Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PKK I

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA


DENGAN IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS S.PARMAN

OLEH:
MELLIY KAPUTRI
NIM 712405S.21.022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES ABDI PERSADA BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI PERSAD BANJARMASIN

Alamat : Jalan Soetoyo S No. 365 Banjarmasin, Telp(0511)3361031


Email: stikesabdipersadabanjarmasin@gmail.com

LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : MELLIY KAPUTRI

JUDUL LAPORAN : ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN IMUNISASI BCG


DI PUSKESMAS S.PARMAN

Banjarmasin, 4 Mei 2023

Menyetujui

Clinical Teacher(CT) Clinical Instructure(CI)

Rien Laily,SST HJ.Nuririanisyah,S.Si.T


NIK.AP.255.19.063 NIP:196801271988022003

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI PERSADA BANJARMASIN

Alamat : Jalan Soetoyo S No. 365 Banjarmasin, Telp(0511)3361031


Email: stikesabdipersadabanjarmasin@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : MELLIY KAPUTRI

JUDUL LAPORAN : ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA


IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS S.PARMAN

Banjarmasin, 4 Mei 2023

Mengesahkan

Clinical Teacher(CT) Clinical Instructure(CI)

Rien Laily,SST HJ.Nuririanisyah, S.Si.T

NIK.AP.255.19.063 NIP :196801271988022003

Mengetahui

KaProdi DIII Kebidanan

Lellyawaty,SST.,M.Keb

NIK.AP.255.17.061

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya, sehingga laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada balita
dengan imunisasi BCG di Puskesmas S.parman.” dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.

Pembuatan laporan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak yang telah
banyak membantu, untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Ketua STikes Abdi Persada Banjarmasin dan selaku Pembimbing pendidikan
yang telah memberikan bantuan
2. Ketua Prodi DIII Kebidanan, yang telah memberikan kesempatan untuk
Menyusun laporan ini
3. Pembimbing pendidikan (CT) yang telah memberikan dukungan dan bimbingan
dalam pembuatan laporan.
4. Pembimbing lahan praktik (CI) yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
dalam pembuatan laporan ini.
5. Seluruh dosen dan civitas akademika STIKES Abdi Persada Banjarmasin.
6. Orang tua tercinta atas segala pengorbanannya selama ini baik pikiran do’anya
yang tulus dan ikhlas demi keberhasilan pendidikan anaknya.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan laporan kasus
ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan.Oleh karena itu, saya mengharapkan baik kritik maupun saran untuk
perbaikan laporan kasus selanjutnya agar dapat lebih baik.

Banjarmasin,4 Mei 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
A. Latar Belakang ............................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan ......................................................................................................... 6
1. Umum.................................................................................................... 6
2. Khusus ................................................................................................... 6
D. Manfaat ....................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 8
1. Pengertian Balita ......................................................................................... 8
2. Pengertian Imunisasi ................................................................................... 8
A. Jenis Imunisasi Lengkap ....................................................................... 8
3. Pengertian Imunisasi BCG ............................................................................. 9
A. Mekanisme kerja Vakin BCG ............................................................... 9
B. Sifat vaksin BCG................................................................................... 9
C. Waktu Pemberian Vaksin BCG............................................................. 9
D. Dosis dan Cara Pemberian .................................................................. 10
E. Kunjungan Ulang ................................................................................ 10
F. KIPI ..................................................................................................... 10
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................. 11
A. Data subjektif ............................................................................................ 11
B. Data objektif .............................................................................................. 13
C. Assesment ................................................................................................. 14
D. Planning .................................................................................................... 14

v
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 17
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 18
B. SARAN ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

vi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Catatan Imunisasi Anak…….……………………... 12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunisasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menimbulkan
ataupun meningkan kekebalan tubuh individu terhadap penyakit. Penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi PD31 (Penyakit yang dapat di
cegah dengan imunisasi ) Adalah penyakit yang diharapkan dapat dikurangi atau
bahkan dihilang dengan pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi memiliki
peran penting dalam pelayanan kesehatan primer dan terutama dalam
menurunkan angka kematian balita. Selama ini imunisasi telah terbukti sebagai
program kesehatan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan mengurangi
agka kesakita, kecatatan, dan kematian akibat PD3I (WHO 2020).
Di Indonesia imunisasi dasar masih wajib diberikan kepada setiap anak
berusia dibawah 12 bulan. Imunisasi dasar tersebut mencakup vaksin Hepatitis
B, bacillus Calmette Guerin (BCG), Difteri/Pertusis/Tetanus Hepatitis B-
Haemophilus influenza tipe B (DPT-HB-HiB), Oral Poliovirus Vaccine (OPV),
dan Campak/Measles Rubela (MR). pemerian imunisasi dasar secara gratis telah
diberlakukan oleh pemerintah di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu puskesmas
di seluruh Indonesia (Kemenkes RI, 2020). Pada tahun 2019 imunisasi dasar
lengkap di Indonesia sebesar (93,7%) angka ini sudah memenuhi target Rencana
Strategis yaitu sebesar (93%). Cakupan imunisasi campak ini di Indonesia pada
tahun 2019 adalah (95,14%), angka ini sduah memenuhi target (95%). Tren
cakupan pada 10 tahun terakhir selalu diatas 90% (Kemenkes RI, 2019).
Menurut Badan Pusat Statistika provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019.
Cakupan imunisasi BCG di wilayah Kalimantan Selatan pada tahun 2016
sebanyak (89,5%), pada tahun 2017 naik menjadi (89,94%), dan pada tahun 2019
turun menjadi (89,13%.) Sedangkan cakupan imunisasi polio di Kalimatan
Selatan pada tahun 2016 sebanyak (90,2%), pada tahun 2017 sebanyak (90,26%),
dan pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu sebanyak (88,44% )

2
Dari data dinas Kesehatan kota Banjarmasin tahun 2018 menunjukkan
bahwa balita yang di beri imunisasi BCG sebanyak (51,5% ) mengalami
penurunan dari tahun 2015 yang mencapai ( 80% ). (Dinkes kota Banjarmasin)

Cakupan imunisasi BCG di puskesmas s.parman pada tahun 2022 di pasar


lama 121 di anatasan besar 102 total dari dua wilayah tersebut 223 balita .
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Imunisasi BCG di puskesmas S,Parman
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan temuan kasus, maka rumusan masalah yang penulis ambil
adalah bagaimana melakukan Asuhan kebidanan Pada Balita Dengan Imunisasi
BCG
C. Tujuan
1. Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan imunisasi BCG di
Puskesmas S.Parman.
2. Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada balita
dengan imunisasi BCG di Puskesmas S.Parman
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada balita
dengan imunisasi BCG di Puskesmas S.Parman
c. Mahasiswa mampu menentukan analisis data assesment sesuai hasil
pengkajian yang dilakukan pada balita dengan imunisasi BCG di
Puskesmas S.Parman
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada balitadengan
imunisasi BCG di Puskesmas S.Parman

e. Mahasiswa mampu membandingkan antara teori dengan praktik


kebidanan yang ada di Puskesmas S.Parman

3
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa, terutama agar dapat mengetahui bagaimana cara asuhan
kebidanan pada balita dengan Imunusasi BCG
2. Bagi Petugas Kesehatan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi petugas
kesehatan di lahan praktik khususnya bidan dan dapat dijadikan bahan
masukan dan informasi dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga
berencana pada Balita dengan Imunisasi BCG
3. Bagi Insitusi
Hasil laporan ini dihharapkan menjadi dokumentasi dan bahan informasi
untuk mahasiswi ataupun dosen untuk melakukan penelitian tentang
asuhan kebidanan pada balita dengan imunisasi BCG

4
BAB II
TINAJUAN TEORI

A. Balita
1. Pengertian Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan
kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta
mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan.
Konsumsi makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status
gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017).
B. Imunisasi
1. Pengetian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang
lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah


penularan penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada
bayi dan balita (Mardianti & Farida, 2020). Jadi Imunisasi ialah tindakan yang
dengan sengaja memberikan antigen atau bakteri dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan, sehingga hanya
mengalami gejala ringan apabila terpapar dengan penyakit tersebut. (Kemenkes,
2017)

