KOMPLEKS
Oleh:
Gaung Pradana, M.Pd.
1
BAB I
BILANGAN
KOMPLEKS
Dengan memiliki sistem bilangan real ℝ saja kita
tidak dapat menyelesaikan persamaan x2 +1=0. Jadi
disamping bilangan real kita perlu bilangan jenis
baru. Bilangan jenis baru ini dinamakan bilangan
imajiner atau bilangan kompleks.
2
BILANGAN KOMPLEKS DAN OPERASINYA
Definisi 1
Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk:
a + bi atau a + ib, a dan b bilangan real dan i2 = –1.
Notasi
Bilangan kompleks dinyatakan dengan huruf z,
sedang huruf x dan y menyatakan bilangan real. Jika
z = x + iy menyatakan sembarang bilangan
kompleks, maka x dinamakan bagian real dan y
bagian imajiner dari z. Bagian real dan bagian
imaginer dari bilangan kompleks z biasanya
dinyatakan dengan Re(z) dan Im(z).
3
OPERASI HITUNG PADA BILANGAN KOMPLEKS
DEFINISI 2
Bilangan kompleks z1=x1+iy1 dan bilangan kompleks
z2=x2+iy2 dikatakan sama, z1=z2, jika dan hanya jika
x1=x2 dan y1=y2.
DEFINISI 3
Untuk bilangan kompleks z 1=x1+iy1 dan
z 2=x2+iy2 jumlah dan hasilkali mereka berturut-
turut didefinisikan sbb:
z 1+z2 = (x 1+x2) + i(y1+y2)
z1 • z2 = (x1 x2 –y1y2) + i(x1y2+x2y1)
4
Himpunan semua bilangan
kompleks diberi
Jika Im(z)=0 maka bilangan kompleks z menjadi
bilangan real x, sehingga bilangan real adalah keadaan
notasi ℂbilangan
khusus dari Jadikompleks,
ℂ = {ℝ⊂ℂ
sehingga z |. Jika
z
Re(z)=0 dan Im(z)≠0, maka z menjadi iy dan
= x + iy,bilangan
dinamakan x∈ℝ, y∈ℝ
imajiner murni}.
. Bilangan imajiner
murni dengan y=0, yakni bilanga i, dinamakan satuan
imajiner.
5
Sifat-sifat lapangan bilangan
kompleks
Himpunan semua bilangan
kompleks
1. z +z ∈ℂ
1 2 danbersama operasi
z •z ∈ℂ . (sifat tertutup)
1 2
penjumlahan
2. z +z = z +z dan z dan
1 2 2 1 perkalian
•z = z •z 1 (ℂ ,
(sifat komutatif)
2 2 1
3. (z +z )+z = z +(z +z ) dan (z •z ) •z = z •(z •z )
+,•)(sifatmembentuk
1 2
assosiatif)
3
sebuah lapangan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
(5.field ). Adapun
2 3
sifat-sifat
1
Ada 0=0+i0∈ℂ , sehingga z+0=z
2
lapangan
4. z •(z +z )=(z •z )+(z •z ) (sifat distribtif)
1 1
(0 elemen
3
7
Contoh soal:
8
Kompleks Sekawan
Jika z = x + iy bilangan kompleks, maka
bilangan kompleks sekawan dari z ditulis z ,
didefinisikan sebagai = (x,–y) = x – iy.
Contoh:
sekawan dari 3 + 2i adalah 3 – 2i , dan
sekawan dari 5i adalah –5i.
9
Teorema 1 :
10
b. Jika z 1 , z2 bilangan kompleks , maka :
1. z1 z 2 z1 z 2
2. z1 z 2 z1 z 2
3. z1 z 2 z1 z 2
4. z1 , dengan z2≠0.
z2
z1
z2
11
Interpretasi Geometris Bilangan Kompleks
Karena z = x + iy dapat dinyatakan sebagai z= (x,y),
merupakan pasangan terurut bilangan real, maka z
dapat digambarkan secara geometri dalam koordinat
Kartesius sebagai sebuah titik (x,y). Pemberian nama
untuk sumbu x diubah menjadi sumbu Real dan
sumbu y diubah menjadi sumbu Imajiner. Bidang
kompleks tersebut di beri nama bidang Argand atau
bidang z. Jika kita hubungkan titik asal (0,0) dengan
titik (x,y), maka terbentuk vektor; sehingga bilangan
kompleks z = x+iy = (x,y) dapat dipandang sebagai
vektor z. Arti geometris dari penjumlahan dan
pengurangan bilangan kompleks dapat dilihat pada
gambar berikut.
