Diadakan perundingan formal antara Indonesia, Belanda, dan Majelis Permusyawaratan Federal
di bawah pengawasan Critchley (Australia).
Pasukan Belanda akan ditarik mundur dari Yogyakarta pada 1 Juli 1949.
Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta setelah TNI menguasai keadaan sepenuhnya di daerah itu
Mengenai penghentian permusuhan akan dibahas setelah kembalinya pemerintah RI ke
Yogyakarta
Belanda Yogyakarta baru sepenuhnya ditinggalkan tentara Belanda pada 29 Juni 1949.
Soekarno dan Hatta dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949.
Jenderal Sudirman yang sakit dan berjuang lewat gerilya selama hampir tujuh bulan, baru
kembali ke Yogyakarta pada 10 Juli 1949.
Setelah pemerintahan pulih, pada 13 Juli 1949 diadakan sidang kabinet RI yang pertama.
Pada agresi militer tersebut Belanda bahkan menangkap presiden Soekarno dan
wakil presiden Moh Hatta untuk dijadikan tawanan. Namun agresi militer tersebut
mendapat perlawanan yang keras dari rakyat Indonesia.
Perjanjian yang satu ini memerlukan waktu lama hingga akhirnya mampu
menemukan titik temu. Paling tidak prosesnya memerlukan waktu hingga hampir
satu bulan hingga mencapai kesepakatan.
Isi Perjanjian Roem-Royen
Seluruh pasukan Belanda pun akhirnya ditarik dari Yogyakarta pada tanggal 1 Juli
1949. Selanjutnya tanggal 6 Juli presiden Soekarno dan wakilnya yaitu
Mohammad Hatta dibebaskan dan dikembalikan ke Yogyakarta.
Adapun gencatan senjata antara kedua belah pihak yaitu Indonesia dan Belanda
juga dilakukan pada tanggal 3 Agustus 1949 yang dimulai dari Jawa dan Sumatera.
Keberhasilan perjanjian Roem-Royen ini juga membuahkan hasil dan berdampak
pada pengakuan penuh akan kedaulatan Belanda atas Indonesia lewat KMB yang
nantinya dilaksanakan pada tahun yang sama.
1. Indonesia
Mohammad Roem
Ali Sastroamijoyo
Dr. Leimena Ir.
Juanda Prof.
Supomo Latuharhary
2. Belanda
Dr. J. Herman van Royen
Blom
Jacob
dr. Van
dr. Gede
Dr. P.J. Koets
van Hoogstraten
Dr. Gleben
2. Pihak BFO
Adapun delegasi BFO pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag diwakili
oleh Sultan Hamid II.
Selain itu, kegiatan ekspor impor dilakukan secara terpusat. Hal ini
merupakan bagian dari upaya memperoleh pengakuan kedaulatan dari
dunia internasional dan membangun Indonesia.
Adapun dampak dari segi pertahanan dan keamanan adalah terkait dengan
pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat beserta
komponen pembentuknya
Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat adalah Angkatan Perang
Nasional yang berintikan TNI dan orang-orang Indonesia dalam KNIL
yang diterima sebagai anggota APRIS.
(isi/proses)
Sebab
Akibat