5
2. Tujuan imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan pada bayi agar


dapat mencegah penyakit dan kematian bayi yang di sebabkan oleh penyakit
yang sering berjangkit .(provera wati dan andhini 2017 )

3. Manfaat imunisasi
Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung
terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya adalah menurunkan angka
kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian akibat penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak hanya dapat memberikan
perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan perlindungan
kepada populasi Imunisasi adalah paradigma sehat dalam upaya pencegahan
yang paling efektif .Imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa
depan karena dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi,
dengan adanya imunisasi dapat memberikan perlindunga kepada indivudu dan
mencegah seseorang jatuh sakit dan membutuhkan biaya yang lebih mahal.
(Mardianti & Farida, 2020).
4. Efek imunisasi

Efek samping imunisasi umumnya tidak ada, jika pun terjadi yaitu
berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan yang disusul demam dan
pembengkakan, reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari. Kontra-
indikasi imunisasi tidak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat
(Maryunani, 2017)
5. Hambatan imunisasi
Perbedaan persepsi yang ada di masyarakat menyebabkan hambatan
terlaksananya imunisasi. Masalah lain dalam pelaksanakan imunisasi dasar
lengkap yaitu karena takut anaknya demam, sering sakit, keluarga tidak
mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/
repot (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Pemahaman mengenai imunisasi bahwa imunisasi dapat menyebabkan
efek samping yang membahayakan seperti efek farmakologis, kealahan
tindakan atau yang biasa disebut

6
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti nyeri pada daerah bekas
suntikan, pembengkakan lokal, menggigil, kejang hal ini menyebabkan orang
tua atau masyarakat tidak membawa anaknya ke pelayanan kesehatan sehingga
mengakibatkan sebagian besar bayi dan balita belum mendapatkan imunisasi
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015)
6. Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
Berdasarkan Info Datin Kementerian Kesehatan (2016), penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi yaitu :
a. Pada imunisasi wajib antara lain: polio, tuberculosis, hepatitis B, difteri,
campak rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome/CRS)
b. Pada imunisasi yang dianjurkan antara lain: tetanus, pneumonia (radang
paru), meningitis (radang selaput otak), cacar air. Alasan pemberian imunisasi
pada penyakit tersebut karena kejadian di Indonesia masih cukup tinggi dapat
dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)
c. Pada imunisasi lain disesuaikan terhadap kondisi suatu negara tertentu
7. Jenis Imunisasi Lengkap

Jenis imunisasi lengkap menurut IDAI (2020), yaitu:

1. Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam): imunisasi hepatitis B (HB-0)

Vaksin Hepatitis B Vaksin Hepatitis B monovalen paling baik diberikan


kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului
penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. HB 0 disuntikkan
secara intra muscular (IM ) di daerah paha luar dengan dosis 0,5 ml . Bayi lahir
dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin
hepatitis B (HBIg) pada ekstrimitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari
setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau
DTaP (IDAI, 2020)

2. Usia 0 – 1 bulan: Polio 1 dan BCG

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera


mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 2 bulan atau
lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif ,BCG. (IDAI, 2020).
7
3. Usia 2 bulan: DPT-HiB 1, polio 2, hepatitis 2, rotavirus, PCV
Imunisasi DPT bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam
Waktu yang bersamaan terhadap serangan penyakit difteri,pertussis
Tetanus .dengan cara pemberiannya melalui injeksi IM di suntikkan
Di paha tengah bagian luar atau subcutan dengan dosis 0,5 cc.
4. Usia 3 bulan: DPT-HiB 2, polio 3, hepatitis 3
Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP
atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6
bulan.Vaksin Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster
Hib diberikan pada usia 18 bulan di dalam vaksin pentavalent (IDAI, 2020).
5. Usia 4 bulan: DPT-HiB 3, Polio 4 (IPV atau polio suntik),
hepatitis 4, dan rotavirus 2.
Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP
atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6
bulan.Vaksin Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan, Vaksin Hib
diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster Hib diberikan pada
usia 18 bulan di dalam vaksin pentavalent.

6. Usia 6 bulan: PCV , influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen)


PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada umur 12-
15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali
dengan jarak 1 bulan dan booster setelah 12 bulan dengan jarak 2 bulan
dari dosis sebelumnya. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis
pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan internal minimal 4
minggu, harus selesai pada umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen
diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga
dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu
(IDAI, 2020)
7. Usia 9 bulan: Campak atau MR
Imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
Penyakit campak ,cara pemberian imunisasi campak melalui injeksi di lengan
Kiri atas dengan dosis 0,5 .(IDAI,2020)

8
C. Imunisasi BCG

1. Pengertian Imunisasi Vaksin BCG

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung


Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan. Vaksin BCG tidak mencegah
infeksi tuberculosis tetapi mengurangi resiko tuberculosis berat dan tuberkulosa
primer. Imunisasi BCG diberikan pada bayi <3 bulan, atau pada anak dengan uji
tuberkulin negatif. Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan
atas pada insersio M. Deltoideus sesuai anjuran WHO dengan dosis 0,05 mL
(Ranuh dkk, 2017).
2. Mekanisme Kerja BCG

Vaksin BCG bekerja dengan memicu respon kekebalan tubuh untuk


membentuk antibodi yang melawan bakteri penyebab tuberculosis sebelum
menyebar dan menyebabkan gejala. Untuk mencegah penularan tuberculosis yang
terbilang cukup tinggi maka setiap orang wajib mendapatkan vaksin ini satu kali
saja saat baru lahir pada usia satu sampai dua bulan (Ranuh dkk, 2017).
3. Sifat Vaksin BCG

Vaksin BCG merupakan vaksin yang mudah rusak jika terpapar dengan
suhu yang berlebihan atau bersifat sensitive terhadap panas (Heat Sensitive).
Vaksin BCG akan rusak pada suhu beberapa °C diatas suhu udara luar (Ambient
Temperature <34°C) dan bertahan selama 7 hari (Nina Siti, dkk, 2018).
4. Waktu Pemberian Vaksin BCG
Vaksin BCG diberikan rutin kepada semua bayi segera setelah lahir, tidak
ada bukti perihal manfaat vaksinasi BCG yang diulang. Untuk proteksi maksimum
vaksin sedapat mungkin diberikan kepada bayi segera setelah lahir atau segera
mungkin. Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin
negative (IDAI, 2020).
5. Dosis dan Cara Pemberian
Vaksin yang telah dilarutkan diberikan secara intradermal sebanyak 0,05
ml, jenis syringe tertentu akan memudahkan pengambilan dosis yang tepat, kulit
tidak boleh dibersihkan dengan antiseptik, vaksin dilarutkan dengan menambahkan
seluruh isi ampul pelarut vial vaksin, seluruh pellet harus terlarut,

9
sebelum pemberian suntikan vaksin yang telah dilarutkan diinspeksi secara visual
jika tampak benda asing maka vaksin harus dibuang (Nina Siti, dkk, 2018).

D. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

KIPI yang terjadi yaitu reaksi lokal yang timbul setelah imunisasi BCG
adalah ulkus lokal yang superfisial pada 3 minggu setelah penyuntikkan. Ulkus
tertutup krusta, akan sembuh dalam 2-3 bulan, dan meninggalkan parut bulat
dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih
besar, namun apabila penyuntikkan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik
ke dalam (Ranuh dkk, 2017).
E. Penangulanggan KIPI
1) Reaksi lokal ringan
Dampak yang dapat timbul seperti nyeri, eritema, bengkak di area bekas
suntikan dengan diamteter kurang dari 1 cm dan timbul kurang dari 48 jam setelah
imunisasi. Penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan
kompres hangat pada bekas lokasi penyuntikan. Nyeri yang dirasakan apabila
mengganggu bisa memberikan paracetamol 10 mg/kg BB setiap kali pemberian.
Anak yang berumur kurang dari 6 bulan berikan dosis 60 mg/kali setiap pemberian.
Anak yang berumur 6 sampai 12 bulan berikan dosis 90 mg/kali setiap pemberian.
Anak yang berumur 1 sampai 3 tahun berikan dosis 120 mg/kali pemberian
(kemenkes, 2017).
2) Reaksi lokal berat
Reaksi lokal berat ditandai dengan munculnya eritema atau indurasi
sebesar lebih dari 8 cm, nyeri, bengkak dan manifestasi sistemis. Penanggulangan
yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan kompres hangat pada lokasi
penyuntikan vaksin, dan pemberian paracetamol (kemenkes, 2017).

10
F. Teori BBL
Menurut M. Sholeh Kosim, (2017) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Berat badan ( 2500 – 4000 gram2)
Panjang badan 48 – 52 cm3)
Lingkar dada (30 – 38 cm4)
Lingkar kepala (33 – 35 cm5)
Frekuensi jantung (120 – 160 kali/menit6)
Pernafasan ( 60 40 kali/menit)

11
Gambar 2.1 Catatan imunisasi anak

Sumber : Dinas Kesehatan surabaya

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA


DENGAN IMUNISASI BCG DI PUSKESMAS
S.PARMAN

Pengkajian
Hari / Tanggal : Rabu, 4 Mei 2023

Jam : 09.30 WITA


Tempat : Puskesmas S.Parman
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama bayi : By.Ny.M
Tanggal Lahir :4 April 2023
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak Ke : Pertama
Umur Anak : 1 bulan
2. Biodata Orang Tua
Data Istri Suami
Nama Ny.M Tn.R
Umur 20 Tahun 21 Tahun
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Banjar / Indonesia Banjar / Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl.pasar lama gg.palopo

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya yang berusia 1 bulan
Yaitu dengan imunisasi BCG

13
4. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan bayinya sudah medapatkan imunisasi Hb-0 pada tanggal 11
April 2023
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bayinya tidak sedang menderita penyakit apapun seperti:
batuk, pilek atau panas
6. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan bayinya dalam sehat sebelum kunjungan ini
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan sejak lahir sampai sekarang bayi nya hanya di berikan
ASI
b. Istirahat
Ibu mengatakan bayinya sering tidur, bangun apabila ingin minum,
BAB dan BAK
c. Personal Hygine
Ibu mengatakan bayinya di mandikan 2 kali sehari dengan air hangat
diganti popok BAB atau Basah
d. Aktivitas
Ibu mengatakan bayinya hanya tidur, minum dan menangis. Bayi
menangis apabila ingin minum, BAB dan BAK
e. Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya BAK ± 7 kali per hari berwarna jernih ke
kuningan. BAB ± 3 kali per hari konsistensinya lembek berwarna kuning.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

14
a. Tanda-tanda vital
Nadi : 120 x / menit
Respirasi : 34 x / menit
Suhu : 36,8 º C
b. Antropometri
BB Saat lahir :3.400 gr
BB : 4200 gr
PB : 54 cm
LK : 35 cm
LD :38 cm

15
2. Pemeriksaan Khusus
a. Kepala : bersih tidak ada benjolan abnormal
b. Muka : Simetris, tidak ada odema, dan tidak pucat
c. Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelera putih
d. Hidung : Simetris, berlubang kiri dan kanan, tidak ada
secret
e. Mulut : Bibir warna merah muda, lidah bersih
f. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran secret
g. Leher : Simetris,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada / mammae : Simetris dan ada puting susu
i. Abdomen : Tidak ada infeksi tali pusat
j. Genetalia : Tidak ada kelainan pada testis dan skrotum
k. Ekstrimitas : Bergerak aktif

C. ASSESMENT
Bayi Ny.M Umur 1 bulan fisiologis dengan imunisasi BCG

D. PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan TTV : Nadi : 120 x / menit,
Respirasi: 34 x / menit, Suhu: 36,8ºC Antropometri: LK: 35 cm, LD:38 cm,
BB: 4200 gr, PB : 54cm
Evaluasi: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Melakukan informed consenst agar ibu lebih kooperatif & ada pertanggung
jawaban dalam tindakan.
Evaluasi: Ibu meneyetujui dan mengizinkan untuk melakukan tindakan
3. Memberikan KIE tentang imunisasi BCG adalah suntikan yang di berikan
kepada anak memiliki resiko lebih tinggi terkena Tuberkulosis (TB).Vaksin
BCG membantu sistem kekebalan anak melawan kuman yang menyebabkan

TB, dan membantu menghentikan mereka dari mendapatkan penyakit TB


yang serius.
Evaluasi: Ibu mengerti apa yang di sampaikan

16
4. Memberitahu ibu efek samping dari imunisasi BCG 3 minggu lagi adalah
demam,reaksi pertama yang muncul yaitu benjolan yang menunjukan bahwa
vaksin berhasil.
Evaluasi: Ibu mengetahui efek samping imunisasi BCG
5. Melalukan persiapan alat dan obat
a. Spuit
b. Vaksin BCG
c. Bengkok
d. Buku pink
e. Status bayi
f. Formulir tindakan
Evaluasi: Alat dan obat sudah di siapkan
6. Melakukan pemberian vaksin BCG
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
c. Membaca status bayi dan KMA
d. Mengambil vaksin
e. Mengaplus vaksin kering dengan cairan pelarut dengan dosis 0,05 ml.
f. Mendisenfeksikan daerah yang akan di suntik
g. Membuka tutup spuit
h. Menyuntik di lengan bagian kanan secara IC
i. Memberitahu ibu bahwa tindakan telah selesai
Evaluasi: Penyuntikan telah di lakukan
7. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan
Evaluasi: Cuci tangan sudah di lakukan
8. Memberitahu ibu jika terjadi bengkak pada bekas suntikan / bernanah maka
jangan di berikan apa-apa, cukup di kompres dengan air hangat di sekitar
suntikan. Jika bayi demam cukup berikan ASI.
Evaluasi: Ibu mengerti apa yang di sampaikan

17
9. Memberitahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya 4 minggu kemudian datang
kembali untuk imunisasi DPT 1 dan Polio 1, PCV ketika balita ber usia 2
bulan

Evaluasi: Ibu mengetahui tanggal kunjungan imunisasi selanjutnya dan


bersedia melakukan kunjungan selanjutnya.
10. Melakukan Dokumentasi
Evaluasi: Dokumentasi telah di lakukan sesuai SOAP

18
BAB IV
PEMBAHASAN

Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu


penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita
penyakit tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai system memori (daya ingat),

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan
penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita
(Mardianti & Farida, 2020). Jadi Imunisasi ialah tindakan yang dengan sengaja
memberikan antigen atau bakteri dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun
dan menimbulkan kekebalan, sehingga hanya mengalami gejala ringan apabila terpapar
dengan penyakit tersebut. (Kemenkes, 2017)
ketika vaksin masuk kedalam tubuh maka akan dibentuk antibody untuk
melawan vaksin tersebut dan system memori akan menyimpannya sebagai suatu
pengalaman Pemberian imunisasi vaksin BCG diberikan secara intracutan sebanyak
0,05 ml (Nina Siti, dkk. 2018).
ibu datang membawa bayinya ke Puskemas S.Parman, ibu mengatakan bayi
lahir pada tanggal 4-05-2023 dan sekarang berumur 30 hari, ibu mengatakan ingin
melakukan imunisasi pada bayinya yaitu imunisasi BCG. Menurut IDAI (2020) vaksin
BCG diberikan sedapat mungkin kepada bayi segera setelah lahir atau sesegera
mungkin. Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.
Pada pengkajian data objektif didapatkan hasil keadaan umum bayi baik,
kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal yaitu N : 120 x / menit RR: 34 x /
menit, S: 36 °C dan pada pemeriksaan antropometri didapatkan hasil BB : 4.200 gr,
PB: 54 cm, LK: 35 cm, LD 38 cm, pada pemeriksaan khusus tidak ditemukan adanya
kelainan.Menurut IDAI(2014) keadaan tubuh sewaktu imunisasi hendaknya tubuh
tidak boleh dalam keadaan sakit, karena hal ini akan mengakibatkan daya untuk
membuat zat antibody rendah.
Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan di dapatkan Assessment Bayi Ny. M
Umur 1 bulan fisiologis dengan Imunisasi BCG.Pada penatalaksanaan yang diberikan
yaitu memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik,

19
melakukan informed consent, memberkan KIE tentang imunisasi BGC,
memberitahukan ibu efek samping imunisasi, melakukan pemerian vaksin BCG, dan
Pada penatalaksanaan yang diberikan yaitu memberitahu hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik, melakukan informed consent, memberkan
KIE tentang imunisasi BGC, memberitahukan ibu efek samping imunisasi, melakukan
pemerian vaksin BCG, dan menyepakati kunjungan ulang Menurut Ranuh dkk, (2017)
KIPI yang terjadi yaitu reaksi lokal yang timbul setelah imunisasi BCG adalah ulkus
lokal yang superfisial pada 3 minggu setelah penyuntikkan. Ulkus tertutup krusta, akan
sembuh dalam 2-3 bulan, dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm.
Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar.
Berdasarkan hasil dari anamnesa pemeriksaan , diagnose dan penatalaksanaan
Yang di lakukan tidak ada kesenjangan dan teori terkait asuhan yang di berikan .

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan data subjektif di dapatkan keluhan utama ibu mengatakan ingin


mengimunisasikan bayinya yaitu BCG
2. Berdasarkan data objektif keadaan bayi nya baik dan dapat di berikan
imunisasi BCG
3. Berdasarkan data subjektif dan objektif di dapatkan diagnosa Bayi Ny.M
umur 30 hari fisiologis dengan imunisasi BCG
4. Penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan metode SOAP
5. Hasil asuhan yang diberikan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktik yang dilakukan pada Asuhan Kebidanan Pada balita Dengan
imunisasi BCG di Puskesmas S.Parman
B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat belajar serta membaca berbagai referensi terutama agar
dapat mengetahui bagaimana cara memberikan asuhan kebidanan pada
balita dengan imunisasi BCG di Puskesmas S.Parman
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi/bahan kajian terhadap materi asuhan pelayanan kebidanan
bagi mahasiswa dalam menangani pelaksanaan asuhan kebidanan pada
balita dengan imunisasi BCG di Puskesms S.Parman.
3. Bagi Lahan Praktik
Mahasiswa diberikan waktu untuk dapat melakukan asuhan kebidanan pada
pada balita dengan imunisasi BCG di Puskesmas S.Parman.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani, 2017, Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta:

CV.Trans Info Media.

Badan Pusat Statistika Kota Banjarmasin tahun 2019

Badan Pusat Statistika Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

Kemenkes RI 2015, Buku Ajar Imunisasi. 2nd edn, Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Kesehatan, Jakarta

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Edisi 4.

Jakarta:IDAI; 2020.

Ikatan Dokter Indonesia.Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Edisi 1 .Jakarta :

IDAI; 2014

Kemenkes RI. 2019. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes; 2017

Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta:

Laporan Hasil Imunisasi Rutin Bayi Puskesmas. Dinas Kesehatan Kota

Banjarmasin:2018

Maryuni, Anik. 2014. Buku saku asuhan bayi baru lahir normal. Jakarta : Trans indo

Medika

Mardianti, M., & Farida, Y. (2020). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa Rengasdengklok Selatan
Kabupaten Karawang. Jurnal Kebidanan Indonesia : Journal Of Indonesia
Midwifery, 11(1): 17.
Nina Siti Mulyani, Mega Rinawati. 2018. Imunisasi Untuk anak. Yogyakarta:

Nuha Medika

22
Proverawati A, Citra Andhini. Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Edisi 2. Jakarta.

Nuha Medika 2017: 25-28.

Putri Ariani, A. 2017. Ilmu Gizi Dilengkapi dengan Standar Penilaian Status

Gizi Dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Ranuh IGN, Soeyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita C. 2014. Pedoman

Imunisasi Di Indonesia. 5th ed. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ranuh, I.G.N.Gde, Hadinegoro, S, Ismoedijanto, dkk. 2017. Pedoman Imunisasi

di Indonesia Edisi 6. Jakarta : IDAI

World Healt Organization tahun. 2020. Imuunization

23

Anda mungkin juga menyukai