KELOMPOK 3
LATAR BELAKANG
Gagasan pendirian Republik Indonesia Serikat atau RIS
diusulkan oleh Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Dr. H. J. van Mook.
Tujuan pembentukan RIS dengan negara-negara boneka
yaitu untuk mempersiapkan Indonesia menjadi negara
federal. Pemunculan negara federal atau negara bagian
dengan kekuasaan teratas dipegang oleh Kerajaan
Belanda adalah sebagai upaya kolonial Belanda agar
tetap dapat mempunyai pengaruh di nusantara.
Untuk membuat RIS, van Mook menggelar Konferensi
Malino, yaitu konferensi yang membahas rencana
pembentukan negara- negara bagian dari suatu negara
federal di Malino, Sulawesi Selatan.
Konferensi Malino diadakan pada 15-25 Juli 1946
Van Mook lalu membentuk Pemerintah Federal
Sementara pada 9 Maret 1948. Pemerintah Federal
Sementara berfungsi sampai terbentuknya Negara
Indonesia Serikat. Pemerintahan ini diperkokoh dengan
Konferensi Federal di Bandung pada 27 Mei 1948 yang
menghasilkan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO)
atau Badan Permusyawaratan Federal dengan ketua
Sultan Hamid II.
a. Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia secara penuh dan tanpa syarat kepada RIS.
b. Pelaksanaan kedaulatan akan dilaksanakan paling lambat 30 Desember 1949.
c. Status RIS dan Kerajaan Belanda terikat dalam suatu Uni Indonesia-Belanda yang dikepalai Ratu Belanda.
d. Kapal-kapal perang akan ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet (jenis kapal laut) akan diserahkan
kepada RIS.
e. Tentara Belanda akan ditarik dari Indonesia, dan KNIP akan digabungkan ke dalam Angkatan Perang RIS.
Berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar, sejak 27 Desember 1949 NKRI berubah menjadi negara
Republik Indonesia Serikat. Pemerintahan RI berkedudukan di Yogyakarta dan pemerintahan RIS
berkedudukan di Jakarta.
Sistem pemerintahan yang berlaku pada masa Republik Indonesia Serikat adalah sistem demokrasi
parlementer. Mohammad Hatta menjadi Perdana Menteri RIS, Soekarno menjadi Presiden RIS, Mr. Asaat
menjadi Presiden RI, dan Mr. Sartono menjadi Ketua DPR RI. Anggota DPR dan Senat diambil dari tiap
negara bagian sebanyak 2 orang wakil, dengan total 32 orang dari 16 negara bagian.
Konstitusi yang berlaku pada masa Republik Indonesia Serikat adalah Konstitusi RIS atau Undang-Undang
Republik Indonesia Serikat
Wilayah negara RIS
a. negara bagian yang meliputi Negara Indonesia Timur, Negara
Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra, Negara
Sumatra Timur, Negara Madura, Negara Sumatra, Negara Sumatra Timur,
dan Republik Indonesia.