Anda di halaman 1dari 2

Masa Berakhirnya RIS

Tahun 1949 adalah masa dimana Indonesia menghadapi konflik yang sangat pelik
karena banyak sekali gejolak demonstrasi yang bermunculan dari berbagai pelosok negeri.
Demontrasi dan tuntutan-tuntutan tentang Pembubaran RIS ini terus berlanjut dan meluas di
berbagai pelosok negeri baik itu negara-negara bagian ataupun negara-negra otonom.
Demonstrasi dan tuntutan ini disebabkan oleh RIS yang akan mengacaukan persatuab dan
kesatuan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi pembububaran RIS :

1. Tidak sesuainya negara Republik Indonesia Serikat dalam Konstitusi Republik


Indonesia Serikat dengan tujuan awal dan cita-cita proklamsi negara Republik Indonesia pada
tahun 1945.

2. Sebagian besar rakyat Indonesia tidak puas dengan hasil Koneferensi Meja Bundar
(KMB) yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat (RIS) sehingga menyebabkan
banyaknya demonstrasi menuntut bergabung kedalam bagian dari Republik Indonesia

3. Bentuk negara federal merupakan bentukan Belanda dibawah pimpinan Van Mook
sehingga orang yang menyetujui bentuk negaara ini berarti setuju dengan kembalinya
kekuasaan Belanda di Indonesia.

4. Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah sistem pemerintahan dari kolonial Belanda
yang tidak menginginkan kekuasaan dan pengaruhnya hilang begitu saja dari Indonesia
setelah berkuasa selama 350 tahun

5. Tidak hanya memecah belah persatuan dan kesatuan RI namun RIS juga
menimbulkan maslah Sosial, Ekonomi, dan Politik yang mempengaruh rakyat Indonesia.

6. Pemerintah tidak berpihak kepada rakyat namun lebih berpihak kepada Belanda yang
jelas-jelas hanya akan menguasai kembali RI.

7. Hampir pendukung unitarisme adalah anggota kabinet sehingga menimbulkan


gerakan untuk membubarkan bentuk negara federal dan mengembalikanya ke bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebenarnya tidak hanya rakyat yang menginginkan kembalinya NKRI, namun Negara
Indonesia Timur dan pemerintah Negara Sumatra Timur juga menginginkan hal ini terjadi
karena mereka sadar bahwa Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berbentuk negara federal
akan memecah belah persatuan bangsa. Pembentukan negara-negara bagian yang disebut
sebagai negara-negara boneka sebenarnya hanyalah siasat Belanda untuk menghancurkan
kembali Republik Indonesia, namun negara-negara boneka yang pada awalnya dibentuk
untuk melemahkan kekuatan Republik Indonesia justru berbalik arah dan menginginkan
Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke NKRI.

Pada 8 Maret 1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-Undang Darurat Nomor 11


Tahun 1950, yang isinya mengatur tata cara perubahansusunan kenegaraan negara RIS.
Dengan adanya undang-undang tersebut, hampir semua negara bagian RIS menggabungkan
diri dengan NRI yang berpusat di Yogyakarta. Akhirnya, Negara RIS hanya memiliki tiga
negarabagian, yaitu NRI, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur.

Kondisi itumendorong RIS berunding dengan pemerintahan RI untuk membentuk negara


kesatuan. Pada tanggal 19 Mei 1950, dicapai kesepakatan yang dituangkan dalam piagam
perjanjian. Disebutkan pula dalam perjanjian tersebut bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia menggunakan undang-undang dasar baru yang merupakan gabungan dua konstitusi
yang berlaku, yakni konstitusi RIS dan juga Undang-Undang Dasar 1945 yang menghasilkan
UUDS 1950. Pemerintah Indonesia bersatu ini dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Mohammad Hatta sebagaimana diangkat sebagai presiden dan wakil presiden
pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus
1950, konstitusi RIS diganti dengan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950. Sejak
saat itulah, pemerintah menjalankan pemerintahan dengan menggunakan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950.

Anda mungkin juga menyukai