Anda di halaman 1dari 21

KESATUAN & DINAMIKA PERSATUAN

BANGSA & NEGARA RI ( ORDE LAMA-


REFORMASI )
NAMA KELOMPOK:

YABES PANGGABEAN
NATALIA SIAGIAN
CLAUDYA PASARIBU
DHARA NAPITUPULU
NURMIKA SILITONGA
THERESA PURBA
RICO SIMANJUNTAK
RAJA SITORUS
ZIDAN HUTABALIAN
HAKIKAT NKRI
KONSEP NEGARA KESATUAN (UNITARISME)
Menurut C.F Strong, konsep Negara Kesatuan atau unitarisme adalah struktur negara yang kekuasaan
dan wewenang legislatif tertingginya berada dalam suatu organisasi legislatif nasional dan kekuasaan negara
dipusatkan pada pemerintah pusat. Konsep negara meliputi pengertian, tujuan, fungsi, serta unsur-unsur
negara itu sendiri.

PENGERTIAN
R. Djokosutono
Djokosutono mendefinisikan negara sebagai suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di
bawah suatu pemerintahan yang sama.
Soenarko
Menurut Soenarko, negara adalah organisasi masyarakat di wilayah tertentu dengan kekuasaan yang berlaku
sepenuhnya sebagai kedaulatan.
Oeripan Notohamidjojo
Notohamidjojo mendefinisikan negara sebagai suatu organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan
memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.

Maka, negara bisa diartikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi yang secara politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan militer dikuasai oleh suatu pemerintahan.
TUJUAN
Tujuan negara Indonesia adalah melindungi seluruh rakyat Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

FUNGSI
Fungsi negara yang utama adalah melaksanakan ketertiban dan keamanan, negara mengatur ketertiban
masyarakat supaya tercipta kondisi yang stabil juga mencegah bentrokan-bentrokan yang terjadi dalam
masyarakat. Dengan tercipta ketertiban, segala kegiatan yang akan dilakukan oleh warga negara dapat
dilaksanakan.

UNSUR-UNSUR
-Rakyat
Sebab tanpa adanya rakyat, negara tidak akan terbentuk atau berdiri. Karena dengan adanya inisiatif dari
rakyatlah sebuah negara bisa berdiri.
-Wilayah
Adalah kawasan yang dijadikan tempat tinggal bagi rakyat serta lokasi untuk menyelenggarakan pemerintah
negara. Wilayah juga menjadi unsur penting berdirinya sebuah negara. Karena tidak mungkin sebuah negara
berdiri atau terbentuk tanpa ada batas-batas yang jelas.

-Pemerintahan
Merupakan alat kelengkapan negara yang bertugas dan berfungsi memimpin organisasi negara demi
mencapai tujuan bersama. Unsur penting berdirinya suatu negara ini diperlukan guna mengamankan wilayah
serta mengatur hubungan masyarakat supaya tertib.

-Pengakuan dari Negara Lain


Negara perlu mengadakan hubungan dengan negara lain, untuk mendapat pengakuan yang menjelaskan
bahwa negara tersebut telah berdiri dan diakui dunia.
Faktor Penting Pembentuk Bangsa Indonesia
1)Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing
selamakurang lebih 350 tahun.
2)Adanya keinginan bersama untuk merdeka dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
3)Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah Nusantara yang terbentang dari Sabang
sampaiMerauke.
4)Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dankeadilan sebagai suatu bangsa.

Karakteristik Negara Kesatuan


1. Pemerintah Pusat Memegang Kekuasaan Tertinggi
2. Hanya Memiliki Satu Kepala Negar
3. Hanya Memiliki Satu Dewan Menteri dan Dewan Perwakilan
4. Hanya Memiliki Satu Konstitusi atau Undang Undang
5. Kedaulatan Dalam dan Luar Negeri Ditangani oleh Pemerintah Pusat
6. Menerapkan Sistem Sentralisasi atau Desentralisasi
7. Satu Kebijakan Diterapkan Secara Nasional
Karakteristik NKRI berdasarkan wawasan nusantara Karakteristik Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dapat dipandang dari segi kewilayahan. Hal ini tersirat di dalam batang tubuh
UU 1945 pada Pasal 25A.

”Nusantara merupakan sebutan Indonesia secara keseluruhan, baik secara geografis, politik,
sosial, budaya, dan ekonomi. Dari segi kewilayahan, nusantara digunakan untuk menunjukkan
kesatuan pulau-pulau dan wilayah perairan Indonesia.

Meskipun wilayah Indonesia terdiri dari belasan ribu pulau dan beragam suku bangsa, namun
semuanya bersatu dalam satu kesatuan, yaitu NKRI.
PERSATUAN & KESATUAN BANGSA INDONESIA DARI MASA KE MASA

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan


tidak terpecah-belah. Arti lebih luasnya yaitu berkumpulnya
macam-macam corak dari berbagai kalangan, ras, budaya,
dan adat istiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan
serasi. Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa
yang sudah bersatu.
Dalam hal ini, masing-masing suku bangsa merupakan
kelompok masyarakat yang memiliki ciri-ciri tertentu yang
bersatu. Penggabungan dalam persatuan bangsa, masing-
masing bangsa tetap memiliki ciri-ciri dan adat istiadat
semula. Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi
lebih besar dari sekedar satu suku bangsa yang bersangkutan
karena dapat mengatasnamakan bangsa secara keseluruhan.
1. PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA REVOLUSI
KEMERDEKAAN ( 18 AGUSTUS 1945 – 27 DESEMBER 1949 )
Mulai dari Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia,
ditariknya tawanan Jepang setelah kalah perang, hingga terjadinya
bentrok di berbagai daerah. Inilah dinamika persatuan dan kesatuan
pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 17 Agustus
1945 - 27 Desember 1949.
Ketika Belanda ingin kembali menguasai Indonesia, tentu rakyat
Indonesia tidak tinggal diam. Telah banyak dilakukan upaya yang
dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan.
Alasan Belanda kembali menyerang Indonesia adalah karena
menurutnya, kemerdekaan Indonesia tidak sah, padahal Indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Belanda lalu
membantah kemerdekaan melalui Agresi Militer. Hal ini membuat
munculnya kembali peperangan antara kedua negara ini.
Ciri - Ciri Masa Revolusi Kemerdekaan:
Tiap keputusan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah
sejalan dengan kehendak dan juga kebutuhan seluruh atau
masing-masing rakyat itu sendiri.
Ada juga ciri konstitusional dimana berhubungan dengan
kehendak kekuasaan ataupun kepentingan rakyat yang telah
disusun dan juga dicatat di dalam undang-undang suatu Negara.
Memiliki ciri perwakilan dimana ketika mengelola sebuah
kepentingan dalam Negara kedaulatan dan kekuasaan rakyat
sendiri yang telah terwakili oleh orang yang dipilih dan ditentukan
oleh rakyat sendiri.
2. PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA REPUBLIK
INDONESIA SERIKAT ( 27 DESEMBER 1949 – 17 AGUSTUS 1950 )
Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia Serikat
Indonesia menjadi negara republik Indonesia Serikat merupakan hasil dari konferensi
meja bundar pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 .Pada masa ini Ir.Soekarno
dan Drs. Muhammad Hatta menjabat sebagai perdana menteri.

Ciri-ciri Republik Indonesia Serikat:


1.Terjadinya banyak konflik dan pemberontakan dikarenakan tidak meratanya
pembangunan
2.Konstitusi RIS memiliki beberapa lembaga seperti presiden dan dewan pengawas
keuangan
3.Masih menggunakan sistem parlementer yang mana jika suatu kabinet tidak
dilakukan maka kabinet tersebut harus dibubarkan
4. Indonesia memiliki 15 negara bagian Pada masa Republik Indonesia Serikat terjadi
banyak kesenjangan sosial, perpecahan ,pemberontakan dan ketidakmerataan
pembangunan.
Konstitusi RIS ini mengenal enam lembaga Negara, yakni presiden, dewan
menteri, senat, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Agung (MA), dan Dewan
Pengawas Keuangan (DPK). Sistem pemerintahan parlementer ini tidak berlaku lama,
hanya kurang lebih delapan bulan. Kemudian RIS dibubarkan dan Indonesia kembali
menggunakan sistem sebagai negara kesatuan. Pemberontakan yang terjadi pada
masa ini adalah pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Pemberontakan
Andi Azis dan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).
Berdasarkan hasil perundingan pada Konferensi Meja Bundar dengan
Belanda, Indonesia harus berubah dari negara kesatuan menjadi negara serikat. Pada
masa Republik Indonesia Serikat ini terjadi dinamika persatuan dan kesatuan bangsa
yang diwarnai dengan berbagai pemberontakan, seperti Gerakan Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA) di Bandung, pemberontakan Andi Azis di Makassar dan
pemberontakan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).
3.PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA DEMOKRASI
LIBERAL (17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959 )

Demokrasi liberal pertama kali dimulai pada tanggal 17 Agustus 1950


sampai 5 Juli 1959.
Pada saat masa pemerintahan ini digunakan sistem pemerintahan parlementer
dan UUDS 1950 . Saat itu kondisi politik di Indonesia sangat tidak stabil
dikarenakan adanya 7 kali pergantian kabinet .

