Anda di halaman 1dari 13

PERSATUAN DAN

KESATUAN BANGSA
INDONESIA DARI
MASA KE MASA
DISUSUN OLEH :

NAFA INDANA Z. RATIH NAFIATI REDO BAGAS SALSABILA FIRDA W.


(22) (26) J. (28)
(27)

TAMASAKU ADJE TRIESTINA MELANI YUYUN FITRIANI


SHEILA WIJAYA P.
(30) (32) (33)
Konsep-konsep dasar dari persatuan dan
kesatuan yaitu; persatuan, kesatuan, bangsa,
integrasi, nasionalisme dan patriotisme.
Konsep kesatuan yang kita anut meliputi
aspek alamiah (konsep kewilayahan) dan
aspek sosial (politik, sosial, budaya, ekonomi,
pertahanan, dan keamanan).
Persatuan dan Kesatuan Bangsa adalah
bersatunya bermacam suku, ras, etnis, dan
budaya yang ada di Nusantara menjadi
sesuatu yang utuh dan tunggal sebagai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan dan kesatuan bangsa pada
masa revolusi kemerdekaan

Pada masa ini bentuk


NKRI adalah kesatua
pemerintahan adalah n, dengan bentuk
Republik dan preside
sebagai kepala negar n berkedudukan
a. Sistem pemerintah
adalah presidensial. P yang dipakai
ada masa ini UU yang
UUD 1945. Namun, ke berlaku adalah
nyataanya belum dapat
murni dan konsekuen dijalankan secara
. Hal ini dikarenakan b
lebih memfokuskan d angsa Indonesia
iri untuk mempertaha
dari ancaman penjaja nkan kemerdekaan
han kembali
Persatuan dan kesatuan pada masa
RIS
Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat Federalisme
pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember 1949 sampai dengan 17
Agustus 1950. Berdasarkan konstitusi tersebut, bentuk negara kita adalah serikat
atau federasi dengan 15 negara bagian. Seharusnya, Presiden hanya sebagai kepala
negara, sedangkan kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana
Menteri. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala Negara
dan kepala pemerintahan. Selain Presiden dan para menteri , negara RIS juga
mempunyai Senat, Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung dan Dewan
Pengawas Keuangan sebagai alat perlengkapan negara.
Muncul berbagai reaksi dari berbagai kalangan bangsa Indonesia menuntut
pembubaran Negara RIS dan kembali kepada kesatuan NRI. Maka pada 8 Maret
1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun
1950, yang isinya mengatur tata cara perubahan susunan kenegaraan negara
RIS. Dengan adanya undang-undang tersebut, hampir semua negara bagian RIS
menggabungkan diri dengan NRI yang berpusat di Yogyakarta. Akhirnya, Negara RIS
hanya memiliki tiga Negara bagian, yaitu NRI, Negara Indonesia Timur, dan Negara
Persatuan dan kesatuan
bangsa pada masa Demokrasi
liberal
Pada periode ini, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang
berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950. UUDS RI 1950 merupakan
perubahan dari Konstitusi RIS yang diselenggarakan sesuai dengan
Piagam Persetujuan antara pemerintah RIS dan Pemerintah RI pada
tanggal 19 Mei 1950.
Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan
parlementer dengan menggunakan kabinet parlementer yang
dipimpin oleh seorang perdana menteri. Praktik sistem
pemerintahan ini ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah
kemakmuran, keteraturan dan kestabilan politik.
Hal itu tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu
antara 1950-1959 telah terjadi 7 kali pergantian kabinet, terjadi
perdebatan yang tiada ujung pangkal sementara di sisi lain kondisi
negara makin gawat dan tidak terkendali yang mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa.
Kondisi tersebut mendorong presiden untuk
menggunakan wewenangnya yakni mengeluarkan
Dekret Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959, yang
berisi di antaranya sebagai berikut :

