ada
udara pada selang infus lalu tutup kembali klem.
13. Cari dan pilih vena yang akan pasang infus.
14. Letakkan terniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan
ditusuk (bila pemasangan infus dilakukan pada daerah
ekstremitas)
15. Desinfeksi daerah pemasangan secara sirkuler
16. Tusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum
menghadap ke atas (apabila berhasil darah akan keluar da
dapat lihat pada pipat abbocath) 17Dorong pelan-pelan
abbocath masuk kedalam vena sambil menarik pelan-
pelan jarum abbochat masuk semua kedelam vena.
17. Sambugkan keras abocath dengan selang infus.
18. Lepaskan terniquet dan longgarkan klem untuk melihat
kelancaran tetesan
19. Bila tetesan sudah lancar, pangkal jarum diretakan pada
kulit dengan plester
20. Atur tetesan sesuai kebutuhan
21. Tutupkan tempat jarum atau tempat tusukan dengan kassa
steril
22. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien 24Lepaskan sarung
tangan
23. Cuci tangan
24. Dokumentasi / evaluasi meliputi :
a. Tangggal dan waktu penggantian slang infus, tuliskan
semua semua selang tambahan.
b. Tanggal waktu dan isi cairan infus.
c. Kecepatan aliran infus, termasuk perubahan kecepatan
berikutnya
19
TINJAUAN KASUS
1) IDENTITAS PASIEN
Nama Ibu :Ny. N Nama Suami :Tn. A
Umur :20 th Umur :27 th
Agama :Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Indonesia Suku/Bangsa :Indonesia
Pendidikan :SMK Pendidikan :SMP
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Jualan Buah
Alamat :Jl.Laut Dusun II, Alamat :Jl.Laut Dusun II,
Meranjar Ilir Meranjar Ilir
2) ALASAN DATANG
Ibu Tanggal 28 Juli 2023 Hamil 32 Minggu, Ibu mengeluh Sesak Nafas
ditusuk-tusuk .
3) DATA KEBIDANAN
- Menarce : 15 Tahun
- Siklus : 28 Hari
- Lama : 4 Hari
- Jumlah : 2 Kali Ganti Pembalut
- Sifat : Teratur
- Warna : Merah kecoklatan
- Dismenorea : Ada
20
21
- G...P...A.. : G1P0A0
- TP : 24 September 2023
- TT : Tidak Dilakukan
- Tablet Fe : 70 Tablet
c) RIWAYAT PERKAWINAN
- Kawin : 1 Kali
- Usia Kawin : 19 Tahun
- Lama perkawinan : 1 Tahun
22
4) DATA KESEHATAN
a) RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DI DERITA
- TB : Tidak Pernah
- DM : Tidak Pernah
- SC : Tidak Pernah
- DM : Tidak Ada
d) RIWAYAT KB
- Pernah mendengar tentang KB : Pernah
- Pernah menjadi akseptor KB : Tidak Pernah
- Jenis KB : Belum pernah
- Alasan berhenti : Belum pernah
23
Nutrisi
Eliminasi
- BAK : 4x Sehari
- BAB : 1x Sehari
- Rekreasi : Kadang-Kadang
Personal Hygiene
- Mandi : 2x Sehari
6) DATA PSIKOSOSIAL
Pribadi
1) PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 80 x / Menit
Suhu : 36° C
BB Sebelum hamil : 98 Kg
BB Sekarang : 110 Kg
- Kepala : Bersih
- Mata
Lidah : Bersih
- Muka
- Leher
- Payudara
Bentuk/ukuran : Simetris
- Abdomen
- Genetalia Eksternal
- Ekstremitas Bawah
Pergerakan : Aktif
- Ekstriminitas atas
Pergerakan : Aktif
3.4 PENATALAKSANAAN
h. Com
i. Bengkok
j. Buku catatan
k. Tiang infus
2. Prosedur Pemasangan Infus
a. Memeberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat samping lengan pasien yang dipasangakan
infus
1) Gunting plester dan letakan pada tiang infus
2) Tuangkan petadin sedikit di kassa steril dan letakkan kassa
pada Com yang disediakan
3) Kapas alcohol
c. Atur posisi pasien
d. Buka kemasan steril infus
e. Gantung cairan infus pada tiang infus
f. Atur klem rol 2-4 cm dibawah balik drip dan tutup klem yang ada
pada sluran infus
g. Tusuk pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan
diisi setengah dengan cara memencet tabung yang berisi cairan
infus.
h. Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara
pada selang infus lalu tutup kembali klem.
i. Cari dan pilih vena yang akan dipasang infus
j. Desinfeksi daerah pemasangan secara sirkuler dengan
menggunakan kapas alcohol
k. Minta bantuan teman untuk memegang tangan psien 10-12 cm
diatas tangan yang ingin ditusuk agar vena bisa terlihat dengan
jelas.
29
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Infus cairan intravena ( intravenous fluids infusion ) pemberian sejumlah
cairan kedalam tubuh, melalui sebuah jarum, kedalam sebuah pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh.Infus terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :
1. Botol infus : merupakan wadah dari cairan infus, biasa dijumpai dijual
dalam tiga ukuran 500mL, 1000mL dan 1500mL .
2. Selang infus : merupakan sarana tempat mengalirnya cairan infus .
3. Klem selang infus : merupakan bagian untuk mengatur laju aliran dari cairan
infus, dengan mempersempit atau memperlebar jalur aliran pada selang.
4. Jarum infus : Sarana masuknya cairan infus dari selang infus menuju
pembulu vena.
Prinsip kerja dari cairan infus sama seperti sifat dari air yaitu mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dipengaruhi oleh gaya grafitasi
bumi sehingga cairan akan selalu jatuh kebawah.
Pada sistem infus laju aliran infuse diatur melalui klem selang infus, jika
klem digerakan untuk mempersempit jalur aliran pada selang maka laju cairan
akan menjadi lambat ditandai dengan sedikitnya jumlah tetesan infus/menit
yang keluar dan sebaliknya bila klem digerakan untuk memperlebar jalur aliran
pada selang infus maka laju cairan infus akan menjadi cepat ditandai dengan
banyaknya jumlah tetesan.
5.2 Kesenjangan
Dari hasil praktik yang di lakukan di lahan antara teori dan praktik . Di
antara teori ada tindakan cuci tangan sebelum melakukan tindakan , memakai
30
31
sarung tangan , dan itu terjadi di lahan praktik RSUD BARI PALEMBANG ,
karena sebelum melakukan tindakan pemasangan infus harus mencuci tangan
dengan enam langkah, dan mempersiapkan alat seperti spuit , kapas alkohol ,
plester dan gunting , cairan infus , kasa steril , tourniquet, infus set , abochat ,
tindakan pemasangan infus ini tidak semuanya di lakukan secara mandiri ,
disini kami hanya membantu mempersiapkan alat , memegang tangan pasien
agar Vena pasien terlihat dengan jelas , membantu menyambungkan selang
infus dengan abochat , dan mengatur tetesan infus.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif yang di dapat melalui
unamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang di dapat
melakukan pemasangan infus kepada Ny "N". Maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut: Dari data tersebut di dapat data subjektif Ny "N" umur 20 Tahun
dengan usia kehamilan 32 minggu G1P0A0 dengan Hari pertama haid terakhir pada
Tanggal 17 Desember 2022 dan Tafsiran Partus tanggal 30 Juli 2023 Dari data Ny
"N" di dapat data objektif dengan Keadaan umun baik, Kesadaran: compos mentis,
suhu lubuh: 36 C Tekanan darah: 133/74mmHg. Nadi: 80x/menit, RR: 22x/menit,
Tinggi badan: 164 cm. Berat badan: 110kg. Dari pengkajian yang dilakukan
terhadap Ny "N" didapat dengan diagnosa GIPOAO hamil 38 minggu dengan letak
memanjang,. Perencanaan di lakukan dengan asuhan kebidanan terhadap Ny "N"
yaitu melakukan pemeriksaan kepada pasien, menginformasikan tentang kebutuhan
nutrisi, tanda bahaya kehamilan, kebutuhan istirahat, personal hygine, persiapan
persalinan dan kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan.
5.2 Saran
32
33