Anda di halaman 1dari 6

Seleksi Tahap II (Studi Kasus)

Nama : Rihadathul Aisy


Instansi : Institut Teknologi Bandung
Pilihan Divisi : Ekonomi

Soal Studi Kasus


1. Apa yang Anda ketahui tentang pengabdian masyarakat?
2. Apakah Anda sendiri sudah pernah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengabdaian
masyarakat? Bisa dijelaskan secara singkat!
3. Apa yang anda ketahui tentang lokasi pengabdian Nusantara Berbakti#1?
4. Jelaskan program apa yang akan anda bawakan selama pengabdian? 
5. Bagaimana cara Anda supaya mudah berbaur dengan masyarakat di lokasi pengabdian?
6. Apa harapan Anda setelah mengikuti kegiatan Nusantara Berbakti#1?

Petunjuk Pengisian :
1. Silahkan diisi dilembar jawaban yang sudah disediakan
2. Format file dalam bentuk PDF dan diberi nama file : Nama Lengkap_Divisi
Contoh : Risa Maelani_Pendidikan
3. Silahkan mengirimkan file melalui google form yang telah disediakan. Tautan bisa diakses
melalui link yang ada di bio : likntr.ee/nusantaraberbakti atau melalui link :
bit.ly/pengumpulanstudikasusNB
4. Batas pengumpulan studi kasus sampai tanggal 18 Desember 2022
Lembar Jawaban Studi Kasus

1. Hal yang pasti dari pengabdian adalah hal tersebut diniatkan untuk membantu orang lain.
Pengabdian masyarakat memiliki definisi yang sebenarnya sangat luas dan jika diambil
intisarinya, maka pengabdian masyarakat adalah perilaku berbuat baik. Pengabdian
masyarakat secara spesifiknya adalah suatu kegiatan yang bertujuan membantu
masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk
apapun. Program ini dirancang untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia,
khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi sebagai bentuk aktualisasi dan wadah peningkatan potensi dalam diri mahasiswa
dengan ilmu yang sudah diterima untuk menjawab permasalahan yang berada di
masyarakat dan memiliki efek yang berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan fungsi dan
peran mahasiswa sebagai kaum berpendidikan di masyarakat.
2. Saya memiliki pengalaman dalam melakukan proyek sosial dan bersama tim berhasil
mengumpulkan dana lebih dari 10 juta yang kemudian disalurkan kepada beberapa yayasan
yatim piatu di Bandung. Di projek itu, saya berperan sebagai tim acara untuk mengkonsep
kegiatan agar dapat meraih donaturial sebanyak-banyaknya. Selain itu, saya juga pernah
terlibat dalam proyek pengabdian masyarakat berupa ekspedisi tanah air di NTT, dimana
saya berperan di divisi pendidikan sekaligus sekretaris. Saya juga beberapa kali terlibat
dalam kegiatan volunteer aktivitas sosial.
3. Desa Wisata Sambangan dikenal sebagai desa wisata. Dengan ditetapkannya desa
Sambangan sebagai desa wisata, dapat memberi manfaat lebih kepada warga desa
Sambangan, dapat menggerakkan roda perekonomian dan membuka lapangan kerja di
bidang pariwisata. Desa Sambangan terletak di daerah pegunungan yang memiliki udara
sejuk dan alami, selain itu Desa Sambangan banyak mengembangkan daya tarik wisata
alam khususnya air terjun, sawah dan juga hutan. Untuk lebih memantapkan pelayanan
kepada wisatawan yang datang ke Sambangan, sudah dibentuk semacam kelompok sadar
wisata yang mengelola kawasan objek wisata Sambangan yaitu kelompok darwis Tunjung
Mekar yang siap memandu para wisatawan untuk menikmati pesona alam Desa
Sambangan. Berdasarkan literatur, Desa Sambangan belum memiliki kearifan lokal dan
budaya sendiri. Akan tetapi Desa Sambangan mengkombinasikan budaya umum untuk
dijadikan suatu wisata budaya yang dikembangkan di desa, budaya tersebut adalah ngaben
dan piodalan. Selain upacara adat/ ritual, Desa Sambangan juga memiliki tujuh pengrajin.
Akan tetapi pengrajin yang ada di desa masih bersifat pribadi dan belum ada kerjasama
dengan perangkat desa maupun BUMDES. Jika dikaitkan tentang daya tarik wisata budaya,
Desa Sambangan masih sangat perlu untuk mengembangkan seni kriya, seni pertunjukkan,
seni rupa, seni sastra, maupun keunikan kehidupan sehari-hari untuk menambah daya
tariknya sebagai desa wisata.

4. Program di bidang ekonomi

Berdasarkan research tentang potensi dan kendala di Desa Wisata Sambangan.

A. Memaksimalkan potensi sebagai desa wisata.


Desa yang mengutamakan pendapatan dari objek wisata harus mampu mengembangkan
potensi lainnya seperti memproduksi barang atau souvenir yang lebih bernilai jual untuk
bisa dipasarkan keluar wilayah. Dalam pengembangan wisata seni, Desa Sambangan dapat
melakukan kerja sama dengan pengrajin dan salah satu sekolah seni yang ada di Desa
Sambangan, yaitu SMKN 1 Sukasada. Seni kriya yang akan dibuat, yaitu kalung, cincin, bros
dan anting yang berbahan dasar dari perak maupun kayu. Selain itu, Desa Sambangan juga
akan membuat cinderamata khas desa yang tidak dimiliki oleh tempat lain melalui
pemberdayaan ibu-ibu PKK. Peningkatan pemahaman dari sektor ekonomi kreatif dengan
pemanfaatan bidang informasi dan teknologi untuk proses distribusi dan penjualan sebagai
pengembangan potensi di wilayah masing-masing dengan bekerja sama dengan perwakilan
RT dan RW.
Kemudian, dengan bekerjasama dengan divisi pendidikan, dapat mengajarkan bahasa
Inggris kepada masyarakat agar meningkatkan peluang kedatangan turis internasional.

B. Potensi digitalisasi (dengan melakukan sosialisasi dan praktik langsung).


Teknologi di era globalisasi ini menjadi salah satu potensi dalam proses pengembangan
pariwisata, karena di Desa Sambangan dalam melakukan transaksi pembayaran dibutuhkan
aplikasi e-money (QRIS) sebagai salah satu cara untuk efisiensi dalam proses pembayaran,
namun Desa Sambangan masih menggunakan cara manual dalam bentuk cash dalam
transaksi tersebut. Dengan belajar tentang digitalisasi teknologi, masyarakat juga dapat
mengembangkan dan mempromosikan produk maupun tempat wisata dengan lebih luas.
Memang, promosi wisata di Desa Sambangan sudah menggunakan media sosial seperti
facebook, instagram, website, traveloka, akan tetapi masih belum optimal dan kurang
kreatif dalam pembuatan konten, maka dari itu promosi wisata masih dikatakan menjadi
suatu kendala dalam proses pengembangannya.

C. Menyarankan untuk mengembangkan wisata budaya (bekerjasama dengan pemerintah


setempat).
Tidak hanya wisata alam, wisatawan diajak terlibat langsung dengan melihat dan
mempelajari galeri seni, kerajinan tangan dan kebudayaan tradisional agar tujuan
wisatawan yang datang ke desa untuk mencoba memahami budaya setempat, kemudian
menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri. Seperti membuat suatu sanggar
seni tari maupun seni rupa yang nantinya dapat memikat wisatawan yang datang ke desa
untuk belajar kesenian daerah.

D. Menyarankan tentang potensi daerah wisata baru (bekerjasama dengan pemerintah


setempat)
Contoh, wisata holtikultura. Dalam pembuatan wisata hortikultura yang memanfaatkan
hutan sebagai tempat pengembangannya. Selain itu, atraksi yang akan dikembangkan di
hutan yaitu survival camp. Pembuatan wisata hortikultura ini sangat bermanfaat
kedepannya jika sudah dibangun dan juga dikelola dengan baik, karena disamping bertujuan
untuk memelihara kelestarian, fungsi dan lingkungan hidup, wisata ini juga bertujuan
sebagai sarana proses belajar mengajar mengenai flora dan fauna yang ada di hutan yang
dikemas dalam paket education tourism. Contoh lain, pengembangan kawasan wisata
Munduk Saab. Di kawasan ini akan dikembangkan beberapa atraksi yang diharapkan dapat
menarik wisatawan untuk datang ke desa, atraksi tersebut antara lain rock climbing, mini
rafting, camping side, yoga dan wisata spiritual penglukatan. Pengembangan kawasan
wisata Munduk Saab ini sangat tepat, disamping sebagai daya tarik wisata alam dan
pemerataan wilayah wisata, kedepannya juga dapat menjadi salah satu daya tarik wisata
budaya karena kawasan tersebut merupakan salah satu tempat bersejarah yang ada di Desa
Sambangan dan diharapkan kedepannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
5. Terlebih dahulu, sebelum berangkat ke lokasi pengabdian, saya sudah harus mencari tahu
lebih dahulu tentang tempat pengabdian. Analisis kondisi bisa dilakukan melalui membaca
literatur atau bertanya dengan orang yang pernah melakukan pengabdian di lokasi
pengabdian. Saya harus benar-benar paham mengenai kondisi lingkungan tempat tujuan.
Bukan hanya kondisi fisiknya, namun juga tentang perspektif masyarakat tentang suatu hal
dikarenakan adanya perbedaan budaya dan adat-istiadat.
Saat berada di lokasi pengabdian, saya harus sering-sering berinteraksi dan ngobrol dengan
masyarakat lokal dan menganggap diri saya dan tim itu setara dengan masyarakat sehingga
tidak terkesan lebih tinggi. Keluar penginapan untuk sekadar menyapa warga, membantu
kerja bakti desa, sering-sering beli makan di warung mungkin bukan sebuah hal yang besar.
Namun, akan sangat berdampak terhadap ikatan saya dengan warga.
Tugas sebagai ekspeditor adalah mampu bersikap sopan dan fleksibel terhadap budaya dan
adat-istiadat. Misalnya, pada masyarakat pedalaman yang menjunjung tinggi nilai-nilai
tradisi yang mungkin bertentangan dengan ilmu yang kita pelajari, kita harus
menghargainya. Selain itu, kita juga harus memastikan program yang dilakukan sesuai
dengan kondisi masyarakat dan esensi dari program itu sendiri dapat tersampaikan
sehingga masyarakat benar-benar merasakan dampaknya.
6. Untuk pribadi, saya berharap setelah mengikuti kegiatan Nusantara Berbakti, saya bisa
menjadi pribadi yang dapat berempati lebih dengan masyarakat dan tetap melanjutkan
kegiatan pengabdian masyarakat untuk seterusnya. Karna sejatinya, kegiatan pengabdian
bukan hanya tentang pergi ke suatu desa terpencil, namun menolong masyarakat di sekitar
kita juga termasuk pengabdian masyarakat. Saya juga berharap bisa menerapkan
pembelajaran-pembelajaran melalui interaksi saya dengan masyarakat. Misalnya, tata
krama dan sopan santun yang dilakukan masyarakat di lokasi pengabdian.
Untuk masyarakat di lokasi pengabdian, harapannya bisa tetap melanjutkan program yang
telah dilakukan. Bagaimanapun baiknya suatu program apabila hanya bersifat sementara
dan tidak diteruskan secara berkala oleh pemerintah dan masyarakat, menurut saya akan
menjadi percuma. Maka dari itu, ekspeditor dalam merealisasikan setiap program sebisa
mungkin untuk selalu melibatkan warga. Dengan demikian, fokus utama program adalah
pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Masyarakat diajak untuk langsung berpartisipasi
sehingga usaha memajukan desa tidak hanya sampai di pikiran masyarakat melainkan
sampai ke tindakan teknis masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai