Anda di halaman 1dari 11

SUPLEMEN MODUL

MODUL 1 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

JUDUL : KONSEP NEGARA


NEGARA, SEJARAH DAN POLITIK INDONESIA

Negara

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut.

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang berbeda dengan bentuk organisasi


lain terutama karena hak negara untuk mencabut nyawa seseorang. Untuk dapat
menjadi suatu negara maka harus ada rakyat, yaitu sejumlah orang yang menerima
keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah
tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan,
yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas
diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan


anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini
dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk
didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai
dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi
merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur
bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang
Dasar.

Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai
kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit
pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang
diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara
memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar
adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 1


seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam
kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan
yang berbeda bagi warganya.

Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum,
baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun
untuk menyesuaikan terhadap perkembangan jaman atau keinginan masyarakat, semua
kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam
proses pembentukan Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni
menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan
mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang
mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang
mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.

Negara terkecil

Negara terkecil di dunia adalah Vatikan dengan luas 0,44 km2 kemudian diikuti oleh
Monako seluas 1,95 km2, Nauru seluas 21 km2, Tuvalu seluas 26 km2 dan San Marino
seluas 61 km2.

Pengertian Negara menurut para ahli

• Georg Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
• Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
• Roelof Krannenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
• Roger F. Soltau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 2


• Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama.
• Prof. Mr. Soenarko
Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.

Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI atau Indonesia atau Republik
Indonesia atau RI) ialah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia
Tenggara, melintang di khatulistiwa antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua
benua, dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).
Indonesia berbatasan dengan Malaysia di pulau Kalimantan, berbatasan dengan Papua
Nugini di pulau Papua dan berbatasan dengan Timor Leste di pulau Timor.

Kata "Indonesia" berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Indos yang berarti "India"
dan nesos yang berarti "pulau". Jadi kata Indonesia berarti kepulauan India, atau
kepulauan yang berada di wilayah India.

Sejarah

Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau
Sumatra dan Jawa sejak abad ke-7 hingga abad ke-14. Kedatangan pelaut-
pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho/Zheng He, pedagang-
pedagang Arab dari Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam.

Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan beberapa
negara-negara kecil. Negara-negara kecil ini dengan mudah dikuasai oleh orang-orang
Eropa tersebut yang ingin mendominasi perdagangan rempah-rempah. Pada abad ke-
17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya,
mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Timur).

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 3


Pada masa itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi dari
Belanda yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel. Belanda menguasai
Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian
langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.

Di bawah sistem Cultuurstelsel (Sistem Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan


besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan
bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang
lebih bebas setelah 1870, sistem ini dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda
memperkenalkan Kebijakan Beretika, yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan
investasi yang lebih besar di Hindia-Belanda.

Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda dijajah oleh Jerman, Jepang menguasai
Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa
para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia
mengerahkan prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur,
dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia;
setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda,
kelompok pimpinan Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam
usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.

Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal


sebagai 'aksi polisi' (Politionele Actie). Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk
merdeka pada 27 Desember 1949 setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan
internasional, terutamanya Amerika Serikat. Soekarno menjadi presiden pertama
Indonesia dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti gerakan
non-blok pada awalnya dan kemudian dengan blok sosialis, misalnya Tiongkok dan
Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara
tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"), dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang
semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian G30S yang
menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya.

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 4


Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang segera menuduh Partai
Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud
menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional berdasarkan
paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan
pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.

Sukarno, presiden pertama Indonesia

Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk
mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno
kini sendiri makin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia
yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga
Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan
akhirnya dicabut kewarganegaraannya. 32 tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan
Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.

Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar


negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang besar, meski tidak merata, di Indonesia. Pada awal rezim Orde Baru kebijakan
ekomomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom-ekonom lulusan departemen
ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley". Namun,
Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi
demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun
1998.

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 5


Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ)
Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu
hari terbesar di dunia diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian


bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah sedang berusaha untuk
mendapatkan kemerdekaan, yaitu Aceh dan Papua. Timor Timur akhirnya resmi
memisahkan diri pada tahun 2002 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3
tahun di bawah administrasi PBB.

Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar
yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004
dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di
Yogyakarta dan tsunami yang menghantam pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta
banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan.

Politik

Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan


pada Trias Politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan
legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawatan Rakyat
(MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-anggotanya terdiri dari
wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggota-anggotanya mewakili provinsi yang ada
di Indonesia. Setiap daerah diwakili oleh 4 orang yang dipilih langsung oleh rakyat di
daerahnya masing-masing.

Gedung MPR-DPR.

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 6


Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tertinggi negara. Namun
setelah amandemen ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi. Keanggotaan MPR
berubah setelah Amandeman UUD 1945 pada periode 1999-2004. Seluruh anggota
MPR adalah anggota DPR ditambah anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah).
Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan.
MPR saat ini diketuai oleh Hidayat Nur Wahid. Anggota MPR saat terdiri dari 550
anggota DPR dan 128 anggota DPD. DPR saat ini diketuai oleh Agung Laksono,
sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Ginandjar Kartasasmita. Anggota DPR dan DPD
dipilih melalui pemilu dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Sejak 2004, MPR
adalah sebuah parlemen bikameral, setelah terciptanya DPD sebagai kamar kedua.

Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di
Indonesia adalah Kabinet Presidensiil sehingga para menteri bertanggung jawab kepada
presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian,
Presiden saat ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat
juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya
untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di
Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh Menteri tanpa
portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap Ahli dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan
oleh Mahkamah Agung,Komisi Yudisial dan Mahkamah Konstitusi termasuk pengaturan
administrasi para Hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tetap dipertahankan. Ketua MA saat ini Prof Dr Bagir Manan mendapat banyak
kritik dari berbagai pihak sehubungan dengan kelemahan MA dalam menegakkan
hukum dan keadilan di Indonesia. Namun dalam Pemilihan Ketua MA baru-baru ini,
Bagir tetap mendapat suara mayoritas dari para hakim Agung.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 7


Peringkat internasional

Organisasi Nama Survey Peringkat

Heritage Foundation/The Wall Street


Indeks Kebebasan Ekonomi 110 dari 157
Journal

The Economist Indeks Kualitas Hidup 71 dari 111

Reporters Without Borders Indeks Kebebasan Pers 102 dari 167

Transparency International Indeks Persepsi Korupsi 130 dari 163

Indeks Pembangunan
United Nations Development Programme 108 dari 177
Manusia

Forum Ekonomi Dunia Laporan Daya Saing Global 50 dari 125

JUDUL : FORMAT BENTUK NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN


YANG COCOK UNTUK INDONESIA

Federal

Benarkah format bentuk negara kesatuan yang dirumuskan para founding fathers kita di
awal kemerdekaan itu sudah final? Padahal bentuk negara tandingannya yakni bentuk
negara federal mendapat tempat dan diskursus publik yang tidak fair. Benturan wacana

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 8


di masyarakat bahwa bentuk negara kesatuan yang dianggap menyatukan bangsa
Indonesia, sedangkan bentuk negara federal dianggap membagi-bagi/memecah belah
bangsa. Kemudian dengan alasan yang dianggap cukup kuat di masa awal
kemerdekaan yakni mengkonsolidasikan kekuasaan ke pusat, wacana negara kesatuan
memenangkan tempat untuk digunakan sebagai format bentuk negara.

Akan tetapi, layakkah kita menjustifikasi bahwa negara federal itu memecah belah
bangsa? Memang bentuk federal akan membagi Indonesia menjadi negara-negara
bagian, dan negara federal, tetapi tidak serta-merta memecah belah bangsa.
Sebenarnya anggapan federal akan memecah belah bangsa ini muncul karena yang
mensosialisasikan ide federasi itu adalah Van Mook yang orang Belanda di tahun 1949.
Penerapan ini terkait dengan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda. Sedangkan
Indonesia masih secara mencurigai dan menganggap buruk Belanda – termasuk
gagasan Belanda. Ada indikasi bahwa spirit anti-belanda yang cukup kuat di Indonesia,
barangkali hingga sekarang. Lain halnya jika bukan Van Mook yang mensosialisasikan
format federal ini, tentu saja format ini mendapat tempat yang fair untuk dikaji dan
dibandingkan secara obyektif.

Tanpa bermaksud menafikan upaya konsolidasi kekuasaan yang dilakukan pada saat
wacana bentuk negara kesatuan menjadi bentuk negara Indonesia. Tetapi kita
cenderung melihat perkembangan bangsa yang terancam disintegrasi ini sebagai alasan
kuat pertimbangan terhadap bentuk federal. Kita memahami bahwa kekuasaan itu
tersebar dalam berbagai aktor. Indonesia yang dari sisi aktor memiliki keragaman, jika
dipilah secara wilayah, ada aktor pusat dan aktor daerah, aktor daerah tentu saja tidak
menghendaki pemusatan kekuasaan. Kejenuhan mereka pun akhirnya booming, salah
satunya melalui separatisme. Dulu di jaman pemerintahan Soeharto dianggap hanya
ekses politik di daerah yang kurang diperhatikan, tetapi akumulasi ekses ini malah
menimbulkan masalah yang lebih besar bagi keutuhan bangsa.

Maka dari itu, bentuk federal patut dipertimbangkan sebagai jalan tengah antara
mengurangi ketidak-adilan dengan upaya menjauhkan disintegrasi bangsa.
Pertimbangan Romo Mangun Wijaya dalam bukunya Menuju Republik Indonesia
Serikat, memberikan ide Bhineka tunggal ika dengan pernyataan, demi ke-tunggal-an RI
itulah, ke-bhineka-an federal dalam abad 21 harus dibentuk.

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 9


Hanya saja dari sisi substansi, sesungguhnya wacana otonomi daerah seluas-luasnya
pun banyak dibaca hampir sama dengan federal. Sebagainya pendapat Prof. Ryass
Rasyid dan Prof. Dr Ichlasul Amal. Dengan kata lain, bentuk negara kesatuan dengan
prinsip wewenang ditransfer ke daerah. Tetapi pendapat ini menjadi bias karena transfer
kewenangan daerah dalam negara kesatuan itu dilimpahkan dari pusat ke daerah.
Sedangkan dalam negara federal pelimpahan itu dari daerah ke pusat. Jadi kemudian,
tidak mengherankan terjadi ambiguitas di daerah terkait wewenangnya yang seolah
dibatasi dengan perumusan dari pusat (DAU,DAK,dsb), atau multi interpretasi yang
terjadi karena batasan wewenang tidak jelas. Singkatnya, Diberikan batasan oleh pusat
akan membatasi daerah, tetapi jika tak dibuat patokan akan diinterpretasi berbeda-beda.
Maka dapat dipastikan fenomena seperti ini masih akan terus terjadi.

Sistem Presidensiil

Dalam hal sistem pemerintahan, saya berpendapat bahwa sistem presidensiil masih
relevan untuk diterapkan di Indonesia. Dengan mengacu pada sejarah parlementarian di
Indonesia yang malah menimbulkan ketidak-stabilan sistem politik. Representasi dalam
lembaga parlemen (legislatif) di Indonesia begitu proporsional dengan basis
kemajemukan yang beragam. Sehingga dalam mengagregasikan kepentingan di
lembaga legislatif sangat ditentukan oleh kompromi-kompromi yang berimbas pada
kekurang-efektifan sistem pemerintahan (sistem parlementer).

Selain itu, secara empirik kekuasaan presiden cukup kuat di Indonesia. Dapat kita lihat
pada Soekarno yang memiliki basis dukungan menyeluruh dari seluruh masyarakat,
beliau sempat merasakan parlementer yang “membatasi” gerak kekuasaanya. Tetapi
kemudian, secara menakjubkan namun mungkin terjadi Beliau dapat membentuk
lembaga perwakilan. Meskipun akhirnya, terlalu kuat pun menimbulkan masalah bagi
bangsa. Begitu juga Soeharto yang tak diragukan lagi kekuasaannya selama 32 tahun.
Dengan catatan yang sama, terlalu kuat menimbulkan masalah yang sama yakni
otoriter. Namun, pemerintahan SBY di era transisi demokrasi sekarang ini pun patut
menjadi catatan. Bahwa ada kecenderungan parlemen (DPR) lebih kuat dari presiden
yang diekspresikan dengan sikap peragu, dan cenderung kompromistis dari SBY dalam
membuat kebijakan. Yang perlu digaris bawahi pula, basis dukungan SBY di parlemen
memang tidak terlalu besar, menjadi wajar bila terdapat “rongrongan politik” dari pesaing
politiknya di legislatif,utamanya.

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 10


Sebagai akhir, bahwasanya signifikansi dan relevansi sistem presidensiil di Indonesia
secara empirik menguatkan keyakinan kita akan penerapan sistem tersebut. Walaupun
kita mesti mencermati catatan tersebut dengan baik melalui regulasi yang dapat
membatasi meluapnya kekuasaan presiden. Idealnya, presiden pun seharusnya
memiliki basis dukungan yang kuat di masyarakat dan lembaga perwakilan.
Sumber :

http://soodhy.wordpress.com/2007/09/17/format-bentuk-negara-dan-sistem-
pemerintahan-yang-cocok-untuk-indonesia/

TUGAS
Ada sebidang wilayah di permukaan meliputi daratan, perairan dan udara, berapapun
luasnya tidak ada batasnya, bahkan hanya kurang dari 0,5 km2, asal ada penduduk dan
pemerintah, maka terbentuklah negara. Permukaan Planet Bumi dibagi-bagi menjadi
lebih dari 200 petak, ada yang berukuran besar sekali ada yang kecil sekali. Ada petak
yang penuh sesak ada juga yang jarang penghuninya. Ada petak yang dihuni oleh
rakyat yang sejahtera, banyak juga petak yang dihuni oleh rakyat yang melarat. Yang
jelas dari waktu ke waktu jumlah petak itu tidak pernah statis, selalu bertambah atau
berkurang, selalu bergeser. Berdiskusi tentang negara memang begitu dinamis, apalagi
dengan berkembangnya teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, maka
perkembangan yang terjadi di suatu negara, dalam detik itupun bisa diketahui oleh
rakyat di negara lainnya. Nah, bagaimana analisis dan perenungan anda tentang
negara, rakyat dan pemerintahan, coba tuliskan dengan dua model. Pertama
hanya mengacu pada perenungan pribadi, dan kedua dengan mengacu pada
konsep atau teori yang ada ! (Minimal 1.000 kata)

SUPLEMEN MODUL KEWARGANEGARAAN - ATEP AFIA HIDAYAT 11

Anda mungkin juga menyukai