Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Berwisata saat ini menjadi sebuah gaya hidup masyarakat dan bukan hanya sekadar
kegiatan yang berbasis hobi belaka. Wisata menjadi berkembang dengan sangat baik di
Indonesia, khususnya di kalangan anak muda. Salah satu faktor penyebab maraknya gaya
hidup wisata adalah internet dan media sosial, dimana informasi mengenai objek wisata dan
pariwisata bisa mudah didapatkan serta tuntutan eksistensi media sosial yang menyebabkan
banyak anak muda ingin mengeksplor daerah-daerah yang belum dikunjunginya.

Wisata ini pun biasanya sangat banyak jenis dan minatnya. Ada yang lebih suka
berwisata alam, namun ada juga yang lebih suka berwisata metropolitan. Salah satu jenis
wisata budaya yang saat ini mungkin juga cukup sering dilakukan di Indonesia adalah wisata
budaya. Wisata budaya merupakan kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh pihak-
pihak tertentu (seseorang atau sekelompok orang) dengan mengunjungi tempat-tempat
tertentu dengan tujuan untuk mempelajari daya tarik budaya atau memanfaatkan potensi
budaya dari tempat yang dikunjungi

Selain itu berwisata juga bisa untuk mengembangkan sarana dan prasarana suatu
daerah, serta juga bisa untuk meningkatkan ekonomi bahkan SDM manusia juga bisa menjadi
lebih baik
.
Sebagai salah satu contoh tempat wisata yang telah mandiri adalah Pulau Bali atau
biasa disebut Pulau Dewata, dimana Pulau Bali adalah sebuah tempat yang sudah di kenal
dunia, dengan begitu ekonomi serta SDM pulau tersebut bisa meningkat dengan sendirinya.

Wisata budaya di Indonesia sangat banyak bentuk dan tujuan destinasinya, karena
pada dasarnya Indonesia memang negara seni dan negara budaya. Oleh karena itu, saat ini
wisata budaya juga cukup marak dikunjungi, baik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara.

Bahkan, banyak juga wisatawan mancanegara yang ingin tinggal lama di Indonesia
untuk mempelajari budaya dan seni bangsa Indonesia. Bukan hanya itu, dengan melakukan
wisata budaya, wisatawan bisa mendapatkan banyak manfaat.
Desa Tourism

Desa tourism atau desa pariwisata adalah sebuah investasi yang besar dan
menjanjikan untuk sebuah daerah, bilamana perangkat daerah, dan masyarakat daerah
tersebut mampu berkolaborasi dengan baik serta dapat membangun suatu kepercayaan antar
linier dengan kuat.
Untuk menanggapi wacana pemerintah tentang alokasi dana untuk desa tertinggal,
maka disini saya memberikan sebuah ide atau gagasan tentang alokasi dana yang tepat dan
bermanfaat.
Sebelum kita memberikan dana untuk sebuah desa, kita harus membuat suatu tim
khusus untuk memantau desa yang akan mendapatkan dana tersebut. Ada beberapa alasan
mengapa kita harus membuat tim survey terlebih dahulu. Pertama, untuk melihat bagaimana
hubungan masyarakat desa tersebut dengan kepala desa setempat, karena bila masyarakat
desa sekitar sudah tidak memiliki sebuah kepercayaan kepada kepala desa, maka akan sulit
untuk mengajak masyarakat bekerja sama. Kedua, bagaimana sumber daya manusia dari
masyarakat desa, bila sumber daya manusia nya masih kurang baik, maka kita terlebih dahulu
harus memberikan arahan untuk memperbaiki sumber daya manusia nya, agar apa yang
diharapkan dalam sebuah pembangunan desa bisa berjalan sesuai yang di harapkan. Ketiga,
kita harus melihat potensi desa sebuah desa, apakah desa tersebut bisa di sejahterakan dengan
cara tersebut atau tidak. Dari tiga hal tersebut harus di dukung dengan tim survey yang
berkualitas dan terpercaya agar dana yang diberikan benar-benar membuahkan hasil yang di
harapkan.
Untuk dana sendiri lebih baik diberikan dalam bentuk uang, dan bertahap diberikan
kepada orang terpercaya supaya dana tersebut tersalurkan dengan semestinya.
Kita juga harus melihat perkembangan suatu desa tersebut dalam waktu tiga bulan
sekali, kenapa harus tiga bulan sekali, karena biasanya sebuah perubahan dapat terlihat nyata
setelah kurang lebih dalam jangka waktu tiga bulan. Dalam tahap melihat suatu
perkembangan kita juga harus melihat tranparansi keungannya, untuk melihat dana tersebut
apakah benar-benar sudah di alokasikan dengan seharusnya.
Disini saya memberikan ide tentang desa pariwisata atau desa tourism, karena dengan
pengembangan suatu desa menjadi desa pariwisata mempunyai banyak keuntungan meskipun
juga ada beberapa kekurangannya.
Sebelum membahas tentang keuntungan alangkah lebih baik bila kita membahas dari
sisi kekurangannya terlebih dahulu.
Pertama, dari segi ekonomi, bila sebuah desa sudah menjadi sebuah tempat parwisata,
kita juga harus menayadari bahwa biaya perawatannya tidaklah murah. Kita ambil contoh,
semisal desa tersebut sudah ramai pengunjung, maka tidak menutup kemungkinan sarana dan
pra-sarana dapat terjadi kerusakan yang membutuhkan biaya ekstra untuk memperbaikinya.
Kedua, dari segi keamanan, jikalau sebuah desa menjadi tempat wisata yang ramai,
maka biasanya tingkat kriminalitasnya bisa meningkat. Ada beberapa contoh tindakan
kriminal yang mungkin terjadi, dari yang berskala besar hingga terkecil. Seperti berebut
sebuah lahan yang bisa berujung pada perkelahian antar penduduk, pemalakan, pencopetan,
dan lain sebagainya.
Ketiga, dari segi lingkungan, dimana jika pembagunan tempat wisata tersebut
mengalami kemajuan pesat, tidak menutup kemungkinan lingkungan disekitarnya akan
terjadi kerusakan akibat eksploitasi tempat wisata.
Keempat, dari segi kenyamanan, maka apabila sebuah desa berhasil menjadi tempat
wisata yang maju, dapat dipastikan keramaian dan kemacetan akan sangat mengganggu
kenyamanan penduduk setempat, terutama di hari libur.
Dari beberapa kerugian tersebut, mungkin masih banyak lagi kerugian yang akan
terjadi akibat majunya sebuah desa menjadi tempat wisata, dan dari beberapa kerugian
tersebut bukannya tanpa memiliki solusi. Hanya saja, menurut saya setiap wilayah atau orang
pasti mempunyai solusi yang berbeda-beda untuk mengatasi sebuah masalah. Bahkan ada
sebuah kalimat yang selalu saya ingat untuk menjadi motivasi pribadi dikala mendapat
masalah, “ Tidaklah ada sebuah penyakit, melainkan terdapat obat bersama dengannya.”
Sedangkan untuk keuntungannya sendiri, desa tourism ini memiliki keuntungan yang
bisa di bilang tidaklah sedikit. Selain bisa untuk meningkatkan ekonomi suatu daerah, maka
dengan adanya desa tourism ini juga diharapkan bisa mengangkat berbagai hal positif yang
terdapat pada daerah tersebut.
Pertama, meningkatkan income desa. Majunya sebuah desa bisa dipastikan juga bisa
berdampak pada meningkatnya pendapatan desa. Sebagai contoh di daerah pesisir, banyaknya
pantai yang belum terjamah, bahkan untuk akses masih bisa dikatakan tidak terjangkau.
Seandainya dilakukan perawatan yang baik maka bukanlah tidak mungkin bisa menjadi
pendapatan yang besar bagi warga sekitar, terlebih jika sudah dikenal kalangan luas maka
akan bisa menambah pendapatan negara.
Kedua, menimbulkan kerukunan antar warga. Dari yang semula mungkin tidak saling
tegur sapa menjadi bersedia gotong royong untuk menciptakan suatu desa yang lebih baik.
Dengan adanya cita-cita yang jelas serta berbagai strategi yang cerdas, maka hal tersebut
dapat menjadi kunci untuk menarik minat masyarakat dalam mewujudkannya.
Ketiga, memandirikan warga desa. Karena dengan terwujudnya desa wisata, maka
masyarakat sekitar bisa menjadi lebih kreatif dan inovatif. Ada beberapa contoh sederhana,
mulai menyulap sebuah rumah untuk dijadikan tempat penginapan bagi pengunjung, adapula
yang menjadikan rumahnya untuk sebuah tempat parkir, dan berbagai hal lain sesuai dengan
ide tiap-tiap individu.
Keempat, mengangkat budaya suatu daerah. Setiap daerah pasti mempunyai budaya,
entah itu lagu, tari, benda, baju, atau lain sebagainya. Maka dengan terwujudnya desa tourism
warga dapat memperkenalkan budaya nya melalui berbagai cara. Adapun satu contoh yang
efektif, seluruh warga desa pada hari tertentu di berikan arahan untuk memakai baju adat,
maka dengan sendirinya akan tercipta suasana yang menunjukkan ciri khas daerah tersebut.
Kelima, meningkatkan sumber daya manusia penduduk desa. Kurangnya minat
masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia telah menjadi permasalahan yang
serius di Indonesia. Bahkan saat ini dengan kemajuan teknologi yang sangat signifikan
berdampak pada tingginya angka pengangguran di Indonesia. Bagaimana tidak, seperti
contoh, dengan perusahaan yang sekarang lebih percaya kepada mesin dan teknologi, maka
mereka tidak ragu-ragu untuk mengurangi tenaga kerja, karena dirasa mesin sudah lebih
cukup untuk menggantikan peran manusia. Maka adanya sebuah desa wisata, masyarakat
akan berhadapan langsung dengan berbagai macam orang, dan dengan sendirinya mereka
akan belajar dari orang-orang baru tersebut.
Keenam, mempercantik desa. Desa yang tertinggal atau terpencil pada umumnya
keindahannya tidak begitu diperhatikan. Karena dari kebanyakan warga desa, mereka merasa
sudah cukup dengan apa yang didapati, dan bahkan tidak sedikit warga desa yang berpikir
“buat apa memperindah desa, dengan ini saja sudah cukup kok”. Maka paradigma masyarakat
akan bisa berubah jika di dorong dengan realita yang ada. Meskipun sebagian dari mereka
tidak ikut memperindah, tapi dapat dipastikan mereka akan ikut menjaga keindahan yang ada.
Bahkan, nantinya tidak sedikit yang akan berusaha untuk ikut andil dalam mempercantik
desa.
Sebelum mengambil kesimpulan saya akan bercerita sedikit tentang sebuah desa yang
sebenarnya mempunyai potensi untuk menjadi desa wisata. Desa tersebut bernama Bunulrejo,
dimana desa tersebut adalah tempat dimana saya dibesarkan.
Pada awalnya saya tidak pernah berpikir untuk menjadikan Bunulrejo menjadi tempat
wisata, akan tetapi setelah mengetahui bahwa desa tempat saya tinggal sudah berumur kurang
lebih 1082 tahun, saya berpikir ulang alangkah indahnya jika sejarah ini bisa di ceritakan
pada masyarakat luas dan bisa menjadi suatu hal yang baru dan sangat menarik. Dari cerita
sejarah yang saya dengar, saya kemudian mengetahui ternyata ada beberapa tempat
bersejarah di Bunulrejo yang selama ini tidak di ketahui banyak orang, bahkan terkesan tidak
terawat. Bahkan Bunulrejo mempunyai sebuah prasasti yang menceritakan tentang sejarah
desa tersebut.
Cerita Sejarah Bunulrejo dibagi 3 fase massa yaitu massa sejarah kerajaan, fase massa
islam masuk yang dibuktikan dengan adanya petilasan makam tokoh islam dan fase massa
ketiga adalah massa kolonial yang dibuktikan dengan adanya tangsi militer kolonial massa
penjajahan. Sehingga dengan kekuatan sejarah Bunulrejo yang panjang tersebut selayaknya
digali secara kajian akademis tentang berbagai potensi dari Bunulrejo ini untuk
dikembangkan dalam bentuk sebuah destinasi pariwisata tematik.
Dalam mendukung konsep kajian pariwisata tematiknya, juga akan dilakukan kajian
tentang pengembangan Pasar Bunulrejo yang terletak dalam poros jalan hamid rusdi akan
coba dikembangkan dalam konsep pasar wisata modern. Dalam sudut pandang wilayah Pasar
Bunulrejo merupakan sebuah aset dalam mendukung sebuah konsep pariwisata tematik
Bunulrejo
Selain dari sisi sejarah, Bunulrejo juga mempunyai tempat-tempat yang berpotensi
untuk dijadikan tempat wisata jika dikembangkan dan dikelola dengan baik.
Dari sedikit cerita serta beberapa kekurangan dan kelebihan maka dapat disimpulkan,
bahwa alokasi dana desa jika digunakan untuk pembangunan desa sebagai tempat pariwisata
akan bisa menambah ekonomi dan memperbaiki sumber daya manusia suatu desa. Satu hal
lagi yang terpenting, lingkungan akan menjadi lebih indah dan terawat.
Sumber refrensi :
http://www.berdesa.com/berderet-deret-keuntungan-menjadi-desa-wisata
PEDOMAN PENGEMBANGAN DESA WISATA, hal 17-26; Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat Destinasi Pariwisata, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata,
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Nama : Muko Dimas Wicaksono
Alamat : Jl. Hamid Rusdi 6B/2066, Kel.Bunulrejo, Kec.Blimbing / Malang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor NPWP :-
NIK : 3573010804940002
Riwayat Pendidikan : - TK Sanan Sari 1998-2000
- SDN 2 Bunulrejo 2000-2006
- SMPN 20 Malang 2006-2009
- SMA islam Malang 2010-2013
- Stikes Kepanjen 2016-Sekarang
Karya Tulis : Belum Ada
Foto :

Anda mungkin juga menyukai