Anda di halaman 1dari 7

Perubahan Bentuk Negara dari

Republik Indonesia Serikat menjadi


Negara Republik

Kelas IX-G

Anggota
Banu Almere Alexanda (06)
Chikyta Milanisty Almira (07)
Iqbal Ja'Far Ramadhan (14)
Rachel Evelyne Hanaura Kurniawan (24)
Syaharani Dwi Putri Rusmana (28)

A. Pendahuluan
Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia. Pertentangan dan konflik
untuk menentukan bentuk negara bagi Bangsa dan Negara Indonesia tengah
berlangsang. Pada satu sisi, secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal,
sebagaimana hasil perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat
yang bersamaan muncul gerakan yang menentang keberadaan negara federal itu.
Gerakan ini eksis bukan saja di kalangan elit, tetapi juga di kalangan masyarkat bawah.
Gerakan tersebut menghendaki diubahnya bentuk negara federal menjadi negara
kesatuan.

Bagi kebanyakan orang Indonesia, sistem federal dianggap sebagai warisan kolonial
sehingga harus segera diganti. Sistem itu dipandang sebagai alat pengawasan dan
peninggalan Belanda. Oleh karena itu, sistem federal merupakan halangan bagi
tercapainya kemerdekaan Indonesia yang lepas sama sekali dari Belanda. Dengan dasar
pikiran ini, maka mempertahankan sistem federal berarti mempertahankan warisan
penjajahan masa lampau yang tidak disukai masyarakat.
B. Republik Indonesia Serikat
Republik Indonesia Serikat adalah suatu negara federasi yang berdiri yang berdiri pada
tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepatakan tiga pihak dalam Koferensi Meja
Bundar (KMB). Tiga pihak tersebut, yaitu:
Republik Indonesia
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO)
Belanda

Belanda ingin kembali menguasai Indonesia dengan cara memecah belahnya. Hal ini
dilakukan dengan mendirikan negara boneka di bawah kendalinya seperti negara
Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Pasundan, dan negara Jawa Timur.
Sejalan dengan usaha Belanda tersebut, terjadilah invasi atau pertempuran fisik yang
dikenal dengan Agresi Militer I pada 1947 dan Agresi Militer II pada 1948. Hal tersebut
mengundang keprihatinan dunia hingga PBB mendesak pemerintah Belanda dan
pemerintah Indoensia untuk melakukan perundingan yang dikenal sebagai Koferensi
Meja Bundar.
Dalam Koferensi Meja Bundar dihasilkan tiga buah persetujuan pokok, yaitu:

Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat


Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat
Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dan kerajaan Belanda
B. Republik Indonesia Serikat
Selama berlangsungnya KMB di Den Haag, dibentuk Panitia Ketatanegaraan dan Hukum
Tata Negara yang antara lain membahas rancangan Konstitusi Sementara Republik
Indonesia Serikat. Panitia ini sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pada 29 Oktober
1949, antara wakil-wakil Republik Indonesia dan BFO, serta negara-negara federal yang
dibentuk Belanda menandatangani Piagam Persetujuan tentang Konstitusi Republik
Indonesia Serikat.

Adapun negara-negara bagian RIS berdasarkan Piagam Konstitusi RIS yakni tujuh
negara bagian, yaitu:

Negara Republik Indonesia


Negara Indonesia Timur
Negara Pasundan
Negara Jawa Timur
Negara Madura
Negara Sumatera Timur
Negara Sumatera Selatan

Kemudian juga sembilan satuan kenegaraan yang berdiri tegak sendiri yakni:
Jawa Tengah
Belitung
Kalimantan Barat
Daerah Banjar
Kalimantan Timur
Bangka
Riau
Dayak Besar
Kalimantan Tenggara
C. Konstitusi Republik Indonesia Serikat
Berdirinya Negara Republik Indonesia Serikat, maka Konstitusi RIS sebagai Undang-
Undang Dasarnya. Sehingga UUD 1945 hanya berlaku untuk salah satu negara bagian,
yaitu Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Sementara bentuk negara berubah dari
kesatuan menjadi federal dan sistem pemerintahannya dari presidensial versi UUD
1945 menjadi parlementer.

Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah konstitusi yang berlaku di Republik
Indonesia Serikat sejak tangga 27 Desember 1949 hingga diubahnya kembali bentuk
federal RIS menjadi kesatuan RI.
Pemberlakukan konstitusi ini tidak serta merta mencabut UUD 1945 karena perbedaan
ruang lingkup penerapan. Konstitusi Republik Indonesia Serikat terdiri atas
mukadimah, isi dan piagam persetujuan. Isi Konsitusi Republik Indonesia Serikat terdiri
enam bab dan seratus sembilan puluh tujuh pasal

Dalam perkembangannya satu demi satu negara-negara bagian RIS menggabungkan


diri kepada Negara Bagian Republik Indonesia di Yogyakarta.
Setelah terjadi penggabungan tersebut, maka akhirnya Negara Republik Indonesia
Serikat terdiri atas tiga negara bagian saja, yaitu:

Negara Republik Indonesia Proklamasi Yogyakarta


Negara Indonesia Timur
Negara Sumatera Timur

Negara Indonesia Timur

Negara Sumatera Timur


D. Berakhirnya Republik Indonesia Serikat

Sejak awal, mayoritas orang Indonesia menentang sistem federal yang dihasilkan dari
Konferensi Meja Bundar. Alasan utamanya adalah bahwa sistem ini dikaitkan dengan
warisan kolonialisme. Alasan lain adalah termasuk perasaan bahwa negara federal
tidak memiliki kohesi dan berpotensi menyebabkan pemisahan negara, serta pihak
Indonesia yang menerimanya sebagai taktik jangka pendek. Selain itu, sebagian besar
wilayah negara-negara bagian dikuasai oleh penguasa tradisional, yang dianggap
terlalu pro-Belanda. Akhirnya, ada ikatan etnis atau budaya yang tidak memadai
antara orang-orang di masing-masing negara untuk mengatasi dominasi Jawa.
Misalnya, walaupun penduduk Negara Madura seluruhnya adalah etnis Madura,
mereka dipisahkan dari jutaan orang Madura yang tinggal di Negara Jawa Timur, yang
mengartikan bahwa negara tidak homogen.

Bahkan pihak yang mendukung gagasan negara federal menginginkan bentuknya


diputuskan oleh rakyat Indonesia sendiri melalui suatu Majelis Konstitusi terpilih,
bukan oleh bekas kekuasaan kolonial. Belanda juga mencoba meyakinkan orang
Indonesia bahwa negara kesatuan berarti merupakan dominasi Jawa, meskipun hal ini
tidak berhasil. Adanya berbagai perbedaan pandangan di dalam negeri RIS, termasuk
yang dikemukakan oleh Mohammad Natsir dengan mosi integralnya, semakin
membuka jalan kembalinya Republik Indonesia Serikat menjadi negara kesatuan.

Pada bulan Maret dan April 1950, semua negara bagian dan daerah otonom RIS (kecuali
Negara Sumatra Timur dan Negara Indonesia Timur) membubarkan diri untuk
bergabung dengan Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Dari tanggal 3–5 Mei,
konferensi antara Negara Indonesia Timur; Negara Sumatra Timur; dan Negara
Republik Indonesia berakhir dengan keputusan untuk menggabungkan ketiga negara
tersebut menjadi satu kesatuan. Pada tanggal 19 Mei, sebuah pengumuman telah
dikeluarkan oleh pemerintah federal Republik Indonesia Serikat (mewakili dua negara
bagian yang tersisa dan Negara Republik Indonesia), yang menyatakan bahwa semua
pihak, "... telah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama membentuk kesatuan
negara sebagai Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945
”. Pengumuman itu juga menandai dibubarkannya Negara Republik Indonesia sebagai
negara bagian RIS. Republik Indonesia Serikat secara resmi dibubarkan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1950 – bertepatan dengan peringatan hari
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-5 – dan digantikan oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
E. Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa bahwa perkembangan masalah
ketatanegaraan Indonesia masa revolusi sangat erat kaitannya dengan kehadiran
kekuatan asing. Indonesia mengalami perubahan bentuk negara dari kesatuan
menjadi negara federal bukan saja disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada
hubungannya dengan kehadiran Belanda dan Australia. Kuatnya keinginan Belanda
sebagai negara koloni untuk mempertahankan pengaruh dankekuasaannya di
Indonesia membuat negara ini sempat mengalami perubahan bentuk negara.Selain
itu, masih ada satu faktor lagi yaitu adanya sebagian kecil masyarakat Indonesia
yangmerasa lebih nyaman dan tenang di bawah payung kolonial Belanda membuat ide
negara federal dapat hidup dan bertahan selama masa sekitar K M B.

Kehadiran pasukan Belanda dengankekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan


militer Indonsia, yang baru terdiri dari pemudapejuang menjadikan pendukung ide
negara federal di beberapa tempat berada di atas angin. Olehkarena itulah, negara
federal dalam bentuk R I S sempat terwujud melalui KMB, meskipun hanyaseumur
jagung. Terjadinya perubahan dari negara federal menjadi negara kesatuan tidak
dapat disangkal disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap ide
negara federal sesungguhnya sangat lemah. Ide negara federal muncul dari ambisi
politik orang-orang Belanda yang agaknyatakut negerinya tidak lagi mempunyai
peran di Asia. Oleh karena itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah
tidak dapat ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide mengenai pembentuknegara
federal.

Akan tetapi, ide ide hanya didukung oleh sebagain kecil masyarakatIndonesia, yaitu
mereka yang pernah merasakan nikmatnya hidup dalam lindungan kekuasaan
kolonial Belanda. Hal itu terbukti ketika sebagian besar pasukan Belanda mulai
ditarik dariIndonesia. Bersamaan dengan itu dibebaskannya tahanan politik yang
sebagaian besar merupakanelit politik pro-republik membuat desakan masyarakat
untuk mengganti negara federal kepadabentuk negara kesatuan semakin kuat.
Dengan demikian jatuhnya negara federal tinggalmenunggu waktu setelah situasi
politik di Indonesia benar-benar
Apabila Indonesia menjadi Negara Serikat

Peta Republik Indonesia Serikat

MAJELIS PERMUSYAWARATAN FEDERAL

Anda mungkin juga menyukai