Ciri-ciri demokrasi liberal:


1. Presiden dan wakil presiden memiliki hak penuh seluruh rakyat dan perangkat
negara harus mengikuti keputusan presiden
2. Presiden memiliki hak untuk membubarkan DPR
3. Perdana menteri dipilih dan diangkat oleh presiden
4. Menteri-menteri memiliki kewajiban untuk menjalankan pemerintahan
Pada masa demokrasi liberal presiden dan wakil presiden ditempatkan sebagai
kepala negara dan roda pemerintahan dijalankan oleh perdana menteri.tugas presiden
terbatas contohnya hanya mengesahkan dewan menteri yang diusulkan oleh formatur
kabinet, memberi tanda-tanda kehormatan sesuai dengan undang-undang dan
melaksanakan tugas-tugas seremonial.
Ada di mana lembaga yang terbentuk saat demokrasi liberal yaitu presiden
,menteri DPR , MA, dan dewan pengawas keuangan atau DPK.

Hal positif dari demokrasi liberal yaitu:


•terlaksananya program pemerintah
•penumpasan pemberontakan
•mendapat nama baik berkat penyelenggaraan konferensi Asia Afrika pada April 1955
•kebebasan pers
• fungsi badan pengadilan serta perlindungan terhadap minoritas.

Hal negatif yang didapatkan dari demokrasi liberal yaitu :


•peningkatan ketegangan sosial akibat kegiatan kampanye pemilu yang terlalu lama
•kebijakan beberapa perdana menteri yang menguntungkan pertanian sendiri.
4.PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA DEMOKRASI
TERPIMPIN (5 JULI 1959 – 12 MARET 1967 )
Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 kemudian menjadi awal pada masa ini, yakni
5 Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966. Presiden kembali berkedudukan sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan sejak berlakunya kembali UUD 1945 dan jabatan Perdana
Menteri sudah tidak berlaku lagi. Berlakunya demokrasi terpimpin ini berawal mula dari
demokrasi yang dipimpin oleh hikmat dengan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
Namun, semakin lama justru bergeser menjadi dipimpin oleh Presiden atau Pemimpin
Besar Revolusi. Itulah sebabnya akhirnya segala sesuatu yang didasarkan kepada
kepemimpinan pemerintahan yang dianggap sebagai penguasa. Pada masa orde lama ini,
Irian Barat bersatu dalam Negara Indonesia melalui perjanjian Trikora. Sebelumnya, dalam
perjanjian KMB, Belanda tidak mau menyerahkan wilayah Irian kepada negara Indonesia.
Dinamika yang terjadi di masa ini adalah para pemimpin MPR, DPR, BPK dan MA diberi
kedudukan sebagai menteri, sehingga ditempatkan sebagai bawahan presiden. Presiden
kemudian membubarkan DPR Tahun 1960 dan muncul UU No. 19 tahun 1964 sehingga
presiden bisa berhak untuk mencampuri proses peradilan. Pada masa orde lama terjadi
pemberontakan besar, yakni G3OS/PKI.
Ciri- Ciri Masa Demokrasi Terpimpin:
Kepemimpinan yang dominan
Demokrasi terpimpin menempatkan pemimpin atau kelompok kecil sebagai
pusat kekuasaan politik. Pemimpin tersebut memiliki pengaruh dan otoritas
yang kuat dalam mengambil keputusan politik dan mengarahkan arah
negara.
Sentralisasi kekuasaan
Kekuasaan politik dalam demokrasi terpimpin terpusat pada pemimpin atau
kelompok kecil yang memimpin. Mereka memiliki kewenangan yang
signifikan dalam membuat kebijakan dan mengendalikan proses politik.
Pemimpin sebagai mediator
Pemimpin dalam demokrasi terpimpin dianggap sebagai mediator antara
rakyat dan pemerintah. Mereka mengklaim memahami kebutuhan dan
aspirasi rakyat, dan bertindak sebagai penghubung antara rakyat dan
pelaksanaan kebijakan pemerintah.
Dominasi partai politik
Partai politik yang mendukung pemimpin atau kelompok kecil yang berkuasa
memiliki dominasi yang kuat dalam sistem politik. Partai tersebut sering kali
merupakan partai tunggal yang mendominasi dan mengontrol jalannya
pemerintahan.
Pembatasan kebebasan individu
Dalam demokrasi terpimpin, terdapat kecenderungan untuk membatasi kebebasan
individu dan hak-hak politik. Hal ini dapat terjadi melalui pembatasan kebebasan
berpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan berserikat.
Konsensus politik
Demokrasi terpimpin menekankan pentingnya mencapai konsensus politik dalam
pengambilan keputusan. Keputusan politik biasanya diambil setelah dialog dan
musyawarah antara pemimpin dan partai politik yang terlibat.
Fokus pada tujuan sosial dan ekonomi
Salah satu karakteristik demokrasi terpimpin adalah penekanan pada tujuan sosial
dan ekonomi. Pemerintah memiliki peran aktif dalam merencanakan dan
mengarahkan pembangunan ekonomi serta mencapai tujuan sosial yang dianggap
penting bagi masyarakat.
5.PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA ORDE BARU
(12 MARET 1967 – 21 MEI 1998 )
Masa Orde Baru adalah sebutan untuk pemerintahan presidensial Indonesia dengan
Soeharto sebagai presidennya. Presiden Soekarno sudah tidak lagi menjadi presiden Indonesia
sejak tahun 1966 yang menandakan berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan
baru, yang dikenal dengan sebutan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto. Para
menteri pada masa orde baru berbentuk tujuh kabinet dengan nama Kabinet Pembangunan I
sampai Pembangunan 7. Namun dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan-penyimpangan
fatal bagi bangsa Indonesia, seperti pembatasan hak-hak politik rakyat, pemusatan kekuasaan
ditangan presiden dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam badan pemerintahan.
Karena penyimpangan yang sangat berat tersebut akhirnya kekuasan orde baru berakhir
setelah adanya perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Soeharto melalui gerakan reformasi.
Tepat tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai
presiden republic Indonesia selama 30 tahun masa jabatannya. B.J Habibie yang ketika itu
menjabat sebagai wakil presiden, dilantik sebagai Presiden RI yang ketiga menggantikan
Soeharto. Masa jabatan Presiden B.J Habibie sangat singkat dan berakhir setelah
pertanggungjawabannya ditolak oleh sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999. Pada
masa orde baru terjadi integrasi bekas jajahan Portugis di pulau Timor, yakni menjadi provinsi
ke-27 Indonesia bernama Timor-Timur.
Adapun ciri pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut:

❖ Pemerintah cenderung otoriter militeristik.


❖ Sistem pemerintahan memiliki corak sentralistik.
❖ Terdapat ketidakseimbangan kekuasaan antara lembaga Negara yang
satu dan lainnya.
❖ Kekuasaan serta wewenang Presiden berlebihan.
❖ Kepastian hukum, keadilan serta supremasi hukum sangat kurang.
❖ Hak untuk berpendapat dikekang.
❖ Ditetapkannya Undang Undang Referendum.
6. PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA REFORMASI
( 21 MEI 1998 - SEKARANG )
Soeharto terpilih kembali sebagai Presiden pada Sidang Umum MPR pada Maret 1998.Tetapi
penyimpangan-penyimpangan pada masa pemerintahan Orde Baru membawa Indonesia pada
krisis multidimensi, diawali krisis moneter yang tidak kunjung reda.Krisis moneter membawa akibat
terjadinya krisis politik, di mana tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu
kecil.Kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia.Akibatnya pemerintahan
orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto terperosok ke dalam kondisi yang diliputi berbagai
tekanan politik baik dari luar maupun dalam negeri.
Dari dunia internasional, terutama Amerika Serikat, secara terbuka meminta Soeharto
mundur dari jabatannya sebagai Presiden.Dari dalam negeri, timbul gerakan massa yang dimotori
oleh mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto lengser dari jabatannya.
Lengsernya Soeharto Tekanan massa mencapai puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa
mengambil alih Gedung DPR/MPR. Akibatnya proses politik nasional praktis lumpuh. Soeharto ingin
menyelamatkan kursi kepresidenan dengan menawarkan berbagai langkah. Seperti perombakan
(reshuffle) kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Tetapi pada akhirnya Presiden Soeharto tidak
punya pilihan lain kecuali mundur dari jabatannya. Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 di Istana
Merdeka menyatakan berhenti sebagai Presiden. Dengan menggunakan UUD 1945 pasal 8, Soeharto
segera mengatur agar Wakil Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan
Mahkamah Agung.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai