Anda di halaman 1dari 185

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN GANGGUAN


SISTEM PENCERNAAN : APPENDICITIS AKUT
DI RUANG BEDAH SENTRAL (OK)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI TAHUN
2022

MAKALAH
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari

KELOMPOK : III
NO. NAMA NIM
1. DESI PERMATA SARI 22222015
2. RONALDI PRATAMA 22222064
3. PRISILIA MONIKA PUTRI 22222053
4. NILAM CAHYA 22222049
5. SHINTA FEBRINA 22222069
6. AYU QORIMAH ISLAMIAH 22222014
7. NOVIANA 22222050
8. DINDA WULANDARI 22222022
9. DEVI NINA INDRIANI 22222017
10. MEILINDA ARISTIANI 22222042

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

i
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN : APPENDICITIS AKUT DI RUANG

BEDAH SENTRAL (OK) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PALEMBANG BARI TAHUN 2022”

Palembang, Oktober 2022


Menyetujui,

Pembimbing Klinik (Ci) Pembimbing Akademik

Yandrimon, S.ST Apriyani, S.Kep., Ns., M.Kep


NIP : 197201251996031002 NBM :1206302

Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Bembi Farizal, S.ST.Pi., MM


NIP: 198707012010011001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN : APPENDICITIS AKUT DI RUANG

BEDAH SENTRAL (OK) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PALEMBANG BARI TAHUN 2022”

PEMBIMBING

Pembimbing Lahan : Yandrimon, S.ST (.................................)

Pembimbing Lahan : Ns. Ronal Sinaga, Skep (.................................)

Pembimbing Lahan : Ns. Imawan Saputra, S.Kep (.................................)

iii
Pembimbing Akademik : Apriyani, S.Kep., Ns., M.Kep (.................................)

Pembimbing Akademik : Sutrisno, M.Kep., Sp.Kep.K (.................................)

Palembang, Oktober 2022


Ka.Bag Pendidikan dan Pelatihan
RSUD Palembang BARI

Bembi Farizal, S.ST.Pi., MM


NIP: 198707012010011001
VISI,MISI DAN MOTTO RSUD PALEMBANG BARI

- Visi:

Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.

- Misi:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yg berorientasi pada

keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan pada

etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

b. Meningkatkan mutu manejement sumber daya kesehatan.

iv
c. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit pendidikan

dan pelatihan di Indonesia.

- Motto:

Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan laporan kasus kelompok ini dengan judul ”Asuhan
Keperawatan Pada An. R Dengan Gangguan Sistem Pencernaan ; Appendicitis
Akut di Ruang Bedah Sentral (OK) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI Tahun 2022” Penulisan laporan kasus ini dilakukan dalam rangka tugas
Profesi Ners di Institut Ilmu Kesehatandan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyusunan laporan kasus ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari akademik maupun lahan praktik, sangat sulit untuk menyelesaikan
laporan kasus ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Makiani,SH.,MM.,MARS, selaku Direktur RSUD Palembang Bari.


2. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes selaku rektor Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Dr. Amalia, M.Kes, sebagai wakil direktur pelayanan RSUD Palembang
Bari.
4. Bapak Dr. Alfarobi, M.Kes, selaku Wakil Direktur Umum RSUD Palembang
Bari..
5. Bapak Bembi Farizal, S.ST.Pi.,MM, selaku Ka.Bag Diklat RSUD Palembang
Bari.
6. Ibu Hj.Masrianah,S.Kep.,Ners.,M.Kes, selaku Ka Bag Keperawatan RSUD
Palembang Bari.
7. Ibu Bety Maryanti, SKM.,M.Kes, selaku Ka Sub Bag Kerja sama &
Pendidikan RSUD Palembang Bari.
8. Bapak Ismardi, S.Kep.,Ners., selaku kordinator CI keperawatan RSUD

vi
Palembang Bari
9. Bapak Yandrimon, S.ST., selaku CI di ruang bedah sentral (OK) RSUD
Palembang Bari.
10. Bapak Ns. Ronal Sinaga, S.Kep, selaku CI di ruang bedah sentral (OK)
RSUD Palembang Bari.
11. Bapak Ns. Imawan Saputra, S.Kep, selaku CI di ruang bedah sentral (OK)
RSUD Palembang Bari.
12. Ibu Siti Romadhoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
13. Ibu Apriyani ,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen pembimbing pada Profesi
Ners Institut Ilmu Kesehatandan Teknologi Muhammadiyah Palembang.
14. Bapak Sutrisno, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.K, selaku dosen pembimbing
pada Profesi Ners Institut Ilmu Kesehatandan Teknologi Muhammadiyah
Palembang.

Akhir kata kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan kasus ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu kedepannnya. Aamiin.

Palembang, 12 Oktober 2022


Penulis

Kelompok 3

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
VISI, MISI DAN MOTTO........................................................................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian............................................................................. 3
C. Waktu dan Tempat............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 8
A. Profil RSUD Palembang BARI............................................ 5
B. Konsep Teori........................................................................ 12
C. Konsep Asuhan Keperawatan Secara Teoritis...................... 22
D. NCP...................................................................................... 26
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................... 50
A. Pengkajian............................................................................ 50
B. Analisa Data......................................................................... 80
C. Diagnosa Keperawatan.................................................................... 80
D. Intervensi.......................................................................................... 101
E. Implementasi........................................................................ 110
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 136
A. Hasil Asuhan Keperawatan. . 136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 138
A. Kesimpulan.................................................................. 138
B. Saran............................................................................. 139

viii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 140
LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apendiks vermiformis berasal dari bahasa latin “vermiforma” yang


berarti “berbentuk cacing”, peradangan yang terjadi pada apendiks
vermiformis disebut apendisitis (Nurkhalizah, 2021). Apendisitis
merupakan peradangan pada usus buntu. Organ ini berbentuk kerucut
memanjang dengan panjang sekitar 6 - 9 cm dengan pangkal terletak
pada bagian sekum yang terletak pada kuadran perut kanan
bawah(Alfisahrinie et al, 2021).

Apendisitis akut adalah suatu kondisi inflamasi pada apendiks yang


menyebabkan timbulnya nyeri abdomen terutama pada bagian kanan
bawah (Alnaz, 2020). Pada apendisitis akut, organisme asing akan
menyerang dinding apendiks dan bersarang di submukosa yang
mengandung jaringan ikat dan limfoid. Jaringan limfoid ini akan
mengalami hiperplasia sebagai respons terhadap adanya
peradangan(Thomas, 2016).

Terdapat 259 juta kasus Apendisitis pada laki-laki di seluruh Dunia


yang tidak terdiagnosis, sedangkan pada perempuan terdapat 160 juta kasus
Apendisitis yang tidak terdiagnosis. (Hawari, 2020).Kasus apendisitis
ditemukan pada semua umur, sering terjadi pada usia 20-30 tahun. Di Asia
Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama sebagai angka kejadian
Apendisitis akut tertinggi dengan prevalensi 0.05%, diikuti oleh Filipina
sebesar 0.022% dan Vietnam sebesar 0.02%. Dari hasil Survey Kesehatan

1
2

Rumah Tangga (SKRT) 2014 di Indonesia, Apendisitis menempati urutan


tertinggi di antara kasus kegawatdaruratan abdomen.
Kejadian Apendisitis akut di negara berkembang tercatat lebih
rendah dibandingkan dengan negara maju. Di Asia Tenggara, Indonesia
menempati urutan pertama sebagai angka kejadian Apendisitis akut
tertinggi dengan prevalensi 0.05%, diikuti oleh Filipina sebesar 0.022%
dan Vietnam sebesar 0.02% (Wijaya, et al, 2020). Kejadian apendisitis akut
di negara berkembang tercatat lebih rendah dibandingkan dengan negara
maju. Di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama sebagai
angka kejadian Apendisitis akut tertinggi dengan prevalensi 0.05%, diikuti
oleh Filipina sebesar 0.022% dan Vietnam sebesar 0.02% (Wijaya, et al,
2020).

Apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang


disebabkan oleh obstruksi pada lumen apendiks. Obstruksi lumen apendiks
menyebabkan suplai darah terganggu oleh karena invasi bakteri dan
distensi lumen yang 2 jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan
komplikasi yaitu gangren dan perforasi (Zabala, 2017).

Gejala klinis pada apendisitis akut dimulai dengan adanya nyeri


hebat di area kuadaran kanan bawah abdomen yang disertai gejala mual,
muntah dan demam. Gejala yang tidak membaik lebih dari 48 jam bisa
terjadi pada pasien lansia (Maros and Juniar 2016).Pada apendisitis akut
yang tidak diagnosis dan diobati secara dini maka akan menyebabkan
apendisitis perforasi, sehingga memiliki risiko komplikasi yang
berkelanjutan seperti peritonitis maupun abses.

Kasus apendisitis akut memerlukan penanganan yang tepat serta


penegakan diagnosis yang cepat. Diagnosis apendisitis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
3

Pemeriksaan suhu tubuh dapat dijadikan penegak diagnosis apendistis


dimana suhu tubuh dibawah <37˚c pada pasien yang perfosi didapati
demam tinggi dengan suhu tubuh diatas 38.3˚C (Sani, Febriyani, &
Hermina, 2020). Alat diagnostik yang mampu membantu pencitraan
apendisitis adalah computed tomography scan (CT-Scan) dan
ultrasonografi 4 (USG). Salah satu pemeriksaan pada penderita apendisitis
yang cepat adalah pemeriksaan laboratorium dengan menilai leukosit dan
neutrofil hitung jenisnya(Snyder, 2018). Pemeriksaan leukosit merupakan
salah satu pemeriksaan laboratorium awal untuk mendeteksi apendisitis
dengan ditandai adanya leukositosis.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk melakukan penerapanAsuhan Keperawatan pada
An.R dengan gangguan sistem pencernaan “Apendisitis Akut”
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu memahami konsep teori penyakit Apendistis
b. Mampu memahami tentang pengkajian dalam memberikan
asuhan keperawatan pada An.R dengan apendisitis
c. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien
Apendistis.
d. Mampu merencanakan ashuan keperawatan pada pasien
Apendistis.
e. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan
pada pasien Apendistis.
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan
pasien Apendistis.
4

1.3 Waktu dan Tempat


1.3.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan dinas bagi mahasiswa Profesi Ners
IkesT Muhammadiyah Palembang, di RSUD Palembang Bari
berlangsung selama 3 minggu dengan rincian waktu sebagai
berikut:
a 27 September s.d.02 Oktober 2022 (Minggu Pertama)
b 03 Oktober s.d 09 Oktober 2022 (Minggu Kedua)
c 10 Oktober s.d 15 Oktober 2022 (Minggu Ketiga)

1.3.2 Tempat Pelaksanaan


Tempat pelaksaan dinas bagi mahasiswa Profesi Ners
IkesT Muhammadiyah Palembang, di RSUD Palembang Bari
dengan rincian sebagai berikut:
a Minggu Pertama di Ruang Bedah Sentral (OK) RSUD
Palembang Bari
b Minggu Kedua di Ruang PDL Non Infeksi RSUD Palembang
Bari
c Minggu Ketiga di Ruang PDL Infeksi RSUD Palembang Bari
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI

2.1.1 Selayang Pandang

Rumah Sakit umum Daerah palembang BARI merupakan


unsur penunjang pemerintah daerah di bidang kota pelayanan
kesehatan yang merupakan satu - satunya Rumah sakit milik
pemerintah kota palembang BARI terletak di jalan panca usahaN0.1
Kelurahan 5 Ulu Kecamatan seberang Ulu 1 dan berdiri diatas tanah
seluas 4,5 H.Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari jalan raya
jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001, dibuat jalan alternatif
dariJakabaring menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros
Jakabaring..

2.1.2 Visi, Misi, dan Motto

Visi:

Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.

Misi:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yg berorientasi pada

keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan

pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan

masyarakat.

1
2

b. Meningkatkan mutu manejement sumber daya kesehatan.

c. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit

pendidikan dan pelatihan di Indonesia.

Motto:

Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.

Tujuan:

a. Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai


standarmutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang teijangkau yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2.1.3 Sejarah
a. Sejarah Berdirinya
Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994
dahulunya merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha,
kemudian diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI tanggal19
Juni 1995 dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997
lalu ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C pada
tanggal 10 November 1997. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
HK.00.06.2.2.4646 , RSUD Palembang BARI memperoleh status
Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November 2003
kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.Pembangunan gedung dimulai dimulai pada tahun 2005
yakni Gedung Bedah Central dan dilanjutkan lagi pada tahun
3

berikutnya (2006) pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun


2007 dilanjutkan dengan pembangunan : Gedung Administrasi,
Gedung Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi,
Gedung Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP,
dan Cafetaria. Pada5februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI
Nomor : YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI
memperoleh status Akreditasi penuh tingkat lanjut . Serta
Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI
berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No. 915.b tahun 2007
penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD(PPK-BLUD)
secara penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun
2008 meliputi Gedung Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat
Darurat, Gedung Instalai Gizi (Dapur), GedungLoundry, Gedung
VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan
sebagai Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota palembang
provinsi sumatera selatan tanggal 2 april 2009. Adapun
pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009 meliputi :
Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi Medik
serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang
berlangsung di tahun 2010-2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III,
Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan
Musholah.
4

1) Pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1994 Rumah SakitUmum


Daerah Palembang BARI merupakan geduangPoliklinik atau
Puskesmas Panca Usaha.
2) Pada tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI. Maka dengan SK
DepkesNomor 1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 10
November1997 di tetapkan menjadi Rumah Sakit Umum kelas
C.
3) Kepmenkes RI Nomor: HK.00.06.2.2.4646 tentangpemberian
statu akreditas penuh tingkat dasar kepadaRumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI, tanggal 07 November 2003.
4) Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian
status akreditasi penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 05 Februari 2008.
5) Kepmenkes RI Nomro: 24l/MENKES/SK/IV/2009 tentang
peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI menjadi kelas B, tanggal 02 April 2009.
6) Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD Rumah Sakit Umum Daerah
palembang BARI berdasarkan keputusan wali kota Palembang
No. 915 B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang
BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
7) KARS-SERT/363/1/2012 tentang status akreditas lulus tingkat
lengkap kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI,
tanggal 25 Januari 2012.
b. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
1) Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala
Poliklinik atau Puskesmas Panca Usaha.
2) Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG
sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
5

3) Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr. H.


Dahlan Abbas, SpB.
4) Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari 2001:
Pelaksana Tugas dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
5) Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah
Puspita, H. A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang
BARI.
6) Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani,
S.H.,M.M.,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

c. Fasilitas dan Pelayanan


1) Fasilitas
a) Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 Jam
b) Farmasi atau Apotek 24 Jam
c) Rawat Jalan atau Poliklinik Spesialis
d) Bedah Sentral
e) Central Sterilized Suplay Separtemen (C S SD)
f) Unit Rawan Intensif (PICU, NICU& CICU)
g) Rehabilitation Medik
h) Radiologi 24 jam
i) Laboratorium Klinik 24 Jam
j) Patologi Anatomi
k) Bank Darah
l) Hemodialisa
m) Medical Check Up
n) ECG dan EEG
o) USG 4 Dimensi
p) Endoskopi
q) Kamar Jenazah
r) Ct Scan 64 Slides
6

2) Pelayanan
Pelayanan Rawat Jalan (Spesialis)
a) Poliklinik Spesialis Penyakit dalam
b) Poliklinik Spesialis Bedah
c) Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d) Poliklinik Spesialis Anak
e) Poliklinik Spesialis Mata
f) Poliklinik Spesialis THT
g) Poliklinik Spesialis Syaraf
h) Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin
i) Poliklinik Spesialis Jiwa
j) Poliklinik Jantung
k) Poliklinik Gigi
l) Poliklinik Psikologi
m) Poliklinik Terpadu
n) Poliklinik Akupuntur
o) Poliklinik Rehabilitasi Medik

3) Pelayanan Rawat Inap


a) Rawat Inap VIP dan VVIP
b) Rawat Inap Kelas I, II, dan III
c) Rawat Inap Penyakit Dalam Perempuan
d) Rawat Inap Penyakit Dalam Laki-Laki
e) Perawatan Anak
f) Perawatan B edan
g) Perawatan ICU
h) Perawatan Kebidanan
i) Perawatan Neonatus/Nicu/PICU
4) Instalasi Gawat Darurat
a) Dokter j aga 24 j am
7

b) Ambulans 24 Jam
5) Pelayanan Penunjang
a) Instalasi Laboratorium Klinik
b) Instalasi Radiologi
c) Instalasi Farmasi
d) Instalasi Bedah Sentral
e) Instalasi Gizi
f) Bank Darah
g) Instalasi Pemulasan Jenazah
h) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
i) Instalasi Laundry
j) Central Sterilized Suplay Departement (CS SD)
k) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
l) Kasir
m) Hemodialisa
6) Fasilitas kendaraan operasional
a) Ambulance 118
b) Ambulance bangsal
c) Ambulance siaga
d) Ambulance trauma center
e) Mobil jenazah

2.2 Konsep Teori Apendisitis Akut

2.2.1 Definisi

Apendisitis akut adalah suatu peradangan akut apendiks


vermiformis atau yang biasa dikenal di masyarakat dengan peradangan
8

usus buntu dan merupakan salah satu masalah kegawatdaruratan bedah


yang umum didapatkan di masyarakat. Apendisitis akut muncul secara
mendadak dan membutuhkan tindakan pembedahan segera untuk
mencegah terjadinya perforasi (Mirantika,2021).
Apendiksitis lebih sering diderita oleh laki-laki daripada
wanita, dan revalensinya pada remaja lebih sering dari pada orang
dewasa, apendiksitis terjadi pada semua usia dan tersering pada
rentang usia 10-30 tahun (Purba, 2021).
Appendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis
dan merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering.
Penyakit ini menyerang semua umur baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai
30 tahun dan merupakan penyebab paling umum inflamasi akut pada
kuadran bawah kanan dan merupakan penyebab paling umum untuk
bedah abdomen darurat (Mirantika,2021).
Berdasarkan definisi diatas, apendiksitis adalah peradangan
pada usus yang menyebabkan nyeri abdomen dan penyakit ini sering
menyerang semua umur dan pada laki-laki ataupun perempuan namun
lenih sering terjadi pada laki-laki yang berusia 10 sampai 30 tahun dan
mengakibatkan dilakukannya pembedahan pada abdomen.

2.2.2 Etiologi

Etiologi dari appendisitis menurut (Bakhri, 2015) meliputi :


a. Hiperplasi jaringan limfoid
Istilah medis hipertrofi jaringan limfoid dan hiperplasia
limfatik umumnya menyebabkan radang usus buntu pada anak-
9

anak.Kondisi ini biasanya diidentifikasi dengan pemeriksaan


lebih lanjut di laboratorium patologi.Pembesaran jaringan limfoid
akibat perubahan struktur dinding apendiks dapat menyebabkan
inflamasi.Perubahan ini umumnya terkait dengan penyakit radang
usus (IBD), infeksi saluran cerna maupun Chorn’s disease.
b. Fekalit.
Fekalit/timbunan tinja yang keras dan menjadi penyebab
utama seseorang dapat mengalami radang usus buntu. Keadaan
statis/diam secara terus-menerus menyebabkan banyak kuman
berkambang biak. Ini menginduksi peradangan di sekitar struktur
dan sekum, menyebabkan gejala pada pasien.Secara
umum,apendisitis akibat penutupan tinja sering terjadi pada anak-
anak dan orang tua. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang
sangat sedikit mengkonsumsi makanan yang mengandung serat
atau membatasi aktivitas fisik.
c. Tumor apendiks
Tumor langka ini terbentuk dibagian bawah saluran
pencernaan yang dapat menyebabkan peradangan pada usus
buntu.Tumor lebih cenderung menyebabkan peradangan yang
mengganggu struktur sekum yang sedang tumbuh.
d. Infeksi parasite
Infeksi parasit seperti cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), amuba (Entamoeba histolica), cacing benang
(Strongiloides stercoralis), cacing kremi (enterobiasis), dan
Blastocystis hominis merupakan penyebab peradangan pada usus
buntu. Biasanya infeksi parasit ditularkan dari hewan maupun
cara hidup yang tidak sehat, seperti kurang menjaga kebersihan
diri. Adanya infeksi parasit menyebabkan perlukaan atau erosi di
lapisan usus buntu, sehingga peradangan dapat terjadi dengan
mudah.
10

e. Makanan rendah serat


Seseorang yang mengkonsumsi sedikit makanan berserat
akan mengalami feses yang kering, keras dan kecil yang
memerlukan kontraksi otot yang lebih besar untuk
mengeluarkannya sehingga menyebabkan konstipasi. Konstipasi
menyebabkan terjadinya obstruksi fekalit dalam usus sehingga
meningkatkan produksi mukus di saluran
pencernaan.Peningkatan tekanan dinding appendiks
meningkatkan tekanan kapiler dan menyebabkan iskemia mukosa
dan translokasi bakteri menembus dinding appendiks
menyebabkan terjadinya inflamasi di appendiks yaitu
appendisitis.
f. Konstipasi
Pengerasan tinja (konstipasi) dalam waktu lama, sangat
mungkin ada bagiannya yang terselip masuk ke saluran appendiks
yang pada akhirnya akan menjadi tempat bakteri bersarang dan
berkembang biak, sebagai infeksi . Hal ini akan meningkatkan
tekanan intra sekal, sehingga timbul sumbatan fungsional
appendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada
kolon. Penyumbatan yang tetjadi pada lapisan usus buntu yang
menyebabkan infeksi diduga menjadi penyebab usus buntu.
Bakteri yang berkembang biak dengan cepat akhirnya
menyebabkan appendiks menjadi meradang, bengkak, dan penuh
nanah. Bila tidak segera diobati usus buntu bisa pecah (Wedjo,
2019).
2.2.3 Manifestasi Klinis

Apendisitis dapat mempengaruhi semua kelompok umur,


tetapi sangat jarang pada bayi dan anak kecil, apendisitis akut dapat
berkembang dari waktu ke waktu, membuat diagnosis apendisitis
jauh lebih sulit dan terkadang tertunda. Nyeri yaitu gejala pertama
11

yang muncul. Seiring waktu, rasa sakit terlokalisasi di perut kanan


bawah.Rasa sakit meningkat seiring perkembangan penyakit.
Perubahan letak anatomis apendisitis dapat mengubah gejala nyeri
yang terjadi. Pada anak-anak retro-apendiks atau intra-panggul, nyeri
di sekitar saluran empedu tidak muncul terlebih dahulu dan nyeri
dapat terjadi pada hipokondrium kanan.Unilateral, nyeri punggung,
dan nyeri testis terkait juga merupakan gejala umum pada anak-anak
dengan apendisitis panggul posterior. Jika radang usus buntu terjadi
di dekat ureter atau kandung kemih, gejalanya mungkin termasuk
rasa sakit ketika buang air kecil atau ketidaknyamanan dengan urin
dan kandung kemih penuh. Anoreksia, mual dan muntah ringan, dan
diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan inflamasi ileum
terminal atau apendiks.
Gejala gastrointestinal yang parah sebelum timbulnya nyeri
sering merupakan tanda diagnostik apendisitis. Meskipun
demikian,keluhan GIT (gastrointestinal trake) ringan seperti indigesti
atau perubahan feses dapat terjadi pada anak dengan appendisitis.
Pada appendisitis tanpa koplikasi biasanya ringan, jika suhu tubuh
sudah diatas 38,6℃ menandakan terjadi pervorasi. Anak dengan
appendisitis, biasanya cenderung untuk berbaring di tempat tidur
dengan lutut diflexikan dan menghindari diri untuk bergerak.Anak
yang mengeliat dan berteriak jarang menderita appendisitis, kecuali
pada anak dengan appendisitis, retrocekal, nyeri seperti kolik renal
akubat perangsangan ureter (Warsinggih, 2016).

2.2.4 Komplikasi

a. Abses
Abses yaitu peradangan pada usus buntu yang
mengandung nanah. Massa jaringan lunak dapat teraba di kuadran
12

kanan bawah atau di panggul. Benjolan ini awalnya selulit dan


berkembang menjadi rongga berisi nanah.Ini terjadi ketika
apendisitis memiliki mikrofosil yang ditutupi dengan kelenjar
getah bening atau perikardium.

1) Perforasi
Usus buntu pecah berisi nanah yang memungkinkan
bakteri menyebar dalam perut. Perforasi akan jarang dalam
rentang waktu 12 jam setelah timbulnya nyeri, tetapi
meningkat dengan cepat setelah 24jam.
2) Peritonitis
Peradangan peritoneum atau komplikasi berbahaya
yang dapat terjadi.Peritonitis sistemik ditimbulkan oleh
infeksi luas pada permukaan peritoneum. Peristaltik
mengembangkan ileus paralitik dan berkurang sampai usus
meregang dan kehilangan elektrolit, menyebabkan dehidrasi,
syok, gangguan peredaran darah, dan pollakiuria (Sulekale,
2016).

2.2.5 Penatalaksanaan

Adapun pengobatan/penatalaksanaan yang dapat dilakukan


untuk radang usus buntu yaitu :
a. Terapi Konservatif
13

Terapi ini diharapkan untuk pasien yang tidak dapat


menerima layanan bedah berupa antibiotic.Mengkonsumsi
antibiotic dapat membantu mencegah infeksi.
b. Operasi
Apabila sudah jelas terdeteksi apendisitis maka tindakan
yang dilakukan yaitu operasi pengangkatan apendiks, operasi
pengangkatan usus buntu disebut appendikomi (Wedjo, 2019)

2.2.6 Patofisiologi

Apendisitis, dari peradangan hingga tusukan, terjadi dalam


24-36 jam setelah timbulnya gejala, dan abses terbentuk 2-3 hari
kemudian. Apendisitis dapat memiliki beberapa penyebab, termasuk
obstruksi tinja, batu empedu, tumor, atau cacing kremi (Oxyurus
vermicularis), tetapi biasanya karena obstruksi tinja dan peradangan
berikutnya. Pengamatan epidemiologis menunjukkan penyebab
utama adanya obstruksi tinja.Sekitar 30-40% anak dengan perforasi
apendiks sedangkan 20% anak dengan apendisitis akut. Kejadian
apendisitis berhubungan dengan jumlah jaringan limfoid hiperplastik.
Disebabkan oleh reaksi limfatik lokal atau umum seperti infeksi
Yersinia, Salmonella, Shigella atau Entamoeba, Strongyloides,
Enterobius vermicularis, cairan tubuh dalam darah atau invasi
sistemik parasit seperti shigella, cacar air, cytomegalovirus, dll.
Pasien dengan cystic fibrosis memiliki peningkatan insiden
apendisitis karena perubahan kelenjar mukosa. Tumor karsinoid
memblokir sekum, terutama jika tumor berada di sepertiga proksimal.
Lebih dari 200 tahun, benda asing seperti biji buah, biji sayuran, dan
biji ceri telah dikaitkan dengan radang usus buntu. Trauma, stres
psikologis, genetika juga mempengaruhi perkembangan radang usus
buntu. Gejala awal yang dialami pasien biasanya gastrointestinal
14

ringan seperti nafsu makan berkurang, masalah pencernaan, dan


konstipasi. Anoreksia berperan penting dalam diagnosis apendisitis
pada anak. Massa pelengkap dianggap nyeri di daerah periartikular
yang menyebabkan iritasi serabut saraf visceral. Rasa sakit awalnya
terlokalisasi di kesepuluh dalam, kulit kusam. Ketegangan
menumpuk dapat menyebabkan mual hingga muntah setelah rasa
sakit. Jika terjadi mual atau muntah sebelum rasa sakit, diagnosis lain
dapat dipertimbangkan. Usus buntu yang tersumbat merupakan
tempat yang mudah bagi bakteri untuk berkembang biak. Dengan
peningkatan tekanan di saluran, aliran getah bening terganggu dan
edema parah. Akhirnya, peningkatan tekanan menyebabkan
penutupan vena, iskemia jaringan, infark, dan gangren. Bakteri
kemudian menembus penghalang brute force dan melepaskan
mediator inflamasi ke dalam jaringan iskemik, diikuti oleh demam,
takikardia, dan leukositosis. Ketika eksudat inflamasi dari dinding
apendiks berkontak dengan dinding peritoneum, serabut saraf
somatik teraktivasi, dan nyeri lokal dirasakan di sekum, terutama
pada titik McBurney.Nyeri hanya terjadi pada bagian tanpa nyeri
viseral sebelumnya. Apendiks panggul posterior panggul sering
tertunda pada nyeri tubuh karena eksudat inflamasi tidak
mempengaruhi dinding peritoneum sampai pecah dan infeksi
menyebar. Nyeri di bagian belakang usus buntu dapat terjadi di
punggung bawah. Apendiks panggul di dekat ureter atau pembuluh
darah testis dapat menyebabkan sering buang air kecil, nyeri testis
atau keduanya. Pada radang usus buntu, peradangan pada ureter dan
kandung kemih dapat menyebabkan rasa sakit ketika buang air kecil
yang menyebabkan rasa sakit seperti retensi urin. Perforasi apendiks
menyebabkan abses lokal atau peritonitis sistemik. Proses ini
tergantung pada tingkat perkembangan perforasi dan kemampuan
pasien untuk merespon perforasi.
15

Tanda-tanda perforasi apendisitis meliputi meningkatnya suhu


tubuh di atas38,6°C, leukositosis di atas 14.000, dan gejala peritonitis
pada pemeriksaan fisik. Pasien tidak memperlihatkan perforasi dan
gejala dapat bertahan lebih dari 48 jam tanpa perforasi. Secara
umum, semakin lama gejala berlangsung, semakin besar risiko
perforasi. Peritonitis difus sering terjadi pada bayi karena kurangnya
jaringan lemak. Anak-anak yang lebih besar dan remaja lebih
mungkin mengembangkan abses, yang dapat disebabkan oleh
munculnya benjolan pada pemeriksaan fisik. Sembelit jarang terjadi,
tetapi ketegangan sering terjadi. Pada anakanak, diare jangka pendek
sering diamati karena iritasi ileum terminal atau sekum. Adanya diare
bisa menjadi tanda abses panggul (Warsinggih, 2016).

2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diagnostic untuk apendisitis menurut Sulekale (2016)
antara lain :
a. Laboratorium
Ini termasuk hitung lengkapan darah atau protein penghasil
(CRP).Tes darah menunjukkan jumlah sel darah putih 10.000-
18.000/mm3 leukositosis dan lebih dari 75% neutrophil, terapi CRP
menunjukkan peningkatan jumlah serum.
b. Radiologi
Termasuk ultrasound (USG) dan computer tomography
scanning (CTscan).Ultrasound menemukan bagian longitudinal dari
apendiks yang meradang, terapi CT menunjukkan apendiks yang
meradang dan bagian apendiks yang melebar.
c. Pemeriksaan abdomen singkat
Pemeriksaan ini tidak menunjukkan tanda-tanda apendisitis
yang jelas.Namun, penting untuk membedakan penyakit apendisitis
dari batu ureter kanan atau obstruksi usus halus.
16
17

2.2.7 Pathway/WOC
Hiperplasi jaringan limfoid, fekalit tumor

appendik, infeksi parasit, makanan rendah serat

Pengeluaran feses lama dan sulit

APPENDISITIS
18

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Secara Teori

2.3.1 Pengkajian
Pre Operasi Intra Operasi Pintu
Pascamasuk
Operasi

1) Data Umum kuman


Pre Operasi Sekresi mukus Keputusan Tindakan Pembedahan Luka
MK Insisi
: Resiko

berlebihan Pengkajian
tindakan pada pasien post operasi apendiktomi Infeksi
Usus buntu Terpapar suhu Kerusakan Jaringan
Melakukan insisi
pada lumenmenurut (Saputro, 2018) antara lain :
tersumbat Kekhawatiran lingkungan Ujung saraf terputus
Appendika. Data umum pasien Pintu masuk
feses, kanker, mengalami MK :
teregang Meliputi nama pasien,MK : umur (remajakuman
- dewasa),
Pelepasan prostaglandin
Peradangan kegagalan Gangguan
MK : Nyeri jenis kelamin
MK : (Laki –Hipotermia
laki lebih berisiko daripada
MK : Resiko
pada jaringan StimulasiIntegritas
dihantarkan
Akut perempuan),
Ansietassuku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
Infeksi alamat,
usus
MKrumah
:
Febristanggal masuk sakit dan diagnosa medis.
Kerusakan kontrol Spinal cord

suhu terhadap Hipertermia


b. Keluhan utama Cortex Serebri
Peradangan dinding Mual muntah Anoreksia MK : Resiko
Pasien dengan post operasi apendiktomi biasanya
mukosa usus Defisit Nutrisi Nyeri dipersepsikan
merasakan nyeri pada luka insisi/operasi
c. Riwayat penyakit sekarang MK : Nyeri Akut

Sumber : Nurarif & kusuma, 2016 Riwayat penyakit sekarang dikaji dimulai dari
keluhan yang dirasakan pasien sebelum masuk rumah
sakit,ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit sampai
dilakukannyapengkajian. Pada pasien post operasi
apendiktomi biasanya didapatkan adanya keluhan seperti
nyeri pada luka insisi operasi. Keluhan nyeri dikaji
menggunakan PQRST: P (provokatif), yaitu faktor yang
mempengaruhi berat atau ringannya nyeri. Q (Quality),
yaitu kualitas dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul
atau tersayat. R (Region), yaitu daerah / lokasi perjalanan
nyeri.S (Severity), yaitu skala/ keparahan atau intensitas
nyeri.T (Time), yaitu lama/waktu serangan atau frekuensi
nyeri
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan
pasien sekarang, bisa juga penyakit ini sudah pernah
dialami oleh pasien sebelumnya (Wijaya dan Putri, 2013).
19

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pada riwayat kesehatan keluarga perawat
menanyakan apakah dari bapak, ibu dan turunan di atasnya
memili riwayat penyakit turunan seperti yang di derita
klien.

2) Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan leher :


Mengkaji bentuk kepala , keadaan rambut, apakah
ada pembesaran pada leher, telinga apakah ada gangguan
pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi
sedikit lebih kental, gusi mudah bengkak dan berdarah,
apakah ada gangguan penglihatan, diplopia dan lensa mata
keruh.
b. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau odema
bekas luka, tingkat kelembaban kulit di sekitar ulkus
jaringan yang rusak, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
c. Sistem pernafasan
d. Adakah sesak nafas, sputum, nyeri dada, Pada klien
e. Sistem Gastrointestinal Terdapat polifagi, polidipsi, mual,
muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, dan perubahan berat
badan, lingkar abdomen, obesitas.
f. Sistem Urinary Poliuri, retensi urine, inkontinensia urine,
rasa sakit saat berkemih
g. Sistem muskuloskeletal Perubahan tinggi badan, cepat
merasa lelah, letih dan nyeri pada luka ganggren
h. Sistem Neurologis Terjadi penurunan sensori, parasthesia,
anastesia, reflek lambat.
20

3) Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik (menurut Suratun dan


Lusianah, 2014) yaitu:
a. Tes rectal. Hasil teraba benjolan dan penderita merasa
nyeri pada daerah prolitotomi.
b. Pemeriksaan laboratorium:
c. Pasien mengalami lekositosis (lebih dari 12.000 mm3)
d. C-rective protein (CRP). Pertanda respon inflamasi akut
(acute phaseresponse) dengan nilai sensitifitas dan
spesifisitas CRP cukup tinggi yaitu 80-90% dan lebi dari
90%
e. HB nampak normal.
f. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan
apendiksitis infiltrat.
g. Urinalis: normal, tetapi eritrosit, leukosit mungkin ada.
Urine rutin penting untuk melihat adanya infeksi pada
ginjal.
h. Foto Abdomen: dapat menunjukkan adanya pengerasan
material pada apendiks (fekalit), Ileus terlokalisir. Pada
keadaan perforasi di temukan adanya udara bebas dan
diafragma.

2.3.2 Diagnosa keperawatan


Urutan diagnosa keperawatan pada pasien pre operasi, intra
operasi dan post operasi Appendiksitis
1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi jaringan instestinal
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
3. Hipotermia berhubungan dengan terpapar suhu lingkungan rendah
4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
5. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pasca
pembedahan
21

6. Resiko infeksi
7. Resiko defisit nutrisi
22

2.3.3 Analisa Data

No Data Etiologic Masalah

1.. Tanda Mayor Hiperplasi jaringan Ansietas

Ds : limfoid, fekalit tumor

- merasa bingung appendik, infeksi,

- merasa khawatir makanan rendah serat

dengan akibat dari

kondisi yang Pengeluaran feses lama

dihadapi dan sulit

- sulit berkonsentrasi

Do : Appendisitis

- Tampak gelisa

- Tempak tegang Pre operasi

- Sulit tidur

Gejala dan Tanda Keputusan tindakan

Minor operasi

Ds :

- Mengeluh pusing Kekhawatiran mengalami

- Anoreksia kegagalan

- Palpitasi

- Merasa tak berdaya Ansietas

Do :

- Frekuensi nafas
23

meningkat

- Frekuensi nadi

meningkat

- Tekanan darah

meningkat

- Diaphoresis

- Tremor

- Muka tampak pucat

- Suara bergetas

- Kontak mata buruk

- Sering berkemih

- Berorientasi pada

masa lalu

2. Gejala dan Tanda Hiperplasi jaringan Hipertemia

Mayor limfoid, fekalit tumor

Ds :- appendik, infeksi,

Do : makanan rendah serat

- Suhu tubuh di atas

nilai normal Pengeluaran feses lama

dan sulit

Gejala dan Tanda Appendisitis

Minor
24

Ds : - Pre operasi

Do : Usus buntu tersumbat

- Kulit merah feses, kanker, benda asing

- Kejang

- Tekikardi Peradangan pada jaringan

- Takipnea usus

- Kulit terasa hangat

Kerusakan kontrol suhu

terhadap inflamasi

Febris

Hipertermia

3. Gejala dan Tanda Hiperplasi jaringan Nyeri akut

Mayor limfoid, fekalit tumor

Ds : appendik, infeksi,

- Mengeluh nyeri makanan rendah serat

Do :

- Tampak meringis Pengeluaran feses lama

- Bersikap protektif dan sulit

- Gelisah

- Frekuensi nadi Appendisitis

meningkat
25

- Sulit tidur Pre operasi

Gejala dan Tanda

Minor Sekresi mukus berlebihan

Ds : pada lumen appendik

Do :

- Tekanan darah Appendik teregang

meningkat

- Pola nafas berubah Nyeri akut

- Nafsu makan

beruabah

- Menarik diri

- Berfokus pada diri

sendiri

- diaforesis

4.. Resiko defisit nutrisi Hiperplasi jaringan Resiko defisit

( D0032 limfoid, fekalit tumor nutrisi

Resiko defisit nutrisi appendik, infeksi,

adalah beresiko makanan rendah serat

mengalamiasupan

nutrisi tidak cukup Pengeluaran feses lama

untuk memenuhi dan sulit

kebutuhan metabolik

Faktor resiko Appendisitis

- Ketidakmampuan
26

menelan makanan Pre operasi

- Ketidakmampuan

mencerna makanan Usus buntu tersumbat

- Ketidakmampuan feses, kanker, benda asing

mengabsorbsi

nutrien Peningkatan Peradangan pada jaringan

kebutuhan usus

metabolisme Faktor

ekonomi ( keuangan Kerusakan kontrol suhu

tidak mencukupi ) terhadap inflamasi

- Faktor psikologis

( mis . stress , Peradangan dinding

keengganan untuk mukosa usus

makan )

Mual muntah

anoreksia

Resiko Defisit Nutrisi

5. Gejala dan Tanda Hiperplasi jaringan Hipotermia

mayor limfoid, fekalit tumor

Ds : appendik, infeksi,

Do : makanan rendah serat

- Kulit teraba dingin


27

- Menggigil Pengeluaran feses lama

- Suhu tubuh dan sulit

dibawah nilai

normal Appendisitis

Gejala dan Tanda

Minor Intra operasi

Ds :

Do : Tindakan pembedahan

- Akrosianosis

- Bradikardi Terpapar suhu lingkungan

- Dasar kuku rendah

sianotik

- Hipoglikemia Hipotermia

- Pengisiaan kapiler

>3 detik

- Konsumsi oksigen

meningkat

- Ventilasi menurun

- Piloereksi

- Takikardia

- Vasokonstruksi

perifer

- Kutis memorata

6. Faktor resiko Hiperplasi jaringan Resiko infeksi


28

- penyakit kronis limfoid, fekalit tumor

- efek prosedur appendik, infeksi,

invasi makanan rendah serat

- mlnutrisi

- peningkatan Pengeluaran feses lama

paparan organisme dan sulit

pathogen

lingkungan Appendisitis

- ketidakadekuatan

pertahanan tubuh Intra operasi

primer

- ketidak adekuatan Tindakan pembedahan

pertahan tubuh

sekunder Melakuakn insisi

Pintu masuk kuman

Resiko Infeksi

7. Faktor resiko Hiperplasi jaringan Resiko infeksi

- penyakit kronis limfoid, fekalit tumor

- efek prosedur appendik, infeksi,

invasi makanan rendah serat

- mlnutrisi

- peningkatan Pengeluaran feses lama


29

paparan organisme dan sulit

pathogen

lingkungan Appendisitis

- ketidakadekuatan

pertahanan tubuh Pasca operasi

primer

- ketidak adekuatan Pintu masuk kuman

pertahan tubuh

sekunder Resiko Infeksi

8.. Gejala dan tanda Hiperplasi jaringan Gangguan

mayor limfoid, fekalit tumor integritas

Ds : - appendik, infeksi, kulit/jaringan

Do : kerusakan jaringan makanan rendah serat

dan/atau lapisan kulit

Pengeluaran feses lama

Gejala dan tanda dan sulit

minor

Ds : - Appendisitis

Do:

1. nyeri Pasca operasi

2. perdarahan

3. kemerahan

4. hematoma luka insisi


30

kerusakan jaringan

Gangguan integritas

kulit/jaringan

9. Gejala dan Tanda Hiperplasi jaringan Nyeri akut

Mayor limfoid, fekalit tumor

Ds : appendik, infeksi,

- Mengeluh nyeri makanan rendah serat

Do :

- Tampak meringis Pengeluaran feses lama

- Bersikap protektif dan sulit

- Gelisah

- Frekuensi nadi Appendisitis

meningkat

- Sulit tidur Pasca operasi

Gejala dan Tanda

Minor luka insisi

Ds :

Do : kerusakan jaringan

- Tekanan darah

meningkat Pelepasan prostaglandin

- Pola nafas berubah

- Nafsu makan Stimulasi dijantarkan

beruabah
31

- Menarik diri Spinal cord

- Berfokus pada diri

sendiri Cortex serebri

- diaforesis

Nyeri di persepsikan

Nyeri akut
32

2.3.4 NCP

RENCANA KEPERAWATAN

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

1. Resiko infeksi (0142) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (l.14539)

Resiko infeksi adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Observasi :

beresiko mengalami diharapkan tingkat infeksi menurun dengan : 1) Monitor tanda dan gejala

peningkatan terserang Keterangan : infeksi lokal dan sistemik

organisme patogenik Cukup - Terapeutik :


Menuru Mening
Cukup Sedang Menin
Ditandai dengan: Kriteria Hasil n kat 2) Cuci tangan sebelum dan
gkat
Faktor resiko sesudah kontak dengan pasien
1 2 3 4 5

- penyakit kronis Kebersihan √ dan lingkungan pasien

- efek prosedur invasi tangan - Edukasi :


Kebersihan √
- mlnutrisi 3) Jelaskan tanda dan gejala
badan
33

- peningkatan paparan Nafsu makan infeksi



organisme pathogen 4) Ajarkan cara memeriksa
√ Cukup
lingkungan Mening Cukup Menuru kondisi luka atau luka operasi
Sedang menur
kat Meningkat n
- ketidakadekuatan un 5) Anjurkan meningkatkan

pertahanan tubuh 1 2 3 4 5 asupan cairan


 demam √
primer 6) Anjurkan meningkatkan
 kemerahan √
- ketidak adekuatan asupan nutrisi
 nyeri √

pertahan tubuh  bengkak


√ - Kolaborasi :

sekunder  vesikel 7) Kolaborasi pemberian

 cairan
farmakologi
berbau

busuk

 sputum

berwarna

hijau

 drainasee
34

purulen

 purian √

 periode √

menggigil

 letargi √

 gangguan √

kognitif

membur Cukup Cukup membai


sedang
uk memburuk baik k

 kadar sel √

darah putih

 kultur darah √

 kultur urine √

 kultur √

sputum

 kultur area

luka

 kultur feses
35

 kadar sel √

darah putih

Lanjutan.

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

2. Nyeri akut (0077) Tingkat nyeri (L.14137) Manajemen Nyeri (I.08238)

Nyeri akut adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Observasi :
36

pengalaman sensori atau diharapkan tingkat infeksi menurun dengan : 1) Identifikasi lokasi, karakteristik,

emosional yang Keterangan : durasi, frekuensi, kualitas,

berkaitan dengan Cukup intensitas nyeri


Meningk
Menurun Cukup Sedang Meningk
kerusakan jaringan Kriteria Hasil at 2) Identifikasi skala nyeri
at

aktual atau fungsionak, 1 2 3 4 5 3) Identifikasi respon nyeri non

dengan onset mendadak Kemampuan √ verbal


menuntaskan
atau lambatdan aktivitas
4) Identifikasi faktor yang

berintensitas ringan Meningk Cukup Cukup memperberat dan memperingan


Sedang Menurun
at Meningkat menurun
hingga berat yang nyeri
1 2 3 4 5
berlangsung kurang dari 5) Identifikasi pengetahuan dan
 keluhan nyeri √

3 bulan.  meringis √ keyakinan tentang nyeri


 sikap protektif √
6) Identifikasi pengaruh budaya
 gelisah √
Gejala dan tanda  kesulitan tidur terhadap respon nyeri

 menarikdiri
mayor √ 7) Monitor keberhasilan terapo
 berfokus pada
37

Ds : dori sendiri √ komplementer yang sudah


 diaforesis
- Mengeluh nyeri diberikan
 perasaan √

Do : depresi √ 8) Monitor efek samping


(tertekan)
- Tampak meringis pengguanaan analgetik
 perasaan takut

- Bersikap mengalamicede

- Terapeutik :
ra berulang
protektif 9) Berikan teknik nonfarmakologi
 anoreksia

- Gelisa  perineum terasa untuk mengurangi rasa nyeri (mis.

tertekan
- Frekuensi nadi Hipnosis, terapi musik, terapi
 uterus teraba

meningkat membulat pijat, aromaterapi, teknik
 ketegangan otit
- Sulit tidur √
imajinasi terbimbing, kompres
 pupil dilatasi

 muntah
√ hangat atau dingin, terapi

Gejala dan Tanda  mual bermain, relaksasi nafas dalam,

Minor dll)
memburu Cukup Cukup
sedang membaik
Ds : k memburuk baik 10) Kontrol lingkungan yang
38

 frekuensi nadi √ memperberat rasa nyeri


 pola nafas √
Do : 11) Fasilitasi istirahat dan tidur
 tekanan darah √
- Tekanan darah  proses berfikir √
12) Pertimbangkan jenis dan sumber
 fokus
meningkat √ nyeri dalam pemilihan strategi
 fungsi

- Pola nafas berkemih meredakan nyeri
 perilaku
berubah √ - Edukasi :
 nafsu makan

- Nafsu makan 10) jelaskan penyebab, priode, dan
 pola tidut

beruabah pemacu nyeri

- Menarik diri 11) jelaskan strategi meredakan nyeri

- Berfokus pada 12) anjurkan monitor nyeri secara

diri sendiri mandiri

diaforesis 13) anjurkan menggunakan analgetik

secara tepat

14) ajarkan teknik nonfarmakologi


39

untuk mengurangi rasa nyeri

- Kolaborasi :

15) Kolaborasi pemberian analgetik,

jika perlu

Lanjutan.

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

3. Hipotermia (D.0132) Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipotermia (I.14507)

Hiportermia adalah suhu Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Observasi
40

tubuh dibawah rentang diharapkan termoregulasi membaik dengan : 1) Monitor suhu tubuh

normal tubuh Keterangan : 2) Identifikasi penyebab hipotermia

Ditandai dengan : Kriteria Cukup Cukup Menur (mis. eksposur lingkungan rendah,
Meningkat Sedang
Meningkat menurun un
pakaian tipis, kerusakan
1 2 3 4 5

Gejala dan Tanda  Menggigil √


hipotalamus, penurunan laju

mayor  Kulit merah √ metabolisme , kekurangan lemak


 Kejang √
Ds : subkutan )
 Akrosianosis √
 Konsumsi

3) Monitor tanda dan gejala akibat
oksigen
Do : hipotermia ( Hipotermia ringan :
 Piloereksia

- Kulit teraba dingin  Vasokonstiks takipnea , disartria , hipertensi ,
i perifer
- Menggigil √
diuresis , Hipotermia sedang:
 Kutis
- Suhu tubuh memorata aritmia, hipotensi, apatis,
 Pucat √
dibawah nilai koagulopati, refleks menurun
 Tatikardia √
normal √
Hipotermia berat: oliguria, refleks
 Bradikardia
41

 Dasat kuku √ menghilang, edema paru, asam


sianotik
Gejala dan Tanda basa abnormal)
 Hipoksia

Minor - Terapeutik:
Cukup memba
memburuk sedang Cukup baik
Ds : memburuk ik 4) Sediakan lingkungan yang hangat
 Suhu tubuh √
( mis .atur suhu ruangan ,
 Suhu kulit √
Do :  Pengisian
inkubator )

kapiler
- Akrosianosis 5) Ganti pakaian dan / atau linen
 Ventilasi

- Bradikardi  Teanan darah
yang basah ( mis .selimut ,

- Dasar kuku menutup kepala , pakaian tebal )

sianotik 6) lakukan penghangatan aktif (mis

- Hipoglikemia kompres hangat, botol hangat ,

- Pengisiaan kapiler selimut hangat )

>3 detik 7) perawatan metode kangguru )

- Konsumsi oksigen 8) lakukan penghangatan aktif


42

meningkat internal ( mis . Infus cairan hangat

- Ventilasi menurun ,oksigen hangat , lavase peritoneal

- Piloereksi dengan cairan hangat )

- Takikardia - Edukasi

- Vasokonstruksi 9) Anjurkan makan / minum hangat

perifer

- Kutis memorata
43

Lanjutan.

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

4. Hipertermia(D.0130) Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipertermia (I.15506)

Hipertermia adalah suhu Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Observasi

tubuh meningkat diatas diharapkan termoregulasi membaik dengan : 1) Identifikasi penyebab hipertermia

rentang normal Keterangan : (salah. dehidrasi, lingkungan

Kriteria Cukup Cukup Menur panas, penggunaan dalam


Meningkat Sedang
Meningkat menurun un
Ditandai dengan : kubator) .
1 2 3 4 5

Gejala dan tanda  Menggigil √


2) Monitor suhu tubuh Monitor
44

mayor  Kulit merah √ kadar elektrolit


 Kejang √
Ds : 3) Monitor haluaran urin
 Akrosianosis √
 Konsumsi √
4) Monitor komplikasi akibat
oksigen
Do : hipertermia
 Piloereksia

16) Suhu tubuh di  Vasokonstiks - Terapeutik .

i perifer
atas nilai normal 5) Sediakan lingkungan yang dingin
 Kutis

Gejala dan Tanda memorata Longgarkan atau selimuti pakaian
 Pucat
Minor √
tersebut Basahi dan kipasi
 Tatikardia
Ds : √ permukaan tubuh Berikan cairan
 Bradikardia

 Dasat kuku oral

sianotik
Do : √
6) Ganti linen setiap hari atau lebih
 Hipoksia

- Kulit merah Cukup memba sering jika mengalami


memburuk sedang Cukup baik
memburuk ik
- Kejang hiperhidrosis ( kelebihan keringat)
 Suhu tubuh √
- Tekikardi 7) lakukan pendinginan eksternal
 Suhu kulit √
45

- Takipnea  Pengisian √ (mis. hipotermia atau kompres


kapiler
- Kulit terasa dingin pada dahi , leher , dada ,
 Ventilasi √

hangat  Teanan darah √ dada , dada ) , abdomen , aksila )

8) mempersembahkan antipiretik

atau aspirin

9) Berilkan oksigen , jika perlu

- Edukasi

10) Anjurkan tirah baring Kolaborasi

- Kolaborasi

11) mempersembahkan cairan dan

elektrolit intravena , jika perlu


46

Lanjutan.

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

5. Ansietas (D.0080) Tingkat ansietas (L.09093) Reduksi ansietas (I.09314)

Ansietas adalah Kondisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Observasi

emosi pengalaman diharapkan tingkat ansietas menjurun dengan : 1) identifikasi saat tingkat ansietas

subyektif individu Keterangan : berubah ( mis , kondisi , waktu ,


47

terhadap onjek yang Kriteria Cukup Cukup Menur stressor Identifikasi kemampuan
Meningkat Sedang
Meningkat menurun un
tidak jelas dan spesifik mengambil keputusan tanda
1 2 3 4 5

akibat antisipasi bahaya  Verbalisasi √


2) tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
kebingungan
yang memungkinkan 3) Ciptakan suasana terapi untuk
 Verbalisasi √
individu melakukan khwatir
menumbuhkan kepercayaan Temani

tindakan akibat pasien untuk mengurangi


kondisi yang
Ditandai dengan : dihadapi
kecemasan , jika memungkinkan

Gejala dan tanda  Perilaku √


gelisah
mayor - Terapeutik
 Perilaku

Ds : tegang 4) Pahami situasi yang membuat
 Keluhan
- merasa bingung √ ansietas mendengarkan dengan
pusing

- merasa khawatir  Anoreksia penuh menggunakan pendekatan



 Palpitasi
dengan akibat dari √ yang tenang dan menemukan
 Frekuensi

kondisi yang pernapasan Tempatkan barang-barang pribadi
 Frekuensi
48

dihadapi nasi √ yang memberikan kenyamanan


 Tekanan
- sulit 5) Motivasi menciptakan situasi yang
darah √

berkonsentrasi  Diafosresis memicu diskusikan perencanaan


 Tremor √
Do : realistis tentang peristiwa yang akan
 pucat

- Tampak gelisa datang

- Tempak tegang Cukup memba


memburuk sedang Cukup baik
memburuk ik
- Sulit tidur - Edukasi
 onsentrasi √
Gejala dan Tanda 6) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
 pola tidur √

Minor  perasaan √ yang mungkin dialami Informasikan


keberdayaaan
Ds : faktual mengenal diagnosis,
 kontak mata

- Mengelus pusing  pola pengobatan, dan prognosis

berkemih
- Anoreksia 7) Anjurkan keluarga untuk tetap
 orientasi

- Palpitasi bersama pasien , jika perlu Anjurkan

- Merasa tak umelakukan kegiatan yang tidak


49

berdaya kompetitif , sesual kebutuhan

Do : Anjurkan mengungkapkan perasaan

- Frekuensi nafas dan persepsi Latih kegiatan

meningkat perubahan untuk mengurangi

- Frekuensi nadi 8) Latih penggunaan mekanisme

meningkat pertahanan diri yang tepat Latih

- Tekanan darah teknik relaksasi

meningkat

- Diaphoresis - Kolaborasi

- Tremor 9) Kolaborasi pemberian obat

- Muka tampak antiansietas , jika perlu

pucat

- Suara bergetas

- Kontak mata
50

buruk

- Sering berkemih

- Berorientasi pada

masa lalu

Lanjutan.

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

6. Gangguan integritas Integritas kulit dan jaringan (L.14215) Perawatan integritas kulit (I.11353)

kulit/jaringan (0142) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam - Observasi

Gangguan integritas diharapkan integritas kulit meningkat dengan : 1) Identifikasi penyebab gangguan

kulit adalag kerusakan Keterangan : integritas kulit (mis. perubahan

kulit (dermis adan atau Cukup Menin sirkulasi, perubahan nutrisi,


Menurun Cukup Sedang
Kriteria Hasil Meningkat gkat
epidermis) atau jaringan penurunan kelembaban, suhu
1 2 3 4 5
51

(membran muosa, fasia, Elastisitas √ lingkungan ekstrem, penurunan


Hidrasi √
otot, tendon, tulang, mobilitas)
Perfusi jaringan

kartilago, kapsul, sendi
Cukup Cukup Menur
Meningkat Sedang
dan lugamen) Meningkat menurun un - Terapeutik
1 2 3 4 5
2) Ubah posisi tiap 2 jam jika perlu
 kerusakan √
Ditandai dengan : jaringan
lakukan pemijatan pada area

Gejala dan tanda  kerusakan √ penonjolan tulang, jika perlu


lapisan kulit
mayor bersihkan perineal dengan udara
 nyeri √
Ds : -  perdarahan
√ hangat , terutama selama periode
 kemerahan
Do : √ diare Gunakan produk berbahan
 hematoma

- Kerusakan  pigmentasi petrolium atau minyak pada kulit

abnormal
jaringandan/atau kering
 jaringan

lapisan kulit parut 3) Gunakan produk berbahan ringan /
 nekrosis
alami dan hipoalergik pada kulit

52

Gejala dan tanda  abrasi kornea √ sensitif akibat produk berbahan dasar
Cukup memba
minor memburuk sedang Cukup baik alkohol pada kulit kering
memburuk ik

Ds : -
 suhu kulit √

Do:  sensasi √

 tekstur √
1. nyeri - Edukasi
 pertumbuhan √
2. perdarahan rambut 4) Anjurkan menggunakan fleksibilitas (

3. kemerahan mis , lotion , serum )

hematoma 5) Anjurkan minum air yandg cukup

6) Anjurkan meningkatkan asupan

nutrisi

7) Anjurkan meningkatkan asupan buah

dan sayur

8) Anjurkan menghindari paparan suhu

ekstrem
53

9) Anjurkan menggunakan tabir surya

SPF minimal 30 saat berada di luar

rumah

10) Anjurkan mandi dan menggunakan

sabun secukupnya

Perawatan luka (I.14564)

Observasi

1) Monitor karakteristik luka (mls ,

drainase, warna, ukuran, bau) .

2) Monitor tanda - tanda Infeksi

Terapeutik

3) Lepaskan balutan dan plester secara


54

perlahan

4) Cukur rambut di sekitar daerah luka ,

jika perlu

5) Bersihkan dengan cairan NaCl atau

pembersih nontoksik, sesuai

kebutuhan Bersihkan jaringan

nekrotik Berikan salep yang sesual ke

kulit / lesi , jika perlu

6) Pasang balutan sesuai jenis luka

Pertahankan teknik steril saat

melakukan perawatan luka Ganti

balutan sesuai jumlah eksudat dan

drainase - Jadwalkan perubahan

posisi setiap 2 jam atau sesuai


55

kondisi pasien Berkan diet dengan

kalori 30-35 kkal / kgBB / hari dan

protein 1,25-1,5 g / kgBB / hari

7) Berikan suplemen vitamin dan

mineral ( mis . vitamin A , vitamin

C , Zinc , asam amino ) , sesuai

indikasi Berikan terapi TENS

( stimulasi saraf transkutaneous ) ,

jika perlu

Edukasi

8) jelaskan tanda dan gejala infeksi

Anjurkan mengkonsumsi makanan

tinggi kalori dan protein


56

9) Ajarkan prosedur perawatan luka

secara mandiri

Kolaborasi

10) Kolaborasi prosedur debridement

(mis . enzimatik , biologis , mekanis ,

autolitik ) , jika perlu

11) Kolaborasi pemberian antibiotik ,

jika perlu

Lanjutan.
57

NO MASALAH RENCANA KEPERAWATAN

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

7. Resiko defisit nutrisi Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi ( I.03119)

(D.0032) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Observasi

Resiko defisit nutrisi diharapkan status nutrisi membaik dengan : 1) Identikasi status nutrisi

adalah beresiko Keterangan : 2) Monitor makanan

mengalamiasupan nutrisi Cukup Menin


Menurun Cukup Sedang
Kriteria Hasil Meningkat gkat
tidak cukup untuk Terapeutik
1 2 3 4 5

memenuhi kebutuhan  Porsi makan √


3) Sajikan makanan secara menarik dan
yang
metabolik suhu yang sesuai
dihabiskan
Faktor resiko  Kekuatan
4) Berikan makanan tinggi serat untuk

1. Ketidakmampuan otol mencegah konstipasi


pengunyah
menelan makanan 5) Berikan makanan tinggi kalori dan
 Kekuatan √
2. Ketidakmampuan otot menelan tinggi protein
 Serum
58

mencerna makanan albumin √

 Verbalisas
3 . Ketidakmampuan Edukasl
keinginan √

mengabsorbsi nutrien untuk 6) Ajarkan diet yang diprogramkan


meningkatka
Peningkatan kebutuhan
n nutrisi

metabolisme Faktor  Pengetahuan Kolaborasi


tentang

ekonomi ( keuangan 7) Kolaborasi pemberian medikasi
pilihan

tidak mencukupi ) makanan sebelum makan ( mis . pereda nyeri ,


yang sehat
4 . Faktor psikologis antiemetik ) , jika pert
 Pengetahuan

( mis . stress , tentang



8) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pilihan
keengganan untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
minuman

makan ) yang sehat nutrien yang dibutuh jika perlu


 Pengetahuan

tentang

standar

asupan

nutrisi yang
59

tepat

 Penyiapan

dan √

penyimpanan

yang aman

makanan

Penyapen

dan

 penyimpanan

minuman √
yang aman

Sikap

terhadap

makanan /

minuman

sesuai

dengan

tujuan

kesehatan

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menur


60

Meningkat menurun un

1 2 3 4 5

 Perasaan √

cepat

kenyang

 Nyen √
abdomen

 Sariawan √
 Rambut

rontok

 Diare

Cukup memba
memburuk sedang Cukup baik
memburuk ik

 Berat badan √

Indeks Massa

Tubuh

( IMT )

 Frekuensi √
makan
61

 Nalsu makan √

 Bising usus √

 Tebal lipatan √
kulit trisep

 Membran

mukosa
62

2.3.5 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan


yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Potter&Perry,2011).

2.3.6 Evaluasi

Menurut (Craven & Hirlne, 2011) evaluasi didefinisikan


sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara
dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan
respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara
lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari
tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mendapatkan umpan balik.
e. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.

2.3.7 Discharge Planning

Menurut Nursalam (2015) tujuan discharge planning pada


pasien apendisitis yaitu :
a. Untuk menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik,
psikologis dan sosial, meningkatkan kemandirian pasien dan
keluarga
b. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien,
membantu rujukan pasien pada system pelayanan lain.
63

c. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan


keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien
d. Menjelaskan rentang keperawatan antara rumah sakit dan
masyarakat.
64
65

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
I. Identitas Klien

Inisial : An. R No RM : 566092


Klien
Usia : 11 tahun Tgl. Masuk : 27-09-2022
Jenis : L Tgl. : 29-09-2022
Kelamin Pengkajian
Alamat : Kertapati Sumber : Keluarga dan
informasi pasien
No telepon : 08xxxxx Keluarga : Orang tua
x terdekat
Status : Pelajar Alamat & No : 7 ulu
telp
Agama : Islam No.telepon : 08xxxxxx
Suku : Melayu
Pekerjaan : -
Lama : -
bekerja

II. Riwayat Kesehatan


A. Status Kesehatan Saat Ini
 Pre
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri perut pada
bagian bawah sebelah kanan
2. Faktor Predisposisi : Apendisitis
3. Faktor Presipitasi : Pasien bergerak dan beraktivitas
B. Riwayat Kesehatan Saat Ini (PQRST)
 Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bagian bawah
66

P : Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas


Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan bawah
S : Skala nyeri 6 (sedang) : “WBP”
T : Nyeri dirasakan terus menerus
Pasien mengatakan demam
Data Objektif :
- Pasien terlihat lemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak pucat
- Kulit teraba hangat
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak mengepalkan tangan sesekali memegang
perutnya
- Kesadaran Compos Mentis
- TTV :
P : 98 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 380C
BB : 35 kg, TB : 143 cm
Masalah keperawatan : Nyeri akut, hipertermia

 Intra
Data subjektif :
Pasien dalam proses pembedahan
Data Objektif :
- Tampak ada tindakan pembedahan di perut sebelah kanan
bawah
- Terdapat sayatan +- 7 cm
- Tampak kemerahan
- Pasien dilakukan anestesi umum
67

- Kulit teraba dingin


- TTV :
P : 89 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 35,90C
- Menggigil
Masalah Keperawatan : Resiko Infeksi, Gangguan
integritas kulit, dan Hipotermia

 Post
Data subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri bekas operasi
P : Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan bawah
S : Skala nyeri 5 (sedang) : “WBP”
T : Nyeri dirasakan terus menerus
- Pasien mengatakan badan lemas
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan kedinginan

Data Objektif :
- Pasien terlihat lemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampang menangis
- Pasien tampak menggigil (perubahan suhu lingkungan)
- Pasien tampak mengepalkan tangan
- Pasien hanya berbaring di tempat tidur
- Bersikap protektif
- Nafsu makan berkurang
68

- Kesadaran Compos Mentis GCS: E:4 V:5 M:6


- TTV :
P : 99 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36oC
BB : 35 kg, TB : 143 cm
Masalah keperawatan : Nyeri akut, Hipotermi

C. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami : pasien mengatakan tidak
memiliki penyakit lainnya
a. Kecelakaan : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan.
b. Operasi (jenis dan waktu): Pasien mengatakan tidak pernah
operasi
c. Penyakit (kronis dan akut) : Pasien mengatakan tidak ada
penyakit kronis dan akut
d. Terakhir masuk RS : Pasien mengatakan belum pernah
masuk RS

2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)


Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan, dan
lain-lain.
3. Kebiasaan : Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan
merokok, minum kopi dan minum alkohol.
Jenis Frekuen Juml Lamanya
si ah
a. : - - -
Merokok
b. Kopi : - - -
c. : - - -
Alkohol
69

4. Obat-obatan yang digunakan : pasien mengatakan tidak


mengkonsumsi obat-obatan
Jenis Laman Dosis
ya
- - -
- - -
- - -

D. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien menjelaskan bahwa tidak ada keluarga yang
mempunyai penyakit apendisitis
Genogram :

Keterangan :

: Pasien : Tinggal Serumah

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan
70

E. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di


ruang rawat sampai pengambilan kasus kelolaan)
Pasien datang ke IGD pada tanggal 27 september 2022
dengan keluhan nyeri pada bagian perut, disertai demam dan mual,
nyeri mulai dirasakan 1 minggu yang lalu

III. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)


1. Peningkatan Kesehatan
Pre Operasi
Data Subjektif :
- Pasien dan keluarga pasien mengatakan sebelumnya sudah
berobat di klinik terdekat
Data Objektif :
- Keluarga pasien tampak tenang menghadapi kondisi pasien dan
bersedia mengikuti prosedur tindakan keperawatan yang akan
diberikan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keberawatan

Intra operasi
Data subjektif:
- Keluarga pasien mengatakan bahwa tindakan operasi adalah
keputusan yang tepat agar pasien bisa sembuh tampak terlihat
tenang pada saat pasien dalam proses operasi
Data objektif:
- keluarga pasien tampak terlihat tenang pada saat pasien dalam
proses operasi
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
71

Post Operasi
Data Subjektif :
- Keluarga pasien mengatakan lega pada saat pasien sudah
selesai operasi
Data Objektif :
- Keluarga pasien terlihat antusias dalam menjaga pasien yang
sudah selesai operasi
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Nutrisi
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nafsu makan berkurang
- Pasien mengatakan mulutnya pahit
- Keluarga pasien mengatakan anaknya makan 3x/hari akan
tetapi hanya dengan porsi yang sangat sedikit
Data Objektif :
- Mukosa kering
- Tampak pucat
- Tampak lesu
- CRT < 2 detik
- BB : 35 kg
Masalah keperawatan : Resiko Defisit Nutrisi
Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan mulutnya pahit
Data Objektif
- Mukosa kering
- Tampak pucat
- Tampak lesu
72

- CRT < 2 detik


- BB : 35 kg
Masalah Keperawatan : Resiko Defisit Nutrisi

3. Eliminasi
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan memiliki kebiasaan buang air besar 2 kali
sehari, dan kebiasaan buang air kecil 3-5 kali sehari

Data Objektif :
- Tampak tidak menggunakan kateter
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Intra
Data subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data subjektif :
- Tampak menggunakan kateter
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan rasa ingin buang air besar
Data Objektif :
- Tampak menggunakan kateter
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Aktivitas/Istirahat
Pre
Data subjektif :
73

- Pasien mengatakan tidur cukup 6-7 jam/hari, mulai tidur pukul


22.00 – 06.00 WIB dan pasien juga mengatakan tidur siang + -
1 jam dengan waktu yang tidak pasti.
- Keluarga pasien mengatakan pasien membutuhkan bantuan
untuk beraktivitas selam di RS
Data Objektif :
- Pasien tampak berbaring di tempat tidur
- Skala Aktivitas : (2 : dibantu orang lain)
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat Bantu 4 : Ketergantungan Total
2 : Dibantu orang lain

- Kekuatan Otot :

5555 5555

5555 5555

Masalah Kperawatan : Intoleransi aktivitas

Intra
Data subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
74

Data subjektif :
- Pasien tampak hanya berbaring di tempat tidur
- Pasien di lakukan anastesi umum
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data subjektif :
- Pasien dalam pengaruh pembiusan
Data Objektif :
- Skala Aktivitas (2 : dibantu orang lain)
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat Bantu 4 : Ketergantungan Total
2 : Dibantu orang lain
- Kekuatan Otot :

5555 5555

5555 5555

Masalah Kperawatan : Intoleransi aktivitas

5. Persepsi/Kognitif
Pre
75

Data Subjektif :
- Pasien mengatakan bahwa sakitnya karena pola makannya
tidak baik

Data Objektif :
- Pasien tampak menerima kondisinya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Intra operasi
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anastesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Keluarga pasien mengatakan bahwa operasi yang telah
dilakukan adalah tindakan yang dapat membuat pasien segera
sembuh
Data Objektif :
- Keluarga pasien tampak menjaga pasien dengan baik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

6. Persepsi Diri
Pre
Data subjekti :
- Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa melakukan
aktivitas kembali
76

- Pasien juga mengatakan ia berharap keluarganya selalu


mendukung dalam proses kesembuhannya
Data Objektif :
- Pasien tampak gelisah dengan dirinya sendiri sebelum operasi
- Pasien dan keluarga tampak berdoa
Masalah keperawatanya : tidak ada masalah keperawatan
Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anastesi umum
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien berdoa agar cepat sembuh dan dapat melakukan
aktivitas kembali. Pasien berharap keluarganya selalu
mendukung dalam proses penyembuhan.

Data Objektif :
- Keluarga pasien tampak lega karena operasinya berjalan lancar
Masalah keperawaan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Peran Hubungan
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik dan
tidak ada masalah ataupun perselisihan
Data Objektif :
- Pasien tampak berinteraksi dengan baik pada keluarga.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
77

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anastesi umum
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif : -
- Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik dan
tidak ada masalah ataupun perselisihan
Data Objektif :
- Pasien tampak berinteraksi dengan baik pada keluarga.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Seksualitas
Pre
Data Subjektif :
- Tidak Dikaji
Data Objektif :
- Tidak dikaji
Masalah keperawatan : Tidak dikaji

Post
Data Subjektif :
- Tidak Dikaji
Data Objektif :
- Tidak dikaji
Masalah keperawatan : Tidak dikaji

9. Toleransi/Koping Stress
78

Pre
Data Subjektif :
- pasien mengatakan takut pada saat mengetahui akan dilakukan
operasi
- pasien mengatakan khawtir dengan kondisinya setelah
dilakukannya operasi
- pasien tampak tidak berkonsetrasi
Data Objektif :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien taampak tegang
- Pasien terlihat susah tidur
Masalah keperawatan : Ansietas

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anastesi umum
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
- Pasien mengatakan tidak akan makan sembarangan lagi

Data Objektif :
- Pasien tampak menerima kondisinya sekarang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Prinsip Hidup


Pre
79

Data Subjektif :
- Budaya : Pasien mengatakan budaya yang diikuti pasien yaitu
budaya masyarakat Sumatera Selatan
- Spritual / Religius : Pasien mengatakan berusaha melaksanakan
sholat 5 waktu, pasien merasa penyakitnya saat ini merupakan
ujian dan bentuk kasih sayang Allah terhadapnya.
- Psikologis : Pasien mengatakan berharap segera sembuh
- Sosial : Pasien mengatakan sering mengikuti kegiatan di
lingkungan tempat tinggalnya.

Data Objektif :
- Pasien dan keluarga pasien tampak sedang berdoa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Intra
Data Subjektif
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anastesi umum
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Budaya : Pasien mengatakan budaya yang diikuti pasien yaitu
budaya masyarakat Sumatera Selatan
- Spritual / Religius : Pasien mengatakan berusaha melaksanakan
sholat 5 waktu, pasien merasa penyakitnya saat ini merupakan
ujian dan bentuk kasih sayang Allah terhadapnya.
- Psikologis : Pasien mengatakan berharap segera sembuh
- Sosial : Pasien mengatakan sering mengikuti kegiatan di
80

lingkungan tempat tinggalnya.


Data Objektif :
- Pasien dan keluarga pasien tampak sedang berdoa
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Keselamatan/Perlindungan
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan merasa aman selama dirumah sakit
Data Objektif :
- pasien tampak terlihat tidak tertekan dan terlihat merasa
dilindungi
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Intra
Data Subjektif
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anastesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan merasa aman selama dirumah sakit
Data Objektif :
- pasien tampak terlihat tidak tertekan dan terlihat nyaman
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12. Kenyamanan
Pre
81

Data Subjektif :
- Pasien mengatakan demam nyeri pada bagian perut nyeri mulai
dirasakan 1minggu yang lalu
P : Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan bawah
S : Skala nyeri 6 (sedang) : “WBP”
T : Nyeri dirasakan terus menerus
Data Objektif:

- Pasien terlihat lemas


- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak mengepalkan tangan sesekali memegang
perutnya
- Nafsu makan berkurang
- Pasien terlihat lemas

- Suhu kulit teraba hangat

- Pasien tampak pucat

- Kulit tampak merah

- Kesadaran Compos Mentis

- TTV :
P : 98 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 380C
BB : 35 kg, TB : 143 cm
Masalah keperawatan : nyeri akut, hipertermia

Intra
Data Subjektif
82

- Pasien dalam proses pembedahan


Data Objekytif :
- Tampak ada tindakan pembedahan di perut sebelah kanan
bawah
- Terdapat sayatan +- 7 cm
- Tampak kemerahan
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : Resiko infeksi

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri bekas operasi
P : Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan bawah
S : Skala nyeri 5 (sedang) : “WBP”
T : Nyeri dirasakan terus menerus
- Pasien mengatakan badan lemas
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan kedinginan

Data Objektif :
- Pasien terlihat lemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampang menangis
- Pasien tampak menggigil (perubahan suhu lingkungan)
- Pasien tampak mengepalkan tangan
- Pasien hanya berbaring di tempat tidur
- Bersikap protektif
- Nafsu makan berkurang
83

- Kesadaran Compos Mentis GCS: E:4 V:5 M:6


- TTV :
P : 99 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36oC
BB : 35 kg, TB : 143 cm
Masalah keperawatan : nyeri akut, Hipotermia

IV. Pengkajian Review of System dan Pemeriksaan Fisik


1. Sistem Respirasi
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nafas tidak sesak
Data Objektif :
- Inspeksi : dada simetris
- Palpasi : Tidak ada masa pada dada
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Vesikuler
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- RR : 22 x/menit
- P : 98 x/menit
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
84

Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak sesak
Data Objektif :
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Tidak ada nafas cuping hidung, bernafas normal tidak
ada bantuan otot nafas
- Perkusi :Sonor
- Auskultasi : Vesikuler
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Sistem Kardiovaskuler
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada riwayat nyeri dada
Data Objektif :
- Inspeksi : dada terlihat simetris
- Palpasi : tidak ada massa
- Perkusi : Dullness (Redup)
- Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2, tidak ada bunyi
tambahan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
3. Sistem Persarafan
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Data Objektif :
- Memori : Panjang
- Perhatian : dapat mengulang
- Bahasa : Baik ( dengan komunikasi verbal bahasa daerah)
- Kognisi : Baik
- Orientasi : Baik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
85

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Data Objektif :
- Memori : Panjang
- Perhatian : dapat mengulang
- Bahasa : Baik ( dengan komunikasi verbal bahasa daerah)
- Kognisi : Baik
- Orientasi : Baik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Sistem Perkemihan
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan memiliki kebiasaan buang air besar 2 kali
sehari, dan kebiasaan buang air kecil 3-5 kali sehari

Data Objektif :
- Inspeksi : -
- Palpasi : Tidar terdapat nyeri tekan
- Perkusi : -
- Auskultasi : -

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


86

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan memiliki kebiasaan buang air besar 2 kali
sehari, dan kebiasaan buang air kecil 3-5 kali sehari

Data Objektif :
- Inspeksi : -
- Palpasi : Tidar terdapat nyeri tekan
- Perkusi : -
- Auskultasi : -

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

5. Sistem Pencernaan
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu makan
Data Objektif:
- Inspeksi: abdomen simetris
- Palpasi : ada nyeri tekan pada abdomen
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : Bising usus 18 x/menit
Masalah keperawatan : nyeri akut
Intra
87

Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nafsu makan mulai membaik
Data Objektif:
- Inspeksi: simetris
- Palpasi : ada nyeri tekan pada abdomen
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : Bising usus 12 x/menit
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

6. Sistem Muskuloskeletal
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan

Data Objektif :
- Inspeksi : Tidak terdapat edema di ekstremitas bawah dan
atas
- Palpasi : CRT < 2 detik
Kekuatan Otot

5555 5555

5555 5555

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


88

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Post

Data Subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan

Data Objektif :
- Inspeksi : Tidak terdapat edema di ekstremitas bawah dan
atas
- Palpasi : CRT < 2 detik

Kekuatan Otot

5555 5555

5555 5555

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

7. Sistem integumen :
Pre
Data subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan

Data objektif :
- Inspeksi : Tidak terdapat ada luka
- Palpasi : Tidak terdapat ada luka, turgor kulit elastis
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
89

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Inspeksi : Terdapat ada sayatan di perut bawah +- 7 cm
- Dilakukan pemotongan pembuluh darah pada apendik +- 5cm
- Palpasi : -
Masalah keperawatan : gangguan integritas kulit/jaringan dan
resiko infeksi

Post
Data subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi di bagian perut bawah
Data objektif :
- Inspeksi : Terdapat ada luka jahitan +- 7 cm, kemerahan,
- Palpasi : tedapat nyeri tekan
Masalah keperawatan : Gangguan Integritas Kulit/jaringan

8. Sistem endokrin
Pre
Data subjektif : pasien mengatakan tidak ada keluhan
Data Objektif : tudak ada keluhan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Intra
Data subjektif : pasien tidak sadar
Data Objektif : tudak ada keluhan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Post
Data subjektif : pasien mengatakan tidak ada keluhan
Data Objektif : tudak ada keluhan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
90

9. Sistem penginderaan

a. Penglihatan

Pre
Data subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Data Objektif :
- Inspeksi : Simetris, sklera ikterik
- Palpasi : konjungtiva anemis
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Post
Data subjektif :
- Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Data Objektif :
- Inspeksi : Simetris, sklera ikterik
- Palpasi : konjungtiva anemis
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

b. Pendengaran

Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan suara terdengan jelas
Data Objektif
- Inspeksi : telinga pasien tampak bersih
- Palpasi : simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan
91

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan suara terdengar jelas
Data Objektif
- Inspeksi : telinga pasien tampak bersih
- Palpasi : simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

c. Penghidung :
Pre
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan bisa mencium bau dan membedakan bau
Data Objektif :
Inspeksi : hidung simestris
Palpasi : tidak ada benjolah dan nyeri tekan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Intra
Data Subjektif :
- Pasien dalam proses pembedahan
92

Data Objekytif :
- Pasien tampak tidak sadar
- Pasien dilakukan anestesi umum
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Post
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan dapat mencium bau dan membedakan bau
Data Objektif :
Inspeksi : hidung simestris
Palpasi : tidak ada benjolah dan nyeri tekan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Pengkajian Psikososial

a. Persepsi klien terhadap penyakitnya :

Pasien berharap agar cepat sembuh dan dapat melakukan


aktivitas. Pasien mengatakan keluarganya selalu mendukung
dalam proses penyembuhan.

Tampak hubungan pasien dengan keluarga baik.

Tampak keluarga mendukung pasien sepenuh hati.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

b. Reaksi saat interaksi

√ Kooperatif Tidak Kooperatif


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Status emosional

Tenang √ Cemas Menarik


Diri
93

Marah Tidak Sabar

Masalah Keperawatan : Ansietas

V. PemeriksanPenunjang (Laboratorium, Radiologi, Ekgdll):

Tanggal Jenis Hasil Nilai


Pemeriksaan Laboratorium Normal
27/09/202 Hematologi
2 14-16
Hemoglobin 12.5
Jam : 4.5- 5.5
13.14 Eritrosit 5.2
WIB 9.10
Leukosit 20.3
150 -400
Trombosit 391
38 40 -52
Hematokrit

Tanggal/Jam Jenis Hasi Pemeriksaan


Pemeriksaan
28/09/2022 USG Tampak sousage / target sign uk : 0,9
Jam : 17.09 Appendix cm
WIB Tak tampak fluid collection
peroappendicular
Kesan :
Suspect Appendisitis akut
nonperforated

VI. Terapi

No Nama Obat Dosis Golongan Rute Indikasi

Pre operasi

1. PCT 3x400 mg Analgesi tablet Untuk


k meredakan
nyeri dan
94

menurunkan
demam
Untuk
sefalopor
2. Ceftriaxon 2x1 gr injeksi mengatasi
in
infeksi bakteri
Untuk
mencegah
3. Omeprazol 1x2mg PPI Injeksi perdarahan
saluran cerna
(lambung)
500 ml gtt Kristaloi Kebutuhan
4. Inf. RL IVFD
20pm d cairan

No Nama Obat Dosis Golongan Rute Indikasi

Intra operasi

Kaltrofen
ketofren 100 mg / 12
1 NSAID Rektum Anti nyeri
supposito jam
ry
500 ml gtt Kebutuhan
2. Inf. RL Kristaloid IVFD
20pm cairan

No Nama Obat Dosis Golongan Rute Indikasi

Post operasi

Untuk
Ceftriaxo Sefalospor
1. 2x1 gr Injeksi mengatasi
n in
infeksi
2. Metronid 3x250 mg Antibiotik Tablet Untuk
95

menangani
azon
infeksi
500 ml gtt Kebutuhan
3. Inf. RL Kristaloid IVFD
20pm cairan

ANALISA DATA

PRE OPERASI :

MASALAH
NO. DATA/PROBLEM ETIOLOGI
KEPERAWATAN

1. DS: Hiperplasi jaringan Nyeri akut

- Pasien mengeluh limfoid, fekalit tumor

nyeri pada bagian appendik, infeksi,

perut, disertai makanan rendah serat

demam dan mual,

nyeri mulai Pengeluaran feses lama

dirasakan 1minggu dan sulit

yang lalu

- P : Nyeri dirasakan Appendisitis

saat pasien

bergerak dan Pre operasi

beraktivitas

- Q : Nyeri seperti Sekresi mukus berlebihan

ditusuk-tusuk pada lumen appendik


96

- R : Nyeri dibagian

perut sebelah Appendik teregang

kanan bawah

- S : Skala nyeri 6 Nyeri akut

(sedang) : “WBP”

- T : Nyeri

dirasakan terus

menerus

DO :

- Pasien terlihat

lemas

- Pasien tampak

gelisah

- Pasien tampak

pucat

- Pasien tampak

meringis

- Pasien tampak

mengepalkan

tangan sesekali

memegang

perutnya

- Nafsu makan

berkurang
97

- Kesadaran Compos

Mentis

- TTV :

P : 98 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 380C

BB : 35 kg,

TB : 143 cm

2. DS: Hiperplasi jaringan Ansietas

- pasien mengatakan limfoid, fekalit tumor

takut pada saat appendik, infeksi,

mengetahui akan makanan rendah serat

dilakukan operasi

- pasien mengatakan Pengeluaran feses lama

khawatir dengan dan sulit

kondisinya setelah

dilakukannya operasi Appendisitis

- pasien tampak tidak

berkonsetrasi Pre operasi

DO: Keputusan tindakan

- Pasien tampak operasi

gelisah

- Pasien taampak Kekhawatiran mengalami


98

tegang kegagalan

TTV : Ansietas

RR : 22 x/menit

3. DS : Hiperplasi jaringan Hipertermia

Pasien mengatakan limfoid, fekalit tumor


demam
appendik, infeksi,

makanan rendah serat


DO :

- Pasien terlihat
Pengeluaran feses lama
lemas
dan sulit
- Suhu kulit teraba

hangat
Appendisitis
- Pasien tampak

pucat
Pre operasi
- Kulit tampak

merah
Usus buntu tersumbat
- Kesadaran Compos
feses, kanker, benda asing
Mentis

- TTV :
Peradangan pada jaringan
P : 98 x/menit
usus
RR : 22 x/menit

T : 380C
Kerusakan kontrol suhu
99

terhadap inflamasi

Febris

Hipertermia

Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Hipertermi
Prioritas Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hipertermi
3. Ansietas
Diagnosa Keperawatan (PES)
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d keluhan nyeri pada perut bagian
bawah sebelah kanan, nyeri dirasakana saat bergerak seperti tertusuk-tusuk
skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus menerus
2. Hipertermi b.d Proses penyakit d.d demam, suhu kulit hangat, dan tampak
memerah
3. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisah
Pasien tampak tegang, pasien terlihat susah tidur
100

ANALISA DATA
INTRA OPERASI :

MASALAH
NO. DATA/PROBLEM ETIOLOGI
KEPERAWATAN

1. DS: Hiperplasi jaringan Resiko infeksi


- Pasien dalam
limfoid, fekalit tumor
proses pembedahan
appendik, infeksi,
DO :
- Inspeksi : Terdapat makanan rendah serat
ada sayatan di
perut bawah +- 7
Pengeluaran feses lama
cm
- Dilakukan dan sulit
pemotongan
pembuluh darah
Appendisitis
pada apendik +-
5cm
- Palpasi : -
Intra operasi

Tindakan pembedahan

Melakuakn insisi

Pintu masuk kuman

Resiko Infeksi
101

2. DS: Hiperplasi jaringan Hipotermia


Pasien dalam proses
limfoid, fekalit tumor
pembedahan
appendik, infeksi,
DO:
- Pasien dilakukan makanan rendah serat
anestesi umum
- Kulit teraba dingin
Pengeluaran feses lama
P : 89 x/menit
RR : 22 x/menit dan sulit
T : 35,90C
- Menggigil
Appendisitis

Intra operasi

Tindakan pembedahan

Terpapar suhu lingkungan

rendah

Hipotermia

Masalah Keperawatan
1. Hipotermia
2. Resiko Infeksi
Prioritas Masalah Keperawatan
1. Hipotermia
2. Resiko Infeksi
Diagnosa Keperawatan (PES)
102

1. Hipotermia b.d terpapar suhu lingkungan rendah d.d Pasien dilakukan


anestesi umum,Kulit teraba dingin, Menggigil
2. Resiko Infeksi
103

ANALISA DATA
POST OPERASI :

MASALAH
NO. DATA/PROBLEM ETIOLOGI
KEPERAWATAN

1. DS: Hiperplasi jaringan Nyeri akut

-Pasien mengeluh nyeri limfoid, fekalit tumor


pada bagian perut
yang sudah appendik, infeksi,
dioperasi
makanan rendah serat
P : Nyeri dirasakan saat
pasien bergerak dan
beraktivitas
Q : Nyeri seperti Pengeluaran feses lama
ditusuk-tusuk
R : Nyeri dibagian perut dan sulit
sebelah kanan
bawah
S : Skala nyeri 5 Appendisitis
(sedang) : “WBP”
T : Nyeri dirasakan terus
menerus
Pasca operasi
DO:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien tampak luka insisi
gelisah
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak
meringis kerusakan jaringan
- Pasien tampak
mengepalkan tangan
sesekali memegang Pelepasan prostaglandin
perutnya
- Nafsu makan
berkurang
Stimulasi dijantarkan
- Kesadaran Compos
104

Mentis GCS: E:4


V:5 M:5
- TTV : Spinal cord
P : 99 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36˚C Cortex serebri
BB : 35 kg
TB : 143 cm

Nyeri di persepsikan

Nyeri akut

2. DS: Hiperplasi jaringan Resiko infeksi


- Pasien dalam proses
limfoid, fekalit tumor
pembedahan
appendik, infeksi,
DO :
- Inspeksi : Terdapat makanan rendah serat
ada sayatan di perut
bawah +- 7 cm
Pengeluaran feses lama
- Dilakukan
pemotongan dan sulit
pembuluh darah
pada apendik +- 5cm
Appendisitis
- Palpasi : -

Pasca operasi

Pintu masuk kuman

Resiko Infeksi

3. DS : Hiperplasi jaringan Gangguan


- Pasien
105

mengatakan nyeri pada limfoid, fekalit tumor Integritas Kulit


luka operasi di bagian
appendik, infeksi,
perut bawah
makanan rendah serat
DO:

- Inspeksi :
Pengeluaran feses lama
Terdapat ada luka
jahitan +- 7 cm, dan sulit
kemerahan,

- Palpasi : tedapat Appendisitis


nyeri tekan

Pasca operasi

luka insisi

kerusakan jaringan

Gangguan integritas
kulit/jaringan

Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan Integritas Kulit
3. Resiko infeksi
Prioritas Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan Integritas Kulit
3. Resiko infeksi
106

Diagnosa Keperawatan (PES)


1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d keluhan nyeri pada luka operasi di
perut bagian bawah sebelah kanan, nyeri dirasakana saat bergerak seperti
tertusuk-tusuk skala nyeri 5, nyeri dirasakan terus menerus
2. Gangguan Integritas Kulit b.d pembedahan d.d Inspeksi : Terdapat ada
luka jahitan +- 7 cm, kemerahan, Palpasi : tedapat nyeri tekan
3. Resiko infeksi
107

RENCANA KEPERAWATAN

PRE OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
1. Nyeri Akut b.d agen SLKI : Tingkat Nyeri SIKI : Manajemen Nyeri 1) Untuk mengetahui
pencedera fisik d.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : lokasi,
keluhan nyeri pada perut selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri 1) Indikasi lokasi, karakteristik,
bagian bawah sebelah menurun dengan : karakteristik, durasi, durasi, frekuensi,
kanan, nyeri dirasakana frekuensi, kualitas, kualitas, intensitas
saat bergerak seperti N Kriteria Aw Tuju intensitas nyeri nyeri
tertusuk-tusuk skala o al an 2) Indikasi skala nyeri 2) Untuk melihat
nyeri 6, nyeri dirasakan 1 Keluhan nyeri 3) Monitor efek samping ukuran nyeri
4 2
terus menerus penggunaan analgetik pasien
DS: 2 Meringis 5 2 3) Memastikan obat
3 Sikap protektif 4 2 - Terapeutik berfungsi sesuai
- Pasien mengeluh . 4) Kontrol lingkungan yang yang diharpkan
4 Gelisah 4 1 memperberat rasa nyeri 4) Memberikan
nyeri pada bagian
. (misal suhu ruangan, kenyamanan pada
perut, disertai demam 5 Frek Nadi 3 5 pencahayaan, dan pasien
108

dan mual, nyeri . kebisingan 5) Memberi rasa


6 Proses berfikir 3 5 5) Fasilitasi istirahat dan nyaman pasien
mulai dirasakan . tidur untuk beristirahat
6) Memberi
1minggu yang lalu
- Edukasi : pengetahuan pada
- P : Nyeri dirasakan Keterangan : 6) Jelaskan penyebab, pasien agar lebih
Menu
Cukup
Menin priode, dan pemicu nyeri megetahui
Kriteria Cukup Sedang Menin
saat pasien bergerak Hasil
run
gkat
gkat 7) Anjurkan menggunakan penyebab yang
1 2 3 4 5 analgetik secara tepat memicu terjadinya
dan beraktivitas Keluhan
√ 8) Ajarkan teknik nyeri
Nyeri
Meringis √ nonfarmakologis untuk 7) Untuk mengurangi
- Q : Nyeri seperti Sikap
√ mengurangi nyeri rasa nyeri yang
protektif
ditusuk-tusuk Gelisah √ - Kolaborasi : dirasakan pasien
Mem
Cukup Cukup
Memba 9) Kolaborasi pemberian 8) Agar nyeri pada
Memb Sedang Memba
- R : Nyeri dibagian buruk
uruk ik
ik analgetik, jika perlu pasien bisa
1 2 3 4 5 berkurang
perut sebelah kanan Frek
√ 9) Untuk memberikan
Nadi
Proses yang terbaik pada
bawah Berpikir

pasien
- S : Skala nyeri 6

(sedang) : “WBP”

- T : Nyeri dirasakan
109

terus menerus

DO :

- Pasien terlihat lemas

- Pasien tampak gelisah

- Pasien tampak pucat

- Pasien tampak

meringis

- Pasien tampak

mengepalkan tangan

sesekali memegang

perutnya

- Nafsu makan

berkurang

- Kesadaran Compos
110

Mentis

- TTV :

P : 98 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 380C

BB : 35 kg,

TB : 143 cm

2. Hipertermi b.d Proses Termoregulasi Manajemen hipertermia 1) Untuk mengetahui


penyakit d.d demam, Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : penyebab
suhu kulit hangat, dan selama 1 x 24 jam diharapkan termoregulasi 1) Identifikasi penyebab hipertermia
tampak memerah membaik dengan : hipertermi 2) Untuk melihat
DS : 2) Monitor suhu tubuh perubahan suhu
N Kriteria Aw Tuju - Terapeutik tubuh
Pasien mengatakan o al an 3) Sadiakan lingkungan yang 3) Memberikan
demam 1 Kulit merah dingin kenyamanan
4 1
- Edukasi : 4) Memberikan
2 Pucat 4 1 4) Anjurkan tirah baring pasien istirahat
DO : 3 Suhu tubuh 1 5 yang cukup
. - Kolaborasi : 5) Untuk memberikan
111

- Pasien terlihat lemas 4 Suhu kulit 1 5 5) Kolaborasi pemberian yang terbaik pada
. analgetik dan obat serta pasien
- Suhu kulit teraba cairan, jika perlu
hangat

- Pasien tampak pucat

- Kulit tampak merah

- Kesadaran Compos

Mentis

- TTV :

P : 98 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 380C

3. Ansietas b.d SLKI : Tingkat Ansietas SIKI : Reduksi ansietas 1) Untuk mengetahui
kekhawatiran mengalami Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : tingkat perubahan
kegagalan d.d tampak selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat 1) Identifikasi saat tingkat ansietas
gelisah, Pasien tampak ansietas menurun dengan : ansietas berubah 2) Untuk melihat
tegang 2) Monitor tanda-tanda ukuran tanda tanda
112

DS: N Kriteria Aw Tuju ansietas ansietas


o al an 3) Memberikan
- pasien mengatakan 1 Verbalisasi - Terapeutik kenyamanan pada
4 1
khawatir akibat 3) Ciptakan, suasana pasien
takut pada saat
kondisi yang terapeutik untuk 4) Memberi rasa
mengetahui akan dihadapi menumbuhksn aman pasien
2 Perilaku gelisah 4 1 kepercsyssm 5) Memberi rasa
dilakukan operasi 3 4) Temani pasien untuk nyaman pasien
Perilaku tegang 4 1
. mengurangi kecemasan, untuk bisa rilesks
- pasien mengatakan jika memungkinkan dan tidak cemas
4 Frek pernafasan 3 1
. - Edukasi : 6) Untuk memberikan
khawatir dengan
5 Frek Nadi 3 1 5) Latih teknik relakasasi yang terbaik pada
kondisinya setelah . pasien
6 Tremor 4 1 - Kolaborasi :
dilakukannya operasi 6) Kolaborasi pemberian
.
7 Pucat 4 1 analgetik dan obat
- pasien tampak tidak antiansietas, jika perlu
.
berkonsetrasi

Keterangan :
Cukup
Men Seda Menin
DO: Kriteria
urun
Cukup
ng
Menin
gkat
Hasil gkat
1 2 3 4 5
- Pasien tampak gelisah Verbalisasi √
khawatir
113

- Pasien taampak tegang akibat


kondisi
yang
- Pasien terlihat susah dihadapi
Perilaku

tidur gelisah
Perilaku

tegang
TTV : Frek

pernafasan
P : 98 x/menit Frek Nadi √
Tremor √
Pucat
RR : 22 x/menit

RENCANA KEPERAWATAN

INTRA OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
114

. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional


1. Hipotermia (D.0132) b.d Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipotermia 1) Untuk mengetahui
terpapar suhu Setelah dilakukan tindakan keperawatan (I.14507) penyebab
hipotermia
lingkungan rendah d.d selama 1 x 24 jam diharapkan termoregulasi - Observasi
2) Untuk memberikan
Pasien dilakukan membaik dengan : 1) Identifikasi penyebab rasa hangat pada
anestesi umum,Kulit Keterangan : hipotermia ( mis. pasien
3) Untuk memberikan
teraba dingin, Menggigil Kriteria
Menin
Cukup
Seda
Cukup
Men eksposur lingkungan
Hasil Menin menuru suhu yang lebih
DS: gkat
gkat
ng
n
urun rendah , pakaian tipis , hangat
Pasien dalam proses 1 2 3 4 5 kerusakan hipotalamus , 4) Memberikan
 Menggig √ lingkungan yang
pembedahan penurunan laju
il aman dan nyaman
DO:  Kulit √ metabolisme , kekurangan sehingga suhu
- Pasien dilakukan merah
lemak subkutan ) tubuh pasien dapat
 Pucat √
anestesi umum - Terapeutik: normal
 Suhu √

- Kulit teraba dingin tubuh 2) Sediakan lingkungan yang


 Suhu √
P : 89 x/menit kulit
hangat ( mis .atur suhu
RR : 22 x/menit ruangan , inkubator )
T : 35,90C 3) Ganti pakaian dan / atau
Menggigil linen yang basah
( mis .selimut , menutup
115

kepala , pakaian tebal )


4) lakukan penghangatan
aktif ( mis . kompres
hangat , botol hangat ,
selimut hangat )
5) perawatan metode
kangguru )
6) lakukan penghangatan
aktif internal ( mis . Infus
cairan hangat , oksigen
hangat , lavase peritoneal
dengan cairan hangat )
2. Resiko Infeksi (0142) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (l.14539) 5) Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : tanda dan gejala
DS : selama 1 x 24 jam diharapkanTingkat 1) Monitor tanda dan gejala infeksi
- Infeksi menurun dengan : infeksi 6) Untuk menghindari
- Terapeutik terjadi nya infeksi
DO : N Kriteria Aw Tuju 7) Untuk menghindari
2) Berikan perawatan kulit
o al an 3) Berikan perawatan luka terjadi nya infeksi
- Pasien tampak tidak
1 Demam jahitan bekas operasi
2 5
sadar diberi - Edukasi : 8) Agar bersih dan
116

anastesi umum 2 Kemerahan 2 5 4) Ajarkan cara mencuci terhindar dari


3 Nyeri 2 5 tangan yang benar kuman
- Tampak ada
.
tindakan

pembedahan di

perut sebelah kanan

- Terdapat sayatan +-

7 cm

- Tampak kemerahan
117

RENCANA KEPERAWATAN

POST OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
. KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri Akut b.d agen SLKI : Tingkat Nyeri SIKI : Manajemen Nyeri 1) Untuk mengetahui
pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : lokasi,
DS: selama 1 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri 1) Indikasi lokasi, karakteristik,
- Pasien mengeluh menurun dengan : karakteristik, durasi, durasi, frekuensi,
frekuensi, kualitas, kualitas, intensitas
nyeri pada bagian N Kriteria Aw Tuju intensitas nyeri nyeri
o al an 2) Indikasi skala nyeri 2) Untuk melihat
perut, disertai demam
1 Keluhan nyeri 3) Monitor efek samping ukuran nyeri
4 2
dan mual, nyeri penggunaan analgetik pasien
2 Meringis 5 2 3) Memastikan obat
mulai dirasakan 3 Sikap protektif 4 2 - Terapeutik berfungsi sesuai
. 4) Kontrol lingkungan yang yang diharpkan
1minggu yang lalu 4 Gelisah 4 1 memperberat rasa nyeri 4) Memberikan
118

- P : Nyeri dirasakan . (misal suhu ruangan, kenyamanan pada


5 Frek Nadi 3 5 pencahayaan, dan pasien
saat pasien bergerak . kebisingan 5) Memberi rasa
6 Proses berfikir 3 5 5) Fasilitasi istirahat dan nyaman pasien
dan beraktivitas
. tidur untuk beristirahat
- Q : Nyeri seperti 6) Memberi
- Edukasi : pengetahuan pada
ditusuk-tusuk Keterangan : 6) Jelaskan penyebab, pasien agar lebih
Menu
Cukup
Menin priode, dan pemicu nyeri megetahui
- R : Nyeri dibagian Kriteria
run
Cukup Sedang Menin
gkat 7) Anjurkan menggunakan penyebab yang
Hasil gkat
1 2 3 4 5 analgetik secara tepat memicu terjadinya
perut sebelah kanan Keluhan
Nyeri
√ 8) Ajarkan teknik nyeri
bawah Meringis √ nonfarmakologis untuk 7) Untuk mengurangi
Sikap
√ mengurangi nyeri rasa nyeri yang
protektif
- S : Skala nyeri 5 Gelisah √ - Kolaborasi : dirasakan pasien
Mem
Cukup Cukup
Memba 9) Kolaborasi pemberian 8) Agar nyeri pada
(sedang) : “WBP” buruk
Memb Sedang Memba
ik analgetik, jika perlu pasien bisa
uruk ik
1 2 3 4 5 berkurang
- T : Nyeri dirasakan Frek
Nadi
√ 9) Untuk memberikan
terus menerus Proses yang terbaik pada

Berpikir pasien
DO :

- Pasien terlihat lemas


119

- Pasien tampak gelisah

- Pasien tampak pucat

- Pasien tampak

meringis

- Pasien tampak

mengepalkan tangan

sesekali memegang

perutnya

- Nafsu makan

berkurang

- Kesadaran Compos

Mentis

- TD :

- P : 99 x/menit
120

- RR : 21 x/menit

- T : 360C

- BB : 35 kg

- TB : 143 cm

2. Gangguan integritas SLKI : Gangguan integritas kulit/jaringan SIKI : Perawatan Luka Untuk menghindari
kulit/jaringan b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : terjadinya infeksi pada
pembedahan selama 1 x 24 jam diharapkan Gangguan 1) Monitor karakteristik luka pasca operasi
DS : integritas kulit/jaringan menningkat 2) Monitor tanda- tanda
Pasien mengatkan nyeri dengan : infeksi
pada luka operasi N Kriteria Aw Tuju
DO : o al an - Terapeutik
- Terdapat ada luka 1 Elastisitas 3) Lepaskan baluran dan
3 5
jahitan +-7 cm plester secara perlahan
- Kemerahan 2 Kerusakan 3 5 4) Bersihkan dengan cairan
- Nyeri kulit/jaringan NaCl
- K/U : Compos 3 Nyeri 3 5 5) Berikan salep sesuai lesi,
Mentis . jika perlu
P : 98 x/m 4 Kemerahan 3 5 6) Pasang balutan sesuai
RR : 22 x/m . jenis luka
T : 36oC 5 Suhu kulit 3 5 7) Pertahankan teknik steril
. saat melakukan perawatan
121

BB : 35 kg luka
- TB : 143 cm
- Edukasi
8) Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
9) Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
10) Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri

- Kolaborassi :
11) Kolaborasi pemberian
farmakologi, jika perlu

3. Resiko Infeksi (0142) Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (l.14539) 9) Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Observasi : tanda dan gejala
DS : selama 1 x 24 jam diharapkanTingkat 1) Monitor tanda dan gejala infeksi
- Infeksi menurun dengan : infeksi 10) Untuk menghindari
- Terapeutik terjadi nya infeksi
122

DO : N Kriteria Aw Tuju 2) Berikan perawatan kulit 11) Untuk menghindari


o al an 3) Berikan perawatan luka terjadi nya infeksi
- Pasien tampak tidak 1 Demam jahitan bekas operasi
2 5
- Edukasi : 12) Agar bersih dan
sadar diberi 2 Kemerahan 2 5 4) Ajarkan cara mencuci terhindar dari
anastesi umum 3 Nyeri 2 5 tangan yang benar kuman
.
- Tampak ada

tindakan

pembedahan di

perut sebelah kanan

- Terdapat sayatan +-

7 cm

- Tampak kemerahan
123

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


PRE OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
Hari, Hari,
NO DIAGNOSA
Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi Paraf
. KEPERAWATAN
dan Jam dan Jam
1. Nyeri Akut b.d agen Tanggal : 1) Mengidentifikasi lokasi, Tanggal : S: DESI
pencedera fisik 29-09-2022 karakteristik, durasi, 29-09-2022 - Pasien masih terasa nyeri pada
DS: frekuensi, kualitas,
17.20 WIB perut bagian kanan bawah
intensitas nyeri
- Pasien mengeluh R : Pasien mengatkan nyeri Jam : 18.15 P : nyeri dirasakan pasien
pada bagian perut bawah WIB saat bergerak
nyeri pada bagian
sebelah kanan Q : nyeri seperti ditusuk-
perut, disertai P : nyeri dirasakan pasien tusuk
R : Nyeri pada perut kuadran
124

demam dan mual, saat bergerak kanan bawah


Q : nyeri seperti ditusuk- S : Skala nyeri 6 (Sedang) :
nyeri mulai tusuk “WBP”
R : Nyeri pada perut T : Nyeri dirasakan terus
dirasakan 1minggu
kuadran kanan bawah menerus,
yang lalu S : Skala nyeri 6 (Sedang)
T : Nyeri dirasakan terus O:
- P : Nyeri dirasakan menerus,
- Pasien tampak meringis
saat pasien bergerak 17.22 WIB - Terdapat nyeri tekan
2) Memonitor efek samping
- Tampak gelisah
penggunaan analgetik
dan beraktivitas - Bersikap protektif (posisi
R : Pasien tampak lebih
menghindari nyeri)
- Q : Nyeri seperti tenang
- Nafsu makan berkurang
ditusuk-tusuk - K/U : Composmetis
17. 20 WIB 3) Mengontrol lingkungan
- TTV :
yang memperberat rasa
- R : Nyeri dibagian TD :
nyeri (misal suhu ruangan,
P : 90 x/m
pencahayaan, dan
perut sebelah kanan RR : 22 x/m
kebisingan
T : 38oC
bawah R : Klien di tempatkan di
BB : 35 kg
ruangan persiapan sebelum
- S : Skala nyeri 6 TB : 143 cm
operasi

(sedang) : “WBP” 4) Menjelaskan penyebab,


17.20 WIB A : Nyeri akut belum teratasi
priode, dan pemicu nyeri
125

- T : Nyeri dirasakan R : Keluarga pasien Menu Cuku Sedan


Cuku
p Meni
Kriteria
mengerti dan memahami Hasil
run p g Meni ngkat
terus menerus dengan yang telah di
ngkat
1 2 3 4 5
sampaikan tentang penyakit Keluhan

DO : Nyeri
pada anaknya Meringis √
Sikap
- Pasien terlihat lemas Protektif

Gelisah √
Cuku Cuku
- Pasien tampak 5) Menganjurkan Mem p Sedan p Mem
17.26 WIB menggunakan analgetik buruk Mem g Mem baik
buruk baik
gelisah secara tepat 1 2 3 4 5
Frek
R : Keluarga pasien √
- Pasien tampak pucat Nadi
mengatakan akan menyuruh Proses

Berpikir
- Pasien tampak anaknya untuk minum obat
secara teratur nantinya
meringis P : Pasien di pindahkan keruangan
6) Mengajarkan teknik operasi
- Pasien tampak nonfarmakologis untuk
17.28 WIB Intervensi dilanjutkan
mengurangi nyeri
mengepalkan tangan
R : Memberikan teknik
sesekali memegang relaksasi nafas dalam pada
pasien
perutnya (pasien mengikutinya secara
benar dan dilakukan secara
- Nafsu makan teratur sebelum masuk
126

berkurang ruang operasi)

- Kesadaran Compos 7) Berkolaborasi dengan tim


Mentis medis pemberian analgetik
17.20 WIB
R : Obat sudah diberikan
- TTV :
PCT 3x400 mg
P : 98 x/menit Ceftriaxon 2x1 gr
RR : 22 x/menit Omeprazol 1.2mg
Inf. RL (500 ml gtt 20pm)
T : 380C

BB : 35 kg,

TB : 143 cm
127

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


PRE OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
Hari, Hari,
DIAGNOSA Tanggal Tanggal
NO. Implementasi Evaluasi Paraf
KEPERAWATAN dan dan
Jam Jam
2. Ansietas b.d Tanggal 1) Mengidentifikasi Tanggal S:
kekhawatiran : 29-09- saat tingkat : 29-09- - Pasien mengatakan badan lemas
mengalami ansietas berubah - Pasien mengatakan takut
2022 2022
kegagalan d.d R : Pasien
128

tampak gelisah, Jam mengatakan Jam : 18.


Pasien tampak 17.20 cemas dan takut 15 WIB O:
tegang
WIB - K/U : Composmetis
DS:
- Pasien terlihat lemas
- pasien mengatakan - Pasien tampak takut dan menangis
Jam : 2) Memonitor tanda-
- Tampak pucat
tanda ansietas
takut pada saat 17.22 - TTV :
WIB R : Pasien tampak
TD :
mengetahui akan gelisah, tegang
P : 90 x/m
dan tremor
Jam RR : 22 x/m
dilakukan operasi 3) Menciptakan,
17.23 T : 38oC
suasana terapeutik
- pasien mengatakan WIB BB : 35 kg
untuk
TB : 143 cm
menumbuhkan
khawatir dengan
kepercayaan
kondisinya setelah R : Memberikan
dukungan yang A : Ansietas belum teratasi
dilakukannya positif, Pasien
tampak tenang Cukup Cukup
operasi Kriteria Menurun Sedang Meningkat
Jam Hasil
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
17.17 4) Menemani pasien
- pasien tampak Verbalisasi
WIB untuk mengurangi khawatir

tidak berkonsetrasi kecemasan, jika akibat



kondisi
memungkinkan yang
R : Mminta dihadapi
129

keluarga pasien Perilaku



gelisah
untuk menemani
Perilaku
DO: pasien sebelum tegang

masuk ruang Frek



- Pasien tampak pernafasan
operasi Frek Nadi √
Tremor √
gelisah
Pucat √
5) Melatih teknik
Jam
- Pasien taampak relakasasi
17.28 P : Pasien di pindahkan keruangan operasi
R : Memberikan
tegang WIB
teknik relaksasi Intervensi dilanjutkan
nafas dalam pada
- Pasien terlihat
pasien ( pasien
susah tidur mengikutinya
secara benar dan
TTV : dilakukan secara
teratur sebelum
P : 98 x/menit masuk ruang
operasi)
RR : 22 x/menit

6) Kolaborasi
Jam : pemberian
17.20 analgetik dan obat
WIB antiansietas, jika
130

perlu
R : Obat sudah
diberikan
PCT 3x400 mg
Ceftriaxon 2x1 gr
Omeprazol 1.2mg
Inf. RL (500 ml
gtt 20pm)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


PRE OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
Hari, Hari,
DIAGNOSA Tanggal Tanggal
NO. Implementasi Evaluasi Paraf
KEPERAWATAN dan dan Jam
Jam
3. Hipertermia b.d Tanggal 1) Mengidentifikasi Tanggal : S :
proses penyakit : 29-09- penyebab 29-09- - Pasien mengatakan badan lemas
hipertermi
131

DS : 2022 R : karena 2022 - Pasien mengatakan takut


- Pasien Jam ; adanya nyeri
17.20 Jam : 18. O :
mengatakan
WIB - K/U : Composmetis
15 WIB
demam - Pasien terlihat lemas
2) Monitor suhu
Jam : - Pasien tampak takut dan menangis
DO : tubuh
17. 21 - Tampak pucat
R : 380C
- Pasien terlihat WIB - TTV :
TD :
lemas P : 90 x/m
RR : 22 x/m
3) Anjurkan tirah
- Pasien tampak Jam :
T : 38oC
17.30 baring
BB : 35 kg
pucat WIB R : pasien
TB : 143 cm
mengatakan akan
- Kulit tampak melakukannya
A : Hipertermi belum teratasi
merah Jam : 4) Kolaborasi
17.25 pemberian
- Kesadaran Cukup Cukup
WIB analgetik dan Kriteria Menurun
Menurun
Sedang
Meningkat
Meningkat
Hasil
1 2 3 4 5
Compos Mentis obat serta cairan,
Verbalisasi
jika perlu khawatir
- TTV : R : Obat sudah akibat

kondisi
diberikan yang
dihadapi
132

P : 98 x/menit PCT 3x400 mg Perilaku



gelisah
Ceftriaxon 2x1 gr Perilaku
RR : 22 x/menit tegang

Omeprazol 1.2mg Frek

T : 38 C
0
pernafasan
Inf. RL (500 ml Frek Nadi √
Tremor √
gtt 20pm)
Pucat √

P : Pasien di pindahkan keruangan operasi


Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


INTRA OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
Hari, Hari,
NO DIAGNOSA Tanggal Tanggal
Implementasi Evaluasi Paraf
. KEPERAWATAN dan dan
Jam Jam
1. Hipotermia b.d Tanggal 1) Mengidentifikasi Tanggal S :
: 29-09- penyebab : 29-09- - Pasien dalam proses pembedahan
133

terpapar suhu 2022 hipotermia 2022 - Pasien dalam anastesi umum


Jam ; R : Pasien tampak O:
lingkungan rendah
18.40 menggigil di ruang Jam : - K/U : Composmetis
d.d Pasien WIB - Pasien dilakukan anastesi umum
operasi karena suhu 19.00
- Kulit teraba dingin
dilakukan anestesi ruangan WIB
- Tampak pucat
umum,Kulit teraba - TTV :
2) Menyeediakan P : 90 x/menit
Jam :
dingin, Menggigil
18.45 lingkungan yang RR : 22 x/menit
DS: WIB hangat ( mis .atur
T : 35,90C
suhu ruangan ,
- Pasien dalam
inkubator ) Menggigil
proses
R: suhu ruangan BB : 35 kg
pembedahan diatur TB : 143 cm

DO: A : Hipotermi belum teratasi

- Pasien dilakukan
Kriteria Hasil Cukup
Meni Seda Cukup
Meningk Menurun
anestesi umum ngkat ng menurun
at

1 2 3 4 5
134

- Kulit teraba
 Menggigil √
dingin  Kulit √
merah
P : 89 x/menit  pucat √

 Suhu
RR : 22 x/menit √
tubuh
 Suhu kulit √
T : 35,90C

Menggigil
P : Pasien di pindahkan keruangan operasi
Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


INTRA OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
NO DIAGNOSA Hari, Implementasi Hari, Evaluasi Paraf
. KEPERAWATAN Tanggal Tanggal
dan dan
135

Jam Jam
2. Resiko Infeksi Tanggal 1) Memonitor tanda Tanggal S :
DS : : 29-09- dan gejala infeksi : 29-09- - Pasien dalam proses pembedahan
- R : adanya
2022 2022 - Pasien dalam anastesi umum
pembedahan di
DO : Jam ; perut sebelah O:
18.48 kanan bawah, dan Jam : - K/U : Composmetis
- Pasien tampak
WIB terdapat sayatan +- - Pasien dilakukan anastesi umum
19.00
tidak sadar 7 cm - Terdapat luka jahitan bekas operasi yang
WIB
dibalut dengan kasa dan plester sesuai
diberi anastesi dengan ukuran luka
Jam :
2) memberikan - Tampak kemerahan
umum 18.55
perawatan kulit - TTV :
WIB
R : dilakukan P : 90 x/menit
- Tampak ada
jahitan pada luka
tindakan operasi dan dibalut RR : 22 x/menit
dengan kasa di
pembedahan plester sesuai T : 35,90C
ukuran luka
di perut Menggigil

3) Memberikan BB : 35 kg
sebelah kanan Jam :
perawatan luka TB : 143 cm
18.55
- Terdapat jahitan
WIB
R : Perawatan luka
sayatan +- 7 akan dilakukan
136

cm setelah beberapa A : Resiko infeksi belum teratasi


hari setelah
- Tampak operasi, dengan
berkolaborasi No Kriteria Awal Tujuan
kemerahan 1 Demam
bersama tim medis 3 5
di ruangan 2 Kemerahan 3 5
3. Nyeri 3 5

P : Pasien di pindahkan keruangan operasi


Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


POST OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
137

Hari, Hari,
DIAGNOSA Tanggal Tanggal
NO. Implementasi Evaluasi Paraf
KEPERAWATAN dan Jam dan
Jam
1. Nyeri Akut b.d Tanggal: 1) Mengidentifikasi Tanggal: S :
agen pencedera 29-09- lokasi, 29-09- - Pasien masih terasa nyeri pada perut bagian
fisik 2022 karakteristik,
2022 kanan bawah
DS: 19.20 durasi, frekuensi,
Nyeri Akut b.d WIB kualitas, intensitas 20.10 - Pasien mengatakan nyeri agak berkurang
agen pencedera nyeri WIB P : nyeri dirasakan pasien saat bergerak
fisik R : Pasien Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
mengatkan nyeri R : Nyeri pada perut kuadran kanan bawah
DS: pada bagian luka S : Skala nyeri 4 (Sedang) : “WBP”
- Pasien operasi T : Nyeri dirasakan terus menerus,
Pasien tampak
mengeluh nyeri gelisah
O:
P : nyeri
pada bagian - Pasien tampak meringis
dirasakan pasien
saat bergerak - Tampak gelisah
perut, disertai
Q : nyeri seperti - Tampak meringis
demam dan ditusuk-tusuk - Bersikap protektif (posisi menghindari nyeri,
R : Nyeri pada sambil menangis)
mual, nyeri perut kuadran - K/U : Composmetis
kanan bawah - TTV :
mulai dirasakan
S : Skala nyeri 5 TD :
138

1minggu yang (Sedang) P : 88 x/m


T : Nyeri RR : 21 x/m
lalu dirasakan terus T : 36,5oC
menerus, BB : 35 kg
- P : Nyeri
TB : 143 cm
dirasakan saat 2) Memonitor efek
19.05 samping A : Nyeri akut teratasi sebagian
pasien bergerak WIB penggunaan Cukup
Kriteria Menurun Cukup Sedang Meningkat
analgetik Hasil
Meningkat
dan beraktivitas R : Pasien
1 2 3 4 5
Keluhan

tampak lebih Nyeri
- Q : Nyeri Meringi
riileks nyeri lebih s

seperti ditusuk- berkurang Sikap



Protektif
Gelisah √
tusuk 3) Mengkontrol Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
lingkungan yang Memburuk Membaik
- R : Nyeri 19.15 memperberat rasa
1 2 3 4 5
Frek

nyeri (misal suhu
perut WIB
Nadi
dibagian Proses
ruangan, Berpikir

sebelah kanan pencahayaan, dan


kebisingan
bawah R : Klien di
tempatkan di P : Pasien di pindahkan keruangan
- S : Skala nyeri 5 ruangan RR Intervensi dilanjutkan di ruangan
139

(sedang) : 4) Menjelaskan
penyebab, priode,
“WBP” dan pemicu nyeri
19.26
R : Keluarga
- T : Nyeri WIB
pasien mengerti
dirasakan terus dan memahami
dengan yang
menerus telah di
sampaikan
DO : tentang penyakit
pada anaknya dan
- Pasien terlihat
cara
lemas mengatasinya

- Pasien tampak 5) Menganjurkan


menggunakan
gelisah analgetik secara
19.28
tepat
- Pasien tampak WIB
R : Keluarga
pucat pasien
mengatakan akan
- Pasien tampak menyuruh
anaknya untuk
meringis minum obat
secara teratur
140

- Pasien tampak nantinya

mengepalkan 6) Mengajarkan
teknik
tangan sesekali
nonfarmakologis
memegang 19.25 untuk
mengurangi nyeri
WIB
perutnya R : memberikan
teknik relaksasi
- Nafsu makan nafas dalam pada
pasien (Pasien
berkurang
masih
- Kesadaran melakukannya
sama seperti
Compos Mentis sebelum operasi)

- TD : 7) Berkolaborasi
P : 99 x/m dengan tim medis
RR : 21 x/m pemberian
T : 36oC
analgetik
BB : 35 kg
19.20 R : Obat sudah
TB : 143 cm
WIB diberikan
141

Ceftriaxon 2x1 gr
Metronidazon
3x250 mg
Inf RL 500 ml gtt
20pm

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


POST OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
142

Hari, Hari,
NO DIAGNOSA Tanggal Tanggal
Implementasi Evaluasi Paraf
. KEPERAWATAN dan dan
Jam Jam
2. Gangguan Tanggal 1) Memonitor Tanggal S :
integritas : 29-09- karakteristik luka : 29-09- - Pasien mengatakan badan lemas
kulit/jaringan b.d R: terdapat jahitan - Pasien mengatakan masih nyeri di bagian
2022 2022
pembedahan operasi +- 7 cm perut bawah bekas luka operasi
DS : Jam :
Pasien mengatkan Jam : 20. 10
19.22 O:
nyeri pada luka
WIB
operasi WIB - K/U : Composmetis
DO : - Kulit tampak kemerahan dekat luka operasi
- Terdapat ada - Pasien tampak kemerahan
luka jahitan +-7 2) Monitor tanda- - Kulit dekat jahitan tampak hangat
Jam :
cm tanda infeksi - Pasien tampak pucat
19. 25
- Kemerahan R : Tampak - TTV :
WIB
- Nyeri kemerahan TD :
- K/U : Compos 3) Melepaskan P : 88 x/m
Mentis baluran dan RR : 21 x/m
P : 98 x/m plester secara T : 36,5oC
RR : 22 x/m perlahan BB : 35 kg
T : 36oC R : dilakukan di TB : 143 cm
BB : 35 kg ruangan setelah
beberapa hari A : Gangguan integritas kulit/jaringan teratasi
143

- TB : 143 cm operasi dan akan sebagian


dilakukan dengan
berkolaborasi
dengan tim medis No Kriteria Awal Tujuan
1 Elastisitas 4 5
4) Membersihkan 2 Kerusakan 3 5
dengan cairan
kulit/jaringan
NaCl
3. Nyeri 3 5
R : dilakukan di
ruangan setelah 4. Kemerahan 3 5
beberapa hari 5. Suhu kulit 4 5
operasi dan akan
dilakukan dengan
P : Pasien di pindahkan keruangan
berkolaborasi
dengan tim medis Intervensi dilanjutkan di ruangan

5) Memaasang
Jam :
balutan sesuai
19.24
jenis luka
WIB
R : dilakukan di
ruangan setelah
beberapa hari
operasi dan akan
dilakukan dengan
144

berkolaborasi
dengan tim medis

6) Mempertahankan
Jam : teknik steril saat
19.25 melakukan
WIB perawatan luka
R : dilakukan di
ruangan setelah
beberapa hari
operasi dan akan
dilakukan dengan
berkolaborasi
dengan tim medis

7) Menjelaskan tanda
Jam : dan gejala infeksi
19.50 R : menjelaskan
WIB kepada keluarga
tentang tanda dan
gejala jika terjadi
infesi (keluarga
memahami yang
dijelaskan
145

perawat)

8) Menganjurkan
mengkonsumsi
Jam : makanan tinggi
19.53 kalori dan protein
WIB R : menjelaskan
kepada keluarga
makanan yang
tinggi serat untuk
mempercepat
penyembuhan
luka (Keluarga
pasien mengerti
dengan apa yang
di jelaskan)

9) Mengajarkan
prosedur
Jam : perawatan luka
19.55 secara mandiri
WIB R : menjelaskan
kepada keluarga
cara perawatan
luka operasi
146

(Keluarga pasien
tampak sedikit
memahami yang
di jelaskan
perawat)

10) Kolaborasi
pemberian
farmakologi, jika
Jam : perlu
19.42 Ceftriaxon 2x1 gr
WIB Metronidazon
3x250 mg
Inf RL 500 ml gtt
20pm
147

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


POST OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92
Hari, Hari,
NO DIAGNOSA Tanggal Tanggal
Implementasi Evaluasi Paraf
. KEPERAWATAN dan dan
Jam Jam
3. Resiko Infeksi Tanggal 1) Memonitor tanda Tanggal S :
DS : : 29-09- dan gejala infeksi : 29-09- - Pasien mengatakan susah untuk bergerak
- Pasien R : adanya
2022 2022
pembedahan di karena sakit
mengatakan perut sebelah
Jam : kanan bawah, dan Jam O:
susah untuk :
19.30 terdapat sayatan +- - K/U : Composmetis
20.10
bergerak karena WIB 7 cm - Terdapat luka jahitan bekas operasi yang
WIB dibalut dengan kasa dan plester sesuai
sakit dengan ukuran luka
2) memberikan - Tampak ada jahiatan +- 7 cm di bagian perut
DO : Jam :
perawatan kulit bawah
19. 25
148

- Tampak ada WIB R : dilakukan - Tampak kemerahan di pinggir luka operasi


jahitan pada luka - Kulit terasa hangat di dekat luka operasi
luka operasi di operasi dan dibalut - Tampak kemerahan
dengan kasa di
perut sebelah
plester sesuai - TTV :
kanan bagian ukuran luka P : 88 x/m
RR : 21 x/m
bawah 3) Memberikan T : 36,5oC
perawatan luka BB : 35 kg
- Tampak ada jahitan TB : 143 cm
R : Perawatan luka
jahiatan +- 7
dilakukan setelah
cm di bagian beberapa hari A : Resiko infeksi teratasi sebagian
setelah operasi,
perut bawah dengan
berkolaborasi No Kriteria Awal Tujuan
- Tampak bersama tim medis 1 Demam
5 5
di ruangan 2
kemerahan di Kemerahan 4 5
3. Nyeri 3 5
pinggir luka

operasi P : Pasien di pindahkan keruangan operasi

- Kulit terasa Intervensi dilanjutkan


149

hangat di

dekat luka

operasi

P : 98 x/m
RR : 22 x/m
T : 36oC
BB : 35 kg
- TB : 143 cm
EVALUASI/CATATAN PERKEMBANGAN

POST OPERASI

NAMA PASIEN : An. R JENIS KELAMIN :L


UMUR : 11 Tahun NO RM : 58.60.92

Diagnosa Tanggal
Evaluasi Paraf
Kep dan Waktu
Nyeri akut 29-09-2022 S:
b.d agen Jam : 20.10 - Pasien masih terasa nyeri pada perut bagian
pencedera
WIB kanan bawah
fisik
- Pasien mengatakan nyeri agak berkurang
P : nyeri dirasakan pasien saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada perut kuadran kanan bawah
S : Skala nyeri 4 (Sedang) : “WBP”
T : Nyeri dirasakan terus menerus,

O:
- Pasien tampak meringis
- Tampak gelisah
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (posisi menghindari
nyeri, sambil menangis)
- K/U : Composmetis
- TTV :
TD :
P : 88 x/m
RR : 21 x/m
T : 36,5oC
BB : 35 kg
TB : 143 cm
151

A : Nyeri akut teratasi sebagian


Cukup
Kriteria Menurun Cukup Sedang Meningkat
Meningkat
Hasil
1 2 3 4 5
Keluhan

Nyeri
Meringi

s
Sikap

Protektif
Gelisah √
Cukup Cukup
Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
1 2 3 4 5
Frek

Nadi
Proses

Berpikir

P : Pasien di pindahkan keruangan


Intervensi dilanjutkan di ruangan
Gangguan 29-09-2022 S:
integritas Jam : 20.10 - Pasien mengatakan badan lemas
kulit/jaringan - Pasien mengatakan masih nyeri di bagian
WIB
b.d perut bawah bekas luka operasi
pembedahan

O:
- K/U : Composmetis
- Kulit tampak kemerahan dekat luka operasi
- Pasien tampak kemerahan
- Kulit dekat jahitan tampak hangat
- Pasien tampak pucat
- TTV :
TD :
P : 88 x/m
RR : 21 x/m
T : 36,5oC
BB : 35 kg
TB : 143 cm

A : Gangguan integritas kulit/jaringan teratasi


sebagian
152

No Kriteria Awal Tujuan


1 Elastisitas 4 5
2 Kerusakan 3 5
kulit/jaringan
3. Nyeri 3 5
4. Kemerahan 3 5
5. Suhu kulit 4 5

P : Pasien di pindahkan keruangan


Intervensi dilanjutkan di ruangan
Resiko 29-09-2022 S:
Infeksi Jam : 20.10 - Pasien mengatakan susah untuk bergerak karena
WIB
sakit

O:
- K/U : Composmetis
- Terdapat luka jahitan bekas operasi yang
dibalut dengan kasa dan plester sesuai
dengan ukuran luka
- Tampak ada jahiatan +- 7 cm di bagian perut
bawah
- Tampak kemerahan di pinggir luka operasi
- Kulit terasa hangat di dekat luka operasi
- Tampak kemerahan

- TTV :
P : 88 x/m
RR : 21 x/m
T : 36,5oC
BB : 35 kg
TB : 143 cm

A : Resiko infeksi teratasi sebagian


153

No Kriteria Awal Tujuan


1 Demam
5 5
2 Kemerahan 4 5
3. Nyeri 3 5

P : Pasien di pindahkan keruangan operasi


Intervensi dilanjutkan

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan pada An.R dengan appendisitis


akut yang dilaksanakan di ruang bedah sentral (OK) RSUD Palembang
Bari, pada tahapan ini membahas seluruh tahapan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi. Implementasi dan
evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada An.R dengan diagnosa medis
appendisitis akut jenis kelamin laki-laki dan masuk rumah sakit pada
tanggal 27-09-2022 dan melakukan pengkajian pada tanggal 29-09-2022
alamat di kertapati.
1. Keluhan utama pre operasi
Data Subjektif : Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut, disertai
demam dan mual, nyeri mulai dirasakan 1minggu yang lalu. P : Nyeri
dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas, Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk, R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan bawah, S : Skala
nyeri 6 (sedang), T : Nyeri dirasakan terus menerus. Data Objektif:
Pasien terlihat lemas, Pasien tampak gelisah, Pasien tampak pucat,
Pasien tampak meringis, Pasien tampak mengepalkan tangan sesekali
memegang perutnya, Nafsu makan berkurang, Kesadaran Compos
154

Mentis. TTV : P : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 38 0C, BB : 35 kg,


TB : 143 cm.
Data Subjektif : pasien mengatakan takut pada saat mengetahui
akan dilakukan operasi, pasien mengatakan khawatir dengan
kondisinya setelah dilakukannya operasi, pasien tampak tidak
berkonsetrasi. Data Objektif : Pasien tampak gelisah, Pasien taampak
tegang. TTV : RR : 22 x/menit.
Data Subjektif : Pasien mengatakan demam. DO : Pasien terlihat
lemas, Suhu kulit teraba hangat, Pasien tampak pucat, Kulit tampak
merah, Kesadaran Compos Mentis. TTV : P : 98 x/menit, RR : 22
x/menit, T : 380C.
Data Subjektif : Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, Pasien
mengatakan mulutnya pahit, Keluarga pasien mengatakan anaknya
makan 3x/hari akan tetapi hanya dengan porsi yang sangat sedikit.
Data Objektif : Mukosa kering, Tampak pucat, Tampak lesu, CRT < 2
detik, BB : 35 kg.
2. Keluhan utama intra operasi
Data Subjektif : Pasien dalam proses pembedahan. Data Ojektif :
Inspeksi : Terdapat ada sayatan di perut bawah +- 7 cm, Dilakukan
pemotongan pembuluh darah pada apendik +- 5cm, Palpasi : -.
Data Subjektif : Pasien dalam proses pembedahan. Data Objektif :
Pasien dilakukan anestesi umum, Kulit teraba dingin, Menggigil.
Data Subjektif : Pasien dalam proses pembedahan. DO : Inspeksi :
Terdapat ada sayatan di perut bawah +- 7 cm, Dilakukan pemotongan
pembuluh darah pada apendik +- 5cm.
3. Keluhan utama post operasi
Data Subjektif : Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut yang
sudah dioperasi, P : Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan
beraktivitas, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Nyeri dibagian perut
sebelah kanan bawah, S : Skala nyeri 5 (sedang), T : Nyeri dirasakan
terus menerus. Data Objektif : Pasien terlihat lemas, Pasien tampak
gelisah, Pasien tampak pucat, Pasien tampak meringis, Pasien tampak
155

mengepalkan tangan sesekali memegang perutnya, Nafsu makan


berkurang, Kesadaran Compos Mentis GCS: E:4 V:5 M:5. TV : P : 99
x/menit, RR : 22 x/menit, T : 36˚C, BB : 35 kg, TB : 143 cm
Data Subjektif : Pasien dalam proses pembedahan, Data Objektif :
Inspeksi : Terdapat ada sayatan di perut bawah +- 7 cm, Dilakukan
pemotongan pembuluh darah pada apendik +- 5cm, Palpasi : -
Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi di
bagian perut bawah. DO : Inspeksi : Terdapat ada luka jahitan +- 7
cm, kemerahan, Palpasi : tedapat nyeri tekan.
B. Diagnosa keperawatan
1. Pre Operasi
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d keluhan nyeri pada perut
bagian bawah sebelah kanan, nyeri dirasakan saat bergerak seperti
ditusuk-tusuk skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus-menerus.
b. Hipertermi b.d proses penyakit d.d demam, suhu kulit hangat dan
tampak memerah
c. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak
gelisah, pasien tampak tegang, pasien terlihat susah tdiur.
2. Intra Operasi
a. Hipotermia b.d terpapar suhu lingkungan rendah d.d Pasien
dilakukan anestesi umum,Kulit teraba dingin, Menggigil
b. Resiko Infeksi
3. Post Operasi
a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d keluhan nyeri pada luka
operasi di perut bagian bawah sebelah kanan, nyeri dirasakana saat
bergerak seperti tertusuk-tusuk skala nyeri 5, nyeri dirasakan terus
menerus
b. Gangguan Integritas Kulit b.d pembedahan d.d Inspeksi : Terdapat
ada luka jahitan +- 7 cm, kemerahan, Palpasi : tedapat nyeri tekan
156

C. Risiko infeksi Intervensi keperawatan


1. Pre operasi
d. Pada diagnosa Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d keluhan
nyeri pada perut bagian bawah sebelah kanan, nyeri dirasakan saat
bergerak seperti ditusuk-tusuk skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus-
menerus.Data Subjektif : Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah sebelah kanan, nyeri dirasakan saat bergerak seperti
ditusuk-tusuk skala nyeri 6, nyeri dirasakan terus-menerus., disertai
demam dan mual, nyeri mulai dirasakan 1 minggu yang lalu. P :
Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas, Q : Nyeri
seperti ditusuk-tusuk, R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan
bawah, S : Skala nyeri 6 (sedang) : menggunakan ukuran WBP, T :
Nyeri dirasakan terus menerus. Data Objektif: Pasien terlihat
lemas, Pasien tampak gelisah, Pasien tampak pucat, Pasien tampak
meringis, Pasien tampak mengepalkan tangan sesekali memegang
perutnya, Nafsu makan berkurang, Kesadaran Compos Mentis.
TTV : P : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 38 0C, BB : 35 kg, TB :
143 cm akan dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri:
Observasi : Indikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, Indikasi skala nyeri. Monitor efek
samping penggunaan analgetik. Terapeutik : Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri (misal suhu ruangan, pencahayaan,
dan kebisingan, Fasilitasi istirahat dan tidur. Edukasi : Jelaskan
penyebab, priode, dan pemicu nyeri, Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat, Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu. Tindakan keperawatan ini didukung oleh penelitian
(mediarti, 2022) bahwa memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri seperti latihan napas dalam, mengontrol
lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri seperti mengatur
157

posisi pasien (posisi semi fowler).


Pada diagnosa Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d
tampak gelisah, Pasien tampak tegang, Pasien terlihat susah tidur. Data
Subjektif : pasien mengatakan takut pada saat mengetahui akan
dilakukan operasi, pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya
setelah dilakukannya operasi, pasien tampak tidak berkonsetrasi. Data
Objektif : Pasien tampak gelisah, Pasien taampak tegang. TTV : RR :
22 x/menit. Akan dilakukan tindakan keperawatan Reduksi ansietas,
Observasi : Identifikasi saat tingkat ansietas berubah, Monitor tanda
tanda ansietas. Terapeutik : Ciptakan, suasana terapeutik untuk
menumbuhksn kepercsyssm, Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan. Edukasi : Latih teknik relakasasi
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik dan obat antiansietas, jika
perlu.
Pada diagnosa hipertermi b.d proses penyakit d.d demam, suhu
kulit hangat,dan tampak memerah. Data Subjektif : Pasien mengatakan
demam. DO : Pasien terlihat lemas, Suhu kulit teraba hangat, Pasien
tampak pucat, Kulit tampak merah, Kesadaran Compos Mentis. TTV :
P : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 38 0C. Data Subjektif : Pasien
mengatakan nafsu makan berkurang, Pasien mengatakan mulutnya
pahit, Keluarga pasien mengatakan anaknya makan 3x/hari akan tetapi
hanya dengan porsi yang sangat sedikit. Data Objektif : Mukosa
kering, Tampak pucat, Tampak lesu, CRT < 2 detik, BB : 35 kg akan
dilakukan tindakan keperawatam Manajemen hipertermia, Observasi :
Identifikasi penyebab hipertermi, Monitor suhu tubuh, Terapeutik :
Sadiakan lingkungan yang dingin, Edukasi : njurkan tirah baring,
Kolaborasi :Kolaborasi pemberian analgetik dan obat serta cairan, jika
perlu.
158

2. Intra operasi
Pada diagnosa risiko infeksi d.d inspeksi : terdapat ada sayatan di
perut bawah +- 7 cm, pemotongan pembuluh darah pada apendik +-
5cm. Data Subjektif : Pasien dalam proses pembedahan. Data
Objektif : Inspeksi : Terdapat ada sayatan di perut bawah +- 7 cm,
Dilakukan pemotongan pembuluh darah pada apendik +- 5cm akan
dilakukan tindakan keperawatan : Pencegahan infeksi, Observasi :
Monitor tanda dan gejala infeksi, Terapeutik : Berikan perawatan kulit,
Berikan perawatan luka jahitan. Edukasi : Ajarkan cara mencuci
tangan yang benar.
3. Post operasi
Pada diagnosa Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d keluhan
nyeri pada luka operasi di perut bagian bawah sebelah kanan, nyeri
dirasakana saat bergerak seperti tertusuk-tusuk skala nyeri 5 (sedang),
nyeri dirasakan terus menerus. Data Subjektif : Pasien mengeluh nyeri
pada bagian perut yang sudah dioperasi, P : Nyeri dirasakan saat pasien
bergerak dan beraktivitas, Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Nyeri
dibagian perut sebelah kanan bawah, S : Skala nyeri 5 (sedang), T :
Nyeri dirasakan terus menerus. Data Objektif : Pasien terlihat lemas,
Pasien tampak gelisah, Pasien tampak pucat, Pasien tampak meringis,
Pasien tampak mengepalkan tangan sesekali memegang perutnya,
Nafsu makan berkurang, Kesadaran Compos Mentis GCS: E:4 V:5
M:6. TV : P : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 36˚C, BB : 35 kg, TB :
143 cm, akan dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri :
Observasi : Indikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, Indikasi skala nyeri, Monitor efek samping
penggunaan analgetik. Terapeutik : Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misal suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan, Fasilitasi istirahat dan tidur. Edukasi : Jelaskan penyebab,
priode, dan pemicu nyeri, Anjurkan menggunakan analgetik secara
159

tepat, Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri


Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Pada diagnosa Gangguan Integritas Kulit b.d pembedahan d.d
Inspeksi : Terdapat ada luka jahitan +- 7 cm, kemerahan, Palpasi :
tedapat nyeri tekan, Data Subjektif : Pasien dalam proses pembedahan,
Data Objektif : Inspeksi : Terdapat ada sayatan di perut bawah +- 7
cm, Dilakukan pemotongan pembuluh darah pada apendik +- 5cm,
Palpasi : - , akan dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Luka :
Observasi : Monitor karakteristik luka, Monitor tanda- tanda infeksi,
Terapeutik: Lepaskan baluran dan plester secara perlahan, Bersihkan
dengan cairan NaCl, Berikan salep sesuai lesi, jika perlu, Pasang
balutan sesuai jenis luka, Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka, Edukasi : Jelaskan tanda dan gejala infeksi, Anjurkan
mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein, Ajarkan prosedur
perawatan luka secara mandiri, Kolaborassi : Kolaborasi pemberian
farmakologi, jika perlu.

D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada apendisitis dengan diagnosa Nyeri
Akut Indikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri, Indikasi skala nyeri. Monitor efek samping penggunaan analgetik,
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misal suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan, Fasilitasi istirahat dan tidur, jelaskan
penyebab, priode, dan pemicu nyeri, Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat, Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri,kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu. Diagnosa hipertermi
Identifikasi penyebab hipertermi, Monitor suhu tubuh, sediakan
lingkungan yang dingin, anjurkan tirah baring, Kolaborasi pemberian
analgetik dan obat serta cairan, jika perlu. Diagnosa ansietas Identifikasi
saat tingkat ansietas berubah, Monitor tanda tanda ansietas, ciptakan,
160

suasana terapeutik untuk menumbuhksn kepercsyssm, Temani pasien


untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan, latih teknik relakasasi,
kolaborasi pemberian analgetik dan obat antiansietas, jika perlu. Diagnosa
risiko infeksi Monitor tanda dan gejala infeksi, berikan perawatan kulit,
Berikan perawatan luka jahitan, ajarkan cara mencuci tangan yang benar.
Diagnosa gangguan integritas kulit Monitor karakteristik luka, Monitor
tanda- tanda infeksi, lepaskan baluran dan plester secara perlahan,
Bersihkan dengan cairan NaCl, Berikan salep sesuai lesi, jika perlu,
Pasang balutan sesuai jenis luka, Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka, jelaskan tanda dan gejala infeksi, Anjurkan
mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein, Ajarkan prosedur
perawatan luka secara mandiri, kolaborasi pemberian farmakologi, jika
perlu.

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan disusun dengan metode SOAP. Evaluasi
keperawatan dilaksanakan selama 1x24 jam melaksanakan asuhan
keperawatan. Hasil evaluasi dari diagnosa nyeri akut didapatkan S : Pasien
masih terasa nyeri pada perut bagian kanan bawah. P : nyeri dirasakan
pasien saat bergerak, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut
kuadran kanan bawah, S : Skala nyeri 4 (Sedang), T : Nyeri dirasakan
terus menerus. O : Pasien tampak meringis, Terdapat nyeri tekan, Tampak
gelisah, Bersikap protektif (posisi menghindari nyeri), Nafsu makan
berkurang, K/U : Compos mentis, TTV :TD : P : 88 x/m, RR : 21 x/m, T :
36,5oC, BB : 35 kg, TB : 143 cm, A : Nyeri akut belum teratasi, P: Pasien
di pindahkan keruangan Intervensi dilanjutkan di ruangan
161

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1. Appendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan


merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering.
Penyakit ini menyerang semua umur baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10
sampai 30 tahun dan merupakan penyebab paling umum inflamasi
akut pada kuadran bawah kanan dan merupakan penyebab paling
umum untuk bedah abdomen darurat.
5.1.2. Didapatkan pengkajian pada An.R dengan riwayat kesehatan saat ini
yaitu : Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bagian bawah. P :
Nyeri dirasakan saat pasien bergerak dan beraktivitas. Q : Nyeri
seperti ditusuk-tusuk. R : Nyeri dibagian perut sebelah kanan bawah.
S : Skala nyeri 6 (sedang) : “WBP”. T : Nyeri dirasakan terus
menerus. Pasien mengatakan demam. Pasien terlihat lemas. Pasien
tampak gelisah. Pasien tampak pucat. Kulit teraba hangat. Pasien
tampak meringis. Pasien tampak mengepalkan tangan sesekali
memegang perutnya. Kesadaran Compos Mentis (GCS: 15). (TTV :
P : 98 x/menit , RR : 22 x/menit, T : 380C). BB : 35 kg, TB : 143 cm
5.1.3. Diagnosa yang didapatkan pada saat pengkajian pada An.R yaitu :
Pre operasi : Nyeri akut, Hipertermi, dan ansietas. Pada saat Intra
operasi : Hipotermia, dan resiko infeksi. Dan pada saat pasca operasi
: nyeri akut, gangguan integritas kulit, dan resiko infeksi
5.1.4. Rencana yang dilakukan pada asuhan keperawatan an.R yaitu
memberikan teknik relaksasi nafas dalam, dan edukasi dalam
perawatan luka setelah operasi, dan disertai kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian farmakologi dan intervensi lanjutan
162

5.1.5. Melakukan asuhan keperawatan pada an.R sesuai yang telah


direncanakan, dan didapatkan hasil evaluasi dari beberapa diagnosa
dengan masalah teratasi sebagian

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan mengenai Laporan


Kasus pada pasien appendisitis akut ini adalah :
5.2.1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk pelayanan kesehatan agar laporan
ini dapat dijadikan refrensi untuk melihat perbandingan dalam
melakukan asuhan keperawatan terutama pada penderiata
apendisitis

5.2.2. Bagi Institusi


Diharapkan laporan ini dapat dikembangkan untuk dijadikan
refrensi dalam bahan ajar keperawatan terutama dalam membuat
asuhan keperawatan pada penderita appendisitis

5.2.3. Bagi Penulis selanjutnya


Untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
membuat asuhan keperawatan pada penderita appendisitis dan sebagai
media untuk menambah pengalaman serta keterampilan dalam
melakukan asuhan keperawatan serta hasil yang diperoleh dapat
dijadikan sebagai data untuk membuat laporan kasus berikutnya.
163

DAFTAR PUSTAKA

Alfisahrinie, Laily Et Al. 2021. “Literature Review: Gambaran Berbagai Skor


Diagnosis Apendisitis Dengan Skor Alvarado Dalam Diagnosis Apendisitis
Akut.” Jurnal Homeostasis 4: 473–86.

Alnaz, Ahmad Razi Maulana, Abdul Hakim Nasution, And Aqyl Hanif Abdillah.
2020. “Matriks Metalloproteinase (Mmp) Sebagai Biomarker Terjadinya
Perforasi Pada Apendisitis Akut.” Jimki: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kedokteran Indonesia 8(2): 117–27.

Hawari, Saidatia Aninda. 2020. Penatalaksanaan Appendicogram Dengan Klinis


Apendisitis Di Instalasi Radiologi Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Karya.

Maros, Hikmah, And Sarah Juniar. 2016. “Uji Diagnostik (Sensitivitas Dan
Spesifisitas) Pemeriksaan Usg Berdasarkan Pemeriksaan Histopatologi
Sebagai Baku Emas Pada Pasien Suspek Apendisitis Aku.” : 1–23.

Nurkhalizah, Siti. 2021. “Nusantara Hasana Journal.” Karakteristik Pasien


Apendisitis Berdasarkan Skor Ripasa Dirup Dr. M. Djamil Padang 1(1): 95–
101.

Sani, N., Febriyani, A., & Hermina, Y. F. (2020). Karakteristik Pasien Apendistis
Akut Di Rumah Sakit Umum Dr. H Moeloek Provinsi Lampung. Malahayati
Nursing Journal , 577-586.

Snyder, Matthew J., Marjorie Guthrie, And Stephen Cagle. 2018. “Acute
Appendicitis: Efficient Diagnosis And Management.” American Family
164

Physician 98(1): 25–33.


Thomas, Gloria A., Ishak Lahunduitan, And Adrian Tangkilisan. 2016. “Angka
Kejadian Apendisitis Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode
Oktober 2012 – September 2015.” E-Clinic 4(1).

Zabala, Jaime. 2017. “Gambaran Hitung Jenis Neutrofil Berdasarkan Tingkat


Keparahan Apendisitis Akut Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Pada.” Manajemen
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Caput Succedaneum Di Rsud Syekh
Yusuf Gowa Tahun 4: 9–15.

Wijaya, W., Eranto, M. And Alfarisi, R. (2020) ‘Perbandingan Jumlah Leukosit


Darah Pada Pasien Appendisitis Akut Dengan Appendisitis Perforasi’, 11(1),
Pp. 341–346. Doi: 10.35816/Jiskh.V10i2.288.

Mediarti, D. (2022). Implementasi Keperawatan Pada Pasien Post Operasi


Apendisitis Dengan Masalah Nyeri Akut. Jurnal ‘Aisyiyah Medika, 151-
165.

Syokumawena, Hary, A., Mediarti, D., & Jaya, H. (2022). Implementasi


Keperawatan Pada Pasien Post Operasivapendisitis Dengan Masalah Nyeri
Akut. Jurnal ‘Aisyiyah Medika, 151-165.
165

LAMPIRAN
SOP PERAWATAN LUKA
Petunjuk:
Terdapat aspek criteria enilaian pada kompetensi perawatan luka yang meliputi
tahap pra interaksi, orientasi, interaksi, keja, terminasi, dan dokumentasi. peserta
ujian di evaluasi kompetensinya secara obyektif, dengan criteria:
Ya (1) : Bila menyebutkan/ mengerjakan prosedur dengan benar
Tidak (0): Bila tidak menyebutkan/ tidak mengerjakan prosedur dengan benar
Penilaian Catatan
N Prosedur
Ya Tida
o
k
1. Tahap Pra Interaksi
1. Identifikasi kebutuhan pasien
yang akan dilakukan tindakan
2. Perawat Mencuci tangan
3. Melakukan persiapan alat
a. Alat-alat yang steril:
1) Pinset anatomi 2 buah
2) Pinset chirurgi 1 buah
3) Gunting runcing bila
ingin mengangkat jahitan
4) Kom kecil 2 buah
5) Betadine
6) Tule, Foarmdressing
7) NaCL 0,9%
8) Kapas beberapa gelintir
9) Kain kasa secukupnya
10) Bengkok / kapas
166

bersih di dalam bengkok


11) Potongan plastik (
bila luka di kompres )
12) Duk penutup
b. Alat-alat yang tidak steril:
1) Gunting
2) Perban
3) Plester
4) pembalut
2. Tahap Orientasi (5)
1. Memberikan salam
2. Menanyakan nama lengkap
pasien sambil melihat gelang
pasien
3. Menjelaskan tujuan dan
prosedur pelaksanaan (jika
sadar)
4. Menanyakan
persetujuan/kesiapan
Mengucapkan basmalah
3. Tahap Kerja (25)
1. Menjaga privasi pasien.
2. Cuci tangan.
3. Memakai handscoon steril
4. Kaji tingkat kenyamanan klien.
5. Tinjau ulang instruksi
penggantian balutan.
6. Tutup ruangan atau tirai dan
167

jendela.
7. Posisikan klien di tempat yang
nyaman, dan tutupi dengan
selimut khusus untuk
memaparkan area luka.
8. Letakkan kantung sekali pakai
di antara area kerja. Lipat
ujungnya untuk membuat
mangkuk.
9. Gunakan masker dan
pelindung mata (google) jika
memungkinkan terjadi
cipratan.
10. Pakai sarung tangan sekali
pakai, dan singkirkan selang,
balutan atau tali.
11. Angkat plester; tarik balutan
searah paralel pada kulit
menuju balutan; angkat plester
yang masih melekat pada kulit.
12. Dengan tangan yang masih
memakai sarung tangan sekali
pakai, buang semua kasa
balutan dalam satu waktu, hati-
hati agar tidak menarik
drainase atau selang. Catatan
pada pembukaan balutan
adalah:
13. Jika balutan menempel pada
168

balutan basah kering, jangan


melembabkan balutan, tarik
balutan dengan perlahan dan
ingatkan klien atas
ketidaknyamanan yang
mungkin akan diirasakan
14. Jika balutan menempel di
balutan kering,
15. lembabkan dengan larutan
saline (NaCL 0,9%) lalu
angkat.
16. Observasi karakter dan jumlah
drainase balutan dan
penampakkan luka.
17. Lipat balutan yang
mengandung drainase, dan
buka sarung tangan sekali
pakai pada bagian luarnya.
Dengan balutan kecil, buka
sarung tangan dengan bagian
dalam di luar. Buang sarung
tangan dan balutan yang kotor
pada kantung sekali pakai.
Cuci tangan.
18. Buka nampan balutan steril
atau peralatan steril lainnya
yang terpisah.
19. Letakkan di meja atau troli di
samping tempat tidur.
20. Bersihkan luka (jika terdapat
169

instruksi) dengan prosedur:


a. Tuang larutan yang
diinstruksikan ke dalam
tabung irigasi steril.
Betadine pada luka kotor
atau NaCl untuk luka biasa
b. Pakai sarung tangan steril.
Letakkan bantalan tahan
air di bawah tubuh yang
terdapat luka. Gunakan
suntikan atau alirkan
larutan pada area luka.
c. Terus lakukan aliran irigasi
hingga bersih.
d. Keringkan kulit dan
sekitarnya.
21. Berikan balutan
Balutan Kering
a. Pakai sarung tangan steril.
b. Inspeksi penampilan,
drain, drainase dan
integritas pada kulit.
c. Bersihlkan luka dengan
larutan (bersihkan dari
area yang terkontaminasi
sedikit ke area yang paling
terkontaminasi).
d. Keringkan area dengan
kasa.
170

e. Berikan balutan kering


steril yang menutupi luka.
f. Berikan penutup balutan
jika diinstruksikan atau
sesuai kebutuhan.
Balutan Basah
a. Pasang sarung tangan
steril
b. Kaji penampilan area
sekitar luka.
c. Bersihkan dasar luka
dengan normal saline. Kaji
dasar luka.
d. Lembabkan kasa dengan
NaCl. Peras kelebihan
larutan.
e. Letakkan satu lapis kasa
langsung di atas
permukaan luka. Jika luka
dalam, masukkan balutan
ke dasar luka dengan
tangan atau forceps hingga
semua permukaan luka
kontak dengan kasa. Jika
ada lorong luka, gunakan
aplikator berujung kapas
untuk meletakkan kasa
pada area yang berlorong.
Pastikan kasa tidak
171

menyentuh kulit di
sekitarnya.
f. Luka juga bisa diberikan
tule atau foarmdressing
sesuai kebutuhan.
g. Tutupi dengan kasa kering
yang steril dan penutup
balutan
22. Fiksasi balutan
a. Gunakan plester non
alergi untuk memfiksasi
balutan
b. Untuk balutaan pada
ekstremitas, fiksasi
balutan dengan kasa
gulung atau jaring elastis
bisa dilakukan
23. Buka sarung tangan dan
buang ke kantung. Lepaskan
masker dan pelindung mata.
24. Catat tanggal dan waktu
penggantian balutan
menggunakan tinta (bukan
spidol) pada plester.
25. Rapikan semua alat dan cuci
tangan.
26. Bantu klien ke posisi yang
nyaman
4. Tahap Terminasi (6)

Sumber : Daftar Tilik Perawatan Luka IKesT


172

1. Mengevaluasi tindakan yang


baru dilakukan
2. Membereskan dan kembalikan
alat ketempat semula
3. Merapikan pasien dan
lingkungan
4. Berpamitan dengan pasien
5. Mencuci tangan
Mencatat kegiatan

Anda mungkin juga menyukai