Mengutip dari tirto.id, perjanjian Linggarjati yang sudah disepakati ternyata tidak
membuat perselisihan antara Indonesia dan Belanda mereda. Pihak Indonesia merasa
bahwa setelah proklamasi kemederkaan, maka Indonesia telah menjadi negara yang
berdaulat dan berhak mempertahankan kemedekaannya atas seluruh wilayah bekas
jajahan Belanda.
Di lain hal, Belanda tetap teguh pada isi pidato Ratu Wilhelmina pada 7 Desember
1942. Pidato tersebut berisi bahwa suatu hari akan dibentuk persemakmuran antara
Kerjaan Belanda dan Hindia (Indonesia) di bawah naungan Kerjaan Belanda. Hal
tersebut yang menjadi penyebab Agresi Militer Belanda 1.
Dari sumber lain diterangkan setidaknya ada tiga tujuan Agresi Militer Belanda I, yaitu
tujuan politik, ekonomi, dan militer.
Belanda juga menyebut operasi ini sebagai Aksi Polisionil dan menyebutkan bahwa
tindakan yang dilakukannya sebagai urusan dalam negeri demi mengembalikan
ketertiban umum. Maka dari itu, Belanda mengabaikan seruan dunia internasional untuk
menaati isi perjanjian Linggarjati dan menghentikan pertikaian dengan Indonesia.
Agresi militer dilancarkan setelah Gubernur Jendral Van Mook mengeluarkan ultimatum
agar pihak Indonesia menarik mundur pasukannya sejauh 10 km dari garis demarkasi.
Tentu saja ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia.
Agresi Militer Belanda 1 menulai banyak kecaman dari dunia internasional termasuk
Inggris dan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut merasa kecewa dengan serangan
yang dilakukan Belanda. Sebagian besar negara mengkhawatirkan terjadi pergolakan
berkepanjangan yang mengakibatkan kekacauan politik, militer, dan ekonomi. Banyak
negara yang memanfaatkan situasi tersebut untuk memperbesar pengaruh di
Indonesia.
Di lain hal, Belanda membela tindakan mereka dengan mengirim surat kepada
Sekretaris Jenderal PBB, dengan isi surat antara lain:
Dari isi surat tersebut Belanda mengklaim bahwa pihak RI melakukan tindakan
kejahatan dan perlu dihukum. Sehingga Belanda merasa perlu melakukan Aksi
Polisionil demi ketertiban umum. Belanda merasa Indonesi tidak sanggup
mempertahankan keamanan dan enggan bekerja sama dengan Belanda.
Tanggal 31 Juli 1947, Indonesia juga menulis surat kepada Dewan Keamanan PBB
yang berisi permintaan agar Dewan Keamanan bertindak untuk mengatasi sengketa
Indonesia-Belanda. Berkat inisiatif India dan Australia, persoalan agresi tersebut
berhasil dibawa ke Dewan Keamanan PBB.
Setelah melalui perdebatan yang sengit, akhirnya Dewan Keamanan PBB mencela
agresi militer tersebut dan berpendapat bahwa pertikaian tersebut harus segera
dihentikan. Belanda kemudian menyadari bahwa pihaknya harus menaati PBB agar
tidak terkena sanksi. Maka pada tanggal 5 Agustus 1947, Agresi Militer Belanda 1
dihentikan dan penyelesaian masalah dilanjutkan melalui meja perundingan.
Agresi Militer Belanda 1 ternyata memiliki dampak positif dan negarif bagi Indonesia.
Melansir dari tirto.id, berikut uraiannya:
Dampak Positif
1. Dukungan dunia internasional kepada Belanda menurun, sebaliknya Indonesia
mendapat banyak dukungan dan simpati dari negara-negara di dunia.
2. Beberapa negara mengakui kemerdekaan Indonesia secara de jure.
3. Posisi Indonesia dalam perjanjian internasional semakin kuat.
Dampak Negatif
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Sejarah Agresi Militer Belanda 1
beserta Dampak yang Ditimbulkan"
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/61f7b7920e01c/sejarah-agresi-militer-belanda-1-
beserta-dampak-yang-ditimbulkan
Penulis: Siti Nur Aeni
Editor: Siti Nur Aeni