Anda di halaman 1dari 9

127

BAB 3
PERENCANAAN

3.1 Planning Of Action (POA) KIA-KB Puskesmas Krembangan Selatan Kelurahan Kemayoran Kecamatan Krembangan
Surabaya
Tabel 3.1 POA KIA-KB Puskesmas Krembangan Selatan
Waktu Penanggung
No Masalah Tujuan Solusi Indikator keberhasilan
Pelaksanaan jawab
1 Belum ada Memperjelas Melakukan a. Terlaksananya advokasi Tanggal 23 Juni Velomena
uraian tugas tanggung jawab dan advokasi dan dan rekomendasi tugas 2015 Marjelija Murung,
yang spesifik wewenang bidan merekomendasi dan wewenang bidan S.Keb
untuk bidan kordinator yang ada tugas dan kordinator
koordinator di Puskesmas wewenang bidan b. Pihak puskesmas
kordinator kepada menandatangani berita
pihak puskesmas acara advokasi

3.2 Planning Of Action (POA) Wilayah Binaan RT 11/ RW 02 Kelurahan Kemayoran Kecamatan Krembangan Surabaya

Tabel 3.2 POA Wilayah Binaan


Waktu Penanggun
No Masalah Tujuan Solusi Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan g Jawab
1 Hanya Meningkatkan Melakukan a. Terlaksanannya penyuluhan Tanggal 21 Juni Laras
sebagian kecil pengetahuan PUS penyuluhan kepada tentang deteksi dini kanker 2015 pukul 09.30 Handayani,
PUS di RT 11/RW 02 PUS RT 11/RW02 serviks dan kanker payudara WIB di musholah S.Keb
mengetahui kelurahan kelurahan kemayoran b. Penyuluhan dihadiri ± 20 RT 11 RW 02
tentang deteksi kemayoran tentang tentang deteksi dini peserta Kelurahan
dini kanker deteksi dini kanker kanker serviks dan c. Terdapat 3 peserta yang Kemayoran
serviks dan serviks dan kanker payudara bertanya tentang materi
128

kanker payudara penyuluhan


payudara d. Peserta mampu menjelaskan
kembali tentang fungsi
pemeriksaan IVA/papsmear
dan mampu memperagakan
SADARI
2 Hampir seluruh PUS di RT 11/RW  Melakukan a. Terlaksanannya penyuluhan  Penyuluhan Rasyidah,
PUS tidak 02 kelurahan penyuluhan kepada tentang pemeriksaan IVA dan tanggal 21 Juni S.Keb
pernah kemayoran PUS RT 11/RW02 Pap Smear. 2015 pukul
melakukan IVA mengerti tentang kelurahan b. Penyuluhan dihadiri ± 20 09.30 WIB di
dan Pap Smear pentingnya kemayoran peserta musholah RT 11
pemeriksaan IVA  Memfasilitasi dan c. Minimal 5 peserta penyuluhan RW 02
dan Pap Smear dan melakukan mendaftarkan diri untuk Kelurahan
tertarik untuk pemeriksaan IVA di melakukan pemeriksaan IVA Kemayoran.
melakukan puskesmas  Pelaksanaan
pemeriksaan IVA pemeriksaan
sesuai
kesepakatan
dengan peserta.

3 Hanya Ibu bayi dan balita Melakukan a. Terlaksanannya penyuluhan Tanggal 21 Juni Ressania
sebagian kecil di RT 11/RW 02 penyuluhan kepada ASI eksklusif 2015 pukul 10.00 F.E, S.Keb
bayi dan balita kelurahan PUS, ibu hamil di RT b. Penyuluhan dihadiri ± 20 WIB di musholah
yang kemayoran 11/RW 02 kelurahan peserta RT 11 RW 02
mendapatkan bersedia kemayoran tentang c. Peserta mampu menjelaskan Kelurahan
ASI Eksklusif memberikan ASI ASI eksklusif kembali tentang manfaat ASI Kemayoran
eksklusif eksklusif
d. 3 peserta bertanya materi
penyuluhan
4 Hanya Memberikan Melakukan a. Terlaksanannya penyuluhan Tanggal 21 Juni Indry
129

sebagian kecil pendidikan tentang penyuluhan KRR tentang kesehatan reproduksi 2015 pukul 11.00 Harvika,
remaja di RT kesehatan kepada remaja RT 11 b. Penyuluhan dihadiri ± 20 WIB di musholla S.Keb
11 RW 02 yang reproduksi pada RW 02 kelurahan peserta RT 11 RW 02
telah remaja di RT kemayoran. c. Peserta mampu mereview dan Kelurahan
mendapatkan 11/RW 02 menyimpulkan pesan yang Kemayoran
pendidikan kelurahan disampaikan dalam video yang
kesehatan kemayoran diputar
reproduksi. d. 3 peserta bertanya materi
penyuluhan
e. Peserta yang ditunjuk mampu
menjelaskan kembali tentang
perubahan fisik pada wanita
dan laki-laki.
5 Hampir seluruh Kepala keluarga di Melakukan a. Terlaksanannya penyuluhan Tanggal 21 Juni Heraldhika
rumah tidak RT 11/RW 02 penyuluhan kepada tentang PHBS 2015 pukul 10.30 L, S.Keb
melakukan kelurahan Kepala Keluarga RT b. Penyuluhan dihadiri ± 30 WIB di musholah
PHBS kemayoran 11/RW 02 kelurahan peserta RT 11 RW 02
(terutama menerapkan 10 kemayoran tentang 10 c. 3 peserta memberikan Kelurahan
merokok) PHBS di rumah sasaran PHBS. pertanyaan Kemayoran
Dan mampu d. Peserta yang ditunjuk mampu
menjelaskan menjelaskan kembali 10
kembali bahaya sasaran PHBS dan mampu
merokok menjelaskan kembali bahaya
merokok
130

6 3 dari 5 ibu Semua ibu hamil  Melakukan a. Terlaksanaannya kunjungan Tanggal 24 dan Handinis
hamil belum melakukan kunjungan rumah rumah kepada seluruh ibu 25 Juni 2015 Sonya
melakukan pemeriksaan PITC kepada ibu hamil hamil di RT 11 RW 02 R.K.W,
pemeriksaan untuk menyepakati kelurahan kemayoran S.Keb
PITC pemeriksaan PITC b. Menyepakati pemeriksaan
 Memfasilitasi PITC oleh ibu hamil
pemeriksaan PITC c. Terlaksananya pemeriksaan
di puskesmas PITC pada ibu hamil RT 11
RW 02 kelurahan kemayoran
7 2 dari 5 ibu ibu hamil di RT 11/  Melakukan a. ibu hamil di RT 11 RW 02 Tanggal 24 dan Nunce
hamil belum RW 02 kelurahan kunjungan rumah Kelurahan Kemayoran yang 25 Juni 2015 Sribanun,
melakukan Kemayoran (home visite) telah dilakukan home visite S.Keb
pemeriksaan melakukan kepada ibu hamil bersedia untuk melakukan
ANC secara pemeriksaan ANC agar bersedia pemeriksaan ANC sesuai
teratur secara teratur melakukan kebutuhan minimal 1x pada
pemeriksaan ANC TM I, 1x pada TM II dan 2x
secara teratur pada TM III
 Menyepakati dan b. 2 ibu hamil difasilitasi untuk
memfasilitasi melakukan pemeriksaan
pemeriksaan kehamilan di puskesmas.
kehamilan di
puskesmas
3.3 Program Kegiatan Inovasi
3.3.1. Program Kegiatan Inovasi KIA-KB
3.3.1.1 Pengadaan Hand Rub
1. Latar Belakang
Infeksi nosokomial atau infeksi yang terjadi di pelayanan kesehatan,
yang saat ini disebut sebagai Healthcare Associated Infection (HAIs),
adalah infeksi yang berhubungan dengan asuhan pelayanan kesehatan.
HAIs merupakan masalah yang menjadi penyebab langsung maupun tidak
langsung kematian pasien. Kegiatan cuci tangan di galakkan untuk
menjadi suatu budaya bagi kita terutama sebagai tenaga kesehatan karena
tangan adalah media transmisi patogen tersering di fasilitas kesehatan.
Perlu anda ketahui juga bahwa kebersihan tangan saat ini merupakan
indikator kualitas patient safety, karena kegagalan dalam melakukan cuci
tangan merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, penyebaran
mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan
merupakan kontributor terhadap timbulnya wabah.
Sebelum melakukan cuci tangan, perlu diketahui akan adanya “Five
Moments” yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptik, sesudah terkena cairan tubuh pasien, sesudah kontak
dengan pasien dan sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
Alkohol Based-Hand Rub adalah suatu produk berbasiskan alkohol
(dalam bentuk cair, gel atau foam/busa), yang dirancang untuk
diaplikasikan pada tangan guna menonaktifkan atau menghancurkan
mikroorganisme sekaligus menghambat atau menekan pertumbuhannya.
Hand Rub (antiseptik tanpa bilas terbaik) merupakan kombinasi antara
Alkohol 60% - 80% dengan Chlorhexidine terkait dengan daya bunuh
bakteri dan spektrumnya, dan waktu tinggal reaksi yang lebih lama. Cuci
tangan menggunakan handrub yang berbasis alkohol dengan khlorheksidin
2%, waktu yang diperlukan adalah 20 – 30 detik.

2. Masalah
Sarana cuci tangan di poli KIA-KB dan imunisasi hanya berupa
wastafel sehingga kemungkinan terjadi pemborosan pemakaian air. Selain
itu, cuci tangan dengan menggunakan sabun membutuhkan waktu 40-60
detik
3. Rencana Pelaksanaan
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, upaya yang kami
lakukan untuk mengoptimalkan pencegahan penyebaran infeksi antara
petugas kesehatan dengan pasien adalah dengan mengadakan pengadaan
Hand Rub.

3.3.1.2 Pengadaan alur penatalaksanaan kegiatan di Kamar Bersalin (bagan


penanganan syok anafilaktik, 58 langkah APN, posisi meneran).
1. Latar belakang .
Faktor penyebab kematian ibu di Indonesia secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre
eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu
hamil seperti 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan
terlalu dekat jarak kelahiran). Tetapi faktor yang mempersulit proses
penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti 3 terlambat
(terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan
kegawatdaruratan) (DepKes, 2008).
Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan terjadinya kematian ibu dan
bayi maka diperlukan adanya prosedur tetap atau alur penanganan
kegawatdaruratan (bagan penanganan HPP, bagan penanganan syok
anafilaktik)

2. Masalah
Rawat inap Puskesmas Krembangan Selatan belum menempelkan alur
penanganan kegawatdaruratan obstetri salah satunya penanganan syok
anafilaktik. Perlu ditambahkan juga langkah-langkah asuhan persalinan normal
(58 langkah APN), serta gambar posisi-posisi melahirkan.
3. Tujuan
 Membantu tenaga kesehatan yang bertugas untuk mengingat dan
menerapkan alur yang sudah ada.
 Mempercepat penatalaksanaan dan penanganan kegawatdaruratan
obstetri.
4. Rencana pelaksanaan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas usaha yang dapat kami
upayakan adalah pengadaan bagan alur penanganan haemoragia post partum
(HPP), bagan penanganan syok anafilaktik, asuhan persalinan normal (58
langkah APN), serta gambar posisi-posisi melahirkan.

3.3.2 Program Kegiatan Inovasi Wilayah Binaan


3.3.2.1 Bank Golongan Darah
1. Latar belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) senantiasa
menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Kematian
ibu menurut WHO adalah kematian wanita selama kehamilan atau dalam periode
42 hari setelah berakhir kehamilan terlepas dari beberapa lama kehamilan
berlangsung atau dimana lokasinya. Di negara berkembang, sekitar 12% hingga
15 % wanita hamil mengalami komplikasi serius yang mengancam jiwa
(Kepmenkes, 2010).
Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanangkan program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker yang merupakan
upaya terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru
lahir. Melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus
merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian
masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru
lahir (Depkes RI, 2010).
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
adalah suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka
peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu hamil,
termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Dengan data dalam stiker, suami, keluarga, kader, dukun, bersama bidan di
desa dapat memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu
hamil, untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar pada saat antenatal,
persalinan dan nifas, sehingga proses persalinan sampai nifas termasuk
rujukannya dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan
kematian ibu serta bayi yang dilahirkan selamat dan sehat.
Program ini sebenarnya sudah lama ada sejak program Safe Motherhood
dan program Kesehatan Ibu dan Anak ada. Penerapan program P4K ini
merupakan tindak lanjut yang lebih kongkret yang melibatkan masyarakat.
Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil
terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran
aktif unsur – unsur masyarakat seperti kader dan tokoh masyarakat. Yang didata
dari ibu hamil tersebut yaitu :
 Lokasi tempat tinggal ibu hamil
 Identitas ibu hamil
 Taksiran persalinan
 Penolong persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat
persalinan.
 Calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta
pembiayaan

2. Masalah
Wilayah binaan belum memiliki daftar nama calon pendonor darah untuk ibu
hamil.
3. Tujuan
 Adanya dukungan sukarela dari keluarga dan masyarakat dalam
perencanaan persiapan persalinan ibu hamil dalam hal donor darah
untuk proses persalinan termasuk menghadapi kegawatdaruratan ibu
hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir
 Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi
komplikasi selama kehamilan, persalinan, persalinan, dan nifas
 Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini pada ibu hamil
 Adanya nama calon pendonor darah yang sudah siap jika sewaktu –
waktu dibutuhkan, baik untuk ibu hamil mauun masyarakat lain yang
membutuhkan.
4. Rencana Pelaksanaan
Setiap ibu hamil yang berada di wilayah binaan yang belum mengetahui
golongan darahnya akan dilakukan pemeriksaan GOLDA beserta suami dan
keluarga yang bersedia menjadi calon pendonor darah, sehingga mengetahui
golongan darahnya, begitupun ibu hamil yang sudah mengetahui golongan
darahnya akan bersama suami dan keluarganya yang bersedia menjadi calon
pendonor darah.
Begitupun masyarakat sekitar tempat tinggal ibu yang bersedia menjadi calon
pendonor darah akan diperiksakan GOLDA dan akan ditulis semua daftar nama
calon pendonor darah dan setelah diperiksa akan ditulis nama golongan darahnya
kemudian daftar nama tersebut akan disimpan oleh kader yang bertanggung
jawab, dan apabila sewaktu – waktu membutuhkan pertolongan, masyarakat siap
sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami komplikasi
tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat.
Daftar nama calon yang sudah tertulis tersebut juga bisa membantu
masyarakat lain (bukan hanya ibu hamil), jika sewaktu-waktu membutuhkan
pendonor darah.

Anda mungkin juga menyukai