Anda di halaman 1dari 20

Daftar Isi

Daftar Isi.........................................................................................................ii
Abstrak............................................................................................................1
Tujuan.............................................................................................................5
Metode Penelitian...........................................................................................5
Hasil dan Pembahasan....................................................................................6
Kesimpulan...................................................................................................10
Ucapan Terimakasih.....................................................................................10
Kontribusi Penulis........................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.................12
Lampiran 2. Kontribusi Anggota Penulis dan Dosen Pendamping............17
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.........................................18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI...........................19

ii
1

ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK WISATA


VOLUNTOURISM DI SAUNG BACA KAPINIS

Triana Sarah Ramadhanti1*, Shafa Deswanti2, Eneng Rita Nurarianti3,


Ilma Indriasri Pratiw4
Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia
*Corresponding author: trianasr@upi.edu

Abstrak

Voluntourism merupakan kegiatan pariwisata yang diklasifikasikan sebagai


responsibilities tourism yang bertujuan untuk menyelenggarakan program
pembangunan yang berkelanjutan secara sukarela. Adanya kegiatan
voluntourism di Saung Baca Kapinis, Desa Giriawas, Kabupaten Garut
dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan anak desa juga
pengembangan produk wisata voluntourism berupa homestay dan
restaurant lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
kegiatan voluntourism di Saung Baca Kapinis yang berdampak pada mutu
pendidikan dan berkembangnya produk wisata di Desa Giriawas.
Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan melakukan pengumpulan
data, observasi, wawancara semi terstruktur dan studi pustaka. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan voluntourism dapat
menjadi upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di rural area sebagai
pembangunan berkelanjutan dan berpengaruh terhadap pengembangan
produk wisata daerah.

Kata Kunci : Produk Wisata, Voluntourism, Saung Baca Kapinis

Abstract

Voluntourism is a tourism activity classified as responsibilities tourism that


aims to organize sustainable development programs voluntarily. The
existence of voluntourism activities in Saung Baca Kapinis, Giriawas
Village, Garut Regency can encourage the improvement of the quality of
education of village children as well as the development of voluntourism
tourism products in the form of homestays and local restaurants. The
purpose of this study is to analyze voluntourism activities in Saung Baca
Kapinis that have an impact on the quality of education and the
development of tourist products in Giriawas Village. This research is
qualitative description by conducting data collection, observation, semi-
structured interviews and library studies. From the results of this study, it
can be concluded that voluntourism activities can be an effort to improve
the quality of education in rural areas as a sustainable development and
affect the development of regional tourism products.

Keywords: Tourism Product, Voluntourism, Saung Baca Kapinis


2

Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang akan mendorong
kualitas sumber daya manusia menuju arah kemajuan. Sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa agar
berkarakter, berakhlak mulia, kreatif dan mampu menjadi sumber manusia
yang berkualitas. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
diperlukan kepedulian penuh terhadap perkembangan pendidikan pada tiap
daerah di Indonesia. Menurut Raharjo dalam (Kusuma, 2018) peran
pendidikan dalam membangun sebuah bangsa merupakan keyakinan seluruh
masyarakat dunia untuk membuka jendela wawasan dan menjadi motor
penggerak bagi mereka untuk hidup dan berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya. Maka dari itu, terlepas dari suatu negara maju atau berkembang,
pendidikan tetaplah menjadi fokus utama untuk membangun fondasi suatu
bangsa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan kehidupannya. Saat ini,
seluruh permasalahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan sosial
bersumber dari kesenjangan pada pendidikan yang tidak merata.
Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
didefinisikan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya sadar dan
terorganisasi untuk mewujudkan kondisi dan proses pembelajaran agar
peserta didik mampu mengendalikan dirinya, terampil dan cerdas dalam
kehidupan bermasyarakat, memiliki kekuatan spiritual dan berakhlak mulia.
Sedangkan dalam definisi lain dikatakan bahwa pendidikan merupakan
proses menumbuhkan kebudayaan melalui kegiatan dan pengalaman belajar
yang dikorelasikan dengan kebiasaan dan lingkungan yang memudahkan
peserta didik dalam memahami konsep materi yang diajarkan (Kusuma,
2018). Berdasarkan kedua definisi tersebut maka pendidikan merupakan
indikator untuk membentuk manusia yang berbudaya dan berkarakter
melalui proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh kebiasaan dan
lingkungannya dan berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia baik
itu masyarakat desa maupun daerah. Seperti yang diketahui, mindset
masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas selalu berkiblat pada
pendidikan di kota. Padahal, masyarakat desa pun memiliki peluang yang
sama dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas, bahkan semangat
dan partisipasi belajar masyarakat daerah lebih tinggi dibanding masyarakat
kota. Masyarakat perkotaan menganggap bahwa pendidikan masyarakat
desa kurang maju dan berkualitas karena tidak memiliki sarana dan
prasarana yang memadai. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan
pendidikan antara masyarakat desa dengan kota.
Kesenjangan pendidikan yang terjadi antara desa dan kota dipicu
karena beberapa hal diantaranya adalah aksesibilitas yang kurang
mendukung, sarana dan prasarana yang tidak memadai, dan kurangnya
3

tenaga pendidik (Vito and Krisnani, 2015). Berdasarkan definisi tersebut,


maka mutu pendidikan di desa yang rendah bukanlah pengaruh dari
masyarakatnya yang tidak semangat belajar tetapi dipengaruhi oleh faktor
pendukung yang menghambat meningkatnya mutu pendidikan di desa.
Maka dari itu, untuk memperbaiki kesenjangan pendidikan dan
memperbaiki kualitas mutu pendidikan masyarakat desa salah satunya dapat
dilakukan dengan adanya partisipasi tenaga pendidik yang berinisiatif untuk
memberikan pengalaman belajar pada masyarakat desa walau bersifat
sementara. Cara tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pariwisata di
desa atau daerah dengan adanya aktivitas pariwisata melalui voluntourism.
Voluntourism merupakan wisatawan yang datang untuk berkontribusi
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
masyarakat, dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
membangun desa menjadi lebih baik (Hersi Kristanti et al., 2015). Kegiatan
voluntourism dapat menjadi solusi untuk memperbaiki mutu pendidikan
masyarakat desa dan membantu memberdayakan masyarakat lokal menjadi
lebih baik sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antara
desa dan kota dan membantu meningkatkan produk wisata masyarakat desa
melalui kegiatan pariwisata. Mengingat bahwa potensi pariwisata desa
sangatlah berpeluang untuk dikembangkan, maka pemanfaatan kegiatan
voluntourism akan mendorong pembangunan mutu pendidikan daerah dan
sektor pariwisata secara bersamaan melalui pengembangan produk wisata
voluntourism.
Menurut Kodhyat dalam (Primadany, 2013) Pariwisata merupakan
perjalanan dalam beberapa waktu tertentu dengan engunjungi suatu tempat
ke tempat lain yang dilakukan secara individu maupun kelompok dengan
tujuan mencari kesenangan dengan lingkungan dalam suatu dimensi sosial,
budaya, alam maupun ilmu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
diketahui bahwa pariwisata memiliki peran dalam menggerakan individu
maupun kelompok untuk mengunjungi suatu tempat dengan beberapa
tujuan. Pada definisi tersebut dikatakan salah satu tujuan individu atau
kelompok untuk mengunjungi suatu tempat dapat didorong dengan
kesenangannya terhadap mencari ilmu. Salah satu desa yang memiliki
potensi pariwisata untuk terus dikembangkan dan berdampak pada
meningkatnya kualitas pendidikan di desa tersebut adalah Desa Giriawas,
Kabupaten Garut. Desa tersebut, memiliki potensi wisata yang cukup
menjanjikan, yang mana desa tersebut terletak di area perkebunan teh yang
sejuk dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Pada akhir tahun
2020, pembangunan pariwisata pada desa tersebut terus dilakukan untuk
mendorong perekonomian dan mutu pendidikan masyarakat desa. Beberapa
objek wisata yang memiliki daya tarik di desa tersebut adalah Taman Cinta,
4