12
Im
z(x,y)
z
Bidang Argan
O Re
13
Im
z1 z2
z1
z2
O Re
14
Im
z2
z
1
O Re
z1 z2
z2
15
Tugas :
Diketahui z 1 = 2 + 3i dan z2 = 5 – i. Gambarkan pada
bidang kompleks (bidang argand), z 1, z 2, z 1+ z 2, z 1-
z 2,
z1, z 2 , z1 z 2 , z1 z 2
16
Modulus (Nilai Mutlak) dari
Bilangan Kompleks
Definisi 4 :
Jika z = x+iy = (x,y) bilangan kompleks,
maka
modulus dari z, ditulis z = x+iy x 2 y2
=
Arti geometri dari modulus z adalah merupakan jarak
dari titik O(0,0) ke z = (x,y). Akibatnya, jarak antara
dua bilangan kompleks z 1 =x1+iy1 dan z 2 = x 2+iy2
adalah (x 1 x2 )2 (y1 y 2 ) 2
17
Selanjutnya apabila z1 =x1+iy1 dan r real positif,
18
Teorema 2 :
A. Jika z bilangan kompleks, maka berlaku :
1. z 2 Re(z) 2
Im(z) 2
2. z z
3. z2 z
R e(z)
Im(z)
z
4. z
R e(z)
5. z Im(z)
19
B. Jika z 1 , z2 bilangan kompleks, maka berlaku :
1. z1 z 2 z1 z 2
z1 z 1
2. z
2 z2
3. z1 z 2 z1 z2
4. z1 z 2 z1 z2
z1 z2
5. z1 z2
20
1. Bukti:
z1 z 2 z1 z 2
z1 z 2 (x 1 iy1) (x 2 iy 2 )
(x1x 2 y1y 2 ) x2 y1 )
(x11yx22
i(x y1y2)2 (x1y2 x2y1)2
x 2x 2 y 2y 2
1 2 1 2x1x 2 y1y 2 x 21y 22 x 22y 21 2x1x 2 y1y 2
(x 2 2y 2 ) (x 2 y 2 )
1 1 2
2
(x 12 y2 ) (x 22 y22 )
1
z1
z2
z1 z 2 z1 z 2
21
2. Bukti:
z1 x1 iy1 x 2 iy 2
z 2 x 2 iy 2 x 2 iy 2
x1x2 y1y2 x y x 1y 2
i 2 1
x 22 y22 x 22 y 22
2 2
x 1x 2 y1y2 x 2 y1 x1y2
x 22 y22 x 22 y22
x 21 y12 z1
terbukti.
z2
x 22 y 22 22
3. Bukti: z1 z 2 z1 z2
23
0 (x1 y2 x2 y1 ) 2
0 x 21 y 22 x 22y 21 2x 1x 2 y1y 2
2x1 x2 y1 y2 x 21 y 22 x 22y 21
x 21 x 22 y12 y 22 2x 1x 2 y1y 2 x 21 x 22 y 21y 22 x 21 y 22 x 22y 21
(x 1 x 2 y 1 y2 )2 (x12 y12 )(x22 y22 )
2(x1x2 y1y2) 2 (x12 y12 )(x22 y22 )
x 21 2x 1x 2 x22 y12 2y1y 2 y 22
2 2 2
x 2
1 y 2
1 2 (x1 y 1 )(x 2 y22 ) x 22 y22
2
(x1 x2 )2 (y1 y2 )2 x 21 y12 x22 y 22
z1 z2 z1 z2
Bentuk Kutub (Polar) dan Eksponen dari Bilangan
25
Kompleks
Selain dinyatakan dalam bentuk z = x+iy = (x,y),
bilangan kompleks z dapat dinyatakan pula dalam
bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r, ).
Im z (x, y) (r, )
z
r
O Re
Adapun hubungan antara keduanya, ( x, y ) dan (r, ) 26
adalah :
x = r cos , y = r sin ,
sehingga = arc y
x
tan
adalah sudut antara sumbu x positif dengan oz
didapat juga r z
x2 y2
Jadi, bentuk kutub bilangan kompleks z adalah
z = (r, ) = r(cos + i sin ) = r cis .
dan sekawan dari z adalah = (r, - ) = r(cos - i sin ).
27
Definisi 5 :
Pada bilangan kompleks z = (r, ) = r(cos + i
sin ), sudut disebut argument dari z, ditulis
arg z. Sudut dengan 0 < 2 atau - <
disebut argument utama dari z, ditulis
= Arg z. Pembatasan untuk sudut
tersebut dipakai salah satu saja.
Definisi 6 :
Dua bilangan kompleks z 1 = r1(cos 1 + i sin 1)
dan z2 = r2(cos 2 + i sin 2 ) dikatakan sama, jika r1 =
r2, dan 1 = 2 .
28
Selain penulisan bilangan kompleks z = (x , y) = (r, )
= r(cos + i sin ) = r cis , maka anda dapat
menuliskan z dalam rumus Euler (eksponen), yaitu z =
rei , dan sekawannya adalah re-i .
Jawab :
z = 1 + i, r = 2 , tan = 1, = 45⁰= 4
Jadi z = 2 (cos 1 + isehingga
sin 1
1 2
1 )= 2 cis 4 i
4 e 4
4
=
Pangkat dan Akar dari Bilangan Kompleks 31
Perkalian dan Pemangkatan
Telah kita ketahui bahwa bilangan kompleks dalam
bentuk kutub adalah z = r(cos + i sin ).
Jika z 1 = r1(cos 1 + i sin 1) & z 2 = r2(cos 2 + i sin
2), maka kita peroleh hasil perkalian keduanya
sebagai berikut :
z1 z2 = [r1(cos 1 + i sin 1)][r2(cos 2 + i sin 2)]
z1 z2 = r1 r2 [(cos 1 cos - sin 1sin
2 2 )+
i (sin 1 cos 2 + cos 2)]
1 sin
z1 z2 = r1 r2 [cos ( 1 + 2 ) + i sin ( 1 + 2 )]
Dari hasil perkalian tersebut diperoleh: 32
arg(z1 z 2) = 1 + 2 = arg z 1+ arg z 2
Pertanyaan :
Bagaimanakah jika kita perkalikan z1 z2 . . . zn dan
z z z z … z = zn ?
Jika diketahui:
33
z 1 = r1(cos 1 + i 1)
z 2 = r2(cos 2 + i sin
sin 2)
⁝
z n = rn(cos n + i sin n ), untuk n asli,
maka secara induksi matematika, diperoleh rumus
perkalian z 1 z 2 … z n = r1 r2 … r n[cos ( 1 + 2+…+ n) +
i sin ( 1 + 2 +…+ n)] .
r1 [cos ( - ) + i sin ( - )]
diperoleh : zz1
2
1 2 1 2
Dari rumus di
r2 atas diperoleh:
z1
arg 1 - 2 =
arg z 1 – arg z 2.
z2
Akibat lain jika z = + i sin ),
35
r(cos
maka: 1 1
cos( ) isin( )
z r
Untuk: 1 .
n1 z n
r cosn isinn
Setelah pembilang dan penyebut dikalikan sekawan
penyebut, maka didapat :
1 1 cos( n )
.......2
isin( n ) zn rn
Dari 1 dan 2 diperoleh: 36
zn
Dalil De-Moivre
rn cos(n ) isin(n ) ,
berlaku untuk semua n bilangan bulat.
Contoh:
6 37
Hitunglah : 3
i
Jawab :
Misalkan z 3 i,
r maka z
tan 3 1 1 2
3
karena z di kuadran IV, maka dipilih 30o
jadi 3 i 2 cos 30o isin 30o
6 6
3 i 2 cos 180o isin 180o
2 6 ( 1 0)
2 6
Akar Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks z adalah akar 38
pangkat n dari 1
Jadi . . .
Jadi, akar pangkat n dari bilangan kompleks 39
w = r(cos +i sin ) adalah:
1
z = rn 2k ) + i sin )],
n 2k
[cos( (
k bulat dan n bilangan asli. n
Dari persamaan z n = w, ada n buah akar
berbeda
yang memenuhi persamaan itu.
Untuk mempermudah dipilih k = 0,1,2,3,…,(n-1);
0 n < 2 , sehingga diperoleh z1 ,z 2,z 3, … , z n
2k
sebagai akar ke-n dari z.
Contoh :
40
Hitunglah (-81)1/4
Jawab :
Misalkan z = (-81)1/4, berarti harus dicari penyelesaian
persamaan z 4 = -81.
Tulis z = (cos +i sin ) dan –81 = 81(cos1800+i sin1800),
sehingga 4 (cos4 +i sin4 ) = 81(cos1800+i sin1800),
diperoleh 4 = 81, atau = 3 2k
4 .
dan
Jadi z = 3[cos( 2k )+i sin( 2k )]
4 4
Keempat akar yang dicari dapat diperoleh dengan
mensubstitusi k = 0,1,2,3 ke persamaan terakhir.
Latihan Soal Bab I 41
1. Buktikan Teorema 1 dengan
memisalkan z = (x,y) = x + iy.
2. Diketahui z 1 = 6 + 5i dan z 2 = 8 – i.
Tentukan z 1 + z 2, z 1 - z 2 , z 1z 2, dan z 1 / z 2
3. Jika z = -1-i, buktikan z 2 + 2z + 2 = 0.
4. Cari bilangan kompleks z yang
memenuhi
sifat: a. z-1 = z b. z z
dan
5. Buktikan untuk setiap z bilangan kompleks
2i
a
i O Re
Re
O
gambar 1 gambar 2
2. Komplemen
46
Andaikan S suatu himpunan. Komplemen dari S
ditulis Sc ,merupakan himpunan semua titik
pada bidang Z yang tidak termasuk di S.
Contoh :
Gambarkan !
A = { z | Im z< 1}, maka Ac = { z | Im z 1}.
B ={ z | 2<z<4}, maka B c = { z | z 2 atau z
4}.
A = { z | Im z< 1}, maka Ac = { z | Im z 1}. 47
B ={ z | 2<z<4}, maka B c = { z | z 2 atau z 4}.
Im Im
c Bc
A 4
1
A B
Re 2
O
O 2 4 Re
3. Titik limit
48
Titik zo disebut titik limit dari himpunan S jika untuk
setiap N*(z o, ) maka N*(zo, ) S . Jika z o ∈ S
dan zo bukan titik limit, maka zo disebut titik terasing.
3. Titik limit
49
Titik zo disebut titik limit dari himpunan S jika untuk
setiap N*(z o, ) maka N*(zo, ) S . Jika z o ∈ S
dan zo bukan titik limit, maka zo disebut titik terasing.
4. Titik batas
Titik zo disebut titik batas dari himpunan S jika untuk
setiap N*(zo, ) memuat suatu titik di S dan
memuat suatu titik yang tidak di S.
3. Titik limit
50
Titik zo disebut titik limit dari himpunan S jika untuk
setiap N*(z o, ) maka N*(zo, ) S . Jika z o ∈ S
dan zo bukan titik limit, maka zo disebut titik terasing.
4. Titik batas
Titik zo disebut titik batas dari himpunan S jika untuk
setiap N*(zo, ) memuat suatu titik di S dan
memuat suatu titik yang tidak di S.
7. Himpunan Terbuka
Himpunan S disebut himpunan terbuka jika
semua anggota S adalah titik interior S.
6. Interior dan Eksterior
53
Titik zo disebut interior dari himpunan S jika ada
N(zo, ) sehingga N(zo, ) S. Titik yang bukan
titik interior atau bukan titik batas disebut titik
eksterior.
7. Himpunan Terbuka
Himpunan S disebut himpunan terbuka jika
semua anggota S adalah titik interior S.
8. Himpunan Tertutup
Himpunan S disebut himpunan tertutup jika S
memuat semua titik limitnya.
9. Himpunan Terhubung
54
Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap
dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis
yang seluruhnya terletak di S.
9. Himpunan Terhubung
55
Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap
dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis
yang seluruhnya terletak di S.
1
A Re
1 1
1
1
B Re
1 1
1
2
1
Re
2 1 1 2
1
w f(z)
R e(z) R e(w)
Bidang Z Bidang W
Contoh :
a) w=z+1–
63
i
b) w = 4 + 2i
c) w = z 2 – 5z
3 z
f(z) = 2z
d) 1
Jawab :
Misal z = x + iy,
maka fungsi w = f(z) = 2z 2 – i
= 2(x + iy ) 2 – i
= 2(x 2+2xyi-y2) – i
= 2(x 2-y2) + i(2xy-1).
Jadi u = 2(x2-y2) dan v = 2xy-1.
67
Jika z = r(cos
+ i sin ).
Tentukan f(z)
=z 2 +i
68
Jika z = r(cos
+ i sin ).
Jawab
Tentukan
f(z) = z + i f(z)
2
= [r (cos +i
=z 2 +sin
i )] 2 +
= r [cos - sin + 2isin cos ] +
2 2 2
i
i
= r2 (cos2 - sin2 ) + r2isin2 + i
= r2 (cos2 - 2sin2 ) +(1+r22sin2 )i
berarti u = r (cos2 - sin ) dan v = 1+r2sin2 ) .
Komposisi Fungsi 69
= g (f (z)), dengan
f domain Df.
g
g f(z)
z f
(z) (g∘f)
(z)
g∘
f
‣ Jika R g Df ⃘ 70
, maka ada fungsi komposisi (fg)
(z)
= f (g (z)), dengan
g domain Dg.
f
f g(z)
z g(z
) (f ∘ g)
(z)
f∘g
‣ Jika R f Dg ,
maka (g⃘f) (z) = g (f (z))
= g(3z – i)
= (3z – i)2
+ (3z – i)
–1 + i
= 9z2 –
6iz – 1 +
3z – i – 1
+i
= 9z2
‣ Jika R g Df , 72
maka (f⃘g) (z) = f (g (z))
= f(z 2 + z –1 + i)
= 3z2 + 3z – 3 + 3i – i
3 z2
5 w2
Contoh 2 : 75
Diketahui fungsi w = z 2.
Dengan menggunakan z = r (cos +i sin ),
maka diperoleh w = z2 = r2 (cos2 +i sin2
).
Jika sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r pada
bidang Z, maka dapat dipetakan ke bidang W
menjadi 0sebuah
Daerah arg zlingkaran pusat
dipetakan O berjari-jari
menjadi daerah r22 .
0 arg w .
bidang W
bidan
g Zr r2
2
Limit
K
Diketahui daerah D pada bidang 77
Z dan titik zo terletak di dalam D D z
atau pada batas D. Misalkan
fungsi w = f(z) terdefinisi pada zo
D, kecuali di zo .
N * (z o,
Apabila titik z bergerak mendekati ) bidang
titik zo melalui setiap lengkungan
sebarang K dan mengakibatkan Z
nilai f(z) bergerak mendekati D
f(z)
suatu nilai tertentu, yaitu wo pada
wo
bidang W, maka dikatakan limit
f(z) adalah wo untuk z mendekati
zo , ditulis : lim f(z) N(w o,
wo
z zo ) bidang
W
Definisi : 78
Misalkan fungsi w = f(z)
terdefinisi pada daerah
setiap > 0, terdapat > 0 sedemikian
D,
kecuali
|f(z) – w |< di
hingga
o
z (titik0 <|z
, apabila
o z di–dalam
o z |< D atau pada
o
batas D). limit
, ditulis: lim f(z)
f(z)adalah
wo wo untuk z mendekati z o ,
jika untuk z z o
Perlu diperhatikan bahwa : 79
1. Titik zo adalah titik limit domain fungsi f.
2. Titik z menuju zo melalui sebarang lengkungan K,
artinya z menuju zo dari segala arah.
3. Apabila z menuju zo melalui dua lengkungan yang
berbeda, mengakibatkan f(z) menuju dua nilai yang
berbeda, maka limit fungsi f tersebut tidak ada
untuk z mendekati zo .
Conto 2z 2 3z 2
5
80
Buktikan bahwa : z 2
hlim1 : z 2
Contoh 1 :
2z 2 3z 2 81
Buktikan bahwa :
5
z 2 z 2
lim
Bukti:
Misalkan diberikan > 0, kita akan
bilangan mencari
2
> 0 sedemikian,
| 2z 3z
sehingga:
0 |z 2 5 , untuk z 2
2
| |
z
Lihat bagian sebelah kanan
2
Dari persamaan kanan diperoleh: 82
| 2z 2
3z
5 |
(2z 1)(z 2) 5
2 (z 2)
| (2z |
z |
2 1
5)(z
2) |
(z 2)
| 2(z
2) |
|z
Bukti
Jika diberikan > 0 , maka terdapat
83
, sehingga
Formal
untuk z 2,: diperoleh 2
2z 2 3z
|
0 |z 2 5|
2
|
z
|
(2z 1)(z 2) 5
(z 2)
2 2) | |
|
2(z
2z 2 3z
| 2
Jadi 5 |z 2
2 apabila 0 2
| |
z
3z 2
Terbukti 2z 2 5
lim z 2
2z 2
Teorema Limit : 84
Teorema 1 :
Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju zo ,
maka nilai limitnya tunggal.
Teorema Limit : 85
Teorema 1 :
Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju zo ,
maka nilai limitnya tunggal.
Bukti:
Misal limitnya w1 dan w2 , maka
f(z) w1 w1 f(z)
2
f(z) w2
2
w1 w2 w1 f(z) f(z) w2
2 2
sehingga w1
f(z)f(z)
w 2 jadi w1 w2
Teorema 2 : 86
Misalkan z = (x,y) = x+iy dan
f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dengan
Maka lim f(z) x
iy jika dan hanya jika
domain D. Titik z
o
z z o
o
= (x ,y ) = x +iy di
o o o o o
lim u(x,y) lim v(x,y) y
batas D.x o dan
o
dalam Dz atau
zo z zo
Teorema 3 : 87
Misalkan fungsi f dan g limitnya ada.
lim f(z) = a dan lim g(z) = b, maka
1. lim (f(z) +g(z)) = a + b (untuk z → z o)
2. lim (f(z) . g(z)) = a . b (untuk z → z o)
3. lim (f(z) / g(z)) = a / b (untuk z → z o)
Hitun
glah
Conto 1
89
2
h1: lim
z
i
z
z i
Hitun
Jawab: 2 1 (z i)(z
lim z lim
glah z
i
z i z
i)i
z
z i
i
lim
2i (z i)
Conto 90
x2
h2:
Jika f(z) 2xy y 1i . Buktikan zlim0 f(z) tidak ada !
x2
y2
Conto 91
x2
h2:
Jika f(z) 2xy y 1i . Buktikan zlim0 f(z) tidak ada !
x2
Bukti :
y2
Kita tunjukkan bahwa untuk z menuju 0 di sepanjang
garis y = 0, maka
lim f(z) lim f(z) lim x2i 0 1
z 0 (x,0) (0,0) x 0
Sedangkan di sepanjang garis y =
x,
lim f(z) lim f(z) lim(1 x 2 i) 1 2
z 0 (x,x) (0,0) x 0
x 1
Dari 1 dan 2, terbukti
zlim0 f(z) tidak ada
Kekontinuan Fungsi 92
Definisi :
Misalkan fungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang Z
dan titik zo terletak pada interior D, fungsi f(z)
dikatakan kontinu di zo jika untuk z menuju zo ,
maka lim f(z) = f(zo).
Jadi, ada tiga syarat fungsi f(z) 93
kontinu
1. f(z di z , yaitu :
) ada
o o
Coba anda
Jawab : periksa bahwa g(z) diskontinu di z = 1
dan
z = 2. Jadi g(z) kontinu di z z 2
daerah
BAB III. 98
TURUNAN
3.1 Definisi Turunan
Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada daerah D dan
zo D.
f(z) f(zo )
Jika diketahui bahwa nilai lim z z ada, maka
z z o o
Contoh 3.1.1
Buktikan f(z) = z 2 terdifferensiasi diseluruh ℂ
Bukti : 100
Ditinjau sebarang
f'(z ) lim f(z) f(z )
titik z z z
o
o o
o
ℂ z
z 2 zo2
zlimzo zz z o
o
z o )(z z o )
(z
zlimzo z zo
2zo
Bukti :
Bukti : 102
Diketahui f’(zo) ada
Akan dibuktikan f kontinu di zo atau lim f(z) f(z o )
z zo
0
0
sehingga lim f(z) lim f(z ) f(z o )
z z o z z o o
2
f'(0) lim
f(z) f(0) | z |
z 0 z 0 zlim0 z
zz
zlim0 z
Jadi f(z)0 terdifferensial di z =
0
3.2 Syarat Chauchy-Riemann
104
Syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di
z o = x o + i yo adalah syarat Chauchy-Riemann,
yang
menghubungkan derivatif-derivatif parsial tingkat pertama
dari fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f.
Terema 3.2.1 (Syarat Chauchy- 105
Riemann
Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y)
terdifferensial
u
x
v di
y dan
zu= x o o +v i yo, maka u(x,y)
dan v(x,y) mempunyai derivatifyparsialx pertama di (xo,yo)
derivatif f di zo dapat dinyatakan dengan
dan di titik ini dipenuhi persamaan Cauchy – Riemann
f'(z o ) u x (x o ,y o )
iv x (x o ,y o )
Jika persamaan C-R tidak dipenuhi di (xo,yo ) maka
f(z) = u(x,y) + i v(x,y) tidak terdifferensial di zo = xo + i
yo
Contoh 3.2.1
106
Buktikan f(z) = |z|2 tidak terdifferensiasi di z
Bukti : f(z) = x 2 + y2
0
sehingga u(x,y) = x 2
v(x,y)
+ y2 = 0
Persamaan Cauchy – Riemann
u u
2x dan 2y
y
x 0 dan v 0
y
v
x 2x 0(1)
u. v
v. y
dan u v 2y 0(2) 107
y x
(1) dan (2) tidak dipenuhi jika x 0 atau y 0,
jadi pasti f tidak terdeferensial di z 0
Catat 108
Syarat C-R hanya syarat perlu untuk keterdifferensialan.
an :
Contoh 3.2.2
x 3(1 y 3(1
Buktikan
fungsi i) i) y 2
dan f(z)f(0)
= = 0, tidak terdifferensial di 0, memenuhi C -
2
x
BuktiR: x 3
y 3
u= 2 dengan u(0,0) =
y
x2 0
x 3 y3 dengan v(0,0) =
v= 0
x2 y2 u(x,0)
ux(0,0) lim =1
x u(0,0) x
= o
lim
u(0,y) u(0,0) = -
u y(0,0) = y y
o 1
v(x,0)
vx(0,0) lim =1 109
x o v(0,0) x
=
v(0,y)
v(0,0) =
= ylim
v y(0,0) y
o 1
Jadi persamaan Cauchy – Riemann terpenuhi
Tetapi lim
f(z) f(0) lim0
x 3
(1 i) y3(1
z z 0 (x 2 y 2 )(x iy)
i) z
Untuk z 0
3
Sepanjang garis real y = lim x (1 i)
x 3
=1+i
0 o x
Sepanjang garis real y = lim
x o
2i
2(1 i) x 3
110
i
= 1
x
x3 i
Bukti :
u(x,y) = e x cos y ux (x,y) = e x cos y
ada dan
uy(x,y) = -e x sin
kontinu di
v(x,y) = e x sin y y vx (x,y) = e x sin setiap (x,y) ℂ
y vy(x,y) =
e x cos y
Berdasarkan persamaan C-R :
114
ux = vy dan uy = -vx dipenuhi di (x,y) ℂ, dan ada kitar
dimana keenam fungsi kontinu dan C-R dipenuhi di (x,y).
Jadi f’(z) ada z ℂ.
Dan f’(z) = ux (x,y) + i vx (x,y)
= e x cos y + i e x sin y
3.3 Syarat C-R Pada Koordinat Kutub
115
Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) dapat diilustrasikan
dalam koordinat kartesius maka dengan menggunakan
hubungan x = r dan y = r sin ,
cos
z = r cos + i sin diperoleh
f(z) = )+i , )sehingga
dalam sistem koordinat kutub
u(r, v(r,
Teoreama 116
Jika f(z) = u(r, ) + i v(r, ) terdiferensial dan kontinu
3.3.1
pada suatu kitar (r , ) dan jika dalam kitar
o o
dc
1. dz 0,
d(z) 1
dz
2.
d cf'(z)
dz
cf(z)
d f(z) g(z) f'(z) g'(z)
3. dx
d f(z)g(z) f'(z)g(z) f(z)g'(z)
4. dx
f'(z)g(z) f(z)g'(z)
d
5. dx
f(z)
g(z) 2
g(z)
dz n 120
6. dz nzn 1
7. Jika h(z) g[f(z)] maka h'(z) g'[f(z)]f'(z)
biasa disebut dengan komposisi (aturanrantai)
dw dw . d
dz d dz
3.5 Fungsi 121
Analitik
Definisi
3.5.1 r
zo
f diferensiable
sedemikian,
Fungsi hinggasetiap z ℂ dinamakan
analitik untuk f’(z)fungsi
ada
utuh
untuk setiap z N(zo,r)
(persekitaran zo )
Contoh 3.5.1 122
1. 1
z analitik kecuali di z =
f(z) = = x 3 + iy3
2. f(z) 0
diperoleh : u = x 3 ; v = y3
sehingga
ux = 3x 2 ; vx = 0 ; uy = 0 ; vy = 3y2
dengan menggunakan persamaan C-R :
3x2 = 3y2 y = x dan vx = uy = 0
persamaan C-R dipenuhi dan kontinu
digaris y =
x
berarti f’(z) ada hanya di y = x
Jadi f(z) tidak analitik dimanapun karena tidak ada
Sifat sifat analitik 123
Misalnya f dan g analitik
o
pada
f
D, maka :
g merupakan fungsi analitik
o fg merupakan fungsi analitik
o f/g merupakan fungsi analitik dengan g 0
o h=g∘f merupakan fungsi analitik
o berlakuf z
aturan f' z yaitu :
L’hospital , dengan g(z) 0
zlim g z
zo g'(z) 0 g' z
3.6 Titik Singular
124
Definisi 3.6.1
Titik z1 disebut titik singular dari f jika f tidak analitik di
z1 tetapi untuk setiap kitar dari z1 memuat paling sedikit
satu titik dimana f analitik.
Jenis kesingularan f(z) atau titik singular antara lain :
125
1. Titik singular terisolasi
Titik zo dinamakan titik singular terisolasi dari f(z) jika
terdapat 0 demikian sehingga lingkaran |z –
zo | =
hanya melingkari titik singular lainnya. Jika
seperti itu tidak ada, maka z = zo disebut titik singular
tidak terisolasi.
2. Titik Pole 126
Titik z = z disebut titik pole tingkat n, jika berlaku
(titik
lim (z
kutub)o
z ) f(z) A 0 .
o
n
z zo
Jika n = 1, zo disebut sebagai titik pole sederhana.
3. Titik Cabang
Dari fungsi bernilai banyak dapat menjadi titik singular.