Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global yang
memengaruhi 1,62 milyar penduduk dunia (WHO, 2008). Anemia
merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah yang
kurang dari normal. Menurut World Health Organization (WHO), anemia
pada wanita prahamil adalah kadar hemoglobin kurang dari 12 gr/dl
(Kotwal, 2016). Menurut WHO (2013) prevalensi anemia di dunia berkisar
40-88%. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 didapatkan bahwa
prevalensi anemia di Indonesia sebesar 21,7%. Proporsi anemia pada
perempuan tidak hamil umur >= 15 tahun adalah 22,7%. Keadaan ini
merupakan akibat dari asupan zat gizi besi dari makanan yang baru
memenuhi 40% dari kecukupan. Hal tersebut berlanjut mengakibatkan
anemia pada ibu hamil dengan prevalensi sebesar 37,1% menurut Riskesdas
tahun 2013 dan meningkat menjadi 48,9% pada Riskesdas tahun 2018.
Prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri di NTB belum tercatat
dengan baik, namun angka anemia pada ibu hamil tahun 2013 tercatat 56,5%
(Dinkes NTB, 2016). Tidak didapatkan data mengenai prevalensi anemia di
Lombok Timur, namun dari pemeriksaan kadar Hb pada 10% remaja putri di
wilayah kerja Puskesmas Aikmel didapatkan angka anemia sebanyak 1,51%.
Anemia memberikan efek yang buruk pada pencapaian prestasi di
sekolah. Lebih lanjut lagi, anemia pada remaja putri dapat berlanjut sampai
saat masa kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan
persalinan berupa perdarahan. Keadaan ini juga dapat berpengaruh pada
hasil reproduksi yang buruk berupa anak yang mengalami gangguan
pertumbuhan, gangguan perkembangan sel otak, dan gangguan
perkembangan mental, sehingga tidak terlahir generasi yang cerdas.
Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke 65 yang
menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan anak,
dengan komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada WUS
pada tahun 2025. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut maka pemerintah

1
Indonesia melakukan intensifikasi pencegahan dan penanggulangan anemia
pada Remaja putri dan WUS dengan memprioritaskan pemberian TTD
melalui institusi sekolah. Pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja
putri dengan target sebesar 30% pada tahun 2019 juga telah dijadikan
sebagai salah satu indikator pembinaan perbaikan gizi masyarakat (Depkes
RI, 2015).
Pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri
melalui institusi sekolah di wilayah kerja Puskesmas Aikmel telah dilakukan
dalam beberapa tahun terakhir, namun target konsumsi (100%) masih belum
tercapai. Hal ini dapat diketahui dengan adanya sisa TTD yang
dikembalikan dan stok TTD yang masih tersisa di depo obat. Target
konsumsi tidak tercapai dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan
yang menyeluruh tentang anemia dan program TTD secara utuh. Dalam
upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan anemia
dan program TTD maka dapat dilakukan sebuah gerakan untuk
mengkampanyekan program ini dan metode penyuluhan kesehatan dapat
diperkaya dengan memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media
promosi kesehatan. Oleh karena itu, untuk membantu mengkampanyekan
program pemberian TTD di wilayah kerja puskesmas aikmel, maka akan
dilakukan suatu program bernama “GEMA SETIA”. Kegiatan ini
diharapkan akan mendukung dalam melakukan promosi kesehatan dan
meningkatan capaian target konsumsi TTD di wilayah kerja Puskesmas
Aikmel.
1.2. Rumusan Masalah
Pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri
melalui institusi sekolah di wilayah kerja Puskesmas Aikmel telah dilakukan
dalam beberapa tahun terakhir, namun target konsumsi (100%) masih belum
tercapai. Target konsumsi tidak tercapai dapat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan yang menyeluruh tentang anemia dan program TTD secara
utuh.
1.3. Tujuan Kegiatan
1. Menyuarakan pentingnya program pemberian TTD bagi remaja putri.

2
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang anemia dan
pencegahannya.
1.4. Manfaat Kegiatan
1. Puskesmas
a. Meningkatkan media promosi kesehatan terutama tentang kesehatan
remaja.
b. Meningkatkan capaian konsumsi TTD remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Aikmel.
2. Masyarakat
Sebagai sarana mendapatkan informasi tentang kesehatan terutama
kesehatan remaja.
3. Dokter Internship
Sebagai tambahan pengalaman dan ilmu dalam meningkatkan
kompetensi sebagai dokter umum terutama dalam hal promotif dan
preventif.

Anda mungkin juga menyukai