1. Pembubaran konstituante.
2. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak
berlakunya lagi UUDS 1950.
3. Pembentukan MPR d
1. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
(DI/TII)
2. Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan
Rakyat Semesta)
Persatuan dan kesatuan
masa orde lama
Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa orde lama (5 juli 1959 -
12 maret 1967)
Setelah dikeluarkannya Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959,
Indonesia akhirnya kembali menggunakan UUD 1945 sebagai
konstitusi negara yang juga berkedudukan sebagai asas
penyelenggaraan negara.
Sejak itu, Presiden yang kembali berkedudukan sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan membentuk Kabinet Kerja pada
tanggal 9 Juli 1959, yang berisi 10 menteri untuk kabinet inti,
menteri-menteri ex officio, dan 60 menteri muda.
Di periode ini, Presiden dan para pemimpin bangsa Indonesia
lainnya memandang bahwa pelaksanaan demokrasi liberal di
periode lalu sangat mengecewakan. Karena itu, Presiden
Soekarno mencetuskan konsep demokrasi terpimpin dengan ide
demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Namun, lama-kelamaan, demokrasi
Persatuan dan kesatuan masa orde Baru
Jatuhnya Soekarno menandai berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan
kekuatan baru disebut Orde Baru dipimpin Soeharto dengan tekad
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Sistem pemerintah Orde Baru tetap menerapkan sistem pemerintahan
presidensial.
Kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru :
1. Perkembangan pendapat per kapita masyarakat Indonesia yang pada
tahun 1968 hanya 70 dolar Amerika Serikat dan pada tahun 1996 telah
mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.
2. Suksesnya program transmigrasi
3. Suksesnya program keluarga berencana (KB)
4. Sukses memerangi buta huruf
Namun masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi aksi demontrasi yang
memprotes kebijakan pemerintah serta menuduh pelaksanaan
pemerintahan yang jauh dari kejujuran dan keterbukaan. Banyak muncul
dugaan adanya tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme di tubuh
Contoh penyimpanan pada masa Orde Baru:
1. Praktik monopoli ekonomi
2. Kekuasaan di tangan lembaga eksekutif
3. Tidak adanya supremasi hukum
4. Pembatasan hak-hak politik rakyat
Bentuk penyimpanan tersebut mengakibatkan keterpurukan bagi
bangsa Indonesia sehingga tanggal 21 Mei 1998, Presiden
Soeharto mengundurkan diri dan digantikan B.J. Habibie
sebagai presiden RI yang ketiga. Masa jabatan Presiden B.J.
Habibie berakhir setelah pertanggungjawabannya ditolak oleh
Sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999.
Persatuan dan kesatuan pada masa reformasi

Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa reformasi


(periode 21 Mei 1998 sampai sekarang)
Kekacauan politik pada masa orde baru semakin
mendorong pemerintah untuk melakukan perubahan.
Berikut beberapa perubahan di era reformasi.
1. Kebijakan Berkaitan Kebebasan Politik
a) Kemerdekaan pers.
b) Kemerdekaan membentuk partai politik.
c) Terselenggaranya pemilu yang demokratis.
d) Pembebasan narapidana politik (napol) dan tahanan
politik (tapol).
e) Penerapan otonomi daerah.
2. Amandemen UUD tahun 1945
Tujuan Amandemen UUD adalah untuk mengikuti perubahan dan perkembangan
masyarakat. Amandemen sudah dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1999,
2000, 2001, dan 2002.
Berikut perubahan-perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia setelah
perubahan Undang-Undang Dasar 1945.
a) Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut undang-undang dasar (pasal
1 ayat (2)).
b) MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan anggota
DPD (pasal 2 ayat (1)).
c) Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat (pasal 6A ayat (1)).
d) Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan (pasal 7).
e) Pencantuman hak asasi manusia (pasal 28A-28J).
f) Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.
g) Presiden bukan mandataris MPR.
h) MPR tidak lagi menyusun GBHN.
i) Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (pasal 248 dan
24C). D) Anggaran pendidikan minimal 20% (pasal 31 ayat (4)).
k) Negara kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37 ayat (5)).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai