Anda di halaman 1dari 4

Nama : ati yumiarti

kelas ; XIiis
mapel : S.Indonesia

Sem 2 : Jumat, 19 Mei 2023

Kerjakan soal di bawah ini !

1. jelaskan mengapa perjanjian Linggajati berdampak pada lengsernya Sutan Syahrir dari kursi
perdana mentri !
jawab :
Perjanjian Linggajati adalah perjanjian yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan
Belanda pada tanggal 15 November 1946. Perjanjian ini membahas tentang upaya
penyelesaian sengketa antara kedua belah pihak terkait kedaulatan Indonesia. Perjanjian
Linggajati secara umum dianggap sebagai tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Namun, dampak perjanjian ini tidak langsung menyebabkan lengsernya Sutan Syahrir dari
kursi Perdana Menteri. Sebaliknya, peristiwa yang menyebabkan Syahrir turun dari jabatan
perdana menteri terjadi setelah perjanjian tersebut, dan lebih berkaitan dengan dinamika
politik internal pada saat itu.
Pada tahun 1947, terjadi krisis politik di Indonesia yang dikenal sebagai "Peristiwa 3 Juli".
Pada saat itu, para anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) memberontak terhadap
pemerintah pusat yang dipimpin oleh Syahrir. PKI ingin mengambil alih pemerintahan dan
melancarkan revolusi sosialis.
Syahrir yang merupakan seorang nasionalis moderat menolak upaya PKI tersebut. Ia
mendukung demokrasi parlementer dan menolak bentuk pemerintahan komunis.
Ketegangan politik antara Syahrir dan PKI semakin meningkat, dan akhirnya Syahrir
mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri pada tanggal 11 Juli 1947.
Penyebab lengsernya Syahrir lebih berkaitan dengan perbedaan politik dan ideologi antara
Syahrir dan PKI, bukan secara langsung terkait dengan perjanjian Linggajati.

2. Jelaskan latar belakang dan hasil dari KMB !


Jawab :
KMB adalah singkatan dari Konferensi Meja Bundar. Konferensi ini diadakan pada tahun 1949
di Den Haag, Belanda, antara pemerintah Indonesia dan Belanda. Latar belakang dari
Konferensi Meja Bundar adalah sebagai berikut:
- Perjuangan Kemerdekaan Indonesia: Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945, terjadi perjuangan panjang dan berdarah melawan pendudukan Belanda.
Pada periode awal, Belanda mencoba untuk merebut kembali kendali atas Indonesia,
yang mengarah pada Perang Kemerdekaan Indonesia.
- Tekanan Internasional: Tekanan internasional, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), membuat Belanda dan Indonesia sepakat untuk melakukan perundingan guna
mencapai penyelesaian damai terhadap konflik tersebut. Konferensi Meja Bundar
diadakan sebagai upaya terakhir untuk mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak.

- Hasil dari Konferensi Meja Bundar adalah sebagai berikut:


Pengakuan Kedaulatan Indonesia: Melalui Konferensi Meja Bundar, Belanda secara resmi
mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS), yang terdiri dari Indonesia, Jawa
Tengah, Sumatera, dan Madura. Pengakuan ini menandai akhir dari penjajahan Belanda
di Indonesia.
- Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI): Meskipun awalnya disepakati
untuk membentuk RIS yang terdiri dari negara-negara bagian, konferensi tersebut
menghasilkan persetujuan untuk membentuk NKRI sebagai negara kesatuan. Hal ini
memastikan bahwa Indonesia menjadi satu negara yang terdiri dari berbagai wilayah.
- Pembagian Wilayah Papua: Salah satu permasalahan penting dalam Konferensi Meja
Bundar adalah status wilayah Papua. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan untuk
menunda penyerahan penuh wilayah Papua kepada Indonesia dan memberikan
administrasi sementara kepada Belanda. Hal ini kemudian menyebabkan konflik dan
ketegangan di kemudian hari, yang dikenal sebagai Konflik Papua.
- Gencatan Senjata dan Pembebasan Tawanan: Konferensi Meja Bundar juga mencapai
kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan pembebasan tawanan perang
antara Indonesia dan Belanda.

Konferensi Meja Bundar memiliki dampak penting dalam menyelesaikan konflik antara
Indonesia dan Belanda. Meskipun masih ada isu-isu yang belum terselesaikan sepenuhnya,
konferensi ini membuka jalan bagi pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia
dan merupakan langkah penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai negara
merdeka.

3. Jelaskan secara singkat mengenai Bijenkomst voor Feederal Overleg (BFO) !


Jawab :
Bijenkomst voor Feederal Overleg (BFO) adalah pertemuan yang diadakan pada tanggal 28-
30 Agustus 1948 di Den Haag, Belanda, antara delegasi Indonesia dan Belanda. Pertemuan
ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk hubungan
antara Indonesia dan Belanda setelah kemerdekaan Indonesia.

BFO adalah pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan tokoh-tokoh penting, termasuk
Perdana Menteri Belanda, Willem Drees, dan Perdana Menteri Indonesia, Mohammad Hatta.
Tujuan utama BFO adalah membahas peralihan kekuasaan dari Belanda ke Indonesia dan
mengatur hubungan antara kedua negara setelah kemerdekaan.

Namun, BFO tidak menghasilkan kesepakatan yang konkret. Delegasi Indonesia menekankan
pentingnya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia, sementara Belanda
ingin mempertahankan pengaruhnya di Indonesia. Perbedaan pendapat ini menghambat
kemajuan dalam mencapai kesepakatan.

BFO menjadi salah satu langkah dalam proses negosiasi yang lebih luas antara Indonesia dan
Belanda. Meskipun tidak menghasilkan hasil yang signifikan, pertemuan ini mencerminkan
upaya untuk mencari solusi damai dalam konflik antara kedua negara. Proses negosiasi
akhirnya berlanjut hingga Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949, di mana kesepakatan
yang lebih komprehensif mengenai hubungan Indonesia-Belanda setelah kemerdekaan
dicapai.

4. Jelaskan mengapa Serangan Umum 1 Maret 1949 bermakna penting bagi Indonesia !
Jawab :
- Serangan Umum 1 Maret 1949, juga dikenal sebagai Serangan Umum Besar-Besaran,
merupakan sebuah operasi militer yang dilancarkan oleh Tentara Republik Indonesia
(TRI) terhadap pasukan Belanda yang menduduki wilayah-wilayah strategis di Indonesia.
Serangan ini memiliki makna penting bagi Indonesia dengan alasan sebagai berikut:
- Meningkatkan Morale Nasional: Serangan Umum 1 Maret 1949 memberikan dorongan
moral yang besar bagi rakyat Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaan. Serangan ini menunjukkan bahwa pasukan Indonesia mampu
melancarkan operasi besar-besaran terhadap pasukan yang lebih besar dan lebih
terlatih. Hal ini membangkitkan semangat perlawanan dan keyakinan akan kemampuan
Indonesia untuk menghadapi penjajah Belanda.
- Mempengaruhi Opini Internasional: Serangan ini juga memiliki dampak signifikan dalam
membentuk opini internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Indonesia
berhasil memperlihatkan bahwa mereka adalah kekuatan yang serius dan mampu
melawan pendudukan Belanda. Serangan Umum 1 Maret 1949 menarik perhatian dunia
internasional, dan hal ini membantu memperkuat legitimasi perjuangan Indonesia serta
mendapatkan dukungan internasional yang lebih besar.
- Mempengaruhi Negosiasi Politik: Serangan Umum 1 Maret 1949 juga mempengaruhi
dinamika negosiasi politik antara Indonesia dan Belanda. Melalui serangan ini, Indonesia
menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan militer yang dapat memaksa Belanda
untuk mengakui dan menerima kemerdekaan Indonesia. Serangan ini memberikan
pijakan kuat bagi Indonesia dalam perundingan Konferensi Meja Bundar yang akhirnya
menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
- Mencapai Keberhasilan dalam Perang Kemerdekaan: Serangan Umum 1 Maret 1949
merupakan salah satu momen penting dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan
Belanda. Meskipun serangan ini tidak secara langsung mengakhiri konflik, hal ini
menandai langkah maju dalam perjuangan Indonesia untuk mempertahankan
kemerdekaan dan mengakhiri penjajahan Belanda. Serangan ini menunjukkan kepada
dunia bahwa Indonesia adalah negara yang tak terbendung dan siap melawan untuk
mencapai kemerdekaan sepenuhnya.

Secara keseluruhan, Serangan Umum 1 Maret 1949 memiliki makna penting bagi Indonesia
karena meningkatkan moral nasional, mempengaruhi opini internasional, memengaruhi
negosiasi politik, dan mencapai keberhasilan dalam perang kemerdekaan. Serangan ini
menjadi tonggak penting dalam perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang
penuh.

5. Jelaskan isi perjanjian Renville dan tanggapan rakyat Indonesia !


Jawab :
Perjanjian Renville adalah perjanjian yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan
Belanda pada tanggal 17 Januari 1948 di Renville, Jawa Barat, Indonesia. Perjanjian ini
mengatur tentang gencatan senjata dan penyelesaian sementara konflik antara kedua belah
pihak. Isi utama dari perjanjian Renville adalah sebagai berikut:

- Gencatan Senjata: Perjanjian Renville menyepakati gencatan senjata antara Indonesia


dan Belanda. Konflik militer dihentikan sementara dan pasukan Belanda dan Indonesia
disepakati untuk menarik diri ke posisi masing-masing.
- Pembagian Wilayah: Perjanjian ini menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi
dua bagian, yaitu wilayah yang dikuasai pemerintah Indonesia dan wilayah yang dikuasai
pemerintah Belanda. Wilayah yang dikuasai Belanda meliputi sejumlah kota penting dan
wilayah strategis di Indonesia.
- Pembentukan Negara Indonesia Serikat (NIS): Perjanjian Renville juga mengatur
pembentukan Negara Indonesia Serikat (NIS) sebagai solusi interim. NIS adalah sebuah
entitas federal yang terdiri dari Republik Indonesia dan negara-negara bagian lainnya,
termasuk negara-negara bagian yang dikuasai Belanda.

Tanggapan rakyat Indonesia terhadap Perjanjian Renville sangat beragam. Beberapa


kelompok dan tokoh-tokoh nasionalis menolak perjanjian ini, karena mereka melihatnya
sebagai pengakuan terhadap pembagian wilayah dan tidak sesuai dengan cita-cita
kemerdekaan Indonesia yang utuh. Mereka merasa bahwa perjanjian ini mengorbankan
kedaulatan Indonesia dan memberikan kesempatan bagi Belanda untuk mempertahankan
pengaruhnya di Indonesia.
Tanggapan negatif terhadap perjanjian ini menyebabkan terjadinya protes dan demonstrasi
di beberapa kota di Indonesia, terutama oleh anggota Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang
merupakan organisasi sayap kiri yang menentang perjanjian tersebut. Demonstrasi ini
berujung pada tindakan-tindakan kekerasan dan kerusuhan.
Namun, di sisi lain, ada juga kelompok dan tokoh-tokoh yang melihat perjanjian Renville
sebagai langkah penting untuk menghentikan pertumpahan darah dan mencari penyelesaian
damai dalam konflik. Mereka berpendapat bahwa perjanjian ini memberikan kesempatan
bagi Indonesia untuk memperkuat diri, mendapatkan pengakuan internasional, dan terus
berjuang untuk kemerdekaan yang penuh.
Perjanjian Renville menjadi salah satu perjanjian yang kontroversial dalam sejarah
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun menyebabkan kontroversi dan ketegangan,
perjanjian ini membuka jalan bagi perundingan lebih lanjut dan pada akhirnya memainkan
peran penting dalam memperoleh pengakuan internasional terhadap kedaulatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai