Anda di halaman 1dari 25

PELAYANAN KESEHATAN TENTANG BAYI DAN BALITA

UPT PUSKESMAS BARADATU


(Tugas Makalah)

DISUSUN OLEH:
dr. I Wayan Okha Mahartha

Pendamping:
dr. Eka Siswantini M.Kes

UPT PUSKESMAS BARADATU


KABUPATEN WAYKANAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS MAKALAH

JUDUL MAKALAH : PEALAYANAN KESEHATAN TENTANG BAYI DAN


BALITA UPT PUSKESMAS BARADATU

Disusun Oleh : dr. I Wayan Okha Mahartha,

(PIDI Angkatan 3 tahun 2020)

Waykanan, 3 Mei 2020

Mengetahui dan Menyetujui


Pembimbing,

dr. Eka Siswantini M.Kes


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis mendapat kemudahan untuk menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul
“Pelayanan Kesehatan Tentang Bayi dan Balita UPT Puskesmas Baradatu”.

Penyusunan Tugas Makalah ini merupakan salah satu bagian dari tugas dokter Internsip
sebagai pengganti laporan Mini Project di puskesmas, selain itu dimaksudkan pula
menambah wawasan bagi masyarakat dan para pembaca. Penulis sangat tertarik mengangkat
tema tugas makalah ini berupa Pelayanan Kesehatan Tentang Bayi dan Balita UPT
Puskesmas Baradatu.

Dalam menulis Tugas Makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, yang paling utama yaitu 1) Puskesmas Baradatu, 2) dr. Eka
Siswantini M.Kes sebagai pendamping puskesmas, 3) kedua orang tua yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.

Dalam penulisan Tugas Makalah ini penulis sadar bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari
pembaca demi menyempurnakan Tugas Makalah ini.

Waykanan, 3 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II Ruang Lingkup Puskesmas...................................................................7
2.1 Profil Puskesmas…………………………...............................……………...7
2.2 Wilayah Kerja Puskesmas...............................................................................8
2.3 Gambaran Umum Lingkungan Puskesmas.....................................................9
2.4 Tenaga Kesehatan............................................................................................10
2.5 Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)..............................................12
2.6 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) ......................................14
BAB III ISI...........................................................................................................15
3.1 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi......................................................................15
3.2 Pelayanan Kesehatan Pada Balita....................................................................17
3.3 Pelayanan Imunisasi........................................................................................20
3.4 Data Pelayanan UPT Puskesmas Baradatu Tahun 2020.................................22
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................23
BAB V Saran........................................................................................................24
Daftar Pustaka.....................................................................................................25
BAB I
 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak
untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan
diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan  bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan  perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak
memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.

Untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang , dan terlindung dari


diskriminasi,kekerasan seperti penculikan dan perdagangan bayi baru lahir, maka pemenuhan
Hak bayi mendapat kebutuhan dasar harus diberikan , seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
ASI Eksklusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya
penculikan dan perdagangan bayi. Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan
dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada
di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program tersebut bertujuan
untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir, memelihara dan meningkatkan
kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak
yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.

B. RUMUSAN MASALAH
            Dilihat dari latar belakang yang menunjukkan banyaknya kasus yang terjadi pada bayi
dan balita untuk itu adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu apa-apa saja pelayanan
kesehatan yang di berikan pada bayi dan balita?
C.     TUJUAN
Tujuan umum :
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan balita berbasis perlindungan
anak, di Puskesmas dan jaringannya.
Tujuan khusus :
1. Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan tentang upaya perlindungan bagi ibu bersalin
dan bayi baru lahir serta balita
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayi baru lahir berbasis
perlindungan anak dan balita
3. Tersedianya buku panduan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berbasis
perlindungan anak dan balita
BAB II.

RUANG LINGKUP PUSKESMAS

2.1 Profil Puskesmas Baradatu

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang memegang peranan

sangat vital dalam menentukan kualitas dari Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten.

Oleh karena itu, pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas merupakan

sesuatu yang harus dilakukan, bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi

Kesehatan pada jenjang diatasnyapun tidak akan dapat memberikan indikator-indikator

yang benar terhadap tercapainya visi “Terciptanya Pelayanan yang Berkualitas dan

Profesional”.

Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas memiliki arti yang sangat penting bagi

Kabupaten, dimana akan menjadi media evaluasi pencapaian indikator- indikator yang

menunjukkan tercapai/ tidaknya Puskesmas Sehat. Lebih lanjut Sistem Informasi

Kesehatan adalah tulang punggung bagi pelaksanaan pembangunan berwawasan

kesehatan di wilayah Puskesmas. Sistem ini dapat diharapkan menjadi dasar penyedia

data dan informasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan UPT

Puskesmas Baradatu, memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan dana

atau anggaran, memberikan data dan informasi sebagai landasan pengembangan

sumber daya dan sebagainya, dengan kata lain Sistem Informasi Kesehatan harus dapat

memberikan masukan kepada para penentu kebijakan di Kecamatan Baradatu (Camat,

UPT terkait, dsb) sebagai bukti untuk dapat dilakukan pengambilan keputusan yang

berlandaskan fakta (Evidence based decision making).


2.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Secara administratif pada tahun 2019 UPT Puskesmas Baradatu memiliki wilayah kerja

yang terdiri dari 3 (tiga) kelurahan dan 19 (sembilan belas) kampung yaitu:

1) Kampung Banjar Agung dengan luas wilayah 450 Ha2 terdiri dari 9 RT/ 3 RW.

2) Kelurahan Banjar Masin dengan luas wilayah 345 Ha2 . terdiri dari 7 RT/ 3 RW.

3) Kampung Banjar Negara dengan luas wilayah 1.050 Ha2 terdiri dari 4 RT/ 4 RW.

4) Kampung Banjar Baru dengan luas wilayah 379 Ha2 terdiridari 6 RT/ 3 RW.

5) Kampung Banjar Mulia dengan luas wilayah 600 Ha2 terdiri dari 10 RT/ 5 RW.

6) Kampung Banjar Setia dengan luas wilayah 850 Ha2 terdiri dari 4 RT/ 3 RW.

7) Kampung Tiuh Balak dengan luas wilayah 1.134 Ha2 terdiri dari 10 RT/ 5 RW.

8) Kampung Mekar Asri dengan luas wilayah 406 Ha2 terdiri dari 8 RT/ 4 RW.

9) Kampung Bhakti Negara dengan luas wilayah 575 Ha2 terdiri dari 20 RT/ 4 RW.

10) Kampung Bumi Merapi dengan luas wilayah 249 Ha2 terdiri dari 10 RT/ 3 RW.

11) Kampung Bumi Rejo dengan luas wilayah 253 Ha2 terdiri dari 12 RT/ 4 RW.

12) Kampung Sukosari dengan luas wilayah 300 Ha2 terdiri dari 9 RT/ 4 RW.

13) Kampung Banjar Sari dengan luas wilayah 225 Ha2 terdiri dari 7 RT/ 3 RW.

14) Kampung Setia Negara dengan luas wilayah 825 Ha2 terdiri dari 24 RT/ 4 RW.

15) Kampung Tiuh Balak I dengan luas wilayah 200 Ha2 terdiri dari 5 RT/ 2 RW.

16) Kampung Gedong Pakuon dengan luas wilayah 121 Ha2 terdiri dari 11 RT/ 5 RW.

17) Kampung Cugah dengan luas wilayah 1.500 Ha2 terdiri dari 10 RT/ 5 RW.

18) Kampung Gunung Katun dengan luas wilayah 2.012 Ha2 terdiri dari 20 RT/ 10 RW.

19) Kampung Gedung Rejo dengan luas wilayah 800 Ha2 terdiri dari 7 RT/ 5 RW.

20) Kelurahan Campur Asri dengan luas wilayah 345 Ha2 terdiri dari 9 RT/ 4 RW.

21) Kelurahan Taman Asri dengan luas wilayah 25 Ha2 terdiri dari 12 RT/ 6 RW.

22) Kelurahan Tiuh Balak Pasar dengan luas wilayah 128 Ha2 terdiri dari 11 RT/ 3 RW
2.3 Gambaran Umum Lingkungan Puskesmas

a. Geografis

Puskesmas rawat inap Baradatu merupakan salah satu dari 19 Puskesmas di Kabupaten

Way Kanan, yang memiliki luas wilayah 16.152 km 2 atau 4,12 persen dari luas

Kabupaten Way Kanan dan di batasi oleh:

1. Kecamatan Blambangan Umpu di sebelah Utara


2. Kecamatan Gunung Labuhan di sebelah Selatan
3. Kecamatan Negeri Agung di sebelah Timur
4. Kecamatan Banjit dan Kasui di sebelah Barat
Ibu Kota Kecamatan Baradatu adalah Kelurahan Tiuh Balak Pasar, secara geografis

Kecamatan Baradatu terletak pada posisi :

Timur - Barat berada antara: 103o30, -105o45. Bujur Timur, Utara - Selatan berada

antara : 6o45, - 3o45, Lintang Selatan. Secara Topografi Kecamatan Baradatu dapat di

bagi menjadi 2 (dua) unit topografis, yaitu : daerah topografis berbukit sampai

bergunung dan daerah River Basin.

Topografi Berbukit: Lereng –lereng yang curam atau yang terjal dengan ketinggian

antara 450-1500 m dari permukan laut. Daerah ini meliputi Kampung Banjar Agung,

Banjar Masin, Banjar Setia, Gedung Rejo, Gunung Katun, Banjar Sari dan Kampung

Suko Sari.
Di Kecamatan Baradatu terdapat River Basin sungai – sungai besar dan kecil, yang

bercurah deras di beberapa tempat di hulu sedangkan di hilir terdapat aliran irigasi

persawahan yang tersebar di beberapa kampung

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Baradatu

b. Demografi

Penduduk Kecamatan Baradatu pada tahun 2019 berdasarkan data dari BPS

Kabupaten Way Kanan adalah sebanyak 39.663 jiwa. Berikut ini tabel Gambaran

Kecamatan Baradatu di perinci menurut jumlah dusun, jumlah KK, jumlah

penduduk dan luas kecamatan.


Kampung/ Luas Jumlah LK2 PR
Jumlah Jumlah
No. Kampung Penduduk
Kelurahan RT/RW KK
(Ha2) *

1 551 509
Banjar Agung 9/ 3 333 450
1060
2 464 447
Banjar Masin 7/ 3 233 345 911

3 938 882
Banjar Negara 4/ 4 534 1050 1820
479 431
4 Banjar Baru 6/ 3 280 379 910

5 945 889
Banjar Mulia 10/ 5 640 600 1834
298 281
6 Banjar Setia 4/ 3 118 850 579
7 Tiuh Balak 10/ 5 823 1134 1790 907 883
786 772
8 Mekar Asri 8/ 4 520 406 1558

9 1518 1454
Bhakti Negara 20/ 4 1.092 575 2972
10 Bumi Merapi 10/ 3 350 249 954 496 458

11 933 895
Bumi Rejo 12/ 4 565 253 1828
642 604
12 Suko Sari 9/ 4 400 300 1246

13 Banjar sari 7/3 306 225 918 463 455

14 Setia Negara 24/ 4 1.395 825 4034 2064 1970


15 Tiuh Balak I 5 /2 265 200 941 485 456
16 Gedung Pakuon 11/ 5 551 121 1397 720 677
17 Cugah 10/ 5 524 1500 1576 812 764
18 Gunung Katun 20/ 10 1.648 2012 4841 2494 2347
19 Gedung Rejo 7/ 5 305 800 1078 580 498
20 Campur Asri 9/ 4 769 345 2067 1065 1002
21 Taman Asri 12/ 6 786 25 1909 984 925
22 Tiuh Balak Pasar 11/ 3 1.069 128 3441 1773 1668

12.772
Jumlah 225/ 92 13.506 39.664 20399 19265

Tabel 1. Gambaran Kecamatan Baradatu diperinci berdasarkan Jumlah Dusun,

Jumlah KK, Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, dan

Luas Kecamatan Tahun 2019

2.4 Tenaga Kesehatan

Sebagai Unit Pelaksana Teknis dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan Puskesmas

Baradatu melakukan usulan kebutuhan tenaga kepada dinas kesehatan setelah

melakukan perencanaan tenaga kesehatan menggunakan pendekatan Analisis Beban

Kerja.

Berikut ini keadaan sumberdaya manusia kesehatan berdasarkan kompetensi dan status

kepegawaian di UPT Puskesmas Baradatu tahun 2018, seperti terlihat dalam tabel

berikut ini:

STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS TENAGA JUMLAH
PNS PTT TKS
1 Dokter Umum 4 1 0 5
2 Dokter gigi 0 0 0 0
3 Apoteker 0 0 0 0
4 Perawat Gigi 1 0 0 1
5 D.III Farmasi 0 0 2 2
6 Perawat Ners 0 0 0 0
7 Perawat S1 4 0 1 5
8 Perawat D.III 11 0 7 18
9 SPK 7 0 0 7
10 Bidan D.IV 2 0 4 6
11 Bidan D.III 34 1 21 46
12 Bidan D.I 1 0 0 1
13 Analis Kesehatan 1 0 1 2
14 Sarjana Kesehatan
4 0 1 5
Masyarakat
15 Sanitarian 3 0 0 3
16 Nutrisionis 1 0 1 2
17 SMF 1 0 0 1
18 Non Kesehatan 2 0 1 3
TOTAL 76 2 39 117

Tabel 2. Sumberdaya Manusia Kesehatan Berdasarkan Kompetensi dan Status


Kepegawaian di UPT Puskesmas Baradatu Tahun 2018

2.5 Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya

Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang

keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Upaya Kesehatan Wajib


a. Upaya Promosi Kesehatan termasuk UKS
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Bencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalin Penyakit
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
c. Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
d. Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
e. Upaya Pelayanan Kesehatan Olahraga
f. Upaya Pelayanan Kesehatan Indera
g. Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia
h. Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja
i. Upaya Kesehatan Matra

2.6 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Rawat Inap Baradatu berada di Kecamatan Baradatu
dengan wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan dan 19 kampung, dalam menjalankan
fungsi Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Puskesmas Baradatu ditunjang
dengan 1 (satu) unit Puskesmas rawat jalan, 1 (satu) Unit Rawat inap, 5 (lima ) unit
Pustu, 4 (empat) Unit Polindes, 42 (empat puluh dua) Posyandu, 1 (satu) unit ambulans
Pusling, 1 (satu) unit ambulans dan 22 (dua puluh dua) Poskesdes, serta didukung 2
unit Rumah Sakit Swasta
BAB III
ISI

3.1 PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI            


                               
1. Pengertian  Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11
bulan setelah lahir.

Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :


1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

 Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh
kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:

a. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak)


sebelum bayi berusia 1 tahun
b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)
c. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
d. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
e. Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan  pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis
anak, dokter, bidan dan perawat.
2. Jenis Pelayanan kesehatan pada bayi adalah:
a. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi
diantara kedua payudara ibunya segera setelah lahir. memberikan kesempatan bayi menyusui 
sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di dada atau perut dan kulit bayi melekat
pada kulit ibu (skin to skin contact) setidaknyaselama 1-2 jam sampai bayi menyusui sendiri.
(mitaya, 2010 : 23)

Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):

1) Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin


2) Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix,
kemudian tali pusat diikat.
3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit
bayi melekat pada kulit  ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya
diselimuti dan bayi diberi topi.
4) Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari
puting susu ibu.
5) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu.
6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam, bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam
7) Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat
dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30
menit.

b. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.
Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi
lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama
24 jam pertama.
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/
bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi
tenaga kesehatan yang memeriksa.

c. Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi baru
lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu hindari
pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan
longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.

d. Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi


Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan
suhu lingkungan.

e. Kunjungan Neonatal
Adalah : pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari

3.2 PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK BALITA

1. Defini Pelayanan Kesehatan Pada balita

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan  pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi:

1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku
KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap
bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan
berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana
pelayanan kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam
setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik
halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan).
Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di
luar gedung.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Balita


Pelayanan kesehatan pada balita yang lain adalah:

a.  Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS


KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang
dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS
harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.KMS-Balita
menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh
kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan
pada anak.

Manfaat KMS adalah :


1) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
2) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
3)  Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
b. Pemberian Kapsul Vitamin A 
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan
oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan
untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk
melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. upaya perbaikan gizi
masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami
kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun.
(Depkes RI, 2007)

c.    Pelayanan Posyandu


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Adapun jenis
pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke
Puskesmas.

d.  Manajemen terpadu balita sakit


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita)
secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu
pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll). Dalam
pelaksanaannya, MTBS ini dibedakan dalam 2 kategori, yaitu :
1. Manajemen Terpadu Bayi Muda ( Usia 1 hari sampai 2 bulan )
Pengelolaan bayi sakit pada usia 1 hari sampai 2 bulan ini, meliputi penilaian tanda
dan gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan
pengobatan, pemberian konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam
manajemen terpadu bayi muda ini, dilakukan pengelolaan terhadap penyakit-penyakit
yang lazim terjadi pada bayi muda, antara lain adanya kejang, gangguan nafas,
hipotermi, kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare serta
kemungkinan berat badan rendah dan masalah pemberian ASI.

2.    Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan sampai 5 Tahun


Tahapan pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada usia 2 bulan sampai 5
tahun ini sama seperti manajemen terpadu  bayi muda, yaitu penilaian tanda dan gejala,
penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan,
pemberian konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam MTBS usia 2 bulan
sampai 5 tahun ini, dilaksanakan pengelolaan terhadap beberapa penyakit pada anak usia
2 bulan sampai 5 tahun. Beberapa penyakit yang lazim terjadi pada anak usia 2 bulan
sampai 5 tahun, aantara lain adanya tanda bahaya umum ( tidak bias minum atau
menetek, muntah, kejang, letargis, atau tidak sadar ), batuk dan sukar bernafas, diare,
demam, masalah telinga, status gizi buruk ( malnutrisi dan anemia ). Kegiatan MTBS
memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:

1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit


(selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani
pasien asalkan sudah dilatih).

2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan


dalam 1 kali pemeriksaan MTBS). sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian balita, Departemen kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah
mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) yang
mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai
tahun 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.
3)   Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan).

3.3 Pelayanan Immunisasi


Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari
infeksi penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan),
Polio, Campak dan Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-
penyakit, terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari
kematian..vaksin yang di gunakan  adalah :

1)  BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis


2)  Polio oral vaksin : Untuk mencegah penyakit polio
3)  DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertuis, dan Tetanus
4)  Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
5)  Campak : Untuk mencegah penyakit Campak
3.4 Data Pelayanan UPT Puskesmas Baradatu Tahun 2020

Jenis Penerima Target


Indikator Pencapaia Prosentas
No Layanan Layanan Tahun Sasaran Kesenjangan
Kinerja n e
Dasar Dasar 2020
Pelayanan Cakupan
Kesehatan Bayi Baru Pelayanan
1 100 725 676 93.2 6.8
Bayi Baru Lahir Kesehatan
lahir Neonatal

Cakupan KN3 100 725 676 93.2 6.8

Cakupan
Kunjungan 100 19,003 95 5
Bayi
Cakupan
Kunjungan 100 17,500 99 1
Balita
Pelayanan
2 Kesehatan Balita Cakupan D/S 100 36,414 69 31
Balita

Cakupan N/D 100 25,041 77 23

Cakupan
Baduta Gakin
100 152 100 -
mendapatkan
MP ASI
Cakupan
Balita Gizi
Buruk 100 0 0 0
mendapat
perawatan

Note : Data diatas dari bulan januari 2020 s/d oktober 2020
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11
bulan setelah lahir.
Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :
a. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
b. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
c. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bula
d. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

Pelayanan kesehatan pada bayi tersebut meliputi :


a. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun
b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)
c. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
d. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit
dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
e. Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan
BAB V
SARAN

Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
tentang pelayanan kesehatan pada bayi dan balita.Dan harapan penulis makalah ini tidak
hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis
walaupun makalah ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayi-
dan.html#ixzz33XxTpHO1
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayi-
dan.html
http://www.gizikia.depkes.go.id/download/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-
Neonatal-Esensial

Anda mungkin juga menyukai