Anda di halaman 1dari 19

KONFERENSI

MEJA BUNDAR
Kelompok 6
ANGGOTA KELOMPOK
Fathur Rahman
Kendra Adlina
M. Ramdhani
Nayla Rachel Putri Aurelia
Robbil Firly
DAFTAR ISI Latar Belakang

Pihak yang terlibat


Jalannya perundingan
Hasil Perundingan
Dampak
KONFERENSI MEJA
BUNDAR
Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah
perundingan yang menjadi salah satu langkah
diplomatik Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari serangan-
serangan Belanda. Yang dilaksanakan di Kota
Deen Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus
1949 sampai 2 November 1949.
TUJUAN KMB
Usaha Memperjuangkan
Kedaulatan.
Usaha Menyelesaikan Urusan
Sengketa Indonesia dan Belanda.
Membendung Segala Upaya
Tindakan Kekerasan Oleh Belanda.
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Belanda melakukan agresi militer II terhadap
Indonesia dan melakukan penangkapan
pada tokoh tokoh penting Indonesia. PBB
memberi kecaman atas tindakan Belanda
dan memberikan dukungan pada Indonesia
mengusulkan diadakannya Konferensi Meja
Bundar
PIHAK PIHAK
KETUA KONFERENSI
MEJA BUNDAR

Willem Drees
DELEGASI
INDONESIA Drs. Moh. Hatta
sebagai ketua delegasi
Indonesia
Mr. Moh. Roem
Dr. J. Leimena
Mr. Ali Sastroamidjojo
dr. Sukiman
Dr. Sumitro Djojohadikusumo Prof. Dr. Supomo
Mr. A. K. Pringgodigdo
Sujono Hadinoto
Mr. Simatupang
Mr. Sumardi
Ir. Djuanda
DELEGASI BELANDA
Diketuai oleh

Johannes Henricus
van Maarseveen
DELEGASI BFO DELEGASI UNCI
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO)
UNCI (United Nations Commissions for
atau Pertemuan Musyarawah Federal
Indonesia) adalah sebuah badan
(PMF) adalah semacam komite bentukan
penjaga perdamaian yang dibentuk PBB
Belanda yang bertugas untuk mengelola
pada tanggal 28 Januari 1949.
Republik Indonesia Serikat.

Sultan Hamid II

Thomas Kingston
Chritchley
JALANNYA
PERUNDINGAN
Maret 1949
Perundingan antara pihak Indonesia
Saat Perundingan
dengan majelis permusyawaratan BFO
di Bangka. Perundingan yang dikenal KMB dilaksanakan sejak 23 Agustus
dengan sebutan sebutan Inter- hingga 2 November 1949 di Den Haag,
Phase 3
Indonesia yang dilaksanakan pada 19 Belanda. Meski perundingan berhasil
Juni 1949 di Yogyakarta dan 22 Juni menghasilkan beberapa dokumen, namun
1949 Jakarta. prosesnya tidak berjalan mulus, ada
beberapa masalah yang pembahasannya
alot.
Perundingan Inter-Indonesia Masalah istilah pengakuan kedaulatan
menghasilkan kesepakatan bahwa dan penyerahan kedaulatan.
Indonesia dan BFO setuju untuk Masalah Uni Indonesia-Belanda
mendirikan Republik Indonesia Serikat perundingan tentang wilayah Papua
(RIS) dankedua belah pihak pun siap Barat.
untuk menghadapi konferensi meja Masalah hutang
bundar. Pembentukan delegasi KMB
dilaksanakan pada 4 Agustus 1949
HASIL
PERUNDINGAN
HASIL KMB
Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desember 1949.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1
tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan
catatan beberapa korvet (kapal perang kecil) akan diserahkan
kepada RIS.
Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan
catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan
dalam kesatuan TNI.
DAMPAK
POSITIF NEGATIF
Indonesia segera berbenah Solusi untuk masalh Irian Barat
dengan memulai tertunda
pembangunan. Dengan pembentukan
Penarikan seluruh tentara Republik Indonesia Serikat,
Belanda dari wilayah RIS aspirasi demokratis belum
(Indonesia) diimplementasikan.
Negara Indonesia merdeka Utang pemerintah Belanda
setelah diakui oleh Belanda. dari tahun 1942 sepenuhnya
Dengan penarikan tersebut, ditanggung oleh Republik
maka perang antara Indonesia Serikat.
Indonesia-Belanda berakhir.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai