Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Perundingan Roem Royen ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Laporan Perundingan Roem Royen.Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan laporan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan laporan dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................i
BAB 1............................................................................................................................1
A.Rumusan Masalah......................................................................................................1
B.Latar Belakang...........................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
D. Proses...................................................................................................................... 2
E.Dampak......................................................................................................................4
BAB 2...........................................................................................................................5
A.Kesimpulan...............................................................................................................5
B. Refrensi....................................................................................................................5
C.
Lampiran.......................................................................................................................5
BAB 1
A.Rumusan Masalah
B. Latar Belakang
Perjanjian ini terjadi setelah berlangsungnya Agresi Militer Belanda II yang membuat
dibentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatera
Barat di bawah komando Syafruddin Prawiranegara.
Nama perjanjian ini diambil dari nama tokoh perjanjian Roem Royen yang terlibat
yaitu Mr. Muhammad Roem dari Indonesia dan Dr. JH. Van Royen.dari Belanda.
PBB juga membentuk UNCI (United Nations Comission for Indonesia) sebagai
penengah dan mengirim utusan bernama Merle Cochran.
Perundingan Roem Royen diadakan di Hotel Des Indes Jakarta dimulai sejak 17 April
1949. Setelah proses yang panjang, perjanjian Roem Royen ditandatangani pada
tanggal 7 Mei 1949.
C.Tujuan
D. Proses
Perjanjian Roem Royen disepakati pada tanggal 7 Mei 1949 menjelang pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh Belanda dan dilatarbelakangi oleh konflik bersenjata yang
telah berlangsung selama berapa tahun antara pejuang kemerdekaan Indonesia dan
pemerintah kolonial Belanda.Tujuan dari perjanjian Roem Royen dilaksanakan guna
menyelesaikan beberapa masalah dan menyelesaikan konflik antara Republik
Indonesia dan Belanda
Perundingan dimulai pada 14 April 1949 yang dilakukan oleh Mr Moh Roem
(Indonesia) dengan Dr Van Roijen (Belanda) dengan mediator Merle Cochran
(anggota UNCI dari AS). Perundingan ini dilakukan di Hotel Des Indes (Hotel Duta
Merlin Jakarta, sekarang).
Perundingan berlarut-larut dan sempat terhenti sampai 1 Mei 1949 karena terjadinya
perbedaan pendapat yang tajam. Pemerintah Belanda menghendaki agar RI
menghentikan gerakan gerilya oleh pejuangnya, bersedia menghadiri Konferensi
Meja Bundar (KMB) dan bersedia bekerja sama menciptakan keamanan dan
ketertiban, barulah pemerintahan dan pemimpin RI yang ditahan Belanda dibebaskan.
Karena perundingan berjalan sangat lamban, bahkan hampir mengalami jalan buntu,
pada 24 April 1949 Drs Mohammad Hatta datang ke Jakarta. Pihak RI menempuh
cara lain yakni mengadakan perundingan informal dan langsung dengan pihak
Belanda disaksikan Merle Cochran.
Pada 25 April 1949, diadakan pertemuan informal pertama antara Drs. Moh. Hatta
dengan ketua delegasi Belanda Dr Van Royen. Hasil pertemuan ini tidak diumumkan,
namun Wakil Presiden Moh. Hatta menyatakan bahwa pertemuan informal itu untuk
membantu memberikan penjelasan kepada delegasi Belanda.
Anggota UNCI dari AS Merle Cohran mendesak Indonesia agar dapat menerima
usulan Belanda dengan kompensasi bantuan ekonomi setelah pengakuan kedaulatan,
tetapi sebaliknya mengancam untuk tidak memberi bantuan apapun kepada Indonesia
apabila pihak RI tidak bisa melanjutkan perundingan.
E. Dampak
Adapun gencatan senjata antara kedua belah pihak yaitu Indonesia dan Belanda juga
dilakukan pada tanggal 3 Agustus 1949 yang dimulai dari Jawa dan Sumatera.
Keberhasilan perjanjian Roem-Royen ini juga membuahkan hasil dan berdampak
pada pengakuan penuh akan kedaulatan Belanda atas Indonesia lewat KMB yang
nantinya dilaksanakan pada tahun yang sama.
BAB 2
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Referensi
https://www.liputan6.com/amp/5278289/sejarah-perjanjian-roem-royen-dan-
isi-perundingannya
https://sma13smg.sch.id/materi/perjanjian-roem-royen-sejarah-latar-belakang-
isi-dan-dampaknya/#google_vignette
https://news.detik.com/berita/d-6707069/hari-perjanjian-roem-royen-7-mei-
ini-sejarah-peringatannya
https://www.gramedia.com/literasi/isi-perjanjian-roem-royen/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/18/perjanjian-roem-royen-
latar-belakang-isi-dan-dampaknya-bagi-bangsa-indonesia#:~:text=Dampak
%20Perjanjian%20Roem%2DRoyen,tanggal%2024%20Juni%20tahun
%201949
C. Lampiran