Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONFERENSI MEJA BUNDAR

Disusun Oleh:
Nama : Sri Murti Abdullah
Siti Paokuma
Putri Inawati Haris
Rida Kapitan
Tiara Absari
Putri Dopu
Putri Mandayanti
Widiawati Leisa
Syaban Demang
Kelas : XII B
Mapel : Sejarah

MAS DARUL FALAH DULOLONG


TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya Belanda yang berniat tidak baik terhadap Indonesia untuk


meruntuhkan kemerdekaan Indonesia yang telah diraih dengan susah
payah Itu berakhir dengan kegagalan, serta mendapat kecaman keras dari
dunia internasional. PBB tidak hanya diam atas masalah kedua negara ini.
Banyak perundingan yang diadakan untuk mendamaikan hubungan
Indonesia dengan Belanda. Konferensi Meja Bundar atau yang biasa
disebut KMB adalah titik terang bagi Indonesia agar mendapatkan
pengakuan kedaulatan dari Belanda, juga menyelesaikan masalah antara
Indonesia – Belanda dan Indonesia bisa menjadi negara yang merdeka dari
para penjajah. Mungkin jika Konferensi Meja Bundar ini tidak diadakan,
Indonesia akan masih ada dalam genggaman para penjajah. Maka dari itu,
kemerdekaan yang sudah kita raih pertahankan selama ini harus tetap kita
jaga selalu. Dengan selalu berusaha unruk selalu mengharumkan dan
membanggakan Indonesia, perjuangan meraih kemerdekaan dulu akan
menjadi semakin berarti.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa latar belakang diadakan Konferensi Meja Bundar?
2. Bagaimana proses dari Konferensi Meja Bundar?
3. Bagaimana dampak yang dirasakan Indonesia setelah Konferensi Meja
Bundar diadakan?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui latar belakang terjadinya Konferensi Meja Bundar.
2. Mengetahui proses dari Konferensi Meja Bundar.
3. Mengetahui dampak yang dirasakan Indonesia setelah Konferensi
Meja Bundar dilakukan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang diadakan Konferensi Meja Bundar

Upaya untuk mengekang kemerdekaan Indonesia dengan cara


kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda di bawah kritik keras dari
masyarakat internasional. Belanda dan Indonesia dan kemudian
mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini
diplomasi.

Pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB


mengeluarkan resolusi mengutuk serangan militer Belanda melawan
tentara Republik Indonesia dan menuntut pemulihan pemerintah Republik.
Juga menyerukan kelanjutan perundingan untuk menemukan penyelesaian
damai antara kedua belah pihak.

Setelah Roem Royen-pada 6 Juli, yang efektif ditentukan oleh


resolusi Dewan Keamanan, Mohammad Roem mengatakan bahwa
Republik Indonesia, yang para pemimpinnya masih diasingkan di Pasifik,
bersedia untuk berpartisipasi dalam konferensi meja bundar untuk
mempercepat transfer kedaulatan.

Pemerintah Indonesia, yang telah diasingkan selama enam bulan,


kembali ke ibukota sementara di Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949.
Dalam rangka untuk memastikan kesetaraan perunndingan posisi antara
delegasi Republik dan federal, pada paruh kedua Juli 1949 dan dari 31 Juli
– 2 Agustus, Konferensi Inter-Indonesia yang diselenggarakan di
Yogyakarta antara semua otoritas bagian dari Republik Indonesia Serikat
yang akan dibentuk.

Para peserta sepakat pada prinsip-prinsip dan kerangka kerja untuk


konstitusi. Setelah diskusi awal yang disponsori oleh Komisi PBB untuk
Indonesia di Jakarta, ditetapkan bahwa Konferensi Meja Bundar akan
diadakan di Den Haag.

2.2 Proses terjadinya Konferensi Meja Bundar

Pada tanggal 23 Agustus sampai tanggal 2 November 1949, yang


disengelarakan di Den Hag. Yang diwakili oleh Drs Moh. Hatta (sebagai
ketua), Mr.Moh Roem, Prof. Dr Soepomo, Dr J Leimena, Mr. Ali
Sastroamidjoyo, Ir Juanda, Kolonel TB Simatupang, Mr Suyono Hadinoto,
Dr Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringodigdo. Sementara
dari BFO (Bijeenkomst Federaal Overleg) ialah sultan Pontianak Hamid
Algadri (Halim, dan Yayah, 1986 : 236 ). Deligasi dari Belanda diketuai
Mr. van Maarseveen, sedangkan UNCI oleh Chritcjley.

Sesampainya pada deligasi itu ke Belanda, sambutan dari Belanda


cukup baik dengan menjukan keramahan dalam melayani para delegasi.
Para deligasi di tempatkan di hotel mewah Kurhaus Schevenigen dan
mobil – mobil mengkilap yang bika di gunakan sewaktu – waktu di
butuhkan. Setiap hari angota deligasi di beri uang saku F1. 25, yang waktu
itu sebanding dengan US $10, dan berdaya beli tinggi saat itu.  Delegasi di
bagi menjadi beberapa komisi-komisi militer dipimpin oleh  Dr. J.
Leimena, dan angotanya Kolonel TB Simatupang (mewakili Angkatan
Darat), komandor S. Suryadarma (Angkatan Udara, yang menyusul
belakangan), Laksamana Subiyakto (Angkatan Laut) dan Letnan Kolonel
Daan Yahya dan letnan Kolonel M.T Haryono. Dari pihak komisi mileter
Belanda Moorman (kepala staf Angkatan Laut Nedrland) dan Fokkema
Andre.  Masalah yang sulit di pecahkan dalam konferensi itu sebagai
berikut :

1. Uni Indonesia – Belanda. Indonesia menginginkan agar sifatnya


hanya kerja sama yang bebas tanpa adanya organisasi permanen,
sedangkan Belanda menginginkan kerja sama yang luas dengan
organisasi permanen yang luas pula.
2. Soal hutang. Indonesia hanya mengakui hutang – hutang Hindia
Belanda sampai menyerahnya Belanda kepada Jepang. Sebaliknya,
Belanda berpendapat bahwa Indonesia harus mengambil alih
semua kekayaan maupun hutang Hindia Belanda saampai saat itu,
termasuk biaya perang kolonial terhadap Indonesia.

Akhirnya setelah memalui perundingan yang berlarut – larut pada


tanggal 2 November 1949 tercapailah persetujuan KMB.

Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:

- Serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada


Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia
ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah
Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat
negara terpisah karena perbedaan etnis.
- Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch
Belanda sebagai kepala negara
- Pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia
Serikat

Hasil-hasil KMB kemudian diajukan kepada KNIP untuk


diratifikasi. Untuk keperluan ini, KNIP menyelenggarakan sidang pada 6-
14 desember 1949. Dalam sidang ini diadakan pungutan suara dengan
hasil 226 suara menyatakan setuju, 62 tidak setuju, dan 31 abstain.Dengan
demikian, KNIP menerima hasil-hasil keputusan KMP.

Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan


upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada
Pemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat,
yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. Dalam acara
penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, Ratu Yuliana
bertindak sebagai wakil Negeri Belanda Belanda dan Drs. Moh. Hatta
sebagai wakil Indonesia. Sedangkan dalam upacara pengakuan kedaulatan
yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh Mr. Lovink
(wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri
Sultan Hamengkubuwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda
atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari
setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke
Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan
dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.

2.3 Dampak yang dirasakan Indonesia setelah Konferensi Meja Bundar


diadakan

Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup


menggembirakan bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari
KMB berpihak pada bangsa Indonesia, sehingga dampak positif pun
diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja
Bundar bagi Indonesia:

- Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.


- Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat
dimulai.
- Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
- Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Setelah itu penyerahan kedaulatan yang dilakukan di negeri


Belanda bertempat di ruang takhta Amsterdam, Ratu Juliana, Perdana
Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan A.M.J.A. Sasseu,
dan Drs. Moh. Hatta melakukan penandatanganan akta penyerahan
kedaulatan. Pada saat yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono
IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda, A.H.S. Lovink dalam suatu
upacara di Istana Merdeka menandatangani naskah penyerahan
kedaulatan.

Dengan penyerahan kedaulatan itu, secara formal Belanda


mengakui kemerdekaan Indonesia dan mengakui kekuasaan negara
Indonesia di seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, kecuali Irian Barat
yang akan diserahkan setahun kemudian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rencana Belanda untuk mengekang kemerdekaan Indonesia
dengan cara kekerasan berakhir dengan kegagalan dan Belanda juga
mendapat kritik keras dari masyarakat nasional. PBB tentu tidak tinggal
diam melihat masalah Indonesia – Belanda ini. PBB mengadakan sejumlah
perundingan dan pertemuan untuk menyelesaikan masalah Indonesia –
Belanda. Konferensi Meja Bundar adalah contoh pertemuan untuk
membahas masalah antara kedua negara yang bermasalah ini. Konferensi
Meja Bundar diadakan pada tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November
1949 di Den Haag.

Indonesia diwakili oleh Drs Moh. Hatta (sebagai ketua), Mr.Moh


Roem, Prof. Dr Soepomo, Dr J Leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Ir
Juanda, Kolonel TB Simatupang, Mr Suyono Hadinoto, Dr Sumitro
Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringodigdo. Sementara dari BFO
(Bijeenkomst Federaal Overleg) ialah sultan Pontianak Hamid Algadri.
Setelah itu pada tanggal 2 November 1949 tercapailah persetujuan KMB,
yaitu serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada
Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat, dibentuknya
sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan monarch Belanda sebagai
kepala negara dan mengambil alih hutang Hindia Belanda oleh Republik
Indonesia Serikat.

Banyak dampak yang dapat dirasakan setelah Konferensi Meja


Bundar diadakan seperti, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia,
konflik Indonesia dengan Belanda dapat diakhiri dan bentuk Negara
Serikat tidak sesuai dengan Proklamasi. Selain itu, ada beberapa dampak
negatif yang dirasakan Indonesia yaitu, belum diakuinya Irian Barat
sebagai bagian dari Indonesia membuat Indonesia masih berusaha untuk
memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.
Daftar Pustaka

http://jagosejarah.blogspot.co.id/2014/09/konferensi-meja-bundar.html

https://arianesemdel.wordpress.com/ilmu-pengetahuan-sosial/konferensi-meja-
bundar-kmb/

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-tujuan-dan-10-isi-konferensi-meja-
bundar-kmb/

Anda mungkin juga menyukai