Pada tanggal 23 Agustus sampai tanggal 2 November 1949, yangdisengelarakan di Den Hag.
Yang diwakili oleh Drs Moh. Hatta (sebagai ketua),Mr.Moh Roem, Prof. Dr Soepomo dr j
leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo , Ir Juanda,Kolonel TB Simatupang, Mr Suyono Hadinoto, Dr
Sumitro Djojohadikusumo, Mr.Abdul Karim Pringodigdo. Sementara dari BFO (Bijeenkomst
Federaal Overleg)ialah sultan Pontianak Hamid Algadri (Halim, dan Yayah, 1986 : 236 ).
Deligasi dariBelanda diketuai Mr. van Maarseveen, sedangkan UNCI oleh Chritcjley.
Adapun Pesan Perdana Menteri Mohammad Hatta ketika akan berangkat keKonferensi
Medja Bundar, antara lain:
“Perjuangan kemerdekaan terbagi dua: satu di luar negeri di Den Haag dandua di dalam
negeri. Perdjuangan di luar negeri ditentukan oleh factor dan kekuatan jang ada di dalam
negeri. Artinja, perdjuangan tersebut tidak bisa menjimpang dari keadaan dalam negeri.
Sebab kalau menjimpang akan tergantung di awing-awang.Tidak ada tanah untuk pidjakan
kaki”
Selanjutnya diingatkan :
“Kekuatan Dalam negeri pada waktu ini, bukan main hebatnja. Pradjurit danrakjat seluruhnja
melancarkan gerilja dimana-mana. Bersatu padu dalam satu persatuan bulat menghantam
lawan kemerdekaan. Selama revolusi kita jang 4 tahunini, belu pernah kekuatan dan
persatuan sehebat sekarang ini” (Mansur,A, 2010:278)
Sesampainya pada deligasi itu ke Belanda, sambutan dari Belanda cukup baik dengan
menjukan keramahan dalam melayani para delegasi. Para deligasi ditempatkan di hotel
mewah Kurhaus Schevenigen dan mobil – mobil mengkilap yang bika di gunakan sewaktu –
waktu di butuhkan. Setiap hari angota deligasi di beriuang saku F1. 25, yang waktu itu
sebanding dengan US $10, dan berdaya beli tinggisaat itu. Delegasi di bagi menjadi beberapa
komisi-komisi militer dipimpin oleh Dr.J. Leimena, dan angotanya Kolonel TB Simatupang
(mewakili Angkatan Darat). komandor S. Suryadarma (Angkatan Udara, yang menyusul
belakangan), LaksamanaSubiyakto (Angkatan Laut) dan Letnan Kolonel Daan Yahya dan
letnan Kolonel M.THaryono. Dari pihak komisi mileter Belanda Moorman (kepala staf
Angkatan Laut Nedrland) dan Fokkema Andre. Masalah yang sulit di pecahkan dalam
konferensiitu sebagai berikut :
1. Uni Indonesia – Belanda. Indonesia menginginkan agar sifatnya hanya kerjasama yang
bebas tanpa adanya organisasi permanen, sedangkan Belandamenginginkan kerja sama yang
luas dengan organisasi permanen yang luas pula.
Banyak sumber yang mengupas mengenai hasil dari konferensi meja bundar ini,.Terlepas
dari sudut pandang dari para sejarawan dan para pakar yang membahas perundingan
tersebut. Penulis disini akan membahas dari beberapa literature danreferensi yang
digunakan.
Hasil sidang yang selanjutnya ialah bahwa Belanda tetap mempertahankankedaulatan atas
papua sampai ada perundingan-perundingan lebih lanjut mengenaistatus wilayah tersebut.
dan RIS memikul tanggung jawab atas utang Hindia Timur Belanda yang setelah terjadi
banyak tawar menawar, jumlahnya ditetapkan sebesar 4,3 milyar gulden; sebagian besar
dari jumlah ini sebenarnya merupakan biaya yangdipakai oleh pihak Belanda dalam
usahanya menumpas Revolusi. (M.C. Ricklefs,2008 : 487). Dan pada tanggal 27 Desember
1949, bangsa belanda secararesmi meyerahkan kedaulatan atas Indonesia tetapi tidak
termasuk papua.Sangat berbeda dengan buku sejarah Indonesia modern karya M.C. Ricklef
Dalam buku Api Sejarah jilid 2 karangan Ahmad Mansur Suryanegara hanya
menyebutkantiga hasil pokok dari keputusan KMB, yaitu:
2. Satu-satunya organisasi kesenjataan RIS adalah APRIS. Dengan intinya adalahTNI. KNIL
dibubarkan dan diterima dalam APRIS. Dibentuk misi militer Belandayang bertugas melatih
APRIS.
3. Irian Barat akan dibicarakan kembali setahun kemudian. (Ahmad Mansur Suryanegara,
2010: 280)
Sedangkan menurut sumber dari internet adalah Setalah melakukan perundinganyang cukup
alot dan lama maka diputuskanlah hasil dari sidang konferensi meja bundar diantaranya
sebagai berikut
4. Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni IndonesiaBelanda yang
dikepalai Raja Belanda.
5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet
akan diserahkan kepada RIS6. Tentara kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur,
sedang tentarakerajaan Hindia (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para
anggotanyayang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI
Dalam sebuah perundingan atau sebuah persetujuan yang telah ditetapkanoleh kedua belah
pihak terutama dalam hal ini adalah pihak Indonesia denganBelanda tentunya ada dampak-
dampak yang disebabkan oleh hasil keputusan yangtelah ditetapkan dalam perundingan
tersebut. Dampak ini dapat dirasakan oleh kedua belah pihak baik secara langsung maupun
tidak, terutama dampak yang dirasakanoleh Indonesia itu sendiri. Baik dampak positif yang
dirasakan oleh negaraIndonesiayang bersifat menguntungkan maupun dampak negatif yang
bersifatmerugikan bagi bangsa Indonesia.
Salah satu dampak dari hasil perundingan tersebut yang menguntungkan bagi bangsa
Indonesia adalah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia danLahirlah Republik
Indonesia Serikat (RIS) sebagai akibat persetujuan KMB(Algandri, Hamid,1991 : 68). Dengan
menyerahkan kedaulatan yang diberikanBelanda kepada Bangsa Indonesia dan
terbentuknya Republik Indonesia Sementaramenunjukkan bahwa Belanda mengakui
Kemerdekaan Indonesia. Bentuk negaraIndonesia sebagai dampak dari hasil perundingan
tersebut menjadi Republik Indonesia Serikta (RIS) dimana adanya negara-negara bagian ini
tidak sesuai dengancita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Karena negara-
negara bagianhasil olahan Belanda yang dibuat-buat untuk memecah-belah bangsa
Indonesiaterbukti tidak mendapatkan dukungan dari rakyat setempat karena rakyat
punmengetahui tujuan dan maksud dari pembentukan bentuk negara ini yang tidak
akanmembuat Indonesia bersatu. Hal ini yang membuat RIS tidak bertahan lama.
Rakyatsetempat dulu membiarkan pembentukan negara semacam itu (RIS) karena takut
pada tentara Belanda (Algandri, Hamid, 1991 : 68).
Dampak lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia yang menguntungkan bagi bangsa
Indonesia adalah konflik yang terjadi antara Belanda dengan BangsaIndonesia dapat diakhiri
dan pembangunan Indonesia segera dapat dimulai. Dengan berakhirnya konflik yang terjadi
antara Belanda dengan Indonesia membuat bangsaIndonesia dengan leluasa dan tanpa
gangguan dari pihak Belanda melakukan pembangunan yang bertujuan untuk
memakmurkan serta memajukan bangsaIndonesia.
Selain dampak positif yang bersifat menguntungkan bagi bangsa Indonesia, perundingan
tersebut pun menimbulkan dampak negatif yang bersifat merugikan bagi bangsa Indonesia
yaitu Belanda belum mengakui Irian Barat sebagai bagian dariBangsa Indonesia. belanda
masih menganggap Irian Barat adalah miliki mereka,sehingga Bangsa Indonesia pada masa
setelah perundingan KMB berakhir masih berusaha memperjuangkan Irian Barat untuk
memperoleh pengakuan dari Belanda bahwa Irian Barat merupakan salah satu bagian dari
Bangsa Indonesia.13