Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.

N DENGAN
KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG
BARI TAHUN 2023

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan Praktek Klinik


Kebidanan II Di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

1. DELA SEPTINA FAJRAH (21154011013)


2. MELISA SARI SAFITRI (21154011015)
3. LARAH APRIANTI (21154011017)
4. WAKHIDAH SRI WAHYUNI (21154011019)

PEMBIMBING KLINIK INSTRUKTUR :


YUNITA DEWI, SST.

PEMBIMBING INSTITUSI :
LINA CONTESA, SST., M. KES.

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. N DENGAN


KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH PALEMBANG BARI TAHUN 2023

Palembang, Desember 2023


Menyetujui :

Pembimbing Klinik (CI) Dosen Pembimbing

Yunita Dewi, SST. Lina Contesa, SST, M. Kes.


NIP.19760616200602026 NIDN. 02.251188.01

Mengetahui ,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Bembi Farizal, S.ST.Pi., MM


NIP. 198707012010011001

i
VISI, MISI DAN MOTTO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PALEMBANG BARI

VISI

Menjadi Rumah Sakit unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia


MISI
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan berorientasi
pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan
pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat
2. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan
3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit
pendidikan dan pelatihan di Indonesia.
MOTTO
Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya kami dengan segala kemampuan
dan kesungguhan dapat menyelesaikan makalah berjudul " Asuhan
Kebidanan Persalinan pada Ny. N dengan ketuban pecah sebelum
waktunya di ruangan persalinan (VK) RSUD Palembang BARI Tahun
2023.

Adapun penulisan makalah ini untuk melengkapi salah satu persyaratan


dalam melaksanakan Praktek Klinik Kebidanan (II) STIK Bina Husada
Palembang Program Studi DIII Kebidanan di RSUD Palembang BARI.

Dalam penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan dan peran serta dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempulan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat.

1. dr. Hj. Makiani, SH., MM., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI .
2. dr. Amalia, M.Kes. sebagai Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI .
3. dr. Alfarobi, M.Kes. sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
4. Bembi Farizal, S.ST. Pi., MM. sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Rumah sakit Umum daerah Palembang BARI.
5. Bety Maryanti, SKM., M.Kes. sebagai Sub.Koordinator Kerjasama dan
Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
6. Hj. Masrianah, S.Kep., Ns., M.Kes Kabid Pelayanan Keperawatan RSUD
Palembang BARI.
7. Bdn. Farida Andriani, SST., M. Kes. sebagai Koordinator Pembimbing
Klinik Kebidanan RSUD Palembang BARI.

iii
8. dr. H. Yulius Fitora, M.Kes Kepala Instalani Rawat Inap RSUD Palembang
BARI.
9. Yunita Dewi, SST. Sebagai Pembimbing Klinik serta Kepala Ruangan
Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
10. Lina Contesa, SST.,M.Kes. Sebagai Pembimbing Akademik STIK Bina
Husada Palembang.
11. Para Dokter Fungsional beserta staf dan karyawan-karyawati Rumah sakit
Umum daerah Palembang BARI.
12. Bapak dan ibu dosen beserta Staf STIK Bina Husada Palembang.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, membalas dan melimpahkan rahmat dan
Karunia-Nya atas bantuan yang telah diberikan kepada kami, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Palembang, ...............................2023

iv
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
VISI, MISI DAN MOTTO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PALEMBANG BARI.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
2.1. Latar Belakang........................................................................................1
2.2. Tujuan Penulisan.....................................................................................4
1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................4
1.2.2 Tujuan khusus........................................................................................4
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
2.1 Profil RSUD Palembang BARI (IT, 2020)..................................................7
2.2 Ketuban Pecah Sebelum Waktunya..........................................................13
2.2.1 Pengertian Persalinan.........................................................................13
2.2.3 Etiologi..................................................................................................15
2.2.4 Tanda dan Gejala.................................................................................15
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Ketuban Pecah sebelum waktunya..16
2.2.7 Komplikasi............................................................................................20
2.2.8 Penatalaksanaan..................................................................................21
BAB III..................................................................................................................23
TINJAUAN KASUS.............................................................................................23
BAB IV..................................................................................................................38
PEMBAHASAN...................................................................................................38
BAB V....................................................................................................................39

v
PENUTUP.............................................................................................................41
2.3. 5.1 Kesimpulan......................................................................................41
5.2 Saran............................................................................................................42
5.2.2 Bagi RSUD Palembang Bari...............................................................42
5.2.3 Bagi Mahasiswa...................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2022


kejadian ketuban pecah dini atau ketuban pecah sebelum waktunya atau
insiden PROM (prelobour rupture of memberane) berkisar antara 5-10%
dari semua kelahiran. KPD preteterm 1% dari semua kehamilan dan 70%
kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD
merupakan penyebab kelahiran premature. Menurut WHO angka ketuban
pecah sebelum waktunya di dunia mencapai 12,3 % dari total persalinan,
semuanya tersebar di Negara berkembang di Asia Tenggara seperti
Malaysia, Myanmar, Thailand dan Indonesia.

Faktor yang mempengaruhi kejadian KPSW diantaranya riwayat


KPSW sebelumnya, paritas, usia, pekerjaan,riwayat abortus, jarak
kehamilan, dan riwayat penyakit. World Health Organization (WHO)
melaporkan setiap tahun tidak kurang dari 500.000 ibu hamil dan bersalin
meninggal di seluruh dunia salah satu kasus kematian ibu disebabkan oleh
keguguran kandungan atau ketuban pecah sebelum waktu (KPSW).,
dimana 95% terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia
(Kemenkes RI, 2022).

Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah keadaan


pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulai tanda inpartu
(Kemenkes RI, 2022). Ketuban Pecah Dini atau pecah sebelum waktunya

1
( KPSW) sering disebut dengan premature repture of the membrane
( PROM) di definisikan sebagai pecahnya selaput ketuban sebelum
waktunya melahirkan. ( Purwaningtyas, dkk. 2021).

Menurut Dinas Kesehatan RI penyebab AKI dan AKB yaitu


perdarahan, infeksi hipertensi, dan abortus. Infeksi dan perdarahan
merupakan komplikasi dari ketuban pecah dini. Di Indonesia ketuban
pecah dini atau ketuban pecah sebelum waktunya berkisar 4,4-7,6% dari
seluruh kehamilan. Angka kejadian ketuban pecah dini berkisar antara 3-
18% yang terjadi pada kehamilan preterm, sedangkan pada kehamilan
aterm 8-10% (Riskesdas, 2022).

Menurut (Manuaba , 2022) penyebab ketuban pecah dini sebagai


berikut : Multipara dan Grandemultipara, Hidramnion, Kelaianan letak
( sungsang dan lintang), Cepahlo Pelvic Disproportion (CPD), Kehamilan
ganda, dan Perut gantung. Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh
hilangnya elastisitas pada daerah tepi robekan selaput ketuban . Hilangnya
elastisitas selaput ketuban ini sangat erat dengan kaitannya denagn
jaringan kolagen yang dapat terjadi Karen penipisan oleh infeksi atau
rendahnay kadar kolagen. Kolagen pada selaput terdapat pada amnion
didaerah lapisan kompakta,fibrosa serta pada korion di daerah lapisan
retikuler atau trofoblas ( Mamede dkk, 2022).

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan


Angka kematian ibu pada tahun 2018 sebesar 140 per 100.000 kelahiran
hidup, pada tahun 2021 menjadi 142 per 100.000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2022 menjadi 138 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kejadian
ketuban pecah dini atau ketuban pecah sebelum waktunya di Sumatera
Selatan sebanyak 7,3% pada tahun 2022.

2
Dari data yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang Bari bahwa dibulan Oktober 2023 terdapat 19 orang dengan
ketuban pecah sebelum waktunya dari 86 ibu bersalin, pada di bulan
November 2023 terdapat 23 orang dengan ketuban pecah sebelum
waktunya dari 77 ibu bersalin, dan pada bulan Desember sampai pada saat
ini terdapat 7 orang dengan ketuban pecah seblum waktunya dari 32 ibu
bersalin di RSUD Palembang Bari tahun, 2023.

Tanda yang terjadi ketuban pecah dini adalah keluarnya ketuban


mrembes melalui vagina, aroma air ketuban manis dan tidak seperti bau
amoniak, berwarna pekat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
uterus di produksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi bila duduk atau
berdiri kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal
atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Sementara itu demam,
bercak vagina yang banyak, nyeri perut,denyut jantung janin bertambah
cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti, 2022).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketuban


pecah dini dan ketuban pecah sebelum waktunya yaitu dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang kehamilan,
persalinan dan juga menganjurkan agar ibu hamil secara rutin melakukan
ANC (Ante Natal Care) ke tempat pelayanan kesehatan selama kehamilan
berlangsung, disamping itu ibu perlu juga memperhatikan aktivitas sehari-
hari sehingga persalinannya nanti bisa berjalan dengan lancar dan tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kebijakan pemerintah dalam
menangani kasus ketuban pecah dini terdapat dalam. (Kemenkes no. 369
tahun 2007), disebutkan bahwa selama memberi asuhan dan konseling
kehamilan tenaga kesehatan harus mampu mengidentifikasi
penyimpangan kehamilan normal, salah satunya adalah ketuban pecah dini
dan melakukan penanganan yang tepat temasuk merujuk ke fasilitas
pelayanan yang lebih lengkap (Kemenkes RI, 2022).

3
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin melalui penuyusunan seminar yang berjudul.
Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya di ruang Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI
tahun 2023.

2.2. Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui dan dapat menerapkan secara


langsung pelaksanaan Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan
Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di ruang Persalinan (VK) di RSUD
Palembang BARI tahun 2023.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan Persalinan


Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di ruang
Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI tahun 2023.
2. Mahasiswa dapat melaksanakan identifikasi diagnose masalah aktual
Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya di ruang Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI
tahun 2023.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan identifikasi diagnose/masalah potensial
Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya di ruang Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI
tahun 2023.
4. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan segera/kolaborasi Asuhan
Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Sebelum
Waktunya di ruang Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI tahun
2023.

4
5. Mahasiswa dapat merencanakan tidakan Asuhan Kebidanan Persalinan
Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di ruang
Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI tahun 2023.
6. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Persalinan
Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di ruang
Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI tahun 2023.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N
Dengan Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di ruang Persalinan (VK) di
RSUD Palembang BARI tahun 2023.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

A. Waktu Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya, pada pukul 22:45 WIB. Selasa, 12 Desember 2023
sampai 13-12-2023 (2 jam setelah persalinan) di ruang Persalinan (VK) di
RSUD Palembang BARI tahun 2023.
B. Tempat Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah
Sebelum Waktunya di ruang Persalinan (VK) di RSUD Palembang BARI
tahun 2023.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI (IT, 2020)


Rumah Sakit umum Daerah palembang BARI
merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di bidang kota
pelayanan kesehatan yang merupakan satu - satunya Rumah sakit
milik pemerintah kota palembang BARI terletak di jalan panca
usaha N0.1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan seberang Ulu 1 dan berdiri
diatas tanah seluas 4,5 H. Bangunan berada lebih kurang 800 meter
dari jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001, dibuat jalan
alternatif dari Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI dari
jalan poros Jakabaring.

1. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Palembang


BARI
a. Visi
Menjadi rumah sakit unggul, amanah dan terpercaya di
Indonesia.

b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar
mutu berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2) Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3) Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit

6
pendidikan dan pelatihan di Indonesia.

c. Motto
Kesembuhan dan kupuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.

2. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994


dahulunya merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha,
kemudian diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19
Juni 1995 dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997
lalu ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada
tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
HK.00.06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003
kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Pembangunan gedung dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung
Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya (2006)
pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun 2007 dilanjutkan
dengan pembangunan : Gedung Administrasi, Gedung Pendaftaran,
Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung Laboratorium,
Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan Cafetaria.
Pada5februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor:
YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat lanjut. Serta Ditetapkan sebagai BLUD-
SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan Keputusan Walikota
Palembang No. 915.b tahun 2007 penetapan RSUD Palembang Bari
sebagai SKPD Palembang yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh. Adapun

7
pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung
Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung
Instalai Gizi (Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung
CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.

Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai


Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota palembang
provinsi sumatera selatan tanggal 2 april 2009. Adapun pembangunan
gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi: Gedung Kebidanan,
Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik serta Gedung
Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang berlangsung di
tahun 2010-2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar Jenazah,
Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan Musholah.

a. Pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1994 Rumah Sakit


Umum Daerah Palembang BARI merupakan geduang
Poliklinik atau Puskesmas Panca Usaha.
b. Pada tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI. Maka dengan SK Depkes
Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 10 November 1997
di tetapkan menjadi Rumah Sakit Umum kelas C.
c. Kepmenkes RI Nomor: HK.00.06.2.2.4646 tentang pemberian
statu akreditas penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI, tanggal 07 November 2003.
d. Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian
status akreditasi penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 05 Februari 2008.
e. Kepmenkes RI Nomro: 24l/MENKES/SK/IV/2009 tentang
peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
menjadi kelas B, tanggal 02 April 2009.

8
f. Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD Rumah Sakit Umum Daerah
palembang BARI berdasarkan keputusan wali kota Palembang
No. 915 B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang
BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
g. KARS-SERT/363/1/2012 tentang status akreditas lulus tingkat
lengkap kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI, tanggal 25 Januari 2012

3. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur


a. Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala
Poliklinik atau Puskesmas Panca Usaha
b. Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG
sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
a. Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana
Tugas dr. H. Dahlan Abbas, SpB.
b. Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari
2001: Pelaksana Tugas dr. M. Faisal Soleh,
SpPD.
c. Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012:
dr. Hj. Indah Puspita, H. A, MARS sebagai
Direktur RSUD Palembang BARI.
d. Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj.
Makiani, S.H., M.M., MARS sebagai Direktur
RSUD Palembang BARI.

4. Fasilitas dan Pelayanan


a. Fasilitas
1) Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 Jam
2) Farmasi atau Apotek 24 Jam

9
3) Rawat Jalan atau Poliklinik Spesialis
4) Bedah Sentral
5) Central Sterilized Suplay Separtemen (C S SD)
6) Unit Rawan Intensif (PICU, NICU & CICU)
7) Rehabilitation Medik
8) Radiologi 24 jam
9) Laboratorium Klinik 24 Jam
10) Patologi Anatomi
11) Bank Darah
12) Hemodialisa
13) Medical Check Up
14) ECG dan EEG
15) USG 4 Dimensi
16) Endoskopi
17) Kamar Jenazah
18) Ct Scan 64 Slides
b. Pelayanan
1) Pelayanan Rawat Jalan (Spesialis)
2) Poliklinik Spesialis Penyakit dalam
3) Poliklinik Spesialis Bedah
4) Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5) Poliklinik Spesialis Anak
6) Poliklinik Spesialis Mata
7) Poliklinik Spesialis THT
8) Poliklinik Spesialis Syaraf
9) Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin
10) Poliklinik Spesialis Jiwa
11) Poliklinik Jantung
12) Poliklinik Gigi
13) Poliklinik Psikologi
14) Poliklinik Terpadu

10
15) Poliklinik Akupuntur
16) Poliklinik Rehabilitasi Medik
c. Pelayanan Rawat Inap
1) Rawat Inap VIP dan VVIP
2) Rawat Inap Kelas I, II, dan III
3) Rawat Inap Penyakit Dalam Perempuan
4) Rawat Inap Penyakit Dalam Laki-Laki
5) Perawatan Anak
6) Perawatan Bedan
7) Perawatan ICU
8) Perawatan Kebidanan
9) Perawatan Neonatus/Nicu/PICU
d. Instalasi Gawat Darurat
1. Dokter j aga 24 j am
2. Ambulans 24 Jam
e. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Laboratorium Klinik
2) Instalasi Radiologi
3) Instalasi Farmasi
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Gizi
6) Bank Darah
7) Instalasi Pemulasan Jenazah
8) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
9) Instalasi Laundry
10) Central Sterilized Suplay Departement (CS SD)
11) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
12) Kasir
13) Hemodialisa
f. Fasilitas kendaraan operasional
1) Ambulance 118

11
2) Ambulance bangsal
3) Ambulance siaga
4) Ambulance trauma center
5) Mobil jenazah

2.2 Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi


pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 12 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Namun demikian,
terkadang persalinan tidak ditangani dengan baik sehingga dapat
menyebabkan proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga lama
persalinan menjadi lebih lama dari normal atau terjadi partus lama.
Partus lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan mordibitas
ibu dan bayi baru lahir (Erfiani, 2022).

Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput


ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu
atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin
mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin
bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi
kehidupan di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis
selama masa hamil sebagai persiapan menghadapi proses persalinan
dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan kelahiran adalah akhir
kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi
baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan

12
berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap
Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi),
maupun kedua atau lebih (multi). (Fauziah, 2020)

2.2.2 Pengertian ketuban pecah sebelum waktunya

Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) didefinisikan


sebagai pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum terjadinya
tanda-tanda persalinan (Prawiroharjo, 2022). Ketuban pecah dini
merupakan keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia
yang terjadi dalam kolagen matriks ekstraselular amnion, korion, dan
apoptosis membran janin (Jannah, 2021).

Ketuban Pecah sebelum waktunya adalah keadaan pecahnya


selaput ketuban sebelum persalinan. Ketuban Pecah sebelum waktunya
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam
rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu
fungsi selaput ketuban adalah untuk melindungi atau menjadi
pembatas dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga mengurangi
kemungkinan infeksi dalam rahim. Dalam keadaan normal, selaput
ketuban pecah dalam proses persalinan. Bila Ketuban Pecah sebelum
waktunya terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban
Pecah sebelum waktunya pada premature (Sarwono, 2022).

Masalah KPSW berkaitan dengan keluarnya cairan berupa air


dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu ketuban dinyatakan
pecah jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung dan pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm (Saifudin, 2022).

Ada beberapa perhitungan yang mengukur Lag Period,


diantaranya 1 jam atau 6 jam sebelum intrapartum, dan diatas 6 jam

13
setelah ketuban pecah. Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban
sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi pada ibu dan juga bayi
(Fujiyarti, 2022).

2.2.3 Etiologi

Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya


menururt (Manuaba, 2022) yaitu sebagai berikut: Multipara dan
Grandemultipara, Hidramnion, Kelaianan letak ( sungsang dan lintang),
Cepahlo Pelvic Disproportion (CPD), Kehamilan ganda, dan Perut gantung.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan (Rahayu dan Sari 2017) mengenai
penyebab kejadian ketuban pecah sebelum waktunya pada ibu bersalin
bahwa kejadian KPSW mayoritas pada ibu multipara, usia ibu 20-35 tahun,
umur kehamilan ≥37 minggu, pembesara uterus normal dan letak janin
preskep.

2.2.4 Tanda dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes


melalui vagina, aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk atau
berdiri kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya “mengganjal
atau menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu demam,
bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut janin bertambah cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti, 2022).

2.2.5 Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas
pada daerah tepi robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput

14
ketuban ini sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat
terjadi karena penipisan oleh infeksi atau rendahnya kadar kolagen.

Selaput ketuban pecah karena pada tertentu terjadi perubahan


biokimia yang menyebabkan selaput ketuban mengalami kelemahan
perubahan struktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan
aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.pada
daerah disekitar pecahnya selaput ketuban diidentifikasi sebagai suatu zona
”restriced zone of exteme altered morphologi (ZAM)” (Rangaswamy,
2021). Penelitian oleh (Rangaswamy dkk,2012),mendukung konsep
paracervical weak zone tersebut, menemukan bahwa selaput ketuban di
daerah paraservikal akan pecah dengan dengan hanya diperlukan 20-50%
dari kekuatan yang dibutuhkan untuk robekan di area selaput ketuban
lainnya. Berbagai penelitian mendukung konsep adanya perbedaan zona
selaput ketuban, khususnya zona disekitar serviks yang secara signifikan
lebih lemah dibandingkan dengan zona lainnya seiring dengan terjadinya
perubahan pada susunan biokimia dan histologi paracervical weak zone ini
telah muncul sebelum terjadinya pecah selaput ketuban dan berperan
sebagai initial breakpoint (Rangaswamy dkk, 2022). Didapatkan hasil laju
ditemukan lebih tinggi pada amnion dari pasien dengan ketuban pecah dini
dibandingkan pasien tanpa ketuban pecah sebelum waktunya dan laju
apopsis ditemukan paling tinggi pada daerah sekitar serviks dibandingkan
darah fundus (Reti dkk, 2021).

2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Ketuban Pecah sebelum waktunya

Menurut (Morgan, 2022),Kejadian Ketuban Pecah Sebelum


Waktunya (KPSW) dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi:

a. Usia

Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh


terhadap kesiapan ibu selama kehamilan maupun menghadapi

15
persalinan. Usia untuk reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara
umur 20-35 tahun. Dibawah atau diatas usia tersebut akan meningkatkan
resiko kehamilan dan persalinan. Usia seseorang sedemikian besarnya
akan mempengaruhi sistem reproduksi,karena organ-organ
reproduksinya sudah mulai berkurang kemampuannya dan
keelastisannya dalam menerima kehamilan (Sudarto,2021).

b. Sosial Ekonomi

Pendapatan merupakan faktor yang menetukan kualitas dan


kuantitas kesehatan di suatu keluarga. Pendapatan biasanya berupa uang
yang mempengaruhi seseorang dalam mempengaruhi kehidupannya.
Pendapatan yang meningkat merupakan kondisi yang menunjang bagi
terlaksana status kesehatan seseorang.Rendahnya merupakan rintangan
yang menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi fasilitas
kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2020).

c. Paritas

Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami


KPSW pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang
terlampau dekat diyakini lebih beresiko akan mengalami KPSW pada
kehamilan berikutnya (Helen, 2021). Paritas bisa mempengaruhi
terjadinya KPSW karena selaput ketuban lebih tipis sehingga mudah
pecah sebelum waktunya. Pernyataan teori dari menyatakan semakin
banyak paritas,semakin mudah terjadinya infeksi amnion karena
rusaknya struktur serviks pada persalinan sebelumnya.

d. Anemia

16
Anemia dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya.
Anemia pada kehamilan dikarenakan kekurangan zat besi. Sehingga
menyebabkan ibu pucat, lemas, cepat lelah, mata berkunang-kunang
serat HB kurang. Hal ini lah yang dapat menyebabkan ketuban pecah
dini pada ibu hamil yang menderita anemia.

e. Perilaku merokok

Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang


intensitas tinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok
mengandung lebih dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi termasuk
karbonmonoksida, ammonia, aseton, sianida hydrogen, dan lain-lain.
Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan-
gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah sebelum
waktunya, dan resiko lahir mati yang lebih tinggi (Sinclair, 2022).

f. Riwayat KPSW

Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan


kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dapat berpengaruh besar
terhadap ibu jika menghadapi kondisi kehamilan riwayat KPSW
sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah sebelum
waktunya kembali. Patogenesis terjadinya KPSW secara singkat ialah
akibat penurunan kandungan kolagen dalam membran sehingga
memicu terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya dan ketuban
pecah preterm. Wanita yang pernah mengalami KPSW pada kehamilan
menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih
beresiko dari pada wanita yang tidak pernah mengalami KPSW
sebelumnya karena komposisi membran yang semakin menurun pada
kehamilan berikutnya

17
g. Serviks yang Inkompetensik

Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut


kelainan pada otot- otot leher atau leher rahim (serviks) yang
terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-
tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar.Inkompetensia serviks adalah serviks dengan
suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi
sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan
kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi
berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules.

h. Tekanan intra uterin

Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara


berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah sebelum
waktunya, misalnya :

1. Trauma

Berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam,


amniosintesis.

2. Gemeli

Kehamilan kembar dalam suatu kehamilan dua janin atau


lebih. Pada kehamilan gameli terjadinya distensi uterus yang
berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim
secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi
rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban) relative kecil
sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga

18
mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah
(Novihandari, 2016).

2.2.7 Komplikasi

Adapun pengaruh KPSW terhadap ibu dan janin menurut (Sunarti,


2022) yaitu:

1. Prognosis ibu

Komplikasi yang dapat disebabkan KPSW pada ibu yaitu


infeksi intrapartal dalam persalinan, infeksi puerperalis/masa nifas,
dry labour/partus lama, perdarahan post partum, meningkatkan
tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan
mortalitas maternal.

2. Prognosis janin

Komplikasi yang dapat disebabkan KPSW pada janin itu


yaitu prematuritas (sindrom distes pernapasan, hipotermia, masalah
pemberian makanan neonatal),retinopati premturit, perdarahan
intraventrikular,enterecolitis netroticing, gangguan otak dan resiko
cerebral palsy, hyperbilirubinemia, anemia, sepsis, prolapse
funiculi/penurunan tali pusat, hipoksia dan asfiksia sekunder
pusat,prolapse uteri, persalinan lama, skor APGAR rendah,
ensefalopati, cerebral palsy, perdarahan intracranial, gagal ginjal,
distress pernafasan, dan oligohidromnion (sindrom deformitas
janin, hypoplasia paru,deformitas ekstremitas dan pertumbuhan
janin,hypoplasia paru,defermitas ekstremitas dan pertumbuhan
janin terhambabat), morbiditas dan mortalitas perinatal (Marni dkk,
2022).

19
2.2.8 Penatalaksanaan

KPSW termasuk dalam kehamilan berisiko tinggi. Kesalahan dalam


mengelolah KPSW akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas
dan mortalitas ibu maupun bayinya. Penatalaksanaan KPSW masih dilema
bagi sebagian besar ahli kebidanan. Kasus KPSW yang cukup bulan, jika
kehamilan segera diakhiri, maka akan akan meningkatkan insidensi secsio
sesarea, dan apabila menunggu persalinan spontan, maka akan
meningkatkan insiden chorioamnionitis.Kasus KPSW yang kurang bulan
jika menempuh cara-cara aktif harus di pastikan bahwa tidak akan terjadi
RDS, dan jika menempuh cara koservatif dengan maksud memberikan
waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi
yang akan memperjelek prognosis janin.

Oleh Karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-
hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur
kehamilan matang, choriamnionitis yang diikuti dengan sepsis pada janin
merupakan sebab utama meningkatnya morbiditas dan mortalitas janin.
Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan
lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya periode laten. Pastikan
diagnosis terlebih dahulu kemudian tentukan umur kehamilan, evaluasi ada
tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin serta dalam keadaan inpartu
terdapat gawat janin.Penanganan ketuban pecah dini dilakukan secara
konservatif dan aktif pada penanganan konservatif yaitu rawat di rumah
sakit (Prawirohardjo, 2009). Penatalaksanaan KPSW tergantung pada umur
kehamilan tidak di ketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin.
Resiko yang lebih sering pada KPSW dengan janin kurang bulan adalah
RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh Karena itu pada kehamilan kurang
bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk
persalinan. Pada umur kehamilan matang, choriamnionitis yang diikuti

20
dengan sepsis pada janin merupakan sebab utama meningkatnya morbiditas
dan mortalitas janin.

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.N DENGAN


KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI

Tanggal Pengkajian : 12-Desember-2023


Pukul : 22:45
No Rekam Medik : 70.84.93
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Palembang BARI

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama : Ny. N Nama : Tn. H
Umur : 39 tahun Umur : 41 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ bangsa :Melayu / Indonesia Suku/ Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lr. Nasional Alamat Lr. Nasional

B. Alasan Datang :
Ibu datang ke Ruang Bersalin RSUD Palembang Bari mengatakan ingin
melahirkan,mengeluh sakit perut menjalar ke pinggan,dan mengatakan hamil
cukup bulan anak ke 6,mules sejak pukul 20:00 Wib.

22
C. Data Kebidanan
1. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Warna : merah kehitaman
Jumlah : 2-3 x ganti pembalut
Dismenore : Tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
Kawin :2x
Lamanya : 12 Tahun
Umur Waktu Kawin : 18 Tahun

3. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

No. Usia Jenis Ditlong Nifa Tahun Anak


kehamiln prsalinan oleh Penyulit s persalinan
JK PB BB Keadaan
Tidak 3000
1 Aterm Normal Bidan Baik 2008 P 48 Hidup
ada gr
Tidak 3000
2 Aterm Normal Bidan Baik 2012 L 49 Hidup
ada gr
Tidak 3500
3 Aterm Normal Bidan Baik 2015 L 48 Hidup
ada gr
4 Tidak 3000
Aterm Normal Bidan Baik 2018 P 47 Hidup
ada gr
5 Aterm Normal Bidan Tidak Baik 2020 L 49 4000 Hidup

23
ada gr
Hamil
6
ini

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 03-05-2023
TP : 12-12-2023
ANC : 7 x kunjungan
• TM I : 1 x kunjungan Bidan, 1 x kunjungan Dokter
• TM II : 2 x kunjungan Bidan
• TM III : 2 x kunjungan Bidan, 1 x kunjungan Dokter
Imunisasi TT : TT 1, TT2,TT3,TT4
Tablet Fe : 90 Tablet

D. Riwayat KB
Pernah menjadi akseptor KB : Pernah
Jenis kontrasepsi yang digunakan : Implant

E. Data Kesehatan
1. Penyakit yang diderita pasien
DM : Tidak ada Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada Penyakit ginjal : Tidak ada
Malaria : Tidak ada Typoid : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga / keturunan
Hipertensi : Tidak ada Jantung : Tidak ada
Gemmeli : Tidak ada Ginjal : Tidak ada
Asma : Tidak ada Typoid : Tidak ada
3. Riwayat operasi yang pernah dijalani
SC : Tidak ada
Appendiks : Tidak ada
F. Data kebiasaan Sehari-hari

24
1. Pola Nutrisi
Makan : 3 x sehari
Pantangan makanan : Tidak ada
Minum : 8 gelas/hari

2. Pola istirahat dan aktivitas


Tidur Siang : 2 jam / hari
Tidur Malam : 8 jam / hari
Aktivitas : Ibu Rumah Tangga
3. Pola Eliminasi
•BAB
Frekuensi :1x
Konsistensi : lembut
Penyulit : tidak ada
Warna : kuning
•BAK
Frekuensi :6x
Penyulit : tidak ada
Warna : kuning bening
4. Personal Hygine
Mandi : 2 x/hari
Gosok gigi : 3 x/ hari
Ganti Pakian Dalam : 3 x/ hari atau jika terasa lembab dan basah

G. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Baik
Pengambilan keputusan keluarga : Suami
Keadaan Psikologik : Harmonis

25
II. DATA OBJEKTIF

A.Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Baik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Polse : 83x/menit
Respirasi : 21x/menit
Suhu :36.8 0 c
Berat Badan : Sebelum Hamil : 52 kg
Sekarang : 62 kg
Tinggi Badan : 157 cm
Lila : 26 cm
IMT : 62 kg : 1,57 2(m) : 39,4

B. Pemeriksaan kebidanan
1.Inspeksi
Kepala : simetris
Rambut : bersih,hitam tidak ada ketombe
Mata
• Scklera : tidak ikterik
• Konjungtiva : tidak pucat

Hidung : bersih tidak ada polip


Mulut & Gigi
• Gusi : tidak ada bengkak
•Caries : tidak ada
•Stomatitis : tidak ada

26
•Lidah : bersih
Muka : tidak ada oedema
Cloasma gravidarum : tidak ada
Leher
•Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
•Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
•Vena jugularis : tidak menonjol
Payudara
Bentuk : simetris
Puting Susu : menonjol
Pengeluaran Cairan : colostrum
Abdomen
Keadaan : sesuai usia kehamilan
Bekas Operasi : tidak ada
Linea nigra : ada
Striae : tidak ada
Albican : tidak ada
Genetalia Eksterna
•Kebersihan : bersih
•Varices : tidak ada
•Odema : tidak ada
•Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran
Ekstrimitas atas
•Odema : tidak ada
•Pergerakan : aktif
Ekstremitas Bawah:
•Odema : tidak ada
•Varices : tidak ada
•Pergerakan : aktif

2.Palpasi

27
Leopold I : Tfu 2 jari bawah px (Mcd : 33 cm ) pada fundus teraba bokong

Leopold II : sebelah kiri perut ibu teraba punggung dan dan disebelah kanan
Perut ibu teraba ekstermitas
Leopold III : bagian terbawah teraba kepala dan sudah masuk PAP
Leopold IV : 3/5

His : teratur
Frekuensi : 4 x / 10’ / 40 “
Blass : tidak penuh

3. Auskultasi
DJJ : teratur
Frekuensi : 140x/menit
Lokasi :2 jari bawah pusat sebelah kiri perut ibu
TBJ : (32-11)x155
= 3,410 gram

4. Perkusi
Reflek patella : kanan + / kiri +

5. Pemeriksaan Dalam
Portio : tipis
Pembukaan Servix : 5 cm
Penipisan : 50 %
Ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Penurunan : Hodge II-III
Penunjuk : uuk kiri depan

6. Pemeriksaan Penunjang

28
a. Darah
Golongan Darah :B
Hb : 12,7 gr %

b. Urine
Protein : non reaktif (-)
Glukosa : non reaktif (-)

III. ANALISA DATA

Diagnosa : G 6 P 5 A 0 Hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif jth


preskep
Masalah : ibu merasa sakit perut menjalar kepinggang
Kebutuhan : kie tentang fisiologis persalinan
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan TTV


TD : 110/20 mmHg Suhu : 36,5 0 c
N : 80 x/menit Rr : 22x/menit
-ibu senang mendengar hasil pemeriksaan
2. Melakukan informent consent tentang persetujuan tindakan persalinan dan
informent choice mengenai siapa pendamping ibu selama proses persalinan
- sudah dilakukan dan ibu memilih suami untuk mendampingi persalinan
3. Memberikan support mental ,dukungan pada ibu dan keluarga selama proses
persalinan
-sudah diberikan

29
4. Memberikan nutrisi yang cukup yaitu memberi air putih pada ibu untuk
persiapan persalinan
- sudah diberikan dan ibu mau minum
5. Menganjurkan ibu untuk berkemih agar tidak menghalangi jalan lahir
-ibu sudah berkemih
6. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman yaitu miring kanan atau
kiri
-ibu memilih posisi miring kiri
7. Mengajarkan teknik relaksasi pada ibu saat kontraksi datang dengan cara tarik
nafas dan keluarkan dari hidung
-ibu mengerti dan melakukannya
8. Memantau kemajuan persalinan dengan lembar patograf
-sudah dilakukan
9. Mengajarkan ibu cara mengejan yang baik dan benar seperti, ibu dalam posisi
berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dibuka lebar lalu tangan kedua
tangan masuk dipaha ibu, kemudian tarik nafas panjang angkat kepala
tempelkan dagu didada dan melihat arah pusat. Setiap kontraksi lakukan
gerakan tersebut.
-ibu mau melakukannya
10. Mempersiapkan alat-alat dan obat-obatan yang dibutuhkan saat persalinan
-alat dan obat sudah disiapkan
11. Mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi untuk proses setelah persalinan
selesai
-sudah disiapkan dengan lengkap

Lembar Observasi Kala 1


Observasi
No Tgl/ kontra
Djj TTV Pemeriksaan Dalam
jam ksi pemb penipi ketub penur penun penyus
TD ND Rr Suhu porsio pres
ukaan san an unan juk upan

30
12-12- Uuk
120/80
83 23 H II-
1 2023/ 140x/m Baik 36 0c tipis 5 cm 50 % utuh kep kiri 0
x/m x/m III
22:50 depn

KALA II

Tanggal Pengkajian : 12-12-2023 Pukul : 22:55 WIB

1.SUBJEKTIF
Ibu merasa ingin meneran

II. OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Baik
HIS : 5x10’/45”
DJJ : 139x/menit
Perineum : Menonjol
Vulva/Vagina : Membuka
Anus : Ada tekanan

Pemeriksaan Dalam
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Penipisan : 100%
Ketuban : Jernih
Presentasi : Kepala
Penunjuk : UUK kiri depan

31
Penurunan : Hoodge III +

III. ANALISA DATA

Diagnosa : G6P5A0 Hamil aterm inpartu kala II jth preskep


Masalah : Ibu merasa ingin meneran
Kebutuhan : Pimpin persalinan

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu boleh meneran
-ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Memastikan kelengkapan alat dan obat untuk persalinan (Spuit 3 cc dan
ampul oksitosin)
-alat dan obat sudah lengkap
3. Persiapan penolong,penolong memakai APD,mencuci tangan,pakai sarung
tangan
-APD sudah dipakai
4. Menganjurkan ibu untuk meneran dengan benar pada saat kontraksi
-ibu melakukannya dan siap untuk meneran
5. Melakukan pertolongan persalinan janin : Meletakkan handuk diatas perut
ibu, meletakkan duk dilipat 1/3 diletakkan dibawah bokong ibu, membuka
tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat lagi, memakai sarung
tangan kedua tangan, Ketika kepala sudah lahir, periksa lilitan tali pusat
pada leher bayi dan longgarkan tali pusat bayi lalu lepaskan kepala bayi dari
lilitan, tunggu bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Lahirnya
bahu bayi Ketika sudah paksi luar tempatkan kedua tangan posisi
(bipariental) tangan kiri berada dibawah dan tangan kanan berada diatas,
lalu arahkan secara hati–hati kepala bayi kearah bawah sampai lahir bahu
atas dan arahkan ke atas sampai bahu bawah lahir. Lahir badan dan kaki

32
bayi, ketika bahu sudah lahir, geser tangan kanan kearah bawah kearah
prineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah,
gunakan tangan kiri untuk menyusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas. Setelah badan dan lengan lahir, lakukan sanggar susur, tangan
kiri menyusuri tangkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara
kedua lutut janin). Penanganan bayi baru lahir , melakukan penilaian spintas
(bayi lahir cukup bulan,menangis kuat, warna kulit kemerahan dan tonus
otot aktif). Mengeringkan tubuh bayi diatas perut ibu, keringkan dari muka,
kepala, tubuh, bayi kecuali telapak tangan, tanpa membersihkan vernik dan
membersihkan hidung dan mulut bayi menggunakan dilly, ganti handuk
kering.
-pertolongan persalinan telah dilakukan ,bayi lahir spontan pukul 23:10
WIB, jk: perempuan, menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif dan
sudah dilakukan IMD.

KALA III

Tanggal Pengkajian : 12-12-2023 Pukul : 23:15 wib

I.SUBJEKTIF
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan merasa perut masih mulas

II.OBJEKTIF

a.Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : baik
b.Tali pusat : memanjang
c.Uterus : globuler

III.ANALISA DATA

33
Diagnosa : P 6 A 0 kala III
Masalah : ibu merasa mules
Kebutuhan : Manajemen Aktif Kala III

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu bahwa saat ini pelepasan plasenta


-ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua
-tidak ada janin kedua
3. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 IU secara IM.
-ibu sudah disuntik oksitosin
4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melihat tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu : Bentuk uterus globuler, tali pusat memanjang dan
adanya semburan darah secara tiba – tiba.
5. Tehnik pelepasan plasenta ada 2, yaitu pertama pelepasan dimulai pada
bagian tengah dari plasenta dan terjadi hematoma retro plasentair, yang
selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya. Yang kedua pelepasan
plasenta dimulai dari pinggir plasenta. Dengan cara memutar searah jarum
jam.
- plasenta lahir lengkap pukul 23:15 WIB.

KALA IV

Tanggal Pengkajian : 13-12-2023 Pukul : 23:20 WIB

I. SUBJEKTIF
Ibu merasa perutnya masih mules

34
II. OBJEKTIF
1.Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Baik
2.Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Polse : 84x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 36,8 0 c
3.Kontraksi uterus : Baik
4.TFU : 2 jari dibawah pusat
5.Kandung kemih : kosong
6.Perdarahan : ± 300 cc

III. ANALISA DATA


Diagnosa : P 6 A 0 kala IV
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu pada ibu bahwa hasil pemeriksaan TTV baik


TD : 130/80 mmHg Suhu : 36 0 c
N : 82x/menit Rr : 23x/menit
-ibu senang mendengar hasil pemeriksaan.
2. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk masase fundus uteri
-ibu dan keluarga mau melakukannya
3. Membersihkan tubuh ibu dari darah dan kotoran
-tindakan telah dilakukan
4. Melakukan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca salin sebelum pindah ke
ruang rawat gabung

35
-pemantauan sudah dilakukan
5.Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand
-ibu mau melakukannya
6. Mensterilkan alat yang telah digunakan kedalam larutan klorin 0,5 %
-semua alat sudah disterilkan.

Pemantauan persalinan kala IV

Jam Kontraks Kandung


waktu TD Nadi Suhu Tfu perdarahan
ke i uterus kemih
2 jr
23:35 120/80 81 bwh baik kosong ±200 cc
pst
2 jr
23:50 120/80 80 bwh baik kosong ±200 cc
pst
1 2 jr
00:05 110/70 80 360c bwh baik kosong ±100 cc
pst
2 jr
00:20 110/80 83 bwh baik kosong ±50 cc
pst
2 jr
00:50 110/70 83 bwh baik kosong ±50 cc
pst
2
360c 2 jr
01:20 100/80 80 bwh baik kosong ±50 cc
pst

36
CATATAN PERKEMBANGAN 2 JAM SETELAH PERSALINAN

Tanggal : 13-12-2023 Jam : 03:20 WIB

Data Subjektif : Ibu Postpartum 2 jam P 6 A 0


Data Objektif : keadaan umum baik,TD : 120/80 mmHg, Nadi :
80x/menit, Pernapasan : 22x/menit, suhu : 36 0 c, payudara
bersih , puting susu menonjol, Asi sudah keluar, Tfu 2 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan normal ± 50 cc,
kandung kemih kosong
Assesment
Diagnosa : P 6 A 0 Postpartum 2 jam
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak Ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan TTV


TD : 120/80 mmHg Suhu : 36 0 c
N : 80x/menit RR : 22x/menit
-ibu senang mendengar hasil pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan cara miring kiri dan kanan dan
Serta berjalan jalan perlahan untuk mempercepat penyembuhan
-ibu mengerti dan melakukannya
3. Memberikan KIE pada ibu untuk selalu memberikan asi kepada bayinya setiap
Bayinya merasa haus
-ibu mengerti dengan penjelasan bidan
4. Menganjurkan pada ibu untuk makan – makanan yang bernutrisi
-ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

37
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini akan dilakukan pembahasan mengenai asuhan kebidanan


pada pasien Ny. N dengan G6P5A0 uk 38 mg dengan KPSW (ketuban pecah
seblum waktunya) di ruang bersalin (VK) di RSUD PALEMBANG BARI tahun
2023 melakukan pengkajian pada Ny. N dengan melakukan anamnesa pada
keluarga, melakukan pemeriksaan fisik dan mendapatkan data dari pemeriksaan
penunjang medis. Pembahasan dimulai dari :

Pengkajian kala I dilakukan pada tanggal : 12-12-2023, pukul : 22:50.


Dengan hasil sebagai berikut :pembukaan 5 cm, porsio : tipis, penipisan : 50%,
Djj : 140x/menit, kontraksi: baik, ketuban: utuh, presentasi : kepala, penurunan :
Hoodge II-III, Penunjuk Uuk kiri depan, penyusupan : 0.

Pengkajian kala II dilakukan pada tanggal :12-12-2023, Pukul : 22:55.


Dengan hasil sebagai berikut:Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmentis,
Keadaan emosional : Baik, His : 5x10’/45”, DJJ : 139x/menit, Perineum :
Menonjol, Vulva/Vagina : Membuka, Anus : Ada tekanan, kemudian dilakukan
Pemeriksaan Dalam Portio : Tidak teraba, Pembukaan : 10 cm, Penipisan: 100%,
Ketuban: Jernih, Presentasi : Kepala, Penunjuk : UUK kiri depan, Penurunan :
Hoodge III +.

Pengkajian kala III dilakukan pada tanggal :12-12-2023. Pukul : 23:15.


Dengan hasil sebagai berikut : kesadaran : composmentis, keadaan emosional :
baik, tali pusat : memanjang, uterus : globuler.

Pengkajian kala IV dilakukan pada tanggal : 12-12-2023 Pukul : 23:20.


Dengan hasil sebagai berikut : Kesadaran : Composmentis, Keadaan emosional :
Baik, Tekanan darah : 130/80 mmHg, Polse : 84x/menit, Respirasi : 24x/menit,

38
0
Suhu : 36,8 c, Kontraksi uterus : Baik, TFU : 2 jari dibawah pusat, Kandung
kemih : kosong, Perdarahan : ± 300 cc.

Pada tinjauan kasus pasien adalah seorang wanita bernama Ny N berusia


39 tahun dan Ny. N sebagai irt. Menurut (Noviantry, 2021) Wanita hamil dengan
usia terlalu tua akan memiliki resiko bagi ibu dan janinnya. Usia reproduksi yang
aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu usia 20- 35 tahun. Pada usia yang
terlalu tua atau > 35 tahun akan beresiko dikarenakan otototot dasar panggul tidak
elastis lagi sehingga mudah terjadi penyulit kehamilan dan persalinan. Hal ini
dikarenakan perut ibu yang menggantung dan serviks mudah berdilatasi sehingga
dapat menyebabkan pembukaan serviks terlalu dini yang menyebabkan terjadinya
KPD (ketuban pecah dini). Menurut (Irwan, Agusalim, & Yusuf, 2019) Ibu hamil
yang akan mudah kelelahan dengan faktor usianya karena sudah tidak mudah lagi.

Pada kasus Ny. N pasien mengeluh sakit perut menjalarke pinggang dan
mengataakaan bahwa cukup bulan anak ke 6 dan ibu mengatakan bawa ingin
melahirkan. Dimana pada saat pengkajian didapat pasien tampak kesakitan dan
dibantu oleh keluarga untuk mengantarkan ke RSUD BARI PALEMBANG dan
ibu langsung datang ke Ruangan RSUD BARI PALEMBAANG dan bari
mengatakan ingin melahirkan.

Pada pengakajian kasus didapatkan Ny. N mengalami ketuban merembes


tiba tiba pada usia kehamilan 38 mg. Dimana pada saat pengkajian didapati
terdapat cairan berwarna putih, sedikit kental pada vagina. dalam (Ghomian,2013)
Ketuban pecah sebelum waktunya merupakan kebocoran cairan ketuban melalui
Ruptured Chorioamniotic Membranes yang terjadi sebelum adanya tanda-tanda
persalinan. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya KPWS menyebabkan
kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan
meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun janinnya. Berdasarkan teori
dan kasus Ny. N dapat dibuktikan dengan cara tes lakmus jika kertas lakmus

39
berubah 3 menjadi biru menunjukan adanya air ketuban (alkalis) dan jika kertas
lakmus berubah menjadi merah menunjukkan urine.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Pasien pernah melahirkan 5 kali. Pada


saat hamil anak pertama 2008, anak lahir secara spontan, uk 37/38 berat lahir
3000gr, hamil ke dua 2012 anak lahir spontan,uk 38/39 berat 3000 gram. Pada
saat hamil anak ke tiga 2015, lahir secara spontan uk 37/38 mgg dengan berat
lahir 3500 gram.anak yang keempat lahir spontan,uk 39 dengan berat 3000
gram,anak kelima lahir spontan,uk 38/39 dengan berat badan 4000 gram.dan
Sekarang Ny. N hamil anak ke 6 uk 38.lahir spontan tetapi ketuban pecah seblum
waktunya (KPSW) adalah keadaan pecah sealput ketuban sebelum persalinan.

Kebutuhan Dasar saat hamil Pada pengkajian pola nutrisi Ny. N pasien
makan 3x sehari dengan nasi , lauk pauk. Nafsu makan Ny. N baik tetapi Ny.N
mengkomsumsi sayuran.Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal, peningkatan gizi untuk volume
darah ,plasenta,air ketuban dan pertumbuhan janin. Pada pengkajian pola
eliminasi Ny. N, pasien BAK terpasang kateter ±800 cc, BAB 1x sehari dengan
konsistenis lembek, berwarna kuning. Menurut (Hasri, 2015) Buang air kecil lebih
banyak biasanya menjadi salah satu tanda kehamilan. Kondisi ini terjadi akibat
peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadotropin), yaitu salah satu
hormon kehamilan yang dapat membuat produksi urine bertambah disertai
pembesaran ukuran rahim.

Pemeriksaan fisik pada Ny.N semuanya normal keadaan umum ibu


baik,konjungtiva tidak pucat,tidak ada keluhan setelah melahirkan dan
pemeriksaan fisik pada by Ny.N semua normal sudah dilakukan IMD dan berat
badan normal 3410 gram,panjang badan normal.

Dari semua hasil data yang sudah dibahas didapatkan hasil yang baik dan
normal, kemudian kami juga telah melakukan catatan perkembangan 2 jam setelah
persalinan dan didapatkan hasil yaitu : keadaan umum baik,TD : 120/80 mmHg,

40
Nadi : 80x/menit, Pernapasan : 22x/menit, suhu : 36 0 c, payudara bersih , puting
susu menonjol, Asi sudah keluar, Tfu 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
perdarahan normal ± 50 cc, kandung kemih kosong .

BAB V

PENUTUP

2.3. 5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengkajian penulis dapat menarik kesimpulan dari Asuhan


Kebidanan Persalinan pada Ny. N dengan ketuban pecah sebelum waktunya di
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.

1. Berdasarkan pengkajian data yang telah kami peroleh pada pasien


didapatkan data yaitu Ny. N melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah
dengan Ketuban pecah sebelum waktunya, hamil aterm, janin tunggal
hidup dan didapati data objektif ; TD :120/80 mmHg, Nadi :83 x/menit,
RR :21×/menit, Suhu : 36,8°C, BB :68kg, TB :157 cm, LILA : 26 cm,
HB : 12,7 gr%, Protein : Negatif, HbsAg : Negatif, Sifilis: Non Reaktif,
HIV: Non Reaktif, Muka: agak pucat, Mata: konjungtiva merah muda,
Sklera: putih.
2. Berdasarkan interpretasi data subjektif dan objektif yang kami lakukan

dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. N umur 39 tahun G6P5A0

usia kehamilan 38 minggu dengan ketuban pecah sebelum waktunya.

3. Masalah potensial pada kasus ini yaitu jika Ketuban Pecah sebelum

waktunya ditangani lebih lanjut akan berpotensi terjadinya Hiperemesis

Gravidarum tingkat lanjut.

41
4. Kebutuhan segera pada ibu tidak dilakukan karena tidak terdapat data

yang mendukung untuk diperlukannya tindakan atau kebutuhan segera

pada ibu.

5. Rencana tindakan pada ibu dengan masalah ketuban pecah sebelum

waktunya ini yaitu jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga

pasien.

6. Penatalaksanaan/Implementasi pada kasus Ny. N dengan ketuban Pecah

Sebelum Waktunya selama 1 hari sesuai dengan rencana tindakan yang

telah ditentukan.

7. Evaluasi hasil dari asuhan pada Ny. N umur 39 tahun G6P5A0 usia

kehamilan 38 Minggu dengan diangnosa Ketuban Pecah Sebelum

Waktunya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi STIK BINA HUSADA PALEMBANG

Diharapkan bagi institusi pendidikan selalu memberikan


bimbingan dan arahan kepada mahasiswi dalam menjalani praktik klinik
kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui mahasiswa
dilahan praktik yang belum didapatkan dipendidikan, sehingga kualitas
pendidikan pun dapat ditingkatkan khususnya program studi DIII
Kebidanan STIK Bina Husada Palembang.

5.2.2 Bagi RSUD Palembang Bari

42
Petugas kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayananan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menggunakan
langkah-langkah yang sesuai dengan teori. Diharapkan bagi pihak
Rumah Sakit tetap mempertahankan kelengkapan semua fasilitas sarana
agar asuhan yang diberikan pada ibu hamil dapat tercapai secara
menyeluruh.

5.2.3 Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa mampu dalam melakukan asuhan


kebidanan pada ibu yang hamil serta mahasiswa belajar lebih tentang
teori-teori dalam kebidanan yang telah di dapat selama pendidikan
dan dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapat dengan sebaik-
baiknya.

43
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini Ayu Kinasih, A.Md.Keb. (2022) Mengenal Ketuban Pecah Sebelum


Waktunya. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Rosi Rizqi Nugrahani (2021) Faktor – faktor yang mempengaruhui terjdainya
ketuban pecah sebelum waktunya pada kehamilan atrem, Akademi
Kebidanan Medika Wiyata di Kediri.
Meliana Meliana, Fitri Ekasari. (2022) Faktor kejadian ketuban pecah sebelum
waktu di rumah sakit umum daerah menggala kabupaten tulang bawang
tahun 2022. Vol 4, No 1.
Dr. Mm. Dunda Limbato. (2021) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Komplikasi Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPsw) Di RS Pku
Muhammadiyah Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Isnaini, N. (2022). Karakteristik Penyebab Terjadinya Ketuban Pecah Dini Di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Holistik Jurnal
Kesehatan.
Lapau, B. (2021). Metode Penelitian Kesehatan, Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Jakarta.
Legawati. (2022). Determinasi Kejadian KPSW Ruang Cempaka. Jurnal
Kebidanan. Vol 95-105.
Ridwan, M., (2019), Hubungan hamil Kelainan dan letak janin Ketuban pecah
dini sebelum waktunya. Di RSUD Demang Sepukau Raya Lampung
Tengah. Jurnal Kesehatan Metri Sai Wawai, 23-32.
Leihitu. (2019). Masalah Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta: Rineka Cipta.

44
Luwarsih, H. W., & Ruhyana, R. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Jenis Persalinan Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Temon I Kulon Progo. Stikes’aisyiyah Yogyakarta.
Manuaba, I. B. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana. Jakarta: Egc, 15, 157.
Meliati, L. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Persalinan Prematur Di Rsup Ntb Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Prima,
1298–2022.
Notoatmdojo. (2021). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta.
Nugroho, A. (2022). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan
Metode Usdp. Penerbit Andi. Prastuti, A. (2022). Mordibitas Perinatal
Pada Kpd dan kpsw >18jam Dan >18 Jam. Jurnal Kebidanan.
Prawirohardjo, S. & Wiknjosastro, H. (2022). Ilmu Kandungan, Jakarta, Pt Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Winkjosastro, (2022), Ilmu Kebidanan, Jakarta :Egc.

45

Anda mungkin juga menyukai