Curug Darwin, Curug Ucing, Track mendaki kaki Gunung Cikuray, dan
Saung Baca Kapinis.
Berdasarkan analisis peneliti, salah satu tempat yang memiliki daya
tarik dan berpeluang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan
masyarakat desa melalui kegiatan voluntourism adalah Saung Baca
Kapinis. Mengingat bahwa kebutuhan pendidikan masyarakat desa
sangatlah penting, maka saung tersebut dibangun dengan tujuan agar mutu
pendidikan masyarakat desa berkualitas dan mampu bersaing. Melalui
kegiatan voluntourism, masyarakat desa Giriawas berharap agar Saung Baca
Kapinis dapat terus dikelola dan dikembangkan menjadi pendidikan
nonformal bagi masyarakat desa dengan dukungan dan bantuan dari
kegiatan voluntourism yang akan berdampak pada meningkatnya mutu
pendidikan dan menjadi center of knowledge masyarakat setempat.
Menurut UU NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikatakan bahwa terdapat 3 jalur pendidikan yaitu pendidikan
formal, nonformal dan informal. Pendidikan tidak harus melulu berpusat di
lembaga formal seperti sekolah saja tetapi juga dapat didorong oleh
masyarakat melalui pendidikan nonformal sebagai sarana untuk menunjang
dan mendukung pengetahuan serta keterampilan masyarakat terutama
generasi muda di desa yang pendidikan formalnya masih kurang merata dan
berkualitas. Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan aletrnatif
yang disediakan untuk masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki (Muttaqin
and Faishol, 2018). Berdasarkan hal tersebut, keterampilan dan pengetahuan
masyarakat dapat diasah dan dikembangkan dengan adanya lembaga
pendidikan non formal yang dibantu melalui kegiatan voluntourism yang
didorong dari adanya kegiatan pariwisata yang akan berdampak pada
perbaikan kualitas mutu pendidikan sebagai bentuk pembangunan yang
berkelanjutan bagi masyarakat desa sehingga dapat meminimalisir
kesenjangan pendidikan antara masyarakat desa dan kota. Untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan yang berdampak pada
meningkatnya mutu pendidikan tersebut maka dapat diwujudkan dengan
adanya sinergi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat lokal dan
wisatawan voluntourism yang berkunjung ke objek wisata di sekitar area
Perkebunan Teh Giriawas.
Maka melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi salah satu
analisis dan tolak ukur untuk pembangunan berkelanjutan dalam
meningkatakan mutu pendidikan masyarakat daerah melalui kontribusi
voluntourism di Saung Baca Kapinis sebagai sarana dan wadah untuk
meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan masyarakat yang saling
memberikan interaksi asosiatif antara masyarakat desa dengan wisatawan
5

juga untuk mengembangkan produk wisata voluntourism di Saung Baca


Kapinis dan area wisata Perkebunan Teh Giriawas.

Tujuan
Urgensi penelitian dan penulisan artikel ini adalah sebagai wujud
analisis untuk melakukan pengembangan mutu pendidikan dalam
pembangunan yang berkelanjutan dengan menerapkan konsep voluntourism
untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui partisipasi
wisatawan dan mengembangkan potensi daerah menjadi destinasi wisata
yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian juga terciptanya
produk wisata unggulan. Diharapkan melalui artikel ini, pembaca dapat
memahami dan merealisasikan konsep voluntourism juga memberdayakan
masyarakat di daerahnya untuk mendorong kualitas pendidikan dan mampu
menciptakan produk wisata sebagai penunjang kegiatan berwisata.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan strategi untuk menyelidiki masalah manusia dan
memahami signifikasi dalam berbagai aktivitas masyarakat dengan
pemahaman yang baik dan biasanya berkaitan langsung scara fisik dengan
masyarakat atau orang yang menjadi sumber informasi (Creswell, 2012).
Instrumen yang dilakukan guna mendapatkan data dalam penelitian ini
adalah wawancara semi terstruktur, observasi dan studi pustaka. Wawancara
dilaksanakan secara langsung dengan narasumber. Menurut Wolcot 1999
dalam (Creswell, 2007) penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara
terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi dari narasumber
yang bersifat signifikan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Desember
– 31 Januari 2021 di Saung Baca Kapinis, Desa Giriawas, Kecamatan
Cikajang, Kabupaten Garut. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah
pengamatan langsung atau observasi dengan cara menganalisis secara
langsung di sekitar objek penelitian. Kemudian melakukan wawancara yang
merupakan metode penelitian dengan berkomunikasi secara langsung
dengan informan yang bersangkutan, yaitu salah satu pemilik dan pengelola
Saung Baca Kapinis juga dengan Kepala Desa Giriawas. Wawancara
tersebut dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai data
yang diperlukan terkait Saung Baca Kapinis dan Pengembangan produk
wisata voluntourism. Selain itu, instrumen pertanyaan yang dibuat mengarah
pada bagaimana voluntourism mengembangkan produk wisatawan yang
berguna untuk Saung Baca Kapinis dan destinasi wisata yang berada di
6

