Nim : 16102054
BAB II
DINAMIKA POLITIK LOKAL
1. Pendahuluan
Desentralisasi telah berlangsung lebih dari satu dekade di Indonesia. Seiring
dengan genderang reformasi politik dan administrasi, terbitnya Undang-undang
Pemerintahan Daerah Nomor 22/1999, memindahkan urusan dan wewenang dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah menyebabkan perubahan sangat besar dalam
tata hubungan pemerintah pusat-daerah. Titik berat desentralisasi pada level
pemerintah kabupaten/kota meredusir pola kekuasaan berpangku pada pemerintah
provinsi. Namun demikian, persoalan desentralisasi di masa kini tidaklah khas
karena di masa lalu, tepatnya pada periode masa pemerintahan transisi dari Republik
Indonesia Serikat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Permasalahan
pemekaran, konflik kewenangan antar elit daerah, pertentangan pusat dan daerah,
selalu diwarnai oleh politik uang, praktik cronyism, terjadi kembali di masa
sekarang. Pada akhirnya, reformasi administrasi negara melalui desentralisasi
akhirnya seperti tidak peduli masa lalu.
2. Konsep Desentralisasi: Antara Langit dan Bumi
Bila kita melihat ke belakang, peta politik global di tahun 1980an menunjukkan
bahwa revolusi neo-liberal ra sebagai pengatur di bidang kebijakan-kebijakan sosial
dan ekonomi. merebak ke seluruh dunia. Revolusi tersebut menyerang kepercayaan
perananan negara sebagai pengatur di bidang kebijakan-kebijakan sosial dan
ekonomi.
Tabel 1. Pertautan Prinsip Neo-liberalisme dan Desentralisasi
NEO-LIBERALISME DESENTRALISASI
Pemerintahan Daerah
I II III
Lingkungan Kekuasaan UURI Lingkungan Kekuasaan UU No.
NO. 22 1948 44/1950 Lingkungan Kekuasaan UURI
Nomor 22/1948
SGOB,
Locale Raden Ordonnantie,
Stb. 1946-17,
UU Darurat Nomor 20/1950 Stb. 1946-27
jo
SGO jo
Stb. 1948-1951
Palembang, Medan,
Banjarmasin, Makassar,
Kotapraja Jakarta Raya Pontianak, Manado, Ambon,
Ternate,