Anda di halaman 1dari 44

TERAPI CAIRAN DAN IV

ADMIXTURE

Dosen : Rika Oktapianti, SST, M.Kes


Topik Bahasan

Macam-Macam Cairan
Parenteral
Perhitungan Cairan
Cara Pengenceran Obat
Cara Pencampuran Obat
Pendahuluan
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang
Padat dan bagian yang Cair. Bagian padat terdiri dari tulang,
kuku, otot, dan jaringan yang lain. Sedangkan bagian yang cair
berupa cairan Intrasesuler dan Ekstraselular. Cairan
ekstraseluler dibagi menjadi Plasma Darah sebanyak 5% dan
cairan interstitial sebanyak 15%.

Terapi cairan merupakan terapi yang sangat mempengaruhi


keberhasilan penanganan pasien kritis, selain dapat mengganti
cairan yang hilang, terapi cairan dapat dilakukan untuk
mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung,
mencukupi kebutuhan per hari, mengatasi syok, dan mengatasi
kelainan akibat terapi lain.
Pengertian Terapi Cairan

• Tindakan dengan pemberian cairan untuk


mengatasi SYOK dan menggantikan volume
cairan yang hilang akibat perdarahan atau
dehidrasi.
Tujuan Pemberian Terapi Cairan
1. Resusitasi yaitu menggantikan segera kehilangan cairan
untuk mengembalikan sirkulasi darah.
2. Routine maintenance yaitu memelihara kebutuhan
elektrolit dan cairan bagi pasien yang tidak bisa dapat
asupan peroral.
3. Replacement yaitu menggantikan kehilangan dari
intravaskuler, kompartemen lain.
4. Redistribusi cairan tubuh yang mengumpul di suatu
tempat khususnya pada sepsis, kritis, CHF (Congestive
heart failure)/ gagal jantung kongestif, PGK (penyakit ginjal
kronis).
1. Macam-Macam Cairan Parenteral
Ada 2 jenis cairan pengganti cairan tubuh:
1. Cairan Kristaloid
a. Merupakan cairan yang mengandung partikel dengan berat molekul (BM)
rendah (<8000 dalton), dengan atau tanpa glukosa.
b. Tekanan Onkotik rendah sehingga cepat terdistribusi ke seluruh ruang
ekstraseluler
c. Untuk mengganti kehilangan volume terutama kehilangan cairan intestitial
d. Harganya murah, tak memberikan reaksi anafilaksis, tetapi tidak bertahan
lama di intravaskuler
e. Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru dan edema perifer
f. Contoh cairan kristaloid :
1. Larutan Ionik
NaCl (NS), RL, RA
2. Larutan non ionik
Dextrose 5% dan 10%
2. Cairan Koloid
a. merupakan cairan yang mengandung zat dengan BM
Tinggi (>8000 dalton).
b. Tekanan onkotik tinggi sehingga sebagian besar tetap
tinggal di intravaskuler → baik untuk mengganti volume
intravaskuler.
c. Harganya mahal, dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.
d. Pemberian berlebih jua dapat menyebabkan edema perifer.
e. Contoh cairan koloid : Darah, albumin, fresh frozen plasma,
dextran, HES, hemacel.
2. Perhitungan Terapi Cairan
Menghitung kecepatan cairan infus untuk
mencegah ketidaktepatan pemberian cairan.
Tujuan perhitungan terapi cairan adalah:

a. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskuler


dan sirkulasi pada pasien dehidrasi, shock.
b. Mencegah kelebihan cairan.
Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan

Sesuai rumus Holliday & Segard


a. Pada Orang Dewasa
BB 10 kg pertama = 1 ltr/hr cairan
BB 10 kg kedua = 0,5 ltr/hr cairan
BB >> 10 kg = 20 mL x sisa BB selanjutnya
Soal Kasus
• Pasien usia 30 tahun datang dengan diagnosa dehidrasi.
BB pasien saat datang 56 kg. Tinggi pasien 170 cm. berapa
kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien tersebut?
• Jawab : BB pasien : 56 kg
Maka 10 kg pertama : 1000 cc cairan
10 kg kedua : 500 cc cairan
36 kg terakhir = 20 mL x 36 Kg = 720 cc cairan

• Total cairan yang dibutuhkan :


1000 cc + 500 cc + 720 cc = 2220 mL/hari = 2,2 L/hari
b. Berdasarkan Berat Badan Bayi dan Anak
(Menurut Holiday dan Segard)

4 ml/kg BB / jam : BB 10 kg pertama Berdasarkan Berat Badan Bayi


2 ml/kg BB / jam : BB 10 kg kedua dan Anak Menurut Darrow
1 ml/kg BB / jam : sisa BB selanjutnya

Atau
BB < 3 kg : 175 cc/kgBB/hr
BB 3-10 kg : 105 cc/kg BB/hr
BB 10-15 kg : 85 cc/kgBB/hr
BB 10 kg pertama = 1 ltr/hr cairan BB >15 kg : 65 cc/kgBB/hr
BB 10 kg kedua = 0,5 ltr/hr cairan
BB >> 10 kg = 20 mL x sisa BB selanjutnya
Soal Kasus
• Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan
basalnya ?
Cara I (Menurut Holiday dan Segar)
• Jawab : BB pasien: 23 kg
• Maka 10 kg pertama 4 cc x 10 = 40 cc cairan
10 kg kedua : 2 cc x 10 = 20 cc
3 kg terakhir = 1 cc x 3 kg = 3 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan =
40 cc + 20 cc + 3 cc = 63 mL/jam
63 mL x 24 jam = 1512 mL/hari
Cara II (menurut holiday dan Segar)
• Jawab : BB pasien : 23 kg
Maka 10 Kg pertama : 100cc x 10 = 1000 cc cairan
10 kg kedua : 50 cc x 10 = 500 cc cairan
3 kg terakhir = 20 cc x 3 kg = 60 cc cairan
• Total cairan yang dibutuhkan =
1000 cc + 500 cc + 60 cc = 1560 mL/hari

Cara III (menurut Darrow)


Jawab : BB pasien 23 Kg
BB > 15 kg : 65 cc/kgBB/hr
Maka :
BB 23 Kg : 65 cc x 23 = 1495 mL/hari
Soal Kasus
• Pasien dengan berat badan 8 Kg, maka
kebutuhan cairan basalnya ?
• Jawab: menurut Darrow
BB pasien 8 g
Jadi rumus :
BB 3-10 kg : 105 cc/kgBB/hr
Total cairan yang dibutuhkan
105 cc x 8 Kg = 840 cc/hari
C. Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui

 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun)


 3-12 bulan : n + 9 ( n dalam bulan)

Soal kasus

1. Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa demam. Maka
kebutuhan cairan yang dibutuhkan adalah?
2. Anak yang berumur 4 tahun, maka kebutuhan cairannya adalah:

Jawab
3. Umur pasien 9 bulan
(n+9) = 9 bulan + 9 = 18 mL/jam = 432 mL/hari
2. Umur pasien 4 tahun
(2n+8) = (2x4 tahun ) + 8 = 16 mL/jam = 348 mL/hari
Rumus Perhitungan Cairan
1. Tetesan Makro (Intrafix ® Safeset)
a. Dalam tetes/menit
Jumlah cairan yang diberikan x faktor tetesan (20 gtt)
Lama pemberian x 60’’

b. Dalam mL/jam
Vol total cairan yang diberi : jam pemberian = mL/jam
Soal kasus
• Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi 1000
mL infus RL dalam waktu 4 jam. Berapa tetesan dalam
mL/jam dan tetes/menit?
a. Maka tetesan mL/jam =
Volume total : jam = 1000 mL : 4 jam = 250 mL/jam
b. Dalam tetesan /menit
Jumlah cairan x faktor tetesan (20 tts)
Lama pemberian x 60’’
= 1000 cc x 20 tts = 83 tts/menit
4 jam x 60’’
2. Tetesan Mikro (Intrafix ® Pediatric)
Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60gtt)
Lama pemberian x 60’’
Contoh Soal :
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengan 250 mL infus
dalam waktu 2 jam. Berapa tetesan/menit?
Jawaban:
Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60gtt)
Lama pemberian x 60’’
= 250 mL x 60
2 x 60’’
= 125 tetes / menit
3. Cara Pengenceran Obat
• Pasien harus mendapatkan obat yang dijamin
efektivitas, keamanan serta stabilitasnya
Intravenous (IV) admixture merupakan
pencampuran sediaan steril yang merupakan
rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses
pelarutan atau penambahan bahan lain yang
dilakukan secara aseptis.
Peran Tenaga Kesehatan Dalam IV Admixture

1. Peran Dokter :
Membuat permintaan tertulis pemberian sediaan IB
yang mencagkup:
a. Jenis dan jumlah dari larutan
b. Obat tambahan (additive) serta konsentrasinya
(misa; 10 meq. Kalium chloride dalam 500 ml D5
c. Kecepatan atau volume infus.
2. Peran Perawat / Bidan
Melaksanakan pemberian sediaan IV kepada pasien, yang mecangkup:
a. Penyiapan kulit tempat pemasangan IV catheter.
b. Pemasangan IV catheter .
c. Pemeriksaan peralatan terapi IV.
d. Pemeriksaan sedian IV terhadap partikel asing dan kompatibilitas
obat dengan cairan infus
e. Pemeriksaan expiration date pada kemasan/label.
f. Perhitungan tetesan (tts/min atau ml/jam)
g. Pemantauan kecepatan tetesan (tambah, pelan, berhenti)
h. Pemantauan terjadinya infeks.
3. Peran Farmasi
a. Menyiapkan produk (campuran sediaan IV, rekonstitusi injeksi)
yang secara terapeutik dan farmasetik layak untuk digunakan pada
pasien.
b. Menyiapkan sediaan yang berisi obat yang benar dalam julah yang
benar.
c. Menyiapkan sedian yang bebas dari kontaminan, mikroorganisme
dan pirogen.
d. Menyiapkan sediaan yang bebas kontaminasi partikel dan bahan-
bahan toksik dalam tingkatan yang tidak diinginkan.
e. Menyiapkan sediaan yang diberi label, disimpan dan
didistribusikan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Drug Controle.
Syarat Sediaan Intravena dan Infus
• Steril
• Bebas partikel
• Bebas pirogen
• pH sesuai/tidak merusak jaringan
• Pelarut tidak toksik
Prinsip Pemberian Obat Parenteral / Injeksi

1. Mempertahankan teknik aseptik dan steril.


2. Memastikan ketepatan lokasi atau area
penyuntikan.
3. Teknik aseptis.
4. Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh
yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi.
Pengenceran
1. Tahapan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keakuratan takaran obat
dalam resep.
2. Dilakukan dengan menambahkan bahan yang
tidak inert (tidak bereaksi) dan tidak memiliki
efek farmakologi.
3. Bisa dilakukan untuk sediaan padat maupun
cair.
Pengenceran Injeksi
1. Proses mengurangi konsentrasi zat terlarut
dala larutan, biasanya dengan menambahkan
pelarut yang lebih.
2. Rekonstitusi.
3. Pencampuran zat padat dengan cairan untuk
dikembalikan ke bentuk yang dapat
digunakan.
Proses Rekonstitusi Cairan Intravena

1. Cek nama obat dan rute pemberian.


2. Cek dosis obat yang diminta oleh dokter.
3. Cek dosis sediaan obat yang dimiliki.
4. Baca petunjuk penggunaan dan cara
penyimpanan yang tertera pada brosur obat.
5. Melakukan perhitungan
Dosis yang dimiliki = Dosis yang diinginkan
Jumlah yang dimiliki jumlah yang diinginkan
Vitamin B1 100 mg/ml
a. Dosis tersedia : 100 mg/ml
b. Dosis yang diminta dokter : 50 mg
c. Melakukan perhitungan :
Dosis yang dimiliki = Dosis yang diinginkan
Jumlah yang dimiliki jumlah yang diinginkan
100 mg = 50 mg
1 ml x ml
X = 50 x 1
100
X = 0,5 ml
Lidocain
a. Dosis yang tersediaDosis tersedia : 40 mg/2ml
b. Dosis yang diminta dokter : 20 mg
c. Melakukan perhitungan :
Dosis yang dimiliki = Dosis yang diinginkan
Jumlah yang dimiliki jumlah yang diinginkan
40 mg = 20 mg
2 ml x ml
X = 20 x 2
40
X = 1 ml
Furosemid
a. Dosis tersedia : 10 mg/ml (Ampul 2 ml)
b. Dosis yang diminta dokter : 20 mg
c. Melakukan perhitungan :
Dosis yang dimiliki = Dosis yang diinginkan
Jumlah yang dimiliki jumlah yang diinginkan
10 mg = 20 mg
2 ml x ml
X = 20 x 2
20
X = 2 ml → 1 ampul
Ceptriaxone Serbuk Injeksi 1 g
a. Dosis tersedia : 1 g
b. Dosis yang diminta dokter : 500 mg untuk injeksi intravena
c. Maka 1 g ceptriaxone dilarutkan dalam 10 ml air steril injeksi
d. Melakukan perhitungan :
Dosis yang dimiliki = Dosis yang diinginkan
Jumlah yang dimiliki jumlah yang diinginkan
1000 mg = 500 mg
10 ml x ml
X = 500 x 10
1000
X = 5 ml
Penicillin G
a. Dosis tersedia : 5.000.000 U
b. Dosis yang diminta dokter : 1.000.000 U
c. Terdapat 3 pilihan cara melarutkan :
1. 250.000 units/ml → 20 ml NS
2. 500.000 units/ml → 10 ml NS
3. 1.000.000 units/ml → 5 ml NS
d. Melakukan perhitungan :
1. Jika melarutkan dengan 20 ml NS
Dosis yang dimiliki = Dosis yang diinginkan
Jumlah yang dimiliki jumlah yang diinginkan
250.000 units = 1.000.000 units
1 ml x ml
X = 1.000.000 x 1
250.000
X = 4 ml
2. Jika melarutkan dengan 10 ml NS
500.000 units = 1.000.000 units
1 ml x ml
X = 1.000.000 x 1
500.000
X = 2 ml
3. Jika melarutkan dengan 5 ml NS
1.000.000 units = 1.000.000 units
1 ml x ml
X = 1.000.000 x 1
1.000.000
X = 1 ml
4. Teknik Pencampuran Obat
1. Penyiapan
2. Periksa kondisi obat-obatan yang akan digunakan.
3. Hitung dosis kesesuaian
4. Pilih jenis pelarut yang sesuai
5. Hitung volume pelarut yang digunakan
6. Buat label obat baru (identifikasi)
a. Dosis
b. Kondisi penyimpanan
c. Tanggal pembuatan
d. Tanggal kadarluarsa campuran
7. Siapkan alat pencampur obat
8. Pencampuran
Persiapan alat dan Bahan Untuk
Pencampuran
1. Bahan : 2. Alat :
a. Alkohol swab a. Mensterilkan alas untuk obat
b. Mensterilkan bahan untuk
b. Alkohol 70% dalam sealing (parafin)
botol spray c. Mensterilkan sarung tangan,
c. Mendesinfeksi bagian masker, baju, topi, sarung kaki
luar kemasan bahan d. Spuit inj ukuran 2 x volume
obat dan pelarut yang dibutuhkan
dengan e. Jarum
menyemprotkan f. Mendesinfektan etiket, label,
klip plastik, kantong plastik
alkohol 70% untuk disposal dengan
menyemprotkan alkohol 70%
Lanjutan,,,,,,,,,,,

3. Melakukan persiapan pencampuran


a. Petugas tidak menggunakan perhiasan
b. Mencuci tangan dengan antiseptik kemudian
membersihkan kuku dengan sikat diruang
cuci tangan
c. Petugas menggunakan kelengkapan untuk
pencampuran di ruang transisi ( baju, topi,
masker, sepatu, handschoen)
Peralatan Dalam Pencampuran Sediaan Steril
4. Pencampuran
a. Tekhnik memindahkan obat dari ampul
1. Membuka ampul larutan obat
• Pindahan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-
mengetuk bagian atas ampul
• Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70%, biarkan mengering
• Lilitkan kassa sekitar ampul
• Pegang ampul dengan posisi 45°, patahkan bagian atas ampul dengan
arah menjahui petugas. Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik.
• Berdirikan ampul
• Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang kedalam kantong
buangan.
Lanjutan,,,,,,,,,,,,

2. Pegang ampul dengan posisi 45°, masukkan spuit kedalam


ampul, tarik seluruh larutan dari ampul, tutup needle.
3. Pegang ampul dengan posisi 45°, sesuaikan volume larutan
dalam syringe sesuai yang diinginkan dengan menyuntikkan
kembali larutan obat yang berlebih kembali ke ampul.
4. Tutup kembali needle.
5. Untuk permintaan infus intra vena, suntikkan larutan obat ke
dalam boto infus dengan posisi 45° perlaan-lahan melalui
dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
6. Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan
ukuran sesuai untuk penyuntikan
7. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah
terkontaminasi kedalam kantong buangan tertutup.
b. Teknik memindahkan obat dari vial
1) Membuka vial larutan obat
– Buka penutup vial
– Seka bagian karet vial dengan alkohol 70%, biarkan mengering
– Berdirikan vial
– Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong
buangan tertutup
2) Pegang vial 45°, masukkan spuit ke dalam vial
3) Masukkan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan-
lahan memutar untuk melarutkan obat.
4) Ganti needle dengan needle yang baru
5) Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara kedalam spuit
kosong sesuai volume yang diinginkan
6) Pegang vial dengan posisi 45°, tarik larutan kedalam spuit
tersebut.
7) Untuk permintaan infus intra vena,suntikkan larutan ke
dalam botol infus dengan posisi 45° perlahan-lahan
melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur semua.
8) Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan
ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
9) Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan
posisi jarum keatas angkat jarum dan buang kekantong
buangan tertutup.
10)Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup
dengan “luer lock cap”.
11)Seka cap dan syringe dengan alkohol.
12)Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah
terkontaminasi kedalam kantong buangan tertutup.
Penanganan Kecelakaan Kerja
1. Terpapar di kulit
a. Menanggalkan sarung tangan
b. Membilas kulit dengan air hangat
c. Memcuci dengan air sabun kemudian membilas kembali dengan
air hangat
d. Menyeka area yang terpapar dengan kassa yang dibasahi larutan
chlorin 5% atau menggunakan larutan H2O2 3% (jika kulit sobek)
e. Mencatat jenis obat dan jika perlu menyiapkan antidot khusus
f. Menanggalkan seluruh pakaian pelindung
g. Melaporkan ke apoteker
h. Mengisi kejadian
Lanjutan,,,,,,,,,,,,

2. Penanganan jika obat jatuh dan pecah


a. Mengambil pecahan vial/ampul dengan alat penjepit,
jangan langsung dengan tangan kemudian
memasukkan kedalam wadah sampah khusus medis.
b. Membersihkan tumpahan obat dengan kain lap 2
lembar mengarah ketengah.
c. Membersihkan bekas tumpahan, dengan alkohol
sampai bersih, kemudian membilas dengan air.
d. Membuang semua bekas tumpahan ke dalam wadah
sampah khusus medis.

Anda mungkin juga menyukai