daerah Perkebunan Teh Giriawas terhadap peningkatan mutu pendidikan


yang berkelanjutan. Adapun metode tambahan, yaitu dengan mencari
sumber relevan melalui studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan cara
pengumpulan data melalui kajian literatur seperti buku dan artikel ilmiah
yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan.

Hasil dan Pembahasan


Menurut Suwantoro dalam (Sukmaratri and Damayanti, 2016)
mendefinisikan bahwa produk wisata merupakan kumpulan dari berbagai
komponen wisata seperti daya tarik wisata, amenities yang tersedia dan
aksesibilitas menuju daerah tujuan wisatawan. Berdasarkan definisi tersebut,
maka dapat dipahami bahwa produk wisata merupakan gabungan dari
beberapa elemen yang menunjang wisatawan untuk mengunjungi suatu
tempat sebagai saran rekreasi. Komponen produk wisata merupakan
komponen yang saling berkesinambungan satu sama lain mulai dari
pelayanan akomodasi, restaurant, atraksi wisata, jasa travel agent dan tour
opertaor juga jasa pendukung dan souvenir. Maka dari itu, kelengkapan
produk wisata menjadi salah satu penunjang agar wisatawan tertarik untuk
berkunjung ke suatu tempat. Akan tetapi, berbeda dengan beberapa destinasi
wisata yang terdapat di Desa Giriawas, Kabupaten Garut yang mana belum
mempunyai pengembangan produk wisata yang unggul dan maksimal.
Produk wisata yang mereka miliki hanya bergantung pada atraksi
wisata saja sebagai pemasukan dan penggerak perekonomian masyarakat
setempat. Padahal apabila dilakukan penataan yang lebih layak, kawasan
tersebut dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang didukung dengan
berbagai fasilitas penunjang agar wisatawan semakin tertarik untuk
berkunjung kesana. Tetapi, karena kurangnya kemampuan mengelola dan
partisipasi masyarakat, mengakibatkan terhambatnya pengembangan produk
wisata. Untuk mengatasi hal tersebut, maka seharusnya masyarakat dan
aparatur setempat secara sigap mampu menindak lanjuti agar keberadaan
destinasi wisata di area Perkebunan Teh tersebut tidak hilang. Maka dari itu,
sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengadakan
program pariwisata alternatif seperti voluntourism.
Voluntourism adalah gabungan kegiatan antara kegiatan berwisata
dengan kegiatan sukarela yang mana akan memberikan pengalaman unik
bagi wisatawan maupun masyarakat lokal (Yoga and Nugroho, 2016).
Berdasarkan kalimat tersebut, maka keberadaan voluntourism selain
berdampak pada pembangunan wisata alternatif juga akan mendorong
terciptanya beberapa amenities sebagai penunjang aktivitas mereka selama
berada di daerah tujuan tersebut. Para volunteer dapat berkontribusi dengan
berbagai hal, terutama hal yang merujuk pada pembangunan yang
berkelanjutan dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat lokal
7

seperti kepedulian terhadap pendidikan. Pada aspek pendidikan, para


wisatawan voluntourism dapat berpartisipasi dengan mengikuti berbagai
program mengajar voluntourism dari suatu yayasan swasta maupun
program mengajar pemerintah yang diperuntukan bagi para relawan untuk
berbagi ilmu dengan masyarakat daerah. Beberapa program tersebut
diantaranya ialah seperti Indonesia Mengajar, Guru Garis Depan, 1000
Guru, Komunitas Jendela, Indonesia Menyala, Sekolah Tanpa Batasan
(SBT), Sure Indonesia, dan Akademi Berbagi. Para wisatawan voluntourism
dapat bergabung melalui program tersebut untuk mendapatkan kesempatan
mengajar anak-anak daerah dengan biaya gratis. Daerah-daerah terpelosok
dengan daya tarik wisata yang luar biasa membutuhkan para wisatawan
yang juga berkontribusi untuk melakukan perubahan terutama dalam ranah
pendidikan.
Sama halnya dengan Saung Baca Kapinis. Tempat tersebut
membutuhkan kepedulian dari para voluntourism untuk berpartisipasi
mendorong kemajuan mutu pendidikan anak daerah dan menggerakan
keterampilan masyarakat lokal. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan,
peneliti mendapatkan data bahwa Saung Baca Kapinis didirikan pada tahun
2017 dengan latar belakang agar anak-anak daerah mampu mempersiapkan
diri untuk bersaing di masa mendatang. Maka untuk mewujudkan hal
tersebut, dibutuhkan saran dan fasilitas serta dukungan dari berbagai pihak
agar mutu pendidikan anak-anak di daerah tersebut dapat meningkat dan
berkualitas serta mampu untuk bersaing di era modernisasi. Karena, tujuan
didirikannya Saung Baca Kapinis tersebut adalah agar anak-anak di daerah
tersebut tetap semangat untuk mencari ilmu di tengah keterbatasan sarana
dan prasarana dengan memanfaatkan buku sebagai satu-satunya media
pembelajaran dan bermain.
Sementara itu, untuk mengetahui lebih dalam mengenai Saung Baca
Kapinis, peneliti menemui pemilik dan pengelola Saung Baca tersebut, yaita
Kang Kuswandi. Sebagai informan peneliti, Kang Kuswandi memaparkan
bahwa sebelum beliau mendirikan Saung Baca Kapinis, beliau berkelana
terlebih dahulu ke daerah pelosok dengan menggunakan kendaraan
bermotor sambil membawa beberapa buku. Menurut dirinya, mengapa harus
buku? Karena buku merupakan jendela pembuka harapan pengetahuan
melalui informasi yang terdapat di dalam buku. Selain itu, Kang Kuswandi
juga memaparkan bahwa dengan dirinya mendirikan Saung Baca Kapinis
tersebut sebagai pemicu anak daerah agar lebih memberanikan dan percaya
pada dirinya sendiri, salah satu caranya adalah menjadikan generasi muda
sebagai manusia yang berilmu. Hal lain yang memotivasi dirinya untuk
mendirikan Saung Baca Kapinis adalah adanya keinginan agar mutu
pendidikan di daerahnya dapat terjamin melalui pembiasaan diri dengan
membaca buku. Menurut beliau didirikannya Saung Baca Kapinis ternyata
8

dapat meningkatkan minat membaca anak daerah dari tahun ke tahunnya


karena media yang mereka butuhkan sudah tersedia di Saung Baca Kapinis
yang mempermudah mereka untuk mendapatkan pendidikan sekalipun
berada di daerah. Tetapi, setelah 3 tahun beroperasi. Saung Baca Kapinis
masih memerlukan pengelolaan dan penataan yang tepat. Terutama saat
Kang Kuswandi memaparkan, bahwa dirinya membutuhkan generasi muda
yang memiliki visi dan ingin berkontribusi untuk meningkatkan mutu
pendidikan anak daerah melalui Saung Baca Kapinis sebagai sarana
pengembangan pendidikan. Namun, menurut pemaparan beliau sampai saat
ini masih belum ada anak-anak muda yang berkontribusi untuk mewujudkan
hal tersebut.
Untuk itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan informan lain
yaitu Kepala Desa Giriawas, Bapak Dindin Mauladin S.Pd.I., MM. Menurut
beliau, keberadaan Saung Kapinis memang sangat membantu anak daerah
dalam meningkatkan minat baca mereka juga membantu masyarakat lokal
dalam mengasah ilmu pengetahuan yang dimiliki karena buku yang mereka
tawarkan bukan hanya sekedar buku yang terdapat di lembaga formal saja
tetapi juga buku-buku umum lainnya. Selain itu, menurut beliau setelah
dilakukannya pembangunan ulang Kawasan Wisata Taman Cinta pada akhir
tahun 2020 membantu masyarakat lokal dalam mengembangkan mata
pencaharian. Sehingga masyarakat berinisiatif untuk menjadikan Saung
Baca Kapinis sebagai salah satu sarana untuk dikembangkan sebagai
lembaga pendidikan nonformal. Yang mulanya, mata pencaharian
masyarakat lokal adalah sebagai petani teh sekarang dengan adanya
destinasi wisata Taman Cinta banyak beberapa dari mereka yang berprofesi
sebagai pedagang pula. Selain itu, keterampilan masyarakat lokal pun
berkembang dengan adanya bantuan Taman Baca Kapinis yang mana
masyarakat lokal tidak hanya terampil dalam mengelola teh saja tapi juga
mereka terampil dalam mengelola kopi. Namun, karena adanya pandemi
yang menyerang jumlah kunjungan wisatawan ke Taman Cinta menjadi
berkurang sehingga mengakibatkan interkasi antara masyarakat lokal
dengan wisatawan pun menjadi berkurang. Menurut Pak Dindin, banyak
sekali tempat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata
di Desa Giriawas, namun karena SDM yang kurang terampil menjadikan
beberapa tempat tersebut menjadi terbengkalai dan teralih fungsikan, untuk
itu beliau mengharapkan agar generasi muda di daerahnya yang
berpendidikan dapat membantu untuk mengelola tempat tersebut karena
akan berdampak pula pada pemasukan kas di desa yang nantinya akan
diperuntukan untuk pembangunan fasilitas wisatawan yang akan
berkunjung.
Menurutnya, kehadiran voluntourism untuk pembangunan mutu
pendidikan di daerahnya sudah tepat, karena beliau membutuhkan para
9

voluntourism itu untuk membantu memberdayakan SDM yang ada agar


semakin terampil dan memiliki intelektual yang berkualitas sehingga
pengelolaan dapat terus terwujud sehingga akan berdampak pada
pembangunan dan pengembangan produk wisata seperti adanya homestay
dan restaurant dengan menu lokal hasil olahan masyarakat. Melihat
beberapa informasi yang telah dipaparkan oleh kedua informan peneliti,
maka yang dibutuhkan oleh Saung Baca Kapinis juga destinasi wisata
sekitar area Perkebunan Teh Giriawas adalah pengembangan produk wisata
voluntourism untuk mendukung keberlangsungan pembangunan mutu
pendidikan dan perkembangan sektor pariwisata di Desa Giriawas,
Kabupaten Garut. Menurut Godwin dalam (Tyas and Arida, 2020) Kegiatan
voluntourism dapat diklasifikasikan sebagai pariwisata yang bertanggung
jawab atau responsibilites tourism yang mana wisatawan akan melakukan
pembangunan yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-
masalah yang krusial pada masyarakat lokal. Maka dari itu Saung Baca
Kapinis membutuhkan para relawan yang ingin melakukan perubahan untuk
meningkatkan mutu pendidikan anak daerah baik secara langsung dengan
berkunjung ke daerah tersebut ataupun melalui program mengajar
pemerintah atau yayasan. Sejauh ini, program yang telah ikut berkontribusi
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan produk wisata
daerah tersebut adalah GMD atau Gerakan Mengajar Desa yang
menghimpun seluruh mahasiswa dan mahasiswi di seluruh Kota maupun
Kabupaten garut untuk melakukan pembangunan berkelanjutan pada aspek
pendidikan sambil berwisata di desa tersebut. Menurut paparan dari kepala
desa Giriawas, beliau juga ingin mengubah perspektif masyarakat terkait
pendidikan yang layak hanya berada di perkotaan saja, padahal pendidikan
di daerah juga sama berkualitasnya. Yang membedakan bukanlah dari segi
kualitas tetapi fasilitas yang kami miliki sehingga berdampak pada
pembangunan mutu pendidikan yang layak. Beliau juga mengharapkan, agar
anak-anak daerah yang bersekolah di perkotaan mampu menyadari hal
tersebut dan ikut dalam melakukan perubahan agar Saung Baca Kapinis
selain sebagai perpustakaan dan sarana pemberdayaan masyarakat dapat
juga menjadi centre of knowledge di desanya. Untuk itu kehadiran dan
kontribusi dari voluntourism menjadi solusi agar kualitas edukasi di area
pedesaan dapat terantisipasi dan terus berlanjut untuk melakukan penataan
dan pengelolaan yang lebih baik dan bertanggung jawab. Seperti yang telah
dipaparkan, bahwa Saung Baca Kapinis merupakan sarana yang berfungsi
sebagai perpustakaan masyarakat juga tempat pemberdayaan keterampilan
masyarakat yang membutuhkan kepedulian lebih untuk pembangunan yang
berkelanjutan.
Untuk itu peneliti berharap agar kegiatan voluntourism di Saung
Baca Kapinis dapat hadir ditengah kehidupan masyarakat desa, karena
10

keberadaan Saung Baca Kapinis dan dukungan dari aktivitas voluntourism


tersebut berdampak pada mutu pendidikan juga berkembangnya produk
wisata amenities apabila dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan tepat
sasaran. Adapun hal yang peneliti harapkan untuk mewujudkan
pengembangkan produk wisata voluntourism di Saung Baca Kapinis
diantaranya adalah dengan terus mengajak para generasi muda untuk
berkontribusi mengikuti berbagai program pemerintah maupun yayasan
untuk berkontribusi dalam sustinable development government dalam
meningkatkan kualitas mutu pendidikan anak daerah dan keterampilan
masyarakat lokal. Peneliti juga berharap agar kegiatan voluntourism ini
dapat terus terealisasikan dengan baik dan berkelanjutan sebagai wujud
dedikasi dari responsibilities tourism yang mana dampak yang dirasakan
merupakan dampak jangka panjang dan saling bersinergi satu sama lain.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya Saung Baca
Kapinis yang merupakan sarana untuk membantu anak daerah dalam
mencari dan menggali informasi melalui media berupa buku yang akan
berdampak pada meningkatnya mutu pendidikan dan berkembangnya sektor
pariwisata di Kabupaten Garut.
Terdapat banyak sekali visi yang ingin diwujudkan oleh para
relawan melalui voluntourism melalui Saung Baca Kapinis. Selain itu
adanya kegiatan voluntourism menjadi harapan untuk mengembangkan
Saung Baca Kapinis menjadi lembaga pendidikan nonformal dan mampu
mengembangkan produk wisata yang unggul yang mampu bersaing dan
dapat mengurangi isu-isu urbanisasi di daerah terpelosok untuk mencapai
target pendidikan yang layak dan berkualitas. Pengembangan produk wisata
voluntourism merupakan kegiatan pariwisata yang berkelanjutan dan
bertanggung jawab. Pengembangan produk wisata tersebut lahir sebagai
bentuk dari adanya keinginan untuk menciptakan pendidikan yang lebih
berkualitas melalui kegiatan wisata voluntuorism yang akan berdampak
signifikan terhadap pembangunan wisata daerah dan pemberdayaan
masyarakat lokal.

Ucapan Terimakasih
Selesainya penulisan artikel ini bukan hanya karena usaha dari
peneliti saja, tetapi banyak pihak lain yang terlibat dalam proses penelitian
ini, maka peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. ALLAH SWT Yang Maha Kuasa, berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan artikel ini
2. Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan ini
11

3. Universitas Pendidikan Indonesia yang memberikan fasilitas bagi


kami selama kegiatan ini
4. Ibu / Bapak dosen yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing kami
5. Kepala Desa Giriawas selaku informan yang telah memberikan
informasi terkait topik yang kami angkat
6. Pemilik dan Pengelola Saung Baca Kapinis selaku informan yang
telah memberikan informasi terkait topik yang kami angkat
7. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang
telah membantu dalam bertukar pikiran dan ide.

Kontribusi Penulis
Penulis satu melakukan survey lokasi, menyiapkan skrip wawancara,
melakukan kegiatan wawancara dan penulisan artikel dan study review.
Penulis dua melakukan editing, penyelesaian artikel dan pembuatan poster.
Penulis tiga melakukan wawancara, penulisan artikel dan study review.

Daftar Pustaka
Sumber artikel jurnal:Hersi Kristanti, I., Oka Karini, N.M., Sudana,
I.P., 2015. Karakteristik Dan Motivasi Wisatawan dalam
Voluntourism Di Kabupaten Gianyar (Studi Kasus Pada
Yayasan Widya Guna Desa Bedulu Dan Yayasan Bumi Sehat
Desa Nyuh Kuning). J. IPTA 3, 73.
https://doi.org/10.24843/IPTA.2015.v03.i02.p13
Kusuma, R.S., 2018. Peran Sentral Kearifan Lokal dalam Peningkatan
Kualitas Pendidikan 05, 12.
Muttaqin, A.I., Faishol, R., 2018. Pendampingan Pendidikan Non Formal
Diposdaya Masjid Jami’ An-Nur Desa Cluring Banyuwangi. J.
Pengabdi. Kpd. Masy. 1, 11.
Primadany, S.R., 2013. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah
(Studi Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah Kabupaten
Nganjuk) 9.
Sukmaratri, M., Damayanti, M., 2016. Diversifikasi Produk Wisata Sebagai
Strategi Pengembangan Daya Saing Wisata Kota Batu. J. Pembang.
Wil. KOTA 12, 325. https://doi.org/10.14710/pwk.v12i3.12907
Tyas, S., Arida, I.N.S., 2020. Peluang Pengembangan Voluntourism
Berbasis Masyarakat di Hutan Mangrove Batu Lumbang, Suwung,
Pemogan, Denpasar. J. Destin. PARIWISATA 8, 343.
https://doi.org/10.24843/JDEPAR.2020.v08.i02.p24
Vito, B., Krisnani, H., 2015. Kesenjangan Pendidikan Desa dan Kota. Pros.
Penelit. Dan Pengabdi. Kpd. Masy. 2.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.13533
Yoga, A.A.G.R.P., Nugroho, S., 2016. Pengalaman Voluntourism Bagi
Voluntourist dan Masyarakat Lokal Di Yayasan Sari Hati, Ubud,
Gianyar, Bali. J. Destin. PARIWISATA 4, 46.
12

https://doi.org/10.24843/JDEPAR.2016.v04.i01.p08

Sumber buku:
Creswell, J.W., 2012. Educational research: planning, conducting, and
evaluating quantitative and qualitative research, 4th ed. ed. Pearson,
Boston.
Creswell, J.W., 2007. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing
Among Five Approaches. SAGE.
Sumber dokumen resmi:
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


13
14
15

Biodata Dosen Pendamping


16
17

Lampiran 2. Kontribusi Anggota Penulis dan Dosen Pendamping


Bidang
No Nama /NIM Posisi Penulis Kontribusi
Ilmu
Melakukan survey lokasi,
menyiapkan skrip
wawancara, melakukan
Triana Sarah
Penulis Pendidikan kegiatan wawancara,
1 Ramadhanti /
Pertama Pariwisata merumuskan abstrak,
1905667
abstract, pendahuluan,
hasil dan pembahasan, dan
editing tahap akhir.
Shafa Editing, menulis
Pendidikan
Deswanti / Penulis Kedua kesimpulan, dan
2 Pariwisata
1902685 pembuatan poster.
Eneng Rita Melakukan wawancara,
Pendidikan
Nurarianti / Penulis Ketiga merumuskan tujuan dan
3 Sosiologi
1902197 metode.
Ilma
Indriasri Penulis Pendidikan Pengarah dan desain
4 Pratiwi, S.E., Korespondensi Pariwisata kegiatan serta penyelaras
MP. Par. akhir manuskrip.
18

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI

Anda mungkin juga menyukai