Anda di halaman 1dari 8

BILANGAN KOMPLEKS

1 1
1. Bilangan riil, contoh: −5 ,− , √ 3 , √ 5 , dll
5 4
1
2. Bilangan Imajiner yaitu bilangan yang merupakan akar kuadrat dari bilangan negatif ( √ −2,
√−3
,
√ −2 1 √ −3
,
3 2
dll)

Bilangan imajiner dapat ditulis i = √ −1 dan i 2=−1


Contoh: √ −5 =√ (−1) 5=√ −1 √ 5=i √ 5
3. Bilangan Kompleks (z) adalah bilangan yang terdiri dari bilangan nyata/riil (x) dan Khayal/
Imajiner (yi) dan dapat kita tulis z=x ± yi
Contoh: 3 - i √ 6 (3 adalah bagian Riil dan √ 6 bagian imajiner)

2 +i
√ 2
3
(2 adalah bagian Riil dan

4. Bentuk Polar Bilangan Kompleks.


2
3√bagian imajiner)

z=x ± yi dapat dirubah dalam bentuk polar z=r (cosθ+i Sinθ )


 r =√ x 2 + y 2
y
 tanθ=
x
 x=r cos θ
 y=r sin θ

Contoh:
Bentuk polar dari z=√ 3+i adalah….
1 1

r = ( √3 ) +12=2 tan θ=
2
= √ 3 jadi θ=30°
√3 3
Jadi z=2 ¿
5. Bentuk pangkat/eksponen Bilangan kompleks.
z=ℜiθ
Contoh:
Bentuk eksponen dari z=√ 2 ¿ adalah z=√ 2 ei 45°
6. Kesamaan bilangan kompleks
Bilangan kompleks z 1=x 1+ i y 1 dan z 2=x 2 +i y 2 jika setiap bagian realnya sama dan bagian
imajinernya sama, atau z 1=z 2 jika dan hanya jika x 1=x 2dan y 1= y 2

7. Operasi bilangan kompleks


z 1=x 1+ i y 1 dan z 2=x 2 +i y 2
a. Penjumlahan dan Pengurangan bilangan kompleks
z1 ± z2  (x1 ± x2 )  i(y1 ± y2 )  (x1 ± x2 ,y1 ± y2 )
b. Negatif bilangan kompleks
−z 1=−x 1−i y 1
c. Perkalian skalar bilangan kompleks
cz 1=cx 1+ic y 1
d. Perkalian bilangan kompleks
z 1 z 2=( x ¿ ¿1+i y 1) ( x 2+i y 2 )=x 1 ( x2 +i y 2) + i y 1 ( x2 +i y 2) ¿
e. Invers bilangan kompleks
x y
z 1−1= 2 1 2 −i 2 1 2
x1 + y 1 x1 + y 1
8. Sifat-sifat operasi bilangan kompleks

a. z 1+ z2 =z2 + z 1 g. z 1 × z2 =z2 × z 1
b. ( z ¿ ¿ 1+ z 2)+ z 3=z 1+( z 2 + z 3) ¿ h. z 1 ( z ¿ ¿2+ z 3 )=z 1 z 2 + z 1 z 3 ¿
c. z 1+ 0=z 1 i. z 1 × 0=0
d. z 1+(−z 2 )=0 j. z 1 × 1=z 1
e. z 1 ( c +d ) =c z 1 +d z1 k.
−1
z 1 × z1 =1
f. c ( z 1+ z 2 ) =cz 1+ cz 2

9. Konjunggat Bilangan Kompleks

z 1=x 1+ i y 1 konjunggatnya z 1=x 1−i y 1


Sifat-sifat operasi konjunggat:

a. z 1 ± z 2=z 1 ± z 2 e. ź=z
b. z 1 × z2 =z 1 × z 2 f. z × z=( ℜ( z) )2 + ( ℑ(z) ) 2
c. z 1 ÷ z 2=z 1 ÷ z 2 g. z−z=2 ℑ( z)
−1 −1
d. z 1 =( z 1 )

z + z=2 ℜ(z )

10. Modulus Bilangan Kompleks


z=x +iy modulusnya |z|=√ x 2 + y 2
Sifat-sifat operasi Modulus:

a. |z|=|z−1|=|z| d. |z 1 × z 2|=|z 1|×|z 2|


b. |z 1−z 2|=|z 2−z 1| e. |z 1 ÷ z 2|=|z1|÷|z 2|
c. |z 12|=|z 1|2=z 1 × z 1
11. Argumen Bilangan Kompleks
Argumen dari bilangan kompleks z=r ( cosθ+i Sinθ ) adalah Arg z=θ , 0 ≤ θ ≤360
Sifat-sifat Argumen Bilangan kompleks:
Jika z 1=r 1 (cos θ 1+ isin θ1 ) dan z 2=r 2 (cos θ2+ isin θ2 ) maka berlaku:
a. Arg(z 1 × z 2)=Arg z1 + Arg z 2
b. Arg(z 1 ÷ z 2 )= Arg z 1− Arg z 2

LATIHAN SOAL B. −18+24 i


C. 18−24 i
11+ 2i
1. Bentuk z=x + yi dari adalah … D. 9+24 i
4 +3 i
E. 9−24 i
11 2
A. + i 1
4 3 5. Nilai dari 3 z− z , jika z=3+i adalah…
2
B. 15+5 i
13 5
C. 2−i A. z= − i
2 2
D. 3 i−4
13 5
11 2 B. z= + i
E. + i 2 2
25 25
−13 5
C. z= + i
2 2
1 3i
2. Bilangan kompleks z= − adalah … −13 5
i 1−i D. z= − i
2 2
3 5
A. + i 13 5
2 2 E. z= i−
2 2
5 3
B. − i 6. Jika z=2+i nilai dari z 2adalah…
2 2
A. 3−i
5 3
C. + i B. 3+i
2 2
−3 5 C. 3−4 i
D. + i D. 3+ 4 i
2 2
3 5 E. −3+ 4 i
E. − i
2 2 7. Jika z 1=4−3 i dan z 2=2+11 i , maka
|z 1 + z 2| adalah …
3. Jika z 1=5−2i dan z 2=2+3 i nilai z 1+ z2 A. 5+5 √ 5
adalah … B. 10
A. 3−5i C. √ 14
B. 3+5 i D. 14
C. 7−i E. 5−5 √ 5
D. 7+i 8. Jika z 1=4−3 i dan z 2=2+11 i , maka
E. 7−5 i |z 1−z 2| adalah …
−3 A. 5+5 √ 2
4. Jika z 1= + 4 i nilai dari −6 z 1 adalah…
2
B. 10
A. −18−24 i
C. √ 11 13. Jika z 1=2+2 i dan z 2=3+i √ 3 , maka
10√ 2
( )
D. z1
E. 5−5 √ 2 Arg adalah …
z2
9. Argument dari 1−i √ 3 adalah …
π
π A.
A. 6
6 B. √−60−32i
π
B. π
3 C.
8
π
C. π
4 D.
12
−π
D. π
6 E.
4
−π 2π 4π
E. 14. Nilai dari 4 e adalah…
3 9
.3 e 9

10. Bentuk eksponen bilangan kompleks A. −6−6 √ 3 i


2−2i √ 3 adalah… B. −12+12 √ 3 i
π
A. 2 e 3
i C. 12−12 √ 3i
5π D. −6+ 6 √ 3 i
i
B. 4 e 3
E. 6−6 √ 3i

C. 2 e

3
i 15. √−60−32i=…
π
A. 1+i dan 2−3 i
i
D. 4 e 3
B. 3−2i dan 1−4 i

i C. 1−i dan 3+2 i
E. 2 e 3
D. 2+3 i dan −1−i
11. Nilai dari √ 3+4 i adalah…
E. 1+4 i dan 2−3 i
A. ±(2+i)
B. ±( √ 3+2 i)
C. √5
D. 2−i
E. ±( √ 3−2i )
12. Bentuk polar dari z=√ 6+ √ 2 i adalah…
5 5
A. 2 √ 2( cos π +isin π )
3 3
−1 −1
B. 2 √ 2( cos( π )+ isin( π ))
6 6
5 5
C. 2 √ 2( cos π +isin π )
6 6
−1 −1
D. 2 √ 2( cos( π )+ isin( π ))
3 3
1 1
E. 2 √ 2( cos π +isin π )
3 3
DIAGRAM PENCAR (DIAGRAM SCATTER)

1. Diagram scater dipakai untuk menyatakan hubungan antara dua variabel yang berbeda serta
menilai arah hubungannya. Jenis hubungan tersebut:
a. Hubungan positif/Korelasi Positif (Gambar a, b dan e)
Ciri-ciri: Semakin tinggi nilai variabel x maka nilai variabel y juga semakin tinggi, bentuk
tren grafik data berupa garis lurus (linier) atau kurva positif)
b. Hubungan negatif/Korelasi negatif (Gambar c)
Ciri-ciri: Semakin tinggi nilai variabel x maka nilai variabel y akan semakin rendah, bentuk
tren grafik data berupa garis lurus (linier) atau kurva negatif)
c. Tidak ada hubungan/Tidak ada korelasi (Gambar d)
Ciri-ciri: Nilai variabel x tidak memiliki pengaruh terhadap nilai variabel y, bentuk tren
grafik data tidak berpola)
2. Model regresi linier
Merupakan model regresi yang memberikan hubungan garis lurus (linier) yang paling tepat
(best-fit) antara dua variabel.
3. Metode kuadrat terkecil
a. Residu (ε ) merupakan selisih antara variabel dependen yang diamati (y) dengan nilai
variabel dependen yang diprediksi ( ^y ). Sehingga diperoleh:
ε = y− ^y (Residu)
2 2
ε =( y− ^y ) (Kuadrat Residu)

∑ ε =∑ ( y −^y )
2 2
(Jumlah Kuadrat Residu)
b. Persamaan regresi
^y =a+bx
^y : nilai variabel dependen yang diprediksi
x : nilai variabel independen
a : titik potong sumbu y
b : gradien garis regresi
Nilai b dapat dihitung dengan:
SS xy
b=
SS xx
SS xy =∑ ( x−x ) ( y− y ) atau SS xy =∑ xy −( ∑ x )¿ ¿
2
(∑ x )
SS xx=∑ ( x−x ) atau SS xx=∑ x 2−
2

n
4. Analisis Korelasi
Korelasi memiliki standar nilai yang memberikan ukuran deskriptif numerik dari korelasi yang
disebut dengan Koefisien korelasi (r).
5. Korelasi product Moment (r)
Jenis jumlah kuadrat yang dipakai dalam Product moment:
a. Jumlah kuadrat selisih variabel independen x terhadap rata-ratanya dan variabel
dependen y terhadap rata-ratanya
SS xy =∑ ( x−x ) ( y− y ) atau SS xy =∑ xy −( ∑ x )¿ ¿
b. Jumlah kuadrat selisih variabel independen x terhadap rata-ratanya
2

∑ x − ∑n
( x)
SS xx =∑ ( x−x )
2 2
atau SS =
xx

c. Jumlah kuadrat selisih variabel independen y terhadap rata-ratanya


(∑ y )
2

SS yy =∑ ( y− y ) atau SS yy =∑
2
y−
2
n
SS xy
Nilai r dihitung dengan: r= , −1 ≤r ≤ 1
√ SS xx SS yy

6. Koefisien Determinasi
Proporsi yang menyatakan ketepatan suatu garis dari variabel dependen yang diterangkan oleh
variabel independen disebut dengan Koefisien Determinasi (r 2 ).
2
2 ( SS xy )
r= , −1 ≤r ≤ 1
SS xx SS yy

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Hubungan variabel variabel berikut yang B. Jarak yang ditempuh sebuah motor
berkorelasi positif yaitu… dengan volume bensin dalam tangki
A. Banyaknya Kendaraan bermotor dan motor
polusi udara C. Biaya listrik dan air tiap bulan
D. Pendapatan dan biaya hidup
E. Jumlah keluarga dan jumlah
kendaraan yang dimiliki
2. Pasangan variabel berikut yang memiliki
korelasi negatif adalah….
A. Bunga dan banyak pinjaman di bank
B. Tinggi badan dan IQ
C. Ukuran sepatu dan berat badan
D. Banyak masyarakat dan daya beli
masyarakat
E. Banyak pohon dan tingkat polusi udara
3. Diketahui persamaan regresi
y=343,72+3,22 x . Gradien garis regresi
dari persamaan tersebut adalah…
A. -343,72
B. -3,22
C. 0
D. 3,22
E. 343,72

Anda mungkin juga menyukai