Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK KETERAMPILAN DASAR

KEBIDANAN (KDK) PEMASANGAN INFUS PADA NY “N”


DI RUANG PONEK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI TAHUN 2023

MAKALAH
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan
di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari

KELOMPOK : II
NADIA ANISA BELLA NPM 22.15401.10.12
ADELIA PARAMITA NPM 22.15401.10.15
ANJELI NPM 22.15401.10.16

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSDA PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : LAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK KETERAMPILAN


DASAR KEBIDANAN (KDK) PEMASANGAN INFUS PADA NY
“N” DI RUANG PONEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PALEMBANG BARI TAHUN 2023

Palembang, 2023

Menyetujui:

Pembimbing Klinik (CI), Dosen Pembimbing ,

Mira Rosalinda,SST Dewi Suryantu,SST.,M.Kes


NIP. NIDN. 0202077801

Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Bembi farizal, S.ST.Pi.,MM


NIP 198707012010011001

i
 VISI

Menjadi Rumah Sakit Unggul, Amanah dan Terpwrcaya di Indonesia.

 MISI

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Berorientasi Pada


Keselamatan Dan Ketepatan Sesuai Standar Mutu Berdasarkan Pada Etika
Dan Profesionalisme Yang Menjangkau Seluruh Lapisan Masyarakat.
2. Meningkatkan Mutu Manajeman Sumber Daya Kesehatan.
3. Menjadikan RSUD Palembang Bari Sebagai Rumah Sakit Pendidikan Dan
Pelantikan Di Indonesia.

 MOTO

Kesembuhan Dan Kepuasan Pelanggan Adalah Kebahagiaan Kami.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah seminar praktik klinik
kebidanan dengan judul “Laporan Hasil Praktik Klinik Keterampilan Dasar
Kebidanan (KDK) Pemasangan Infus Pada Ny “N” Di Ruang Ponek Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang Bari Tahun 2023”.

Dalam pembuatan laporan kasus ini, kami mengucapkan terima kasih


kepada pembimbing yang telah membantu kami dalam meyelesaikan laporan kasus
ini dan kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dari isi maupun
cara penulisan kata-kata. Karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Hj. Makiani, SH., MM., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
2. Direktur institusi pendidikan mahasiswa
3. dr. Amalia, M.Kes. sebagai Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
4. dr. Alfarobi, M.Kes. sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
5. Bembi Farizal, S.ST.Pi., MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
6. Bety Maryanti, SKM., M.Kes sebagai Sub. Koordinator Kerjasama dan
Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.

iii
7. Ns Ismardi,S.Kep Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI.
8. Ns HJ.Masrianah,S.Kep.,M.Kes Sebagai Kabid Keperawatan Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI.
9. Farida Andriani,SST.,M.Kes Sebagai Koordinator Pembimbing Klinik Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
10. Mira Rosalinda,SST Sebagai Pembimbing Klinik di Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
11. Firli

Dalam kesempatan ini kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
menyempurnakan makalah seperti ini di masa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umunya. Amin.
Wassalamualaikumm Wr . Wb

Palembang, 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................

VISI, MISI, DAN MOTTO ...........................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................

1.2 Tujuan .......................................................................................................

1.2.1 Tujuan Umum .................................................................................

1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................

1.3 Manfaat .....................................................................................................

1.3.1 Bagi Institusi ...................................................................................

1.3.2 Bagi Lahan Praktik .........................................................................

1.3.3 Bagi Mahasiswa ..............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang Bari ...................................................................

2.1.1 Selayang Pandang ...........................................................................

2.1.2 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan ........................................................

2.1.3 Sejarah ............................................................................................

2.2 Tinjauan Teori ...........................................................................................

2.2.1 Pengertian .......................................................................................

2.2.2 Tujuan .............................................................................................

v
2.3 Hal-hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Pemasangan Infus ......................

2.3.1 Tujuan Pembelajaran .......................................................................

2.3.2 Tujuan Terapi Intra Vena ................................................................

2.3.3 Resiko Pemasangan Infus ...............................................................

2.3.4 Pedoman Pemilihan Vena ...............................................................

2.3.5 Perbedaan Vena dan Arteri .............................................................

2.3.6 Hindari Tipe-tipe Vena ...................................................................

2.3.7 Lokasi Pemasangan Infus ...............................................................

2.4 Jenis-jenis Cairan Infus .............................................................................

2.4.1 Cairan Hipotonik .............................................................................

2.4.2 Cairan Isotonik ................................................................................

2.5 Langkah-langkah Persiapan Pemasangan Infus ........................................

2.5.1 Persiapan .........................................................................................

2.5.2 Prosedur Pemasangan Infus ............................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Data Subjektif ............................................................................................

3.2 Data Objektif .............................................................................................

3.3 Analisa Data ..............................................................................................

3.4 Penatalaksanaan ........................................................................................

3.4.1 Rencana Asuhan Menyeluruh .........................................................

3.4.2 Asuhan Menyeluh ...........................................................................

vi
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan ................................................................................................

4.2 Kesenjangan ...............................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................

5.2 Saran ...........................................................................................................

5.2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI ............

5.2.2 Bagi Pihak Pembimbing Institusi .....................................................

5.2.3 Bagi Mahasiswa ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemasangan infus merupakan proser invasi dan tindakan yang sering
dilakukan di Rumah Sakit maupun di PuskesmasYang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolitTindakan pemasangan infus akan
berkualitas apabila dalam pelaksanaan selalu mangacu pada standar yang telah
ditetapkan, sehingga kejadian infeksi atau berbagai permasalah akibat
pemasangan infus dapat dikurangi bahkan tidak terjadi.
Pemasangan infus adalah suatu tindakan memasukan cairan elektrolit, obat,
atau nutrisi ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah danwaktu tertentu
dengan menggunakan set infus (Hidayati, et al., 2014).
Memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi
cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga
keseimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam
proses metabolisme, memenuhi kebutuhan vitamin larut-air, serta menjadi
media untuk pemberian obat melalui vena(Mubarak, et al., 2015).
Pemasangan terapi cairan intravena merupakan tindakan memasukan jarum
(abocath) melalui transkutan yang kemudian disambungkan dengan selang
infus (Edward, 2011).
Terapi intravena harus di regulasi secara continue karena perubahan yang
terjadi pada keseimbangan cairan dan elektrolit yang di butuhkan pasien,namun
dengan terpasangnya infus yang terus menerus dan dalam jangka waktu tertentu
tentunya akan meningkatkan kemungkinan komplukasi dari pemasangan infus,
salah satunya adalah flebitis (Perry and Potter, 2010).
Pemasangan infus digunakan untuk mengobati berbagi kondisi penderita
di semua lingkunga perawatan di rumah sakit maupun puskesmas dan
merupakan satu terapi utama. Sebanyak 60% pasien yang dilakukan rawat inap

1
2

mendmpatkan terapi cairan infus. Sistem terapi ini memungkinkan terapi


berefek langung, lebih cepat, lebih efektifdapat dilakukan secara kontinue dan
penderitapun merasa lebih nyaman jika dibndingkan dengan cara lainnya.
Dari permasalah diatas dapat diambil proses tindakan pemasangan infus
yang di lakukan pada Ny "N" di RSUD BARI PALEMBANG Yang dapat
dijadikan sebgai bahan pengumpulan hasil kegiatan atau laporan keterampilan
Dasar Praktek Klinik.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan


infus secara mandiri dan sesuai dengan teori serta SOP yang berlaku.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu
1. Mampu melakukan Pengkajian pada klien Ny. N
2. Mampu
3. Mampu
4. Mampu melakukan tindakan Pemasangan Infus
1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Institusi

1. Dapat menjadikan acuan praktik mahasiswa berikutnya


2. Dapat dijadikan sebagai motivasi bagi mahasiswa untuk
meningkatkan pendidikan menjadi lebih baik maksimal atau
menjadikan lebih baik.

1.3.2 Bagi Lahan Praktik


3

1. Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dilahan


2. Dapat mengetahui kegiatan mahasiswa selama praktik

1.3.3 Bagi Mahasiswa


1. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam melakukan
praktik selanjutnya.
2. Dapat menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa untuk
menerapkan teori-teori yang di peroleh di kampus.
3. Dapat dijadikan sebagai motivasi bagi mahasiswa supaya dapat
memberikan pelayanan yang lebih memuaskan bagi pasien.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI

2.1.1 Selayang Padang

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsru


penunjang pemerintah daerah dibidang pelayanan kesehatan yang
merupakan satu-satunya rumh sakit milik pemerintah kota palembang.
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak diajalan Panca
Usaha No. 1 Kleurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I dan berdiri
diatas tanah seluas 4/5 H. Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari
jalan raya jurusan Kertapati, sejak tahun 2001, dibuat jalan alternatif
dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros
Jakabaring.

2.1.2 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan


a. Visi
Menjadi rumah sakit unggul, amanah, dan percaya di Indonesia.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesui standar mutu
berdasarkan pada etika profesionalisme yang menangkau
seluruh lapisan masyarakat.
2) Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3) Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit
pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
c. Motto
Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.

4
5

d. Tujuan
1) Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai
standar mutu.
2) Menyelanggarakan pelayanan kesehatan yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
a) Menciptakan pelayanan kesehatan dan berkualitas dan
mampu saing di era pasar bebas.
b) kemampuan SDM yang berkompeten dibidangnya.
c) manajemen pengelolahan rumah sakit yang kondusif dan
profesional.

2.1.3 Sejarah

a. Sejarah Berdirinya

Pada tahun 1986 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI


merupakan gedung poli Klinik/Puskesmas Panca Usaha. Seiring
dengan perkembangan sarana dan prasarana, pada tanggal 19 juni
1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI dengan SK
Depkes Nomor 1326/XI/1997. Dan tanggal 10 November 1997
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum daerah Palembang BARI
kelas C.Kemenkes RI Nomor: HK.00.06.2.2.4646 Tentang
Pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar kepada RSUD
Palembang BARI, tanggal 7 November 2003. Kemenkes RI
Nomor: Y.M.01.10/13/334/08 tentang pemberian Status Akreditasi
Penuh Tingkat Lanjut kepada RSUD Palembang BARI,tanggal 5
November 2008.

Telah ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang


BARI berdasarkan kepurtusan wali Kota palembang No.915B
Tahun 2008 tentang penetapan rsud Palembang BARI sebagai
6

SKPD Palembang yang merupakan pola pengelolahan keuangan


BLUD (PPK-BLUD) secera penuh.Kemudian dengan SK Depkes
Nomor: 241/Menkes/SK/IV/2009, tanggal 2 April 2009 ditetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B. KAKS-
SERT/363/5/2012 tentang status Akreditasi Lulus tingkat Lengkap
Kepada RSUD Paelmbang BARI tanggal 25 Januari 2012. Pada
tanggal 2 April 2015 RSUD Palembang BARI telah terakredetasi
Tingkat Paripurna dengan Sertifikat Akredetasi Rumah Sakit
Nomor: KARS/SERT/99/IV/2015

1) Sejarah Pemegang Jabatan Direktur

a) Tahun 1986 s.d 1994 dr jane Lidya Yitahelu sebagai Kepala


Polikliik Panca Usaha.
b) Tanggal 1 Juli 1995 s.d Juni 2000: dr. Eddy Monasir,Sp,OG
sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
c) Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas
dr.H.Dachlan Abbas, Sp.B.
d) Bulan Desember 2000 s.d Februarin 2001; Pelaksana Tugas
dr. M.Faisal Saleh, Sp.DP.
e) Tanggal 14 November 2000 s/d Januari 2012: dr. Hj. Indah
Puspita.. H.A. Mars sebagai Direktur RSUD Palembang
BARI. f) Bulan Januari 2012 s.d Sekarang: dr. Hj. Makiani,
SH, M., MARS sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
2) Fasilitas dan Pelayanan
a) Fasilitas
1. Instalasi Gawat Darurat 24 jam
2. Farmasi/Apotik 24 jam
3. Rawat Jalan/ Poliklinik
4. Rawat Inap
5. Bedah sentral
7

6. Rehabilitasi Medik
7. Radiologi 24 jam
8. Laboraturium Klinik 24 jam
9. Patologi anatomi
10. Bank Merah
11. Hemodialisa
12. Medikal Chek Up
13. ECG/EEG
14. USG 4 Dimensi
15. Endoscopy
16. Kumar Jenumb
17. CT Scan 64 Slices
b) Pelayanan Rawat Jalan
1. Klinik Spesiali Penyakit Dalam
2. Klinik Spesialis Bedah
3. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4. Klinik Spesialis Anak
5. Klinik Spesialis Mata
6. Klinik Spesialis THT
7. Klinik Spesialis Saraf
8. Klinik Spesialis Terpadu
9. Klinik Spesialis Kardiologi
10. Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin
11. Klinik Spesialis Jiwa
12. Klinik Spesialis Rehabilitasi Medik
13. Klinik Spesialis Jantung
14. Klinik Spesialis Gigi dan Mulut
15. Klinik Spesialis Geriatri
16. Klinik Spesialis TB Paru, Dot & RO
17. Klinik Spesialis Anestesi
8

18. Klinik Spesialis Alergi Imunologo


19. Klinik Spesialis Gizi
20. Klinik Spesialis VCT
21. Klinik Spesialis Bedah Orthopedi
22. Klinik Spesialis Bedah Digestif
23. Klinik Spesialis Bedah Plastic
24. Klinik Spesialis Bedah Thoraks dan Kardiovaskuler
25. Klinik Spesialis Bedah Anak
26. Klinik Spesialis Psikologi
c) Fasilitas Kendaman Operasional
1. Ambulance 118
2. Ambulance Rangsal
3. Ambulance Staga Bencana
4. Ambulance Trauma CenterMobil Jenazah
d) Pelayanan Rawat Inap
1. Perawatan VIP dan VVIP
2. Perawatan Kelas I, II dan III
3. Perawatan Penyakit Dalam Perempuan
4. Perawatan Penyakit Dalam Laki-laki
5. Perawatan Anak
6. Perawatan Bedah
7. Perawatan ICU
8. perawatan Kebidanan
9. Perawatan Neonatus/Nicu/Picu
e) Pelayanan Penunjang
1. Instalasi Laboratorium Klinik
2. Instilasi Radiologi
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Farmasi (Apotek)
5. Instalasi Gizi
9

6. Instalasi Laundry
7. Central Sterilized Suplay Departemen (CSSD)
8. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS RS)
9. Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
10. Bank Darah
11. Kasir
12. Hemodialisa
13. Instalasi Rehabilitasi Medis
2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Pengertian
Pemberian cairan intravena (infus) adalah memasukan cairan atau
obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan infus set (Potter & Perry, 2005).
Teknik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet yang kaku,
seperti angiokateter atau dengan jarum yang di sambungkan. Terapi
intravena atau yang biasa disebut dengan terapi infus merupakan
metode yang efektif untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan obat
melalui pembuluh darah atau intravaskular (Mubarak, 2008).
Kateterisasi vena adalah pembuatan jalur vena untuk pemberian
cairan, darah atau obat, dan suntikan berulang (Mansjoer, 2000).

Pemberian cairan intravena adalah pemberian cairan atau darah


langsung ke dalam vena yang dapat dikerjakan dengan 2 cara yaitu
tanpa membuat luka sayatjarum infus (ujung tajam) ditusukkan
langsung ke dalam vena, cara kedua adalah dengan menyayat kulit
untuk mencari vena dan melubangi vena setelah itu jarum infus tumpul
dimasukkan. Terapi intravena adalah kemampuan untuk mendapat
akses ke sistem vena guna memberikan cairan dan obat merupakan
10

keterampilan perawat. Tanggung jawab ini termasuk memilih vena,


jenis kanula yang sesuaidan mahir dalam teknik penusukan venaFaktor-
faktor lain yang mempengaruhi pemasangan infus termasuk jenis
larutan yang akan diberikan, lamanya terapi intravena yang diharapkan,
keadaan umum pasien, dan vena yang digunakan. Keterampilan orang
yang melakukan pemasangan infus juga merupakan pertimbangan
penting (Latief,2005).

2.2.2 Tujuan

Menurut Smeltzer & Bare (2002) umumnya cairan intravena


diberikan untuk mencapai satu atau lebih tujuan berikut: menyediakan
airelektrolit, menyediakan nutrien untuk memenuhi kebutuhan sehari-
haridan menjadi medium untuk pemberian obat secara intravena.

Menurut Setyorini (2006), tujuan pemberian terapi intravena


yaitupertamamemberikan atau menggantikan cairan tubuh yang
mengandung airelektrolitvitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak
dapat dipertahankan secara adekuat melalui oralkeduamemperbaiki
keseimbangan asam-basaKetiga, memperbaiki volume komponen-
komponen darah.Keempat, memberikan jalan masuk untuk pemberian
obat-obatan kedalam tubuh.Kelima, Memonitor tekanan vena
sentral(CVP).Keenam Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan
diistirahatkan.

Tujuan Peamasangan Infus adalah :

1. Memperbaiki keseimbangan asam basa


2. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
3. Memperbaikai jalan masuk untuk pemberian obat-obatan dalam
tubuh.
4. Memonitor tekanan Vena Central (CVT)
11

5. Memberikan nutrisi pada saat sisitem pencernaan distrahatkan.

2.3 Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Sebelum Pemasangan Infus:

2.3.1 Tujuan Pembelajaran:

1. Memahami anatomi vena yang terkait dengan pemasangan infus


2. Memahami pemberian cairan yang baik dan benar
3. Memahami alat-alat pemasangan infus 4Memahami tehnik
pemasangan infus

2.3.2 Tujuan Terapi Intra Vena


1. Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Sebagai akses pemberian obat, kemoterapi dan
tranfusi darah serta produk darah
2. Memberikan parenteral nutriens
3. Pra dan pasca bedah sesuai program.

2.3.3 Resiko Pemasangan Infus


a. Perdarahan
b. Infiltrasi (dimana cairan infus masuk kedalam jaringan disekitar
pembulu darah)
c. Infeksi
d. Overdose (karena respon obat i.vlebih cepat)
e. Inkompabilitas antara obat dengan cairan infus ketika dicampur

2.3.4 Pedoman Pemilihan Vena


a. Gunakan vena distal terlebih dahulu
b. Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin
c. Pilih vena diatas area fleksi
12

d. Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah


yang ade kuat kedalam kateter
e. Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang
lunak,penuh.
f. Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktifitas pasien
g. Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi pembedahan atau prosedur
yang direncanakan

2.3.5 Perbedaan Vena & Arteri


Vena Arteri

Darah merah dan Gelap Darah meerah dan terang

Aliran darah dititik percabangan Aliran darah cepat, berdenyut

Katub-katub dititik percabangan Tidak ada katub

Aliran kearah jantung Aliran menjahui jantung

Lokasi superfisial Lokasi dalam dikelilingi otot

Banyak vena yang menyuplai satu Satu arteri menyuplai satu


area area
13

2.3.6 Hindari Tipe-tipe Vena

a. Vena yang telah digunakan sebelumnya


b. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
c. Vena yang keras dan sklerotik
d. Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi
e. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
f. Vena yang dekat area terinfeksi
g. Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah
laboratorium

2.3.7 Lokasi Pemasangan Infus


Lokasi Pemasangan Infus Menurut Perry dan Potter (2005), tempat
atau lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan infus
adalah vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia
subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena.
Daerah tempat infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal
tangan (vena supervisial dorsalis, vena basalika, vena sefalika), lengan
bagian dalam (vena basalika, vena sefalika, vena kubital median, vena
median lengan bawah, dan vena radialis), permukaan dorsal (vena
safena magna, ramus dorsalis).

Gambar 2.3 Lokasi pemasangan Infus


14

Sumber : Dougherty, dkk (2010)

2.4 Jenis-jenis Cairan Infus

2.4.1 Cairan Hipotonik

Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion


Na+ lebih rendah dibndingkan serum) sehingga larutan dalan serum,
dapat mnurunkan osmalarita serumMaka cairan ditarik dari pembuluh
darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas rendah keosmolaritas tinggi) sampai akhirnya mengisi sel-
sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel "mengalami" dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga
pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh ke sel, menyebabkan
kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam
otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dextrose
2,5% (Aryani,2009).

2.4.2 Cairan Isotonik


Osmolaritas (tingkat kepekaan) cairan mendekati serum (bagian cair
dari komponen darah) sehingga terus berada dalam pembulu darah.
Bermanfaan pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan
cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki resiko
kejadian overload (kelebihan cairan)khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi.Contohnya adalah cairan Ringer Lekta
(RL), dan normal slienc/ larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%)
(Aryani,2009).
15

2.4.3 Cairan Hipertonik

Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik


cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh
darahMampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produktivitas
urin, dan mengurangi edema (bengkak)Penggunaannya kontradiktif
dengan cairan hipotonik. Misalnya dextose 5%, Nacl 45% hipertonik,
Dextrose5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5% +Nacl 0,9%, produk darah
(darah), dan albumin (Aryani,2009)
Pembagian Cairan Berdasarkan Kelompoknya:
1. Kristaloid B bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan
cairan segeraMisalnya Ringers Laktat dan garam fisiologis.
2. Koloid Ukuran molekulnya (biasanya protein, cukup besar
sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada
dalam pembuluh darah, makanya sifatnya hipertonik, dan dapat
menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah
albumin dan steroid
Contoh:
a. Natrium klorida 0,9% komposisiNaCL: 4,5 gr
b. Air untuk injeksi 500 ml
c. /Osmolaritas: 308 mOsm/1: 154 mEq/1
d. Ringer lakta Komposisi: Natrium Lakta, C3H5Na03: 1,55 gr
Natrium Klorida, NaCl 3,0 gr Kalium Klorida KCI: 0,15 gr
Klasium Klorida CaC
12.2H20 : 0,1 gr Air untuk injrksi: 500 ml Osmolaritas: 274
mOsm/1.
16

2.5 Langkah-Langkah Persiapan Pemasangan Infus

2.5.1 Persiapan
1. Petugas Kesehatan.
a. Cuci tanganuntuk mencegah infeksi nosokomolial..
b. Memakai APD (Alat Pelindung Diri)
c. Sarung tangan
d. Masker
e. Kaca mata google untuk pasie khusu) untuk melindingi
mata petugas.
2. Masalah Pada Pasien
a. Takut, cemas
b. Tegang
Langkah-Langkah Yang Dapat Mendorong Pasien
Kerja Sama :
a. Tunjukan sikap percaya diri
b. Beri salam kepada pasien dengan menyebut
namanya
c. Perkenalkan diri
d. Valaidasi identifikasi pasien
e. Jelaskan proedur yang mudah dimengerti oleh
pasien/kelurga
f. Libatkan orang tua (terutama pada anak dan bayi)
3. Alat-Alat Untuk Pemasangan Infus alat-alat pemasangan
infuse:
a. Baki yang telah dialasi
b. Handuk kecil
c. Bengkok
d. Tiang infus
17

e. Sarung tangan
f. Tornikquet
g. Kapas alcohol
h. Cairan infus
i. Infus Set
j. Abochat
k. Plester/hepafik
l. Gunting plester
m. Jam tangan
n. Buku catatan
o. Bengkok

2.5.2 Prosedur Pemasangan Infus

Prosedur Pemasangan Infuse:


1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat
3. Pasang sampiran
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin
5. Pasangan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan
dipasang infus.
6. Cuci tangan
7. Pakai sarung tangan
8. Buka kemasan steril infus
9. Gantungkan cairan infus pada tiang infuse.
10. Atur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah balik drip dan tutup
klem pada saluran infus..
11. Tusukkan pipa saluran infus ke dalam botol cairan dan
tabung tetesan diisi setengan dengan cara memencet
tabung tetetsan infus
18

12. Buka klem dan aliran cairan keluar sehingga tidak ada
udara pada selang infus lalu tutup kembali klem.
13. Cari dan pilih vena yang akan pasang infus.
14. Letakkan terniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan
ditusuk (bila pemasangan infus dilakukan pada daerah
ekstremitas)
15. Desinfeksi daerah pemasangan secara sirkuler
16. Tusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum
menghadap ke atas (apabila berhasil darah akan keluar da
dapat lihat pada pipat abbocath) 17Dorong pelan-pelan
abbocath masuk kedalam vena sambil menarik pelan-
pelan jarum abbochat masuk semua kedelam vena.
17. Sambugkan keras abocath dengan selang infus.
18. Lepaskan terniquet dan longgarkan klem untuk melihat
kelancaran tetesan
19. Bila tetesan sudah lancar, pangkal jarum diretakan pada
kulit dengan plester
20. Atur tetesan sesuai kebutuhan
21. Tutupkan tempat jarum atau tempat tusukan dengan kassa
steril
22. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien 24Lepaskan sarung
tangan
23. Cuci tangan
24. Dokumentasi / evaluasi meliputi :
a. Tangggal dan waktu penggantian slang infus, tuliskan
semua semua selang tambahan.
b. Tanggal waktu dan isi cairan infus.
c. Kecepatan aliran infus, termasuk perubahan kecepatan
berikutnya
19

d. Peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur


aliran
e. Pengkajian tempat penusuka infus secara teratur
f. Komplikasi tindakan yang dilakukan untuk
memperbaiki maslah
g. Waktu saat terapi infus diperhentikan dan apakah
kateter untuh saat dilepas
h. Obserfasi kondisi kateter dua kali tiap shift (untuk
dewasa) dan tiap jam untuk anak-anak.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Hari / Tanggal Pengkajian : Jum’at / 28 Juli 2023

Waktu Pengkajian : 05.45 WIB

3.1 DATA SUBJEKTIF

1) IDENTITAS PASIEN
Nama Ibu :Ny. N Nama Suami :Tn. A
Umur :20 th Umur :27 th
Agama :Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa :Indonesia Suku/Bangsa :Indonesia
Pendidikan :SMK Pendidikan :SMP
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Jualan Buah
Alamat :Jl.Laut Dusun II, Alamat :Jl.Laut Dusun II,
Meranjar Ilir Meranjar Ilir

2) ALASAN DATANG
Ibu Tanggal 28 Juli 2023 Hamil 32 Minggu, Ibu mengeluh Sesak Nafas
ditusuk-tusuk .

3) DATA KEBIDANAN
- Menarce : 15 Tahun
- Siklus : 28 Hari
- Lama : 4 Hari
- Jumlah : 2 Kali Ganti Pembalut
- Sifat : Teratur
- Warna : Merah kecoklatan
- Dismenorea : Ada

20
21

a) RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU :


G1P0A0

Usia Jenis Ditolong Tahun Nifas/


Anak
Penyulit
No KehamilanPersalinan Oleh Persalinan Laktasi
JKBBPB Ket
1. Ini

b) RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

- G...P...A.. : G1P0A0

- HPHT : 17 Desember 2022

- TP : 24 September 2023

- Usia Kehamilan : 33 Minggu

- ANC : Bidan 3 Kali dokter 1 Kali Klinik 1 Kali

- TT : Tidak Dilakukan

- Tablet Fe : 70 Tablet

- Gerakan Janin : Ada

- Tanda Bahaya Selama hamil : Tidak Ada

- Keluhan/Kelainan Selama Kehamilan : Mual muntah dan Sesak nafas

c) RIWAYAT PERKAWINAN
- Kawin : 1 Kali
- Usia Kawin : 19 Tahun
- Lama perkawinan : 1 Tahun
22

4) DATA KESEHATAN
a) RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DI DERITA
- TB : Tidak Pernah

- Malaria : Tidak Pernah

- Hipertensi : Tidak Pernah

- Jantung : Tidak Pernah

- Ginjal : Tidak Pernah

- DM : Tidak Pernah

- Asma : Tidak Pernah

b) RIWAYAT OPERASI YANG PERNAH DI DERITA

- SC : Tidak Pernah

- Apendiks : Tidak Pernah

c) RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

- Hipertensi : Tidak Ada

- DM : Tidak Ada

- Gamelli : Tidak Ada

- Asma : Tidak Ada

d) RIWAYAT KB
- Pernah mendengar tentang KB : Pernah
- Pernah menjadi akseptor KB : Tidak Pernah
- Jenis KB : Belum pernah
- Alasan berhenti : Belum pernah
23

- Anak yang diinginkan : Belum pernah

5) DATA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Nutrisi

- Pola makan : 3x Sehari

- Porsi : 1 Piring nasi, Lauk pauk,Serta buah-buahan, Dan selingan.

- Pola minum : 6 x Sehari / Gelas

- Keluhan : Tidak ada

- Pantangan : Tidak ada

Eliminasi

- BAK : 4x Sehari

- BAB : 1x Sehari

Istirahat dan tidur

- Tidur siang : 1 Jam

- Tidur malam : 7 Jam

Olahraga dan Rekreasi

- Olahraga : Mengerjakan pekerjaan rumah

- Rekreasi : Kadang-Kadang

Personal Hygiene

- Gosok gigi : 3x Sehari

- Mandi : 2x Sehari

- Ganti Pakaian Dalam : 3x Sehari Jika Lembap


24

6) DATA PSIKOSOSIAL

Pribadi

- Harapan terhadap kehamilan : Ibu dan janin sehat

- Rencana melahirkan : Rumah Sakit

- Persiapan yang dilakukan : Mental

- Rencana menyusui : ASI

- Rencana merawat anak : Bersama suami dan keluarga

- Harapan suami dan keluarga : Ibu dan jani sehat

- Persiapan yang dilakukan : Finansial dan fisiologi Budaya

- Kebiasaan / adat istiadat : Tidak ada

3.2 DATA OBJEKTIF

1) PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Composmentis

Keadaan umum : Baik

Tekanan darah : 133 / 74 mmhg

Pernafasan : 22x / Menit

Nadi : 80 x / Menit

Suhu : 36° C

BB Sebelum hamil : 98 Kg

BB Sekarang : 110 Kg

Tinggi Badan : 164 Cm


25

2) PEMERIKSAAN KEBIDANAN INSPEKSI

- Kepala : Bersih

- Rambut : Bersih, Hitam dan tidak berketombe

- Mata

Scklera : Tidak ikterik

Konjungtiva : Merah muda

Refleks Pupil : Baik

- Hidung : Tidak ada polip

- Mulut dan Gigi

Caries : Tidak ada

Stomatitis : Tidak ada

Lidah : Bersih

Plak/Karang gigi : Tidak ada

- Muka

Odema : Tidak ada odema

Cloasma gravidarum : Tidak ada

- Leher

Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan

Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

Vena jugularis : Tidak ada benjolan

- Payudara

Bentuk/ukuran : Simetris

Areola mammae : Hiperpigmentasi


26

Puting susu : Menonjol

Colostrum : Belum ada

- Abdomen

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Strie (Livide/albican) : Tidak ada

Linia (Nigra/Alba) : Belum ada

Luka bekas operasi : Tidak ada

- Genetalia Eksternal

Kebersihan : Tidak di lakukan

Varices : Tidak di lakukan

Odema : Tidak di akukan

Kelenjar bartholini : Tidak di lakukan

- Ekstremitas Bawah

Oedem :Tidak ada

Varices : Tidak ada

Pergerakan : Aktif

- Ekstriminitas atas

Odema : tidak ada

Pergerakan : Aktif

3.3 ANALISA DATA

Diagnosa : G1P0A0 Hamil 32-33 minggu dengan PPI inpartu


JTH Preskep
Masalah : Partus Prematurus Iminens
27

Kebutuhan : Cairan Elektroit

3.4 PENATALAKSANAAN

- Melakukan Informed Consent


- M
- I
- Injec Ceftriaxone
- Injec Dex
- P
- Injec An
- Nifedifin
- IM

3.4.1 Rencana Asuhan Menyeluyuh


1. Persiapan alat
2. Menjelaskan tindakan yang akan diberikan kepada apasien
3. Persiapan pasien

3.4.2 Asuhan Menyeluruh

Hari/ Tanggal : Jum’at 28 Juli 2023


Waktu : 05.45 WIB
1. Persiapan alat
a. Infus Set
b. Cairan infus
c. Abochat
d. Gunting plester
e. Plester
f. Kassa steril
g. Kapas Alkohol
28

h. Com
i. Bengkok
j. Buku catatan
k. Tiang infus
2. Prosedur Pemasangan Infus
a. Memeberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat samping lengan pasien yang dipasangakan
infus
1) Gunting plester dan letakan pada tiang infus
2) Tuangkan petadin sedikit di kassa steril dan letakkan kassa
pada Com yang disediakan
3) Kapas alcohol
c. Atur posisi pasien
d. Buka kemasan steril infus
e. Gantung cairan infus pada tiang infus
f. Atur klem rol 2-4 cm dibawah balik drip dan tutup klem yang ada
pada sluran infus
g. Tusuk pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan
diisi setengah dengan cara memencet tabung yang berisi cairan
infus.
h. Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara
pada selang infus lalu tutup kembali klem.
i. Cari dan pilih vena yang akan dipasang infus
j. Desinfeksi daerah pemasangan secara sirkuler dengan
menggunakan kapas alcohol
k. Minta bantuan teman untuk memegang tangan psien 10-12 cm
diatas tangan yang ingin ditusuk agar vena bisa terlihat dengan
jelas.
29

l. Tusuk jarum abochat ke vena dengan lubang jarum menghadap


ke atas (apabila berhasil darah akan keluar dan akan terlihat pada
abochat.
m. Dorong pelan-pelan abochat masuk kedalam vena sambil
menarik pelan-pelan jarum abochat sehingga semua plastik
abochat masuk semua ke vena.
n. Sambungkan segera abochat dengan selang infus
o. Menganjurkan kepada teman untuk melepaskan tangananya, dan
longgarkan klem untuk melihat kelancaran tetesen.
p. Bila tetesan sudah lancar, pangkal jarum direkatakan pada kulit
dengan menggunakan plester
q. Tutup tempat jarum atau tempat tusukan dengaan Plaster
r. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan
s. Beresakan alat-alat dan rapikan pasien
t. Lepaskan sarung tangan
u. Cuci tangan
v. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Infus cairan intravena ( intravenous fluids infusion ) pemberian sejumlah
cairan kedalam tubuh, melalui sebuah jarum, kedalam sebuah pembuluh vena
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh.Infus terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :
1. Botol infus : merupakan wadah dari cairan infus, biasa dijumpai dijual
dalam tiga ukuran 500mL, 1000mL dan 1500mL .
2. Selang infus : merupakan sarana tempat mengalirnya cairan infus .
3. Klem selang infus : merupakan bagian untuk mengatur laju aliran dari cairan
infus, dengan mempersempit atau memperlebar jalur aliran pada selang.
4. Jarum infus : Sarana masuknya cairan infus dari selang infus menuju
pembulu vena.

Prinsip kerja dari cairan infus sama seperti sifat dari air yaitu mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dipengaruhi oleh gaya grafitasi
bumi sehingga cairan akan selalu jatuh kebawah.

Pada sistem infus laju aliran infuse diatur melalui klem selang infus, jika
klem digerakan untuk mempersempit jalur aliran pada selang maka laju cairan
akan menjadi lambat ditandai dengan sedikitnya jumlah tetesan infus/menit
yang keluar dan sebaliknya bila klem digerakan untuk memperlebar jalur aliran
pada selang infus maka laju cairan infus akan menjadi cepat ditandai dengan
banyaknya jumlah tetesan.

5.2 Kesenjangan
Dari hasil praktik yang di lakukan di lahan antara teori dan praktik . Di
antara teori ada tindakan cuci tangan sebelum melakukan tindakan , memakai

30
31

sarung tangan , dan itu terjadi di lahan praktik RSUD BARI PALEMBANG ,
karena sebelum melakukan tindakan pemasangan infus harus mencuci tangan
dengan enam langkah, dan mempersiapkan alat seperti spuit , kapas alkohol ,
plester dan gunting , cairan infus , kasa steril , tourniquet, infus set , abochat ,
tindakan pemasangan infus ini tidak semuanya di lakukan secara mandiri ,
disini kami hanya membantu mempersiapkan alat , memegang tangan pasien
agar Vena pasien terlihat dengan jelas , membantu menyambungkan selang
infus dengan abochat , dan mengatur tetesan infus.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif yang di dapat melalui
unamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang di dapat
melakukan pemasangan infus kepada Ny "N". Maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut: Dari data tersebut di dapat data subjektif Ny "N" umur 20 Tahun
dengan usia kehamilan 32 minggu G1P0A0 dengan Hari pertama haid terakhir pada
Tanggal 17 Desember 2022 dan Tafsiran Partus tanggal 30 Juli 2023 Dari data Ny
"N" di dapat data objektif dengan Keadaan umun baik, Kesadaran: compos mentis,
suhu lubuh: 36 C Tekanan darah: 133/74mmHg. Nadi: 80x/menit, RR: 22x/menit,
Tinggi badan: 164 cm. Berat badan: 110kg. Dari pengkajian yang dilakukan
terhadap Ny "N" didapat dengan diagnosa GIPOAO hamil 38 minggu dengan letak
memanjang,. Perencanaan di lakukan dengan asuhan kebidanan terhadap Ny "N"
yaitu melakukan pemeriksaan kepada pasien, menginformasikan tentang kebutuhan
nutrisi, tanda bahaya kehamilan, kebutuhan istirahat, personal hygine, persiapan
persalinan dan kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI


Petugas kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menggunakan
langkah-langkah yang sesuai dengan teori. Diharapkan bagi pihak rumah
sakit tetap mempertahankan kelengkapan semua fasilitas sarana agar
asuhan yang diberikan pada ibu hamil dapat tercapai secara menyeluruh.

32
33

5.2.2 Bagi Pihak Pembimbing Institusi


Kami mengharapkan kepada pembimbing institusi untuk
mempertahankan dan meningkatkan bimbingan kepada para mahasiswa
yang melaukan praktik untuk dapat menerapkan teori yang telah di
peroleh dari kampus, sehingga dapat mangasah keterampilan.

5.2.3 Bagi mahasiswa


Kami mengharapkan kepada mahasiswa yang sedang praktik untuk
dapat menerapkan teori yang telah di dapatkan di kampus maupun lahan
praktik dengan sebaik baiknya dan selalu menjaga kesterilan alat dabn
bahan beserta berlaku jujur, sopan , ramah dan taat pada peraturan
praktik.
DAFTAR PUSTAKA

1. AmbarawatiEny Retna, dkk. 2009 KDPK Kebidanan Nusa Medika


Yogyakarta
2. Uliyah, MusrifatulAAzis Alimul Hidayat.2008Keterampilan Dasar Praktek
Klinik
3. KebidananJakarta: Salemba Medika
4. https://www.widatra.com/index.php?option=com_content&view=article&i
d=79&itemid=59&lang=en
5. https://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/itptunimus-gdl-srimulyani-
6170-1-babi.pdf

Anda mungkin juga menyukai