Dosen Pengampu :
Dr. Faridatul Masruroh, M.Si
Disusun oleh :
1. Fungsi
Dari dua himpunan, kita bisa membuat himpunan baru yang berisi pasangan terurut
dari anggota-anggota kedua himpunan.
Definisi 1.1. (Hasilkali Kartesius)
Misalkan A dan B himpunan. Hasilkali Kartesius dari A dan B yang dilambangkan
dengan A × B didefinisikan sebagai {(𝑎, 𝑏)|𝑎 ∈ 𝐴, 𝑏 ∈ 𝐵}
Contoh 1.2. Misalkan 𝐴 = {1, 2} 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = {𝑎, 𝑏, 𝑐}.
𝐴 × 𝐵 = {(1, 𝑎), (1, 𝑏), (1, 𝑐), (2, 𝑎), (2, 𝑏), (2, 𝑐)}.
𝐵 × 𝐴 = {(𝑎, 1), (𝑎, 2), (𝑏, 1), (𝑏, 2), (𝑐, 1), (𝑐, 2)}.
Dari konsep Hasil kali Kartesius kita turunkan konsep relasi berikut.
Definisi 1.3. (Relasi)
Relasi dari A ke B adalah himpunan bagian takkosong dari 𝐴 × 𝐵.
Jadi, jika R relasi dari A ke B, maka 𝑅 ⊆ (𝐴 × 𝐵) dan 𝑅 ≠ ∅. Dari konsep relasi ini
kita turunkan konsep fungsi yang merupakan relasi dengan aturan setiap anggota himpunan
I berpasangan dengan tepat satu anggota himpunan II.
Definisi formal dari fungsi adalah sebagai berikut.
Definisi 1.4. (Fungsi)
Misalkan A, B himpunan.
Fungsi f dari A ke B adalah suatu relasi 𝑓 ⊆ 𝐴 × 𝐵 dimana setiap 𝑥 ∈ 𝐴 berpasangan
dengan tepat satu 𝑦 ∈ 𝐵.
Dalam bahasa teori himpunan, fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dapat dinyatakan sebagai
𝑓 = {(𝑥, 𝑦) ∈ 𝐴 × 𝐵|𝑥 ∈ 𝐴, 𝑦 ∈ 𝐵}
Pasangan (𝑥, 𝑦) di dalam fungsi dapat juga dinyatakan dengan 𝑦 = 𝑓 (𝑥).
Selanjutnya, kita punya
𝐷𝑓 = {𝑥 ∈ 𝐴|((𝑥, 𝑦) ∈ 𝑓 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑦 ∈ 𝐵}
yang disebut daerah asal dari fungsi f dan
𝑅𝑓 = {𝑦 ∈ 𝐵|((𝑥, 𝑦) ∈ 𝑓 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑥 ∈ 𝐴}
yang disebut range(daerah hasil) dari fungsi f .
Dengan demikian, jika 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 suatu fungsi, maka 𝐷𝑓 = 𝐴
𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑓 ⊆ B. Jadi, 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 adalah fungsi jika memenuhi:
1. 𝐷𝑓 = 𝐴
2. jika (𝑎, 𝑏) 𝑑𝑎𝑛 (𝑎, 𝑏′ ) ∈ 𝑓 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = 𝑏′
Contoh 1.5. 𝑓 ∶ 𝑹 → 𝑹 dimana 𝑓 (𝑥) = 𝑥 2 adalah suatu fungsi.
Bukti.
1. Karena f terdefinisi untuk semua 𝑥 ∈ 𝑹, maka 𝐷𝑓 = 𝑹.
′ ′
2. Misalkan (𝑥, 𝑦) 𝑑𝑎𝑛 (𝑥, 𝑦′ ) ∈ 𝑓 . Ini berarti 𝑦 = 𝑥 2 𝑑𝑎𝑛 𝑦′ = 𝑥 2 sehingga
𝑦 = 𝑦′.
Jadi 𝑓 adalah fungsi.
Contoh 1.6. 𝑓 ∶ 𝑹 → 𝑹 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑓 (𝑥) = 𝑙𝑛 𝑥 bukan suatu fungsi.
Bukti. Karena f hanya terdefinisi untuk 𝑥 > 0, maka 𝐷𝑓 ≠ 𝑹
Jadi, 𝑓 ∶ 𝑹 → 𝑹 dimana 𝑓 (𝑥) = 𝑙𝑛 𝑥 bukan suatu fungsi.
Tetapi, 𝑓 ∶ 𝑹+ → 𝑹 dimana 𝑓 (𝑥) = 𝑙𝑛 𝑥 adalah suatu fungsi.
Contoh 1.7. 𝑓 ∶ 𝑹+ → 𝑹 dimana 𝑓 (𝑥) = ±√𝑥 bukan suatu fungsi
Bukti.
1. Karena f terdefinisi untuk semua 𝑥 ∈ 𝑹+ , maka 𝐷𝑓 = 𝑹+ .
2. Persyaratan kedua tidak dipenuhi. Untuk menyangkal, kita ambil satu kasus,
misalkan (4, 2) dan (4, −2) ∈ 𝑓 , tetapi 2 ≠ −2.
Jadi, f bukan fungsi.
Jenis fungsi:
1. Fungsi surjektif / pada (onto)
2. Fungsi injektif / 1 - 1 (into)
3. Fungsi bijektif (surjektif dan injektif) / korespondensi satu-satu
Fungsi Injektif
Fungsi injektif atau yang kita kenal sebagai fungsi satu-satu atau fungsi into
didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 1.8. (Fungsi Injektif)
Fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dikatakan fungsi injektif jika (𝑥, 𝑦) 𝑑𝑎𝑛 (𝑥′ , 𝑦) ∈ 𝑓, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑥 =
𝑥′
Contoh 1.9. 𝑓 ∶ 𝑹 → 𝑹 dimana 𝑓 (𝑥) = 2𝑥 + 5 adalah fungsi injektif.
' '
Bukti. Misalkan (𝑥, 𝑦) 𝑑𝑎𝑛 (𝑥′ , 𝑦) ∈ 𝑓 . Ini berarti 𝑦 = 2𝑥 + 5 𝑑𝑎𝑛 𝑦 =
2𝑥′ + 5 sehingga kita peroleh 2𝑥
' + 5 = 2𝑥′ + 5. Dengan sama-sama menambah kedua
1
sisi dengan −5 dan mengalikan kedua sisi dengan 2 , diperoleh 𝑥 = 𝑥′ . Jadi, fungsi
3. Latihan
1. Tentukan apakah berikut ini fungsi atau bukan:
a. 𝑹 → 𝑹 , 𝑓(𝑥) = 𝑥 + 5
1
b. 𝑹+ → 𝑹, 𝑓(𝑥) = √𝑥
2. Tentukan fungsi berikut surjektif, injektif atau bijektif:
a. 𝑓(𝑥) = 2𝑥
b. 𝑓(𝑥) = 𝑥 2
c. 𝑓(𝑥) = 𝑥 − 2
3. Untuk semua 𝑛 ∈ 𝑁 buktikan jika 𝑃(𝑛) benar:
a. 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 𝑛 < 2𝑛
b. 𝑃(𝑛) adalah pernyataan 𝑛 + 5 > 𝑛
DAFTAR PUSTAKA
Bartle, R., & Sherbert, D. (2010). Introduction to Real Analysis 4th edition. United States of
America: Laurie Rosatone.