Anda di halaman 1dari 134

ANALISA VARIABEL

KOMPLEKS

Oleh:
Gaung Pradana, M.Pd.

1
BAB I
BILANGAN
KOMPLEKS
Dengan memiliki sistem bilangan real ℝ saja kita
tidak dapat menyelesaikan persamaan x2 +1=0. Jadi
disamping bilangan real kita perlu bilangan jenis
baru. Bilangan jenis baru ini dinamakan bilangan
imajiner atau bilangan kompleks.

2
BILANGAN KOMPLEKS DAN OPERASINYA

Definisi 1
Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk:
a + bi atau a + ib, a dan b bilangan real dan i2 = –1.

Notasi
Bilangan kompleks dinyatakan dengan huruf z,
sedang huruf x dan y menyatakan bilangan real. Jika
z = x + iy menyatakan sembarang bilangan
kompleks, maka x dinamakan bagian real dan y
bagian imajiner dari z. Bagian real dan bagian
imaginer dari bilangan kompleks z biasanya
dinyatakan dengan Re(z) dan Im(z).

3
OPERASI HITUNG PADA BILANGAN KOMPLEKS

DEFINISI 2
Bilangan kompleks z1=x1+iy1 dan bilangan kompleks
z2=x2+iy2 dikatakan sama, z1=z2, jika dan hanya jika
x1=x2 dan y1=y2.

DEFINISI 3
Untuk bilangan kompleks z 1=x1+iy1 dan
z 2=x2+iy2 jumlah dan hasilkali mereka berturut-
turut didefinisikan sbb:
z 1+z2 = (x 1+x2) + i(y1+y2)
z1 • z2 = (x1 x2 –y1y2) + i(x1y2+x2y1)
4
Himpunan semua bilangan
kompleks diberi
Jika Im(z)=0 maka bilangan kompleks z menjadi
bilangan real x, sehingga bilangan real adalah keadaan
notasi ℂbilangan
khusus dari Jadikompleks,
ℂ = {ℝ⊂ℂ
sehingga z |. Jika
z
Re(z)=0 dan Im(z)≠0, maka z menjadi iy dan
= x + iy,bilangan
dinamakan x∈ℝ, y∈ℝ
imajiner murni}.
. Bilangan imajiner
murni dengan y=0, yakni bilanga i, dinamakan satuan
imajiner.

5
Sifat-sifat lapangan bilangan
kompleks
Himpunan semua bilangan
kompleks
1. z +z ∈ℂ
1 2 danbersama operasi
z •z ∈ℂ . (sifat tertutup)
1 2

penjumlahan
2. z +z = z +z dan z dan
1 2 2 1 perkalian
•z = z •z 1 (ℂ ,
(sifat komutatif)
2 2 1
3. (z +z )+z = z +(z +z ) dan (z •z ) •z = z •(z •z )
+,•)(sifatmembentuk
1 2
assosiatif)
3
sebuah lapangan
1 2 3 1 2 3 1 2 3

(5.field ). Adapun
2 3
sifat-sifat
1
Ada 0=0+i0∈ℂ , sehingga z+0=z
2
lapangan
4. z •(z +z )=(z •z )+(z •z ) (sifat distribtif)
1 1
(0 elemen
3

yang berlaku pada bilangan


netral penjumlahan)

kompleks z ,z dan z adalah sebagai berikut:


1 2 3
6
6. Ada 1=1+i0∈ℂ , sehingga z•1=z (1elemen netral
perkalian
7. Untuk setiap z=x+iy ℂ, ada –
z=–x–iy) sehingga z+(–z)=0
8. Untuk setiap z=x+iy ℂ, ada z-
1=sehingga z•z-1=1.

Tugas: Buktikan sifat-sifat 1 – 8 menggunakan


definsi
yang telah diberikan.

7
Contoh soal:

1. Jika z1=x1+iy1 dan z2=x2+iy2,


buktikan bahwa: z 1 – z 2= (x 1 – x 2)+i(y1 – y2)
2. Diketahui: z1=2+3i dan z2=5–i.
z
tentukan z1 + z 2 , z1 – z2 , z 1 z 2 , dan z 21

8
Kompleks Sekawan
Jika z = x + iy bilangan kompleks, maka
bilangan kompleks sekawan dari z ditulis z ,
didefinisikan sebagai = (x,–y) = x – iy.

Contoh:
sekawan dari 3 + 2i adalah 3 – 2i , dan
sekawan dari 5i adalah –5i.

Operasi aljabar bilangan kompleks sekawan di dalam


himpunan bilangan kompleks memenuhi sifat-sifat
berikut :

9
Teorema 1 :

a. Jika z bilangan kompleks, maka :


z
1. z
z 2Re(z)
2. z z 2Im(z)
3.
4. zz z R e(z) 2
Im(z) 2

10
b. Jika z 1 , z2 bilangan kompleks , maka :
1. z1 z 2 z1 z 2
2. z1 z 2 z1 z 2
3. z1 z 2 z1 z 2
4. z1 , dengan z2≠0.
z2

z1

z2

11
Interpretasi Geometris Bilangan Kompleks
Karena z = x + iy dapat dinyatakan sebagai z= (x,y),
merupakan pasangan terurut bilangan real, maka z
dapat digambarkan secara geometri dalam koordinat
Kartesius sebagai sebuah titik (x,y). Pemberian nama
untuk sumbu x diubah menjadi sumbu Real dan
sumbu y diubah menjadi sumbu Imajiner. Bidang
kompleks tersebut di beri nama bidang Argand atau
bidang z. Jika kita hubungkan titik asal (0,0) dengan
titik (x,y), maka terbentuk vektor; sehingga bilangan
kompleks z = x+iy = (x,y) dapat dipandang sebagai
vektor z. Arti geometris dari penjumlahan dan
pengurangan bilangan kompleks dapat dilihat pada
gambar berikut.

12
Im

z(x,y)

z
Bidang Argan

O Re

13
Im
z1 z2

z1

z2
O Re

14
Im

z2
z
1

O Re
z1 z2
z2

15
Tugas :
Diketahui z 1 = 2 + 3i dan z2 = 5 – i. Gambarkan pada
bidang kompleks (bidang argand), z 1, z 2, z 1+ z 2, z 1-
z 2,
z1, z 2 , z1 z 2 , z1 z 2

16
Modulus (Nilai Mutlak) dari
Bilangan Kompleks
Definisi 4 :
Jika z = x+iy = (x,y) bilangan kompleks,
maka
modulus dari z, ditulis z = x+iy x 2 y2
=
Arti geometri dari modulus z adalah merupakan jarak
dari titik O(0,0) ke z = (x,y). Akibatnya, jarak antara
dua bilangan kompleks z 1 =x1+iy1 dan z 2 = x 2+iy2
adalah (x 1 x2 )2 (y1 y 2 ) 2

17
Selanjutnya apabila z1 =x1+iy1 dan r real positif,

maka z – z1 = r merupakan lingkaran yang berpusat

di titik z1 dengan jari-jari r.


Bagaimanakah dengan z – z 1 < r dan z – z1 > r
Gambarkanlah pada bidang z.

18
Teorema 2 :
A. Jika z bilangan kompleks, maka berlaku :
1. z 2 Re(z) 2
Im(z) 2
2. z z

3. z2 z
R e(z)
Im(z)
z
4. z
R e(z)
5. z Im(z)

19
B. Jika z 1 , z2 bilangan kompleks, maka berlaku :
1. z1 z 2 z1 z 2
z1 z 1
2. z
2 z2
3. z1 z 2 z1 z2
4. z1 z 2 z1 z2
z1 z2
5. z1 z2

Tugas : Buktikanlah teorema A di atas dengan


memisalkan z = x+iy, kemudian berdasarkan hasil
A, buktikan juga teorema B !

20
1. Bukti:
z1 z 2 z1 z 2
z1 z 2 (x 1 iy1) (x 2 iy 2 )
(x1x 2 y1y 2 ) x2 y1 )
(x11yx22
i(x y1y2)2 (x1y2 x2y1)2
x 2x 2 y 2y 2
1 2 1 2x1x 2 y1y 2 x 21y 22 x 22y 21 2x1x 2 y1y 2
(x 2 2y 2 ) (x 2 y 2 )
1 1 2
2
(x 12 y2 ) (x 22 y22 )
1

z1

z2

z1 z 2 z1 z 2
21
2. Bukti:
z1 x1 iy1 x 2 iy 2
z 2 x 2 iy 2 x 2 iy 2
x1x2 y1y2 x y x 1y 2
i 2 1
x 22 y22 x 22 y 22
2 2
x 1x 2 y1y2 x 2 y1 x1y2
x 22 y22 x 22 y22

x 21 x 22 y 21y 22 2x1x 2 y1y 2 x 22y 21 x 21 y 22 2x 1x 2y1y 2


(x 22 y 22) 2
(x 2 y 2 ) (x 2 y2 )
1 1 2
2
(x 22 y 22) (x22 y22 )

x 21 y12 z1
terbukti.
z2
x 22 y 22 22
3. Bukti: z1 z 2 z1 z2
23
0 (x1 y2 x2 y1 ) 2

0 x 21 y 22 x 22y 21 2x 1x 2 y1y 2
2x1 x2 y1 y2 x 21 y 22 x 22y 21
x 21 x 22 y12 y 22 2x 1x 2 y1y 2 x 21 x 22 y 21y 22 x 21 y 22 x 22y 21
(x 1 x 2 y 1 y2 )2 (x12 y12 )(x22 y22 )
2(x1x2 y1y2) 2 (x12 y12 )(x22 y22 )
x 21 2x 1x 2 x22 y12 2y1y 2 y 22
2 2 2
x 2
1 y 2
1 2 (x1 y 1 )(x 2 y22 ) x 22 y22
2
(x1 x2 )2 (y1 y2 )2 x 21 y12 x22 y 22

(x 1 x2 )2 (y1 y 2 ) 2 x 21 y12 x22 y22


z1 z 2 z1 z 2
terbukti
4. z1 z2 z1 z2
24
Bukt z 1 z1 z2 z2
z1 z2 z2
i: z z z1 z2
1 2

z1 z2 z1 z2
Bentuk Kutub (Polar) dan Eksponen dari Bilangan
25
Kompleks
Selain dinyatakan dalam bentuk z = x+iy = (x,y),
bilangan kompleks z dapat dinyatakan pula dalam
bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r, ).

Im z (x, y) (r, )

z
r

O Re
Adapun hubungan antara keduanya, ( x, y ) dan (r, ) 26
adalah :
x = r cos , y = r sin ,
sehingga = arc y
x
tan
adalah sudut antara sumbu x positif dengan oz

didapat juga r z
x2 y2
Jadi, bentuk kutub bilangan kompleks z adalah
z = (r, ) = r(cos + i sin ) = r cis .
dan sekawan dari z adalah = (r, - ) = r(cos - i sin ).
27
Definisi 5 :
Pada bilangan kompleks z = (r, ) = r(cos + i
sin ), sudut disebut argument dari z, ditulis
arg z. Sudut dengan 0 < 2 atau - <
disebut argument utama dari z, ditulis
= Arg z. Pembatasan untuk sudut
tersebut dipakai salah satu saja.

Definisi 6 :
Dua bilangan kompleks z 1 = r1(cos 1 + i sin 1)
dan z2 = r2(cos 2 + i sin 2 ) dikatakan sama, jika r1 =
r2, dan 1 = 2 .
28
Selain penulisan bilangan kompleks z = (x , y) = (r, )
= r(cos + i sin ) = r cis , maka anda dapat
menuliskan z dalam rumus Euler (eksponen), yaitu z =
rei , dan sekawannya adalah re-i .

Tugas: Buktikan bahwa ei = cos + i sin ,


dengan menggunakan deret MacLaurin untuk
cos , sin dan et dengan mengganti t = i .
29
Contoh :
Nyatakan bilangan kompleks z =
1 + i dalam bentuk polar dan
eksponen !
Contoh : 30
Nyatakan bilangan kompleks z =
1 + i dalam bentuk polar dan
eksponen !

Jawab :
z = 1 + i, r = 2 , tan = 1, = 45⁰= 4
Jadi z = 2 (cos 1 + isehingga
sin 1
1 2
1 )= 2 cis 4 i
4 e 4

4
=
Pangkat dan Akar dari Bilangan Kompleks 31
Perkalian dan Pemangkatan
Telah kita ketahui bahwa bilangan kompleks dalam
bentuk kutub adalah z = r(cos + i sin ).
Jika z 1 = r1(cos 1 + i sin 1) & z 2 = r2(cos 2 + i sin
2), maka kita peroleh hasil perkalian keduanya
sebagai berikut :
z1 z2 = [r1(cos 1 + i sin 1)][r2(cos 2 + i sin 2)]
z1 z2 = r1 r2 [(cos 1 cos - sin 1sin
2 2 )+
i (sin 1 cos 2 + cos 2)]

1 sin
z1 z2 = r1 r2 [cos ( 1 + 2 ) + i sin ( 1 + 2 )]
Dari hasil perkalian tersebut diperoleh: 32
arg(z1 z 2) = 1 + 2 = arg z 1+ arg z 2

Pertanyaan :
Bagaimanakah jika kita perkalikan z1 z2 . . . zn dan
z z z z … z = zn ?
Jika diketahui:
33
z 1 = r1(cos 1 + i 1)
z 2 = r2(cos 2 + i sin
sin 2)


z n = rn(cos n + i sin n ), untuk n asli,
maka secara induksi matematika, diperoleh rumus
perkalian z 1 z 2 … z n = r1 r2 … r n[cos ( 1 + 2+…+ n) +
i sin ( 1 + 2 +…+ n)] .

Akibatnya jika, z = r(cos + i sin ) maka


zn = rn (cos n + i sin n ).
. . . . . . . . . .1

Khusus untuk r = 1, disebut Dalil De-Moivre


(cos + i sin )n = cos n + i sin n , n asli.
Pembagian: 34
Sedangkan pembagian z1 dan z2 adalah sebagai
z1 1 isin 1)
berikut:
r1(cos 2 isin 2 )
z 2 r2(cos
Setelah pembilang dan penyebut dikalikan dengan

sekawan penyebut, yaitu r2 (cos 2 - i sin 2 ), maka

r1 [cos ( - ) + i sin ( - )]
diperoleh : zz1
2
1 2 1 2

Dari rumus di
r2 atas diperoleh:
z1
arg 1 - 2 =
arg z 1 – arg z 2.
z2
Akibat lain jika z = + i sin ),
35
r(cos
maka: 1 1
cos( ) isin( )
z r
Untuk: 1 .
n1 z n
r cosn isinn
Setelah pembilang dan penyebut dikalikan sekawan
penyebut, maka didapat :

1 1 cos( n )
.......2
isin( n ) zn rn
Dari 1 dan 2 diperoleh: 36

zn
Dalil De-Moivre
rn cos(n ) isin(n ) ,
berlaku untuk semua n bilangan bulat.
Contoh:
6 37
Hitunglah : 3
i
Jawab :
Misalkan z 3 i,
r maka z

tan 3 1 1 2
3
karena z di kuadran IV, maka dipilih 30o
jadi 3 i 2 cos 30o isin 30o
6 6
3 i 2 cos 180o isin 180o
2 6 ( 1 0)

2 6
Akar Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks z adalah akar 38
pangkat n dari 1

bilangan kompleks w, jika z n = w, dan ditulis


wn .
zJika z = (cos +i sin ) akar pangkat n dari
bilangan kompleks w = r(cos +i sin ), maka dari z n
=w
diperoleh n(cosn +i sinn ) = r(cos +i sin
),
:
n = r dan n = +2k , k bulat.
sehingga
1 2k
Akibatnya rn n
dan

Jadi . . .
Jadi, akar pangkat n dari bilangan kompleks 39
w = r(cos +i sin ) adalah:
1
z = rn 2k ) + i sin )],
n 2k
[cos( (
k bulat dan n bilangan asli. n
Dari persamaan z n = w, ada n buah akar
berbeda
yang memenuhi persamaan itu.
Untuk mempermudah dipilih k = 0,1,2,3,…,(n-1);
0 n < 2 , sehingga diperoleh z1 ,z 2,z 3, … , z n
2k
sebagai akar ke-n dari z.
Contoh :
40
Hitunglah (-81)1/4
Jawab :
Misalkan z = (-81)1/4, berarti harus dicari penyelesaian
persamaan z 4 = -81.
Tulis z = (cos +i sin ) dan –81 = 81(cos1800+i sin1800),
sehingga 4 (cos4 +i sin4 ) = 81(cos1800+i sin1800),
diperoleh 4 = 81, atau = 3 2k
4 .
dan
Jadi z = 3[cos( 2k )+i sin( 2k )]
4 4
Keempat akar yang dicari dapat diperoleh dengan
mensubstitusi k = 0,1,2,3 ke persamaan terakhir.
Latihan Soal Bab I 41
1. Buktikan Teorema 1 dengan
memisalkan z = (x,y) = x + iy.
2. Diketahui z 1 = 6 + 5i dan z 2 = 8 – i.
Tentukan z 1 + z 2, z 1 - z 2 , z 1z 2, dan z 1 / z 2
3. Jika z = -1-i, buktikan z 2 + 2z + 2 = 0.
4. Cari bilangan kompleks z yang
memenuhi
sifat: a. z-1 = z b. z z
dan
5. Buktikan untuk setiap z bilangan kompleks

berlaku : z 1. z 2 + z 1.z 2 = 2R e (z 1.z 2 )


6. Hitung jarak antara z 1 = 2 + 3i dan z 2 = 5 –
i.
7. Gambarkan pada diagram argand dan 42
sebutkan nama kurva yang terjadi :
a. z – 5 = 6 dan z – 5 > 6
b. z+i = z–i
c. 1 < z–i <3
8. Nyatakan bilangan kompleks z = 2 -2i
dalam bentuk polar dan eksponen !
9. Hitunglah (-2+2i)15
10. Tentukan himpunan penyelesaian dari : z3-
i=0
BAB II
43
FUNGSI , LIMIT DAN KEKONTINUAN

Sebelum dibahas mengenai fungsi kompleks,


maka perlu dipelajari konsep-konsep topologi yang
akan digunakan pada fungsi kompleks.

Konsep-Konsep Topologi Pada Fungsi


Kompleks
Himpunan pada pembahasan ini adalah koleksi
atau kumpulan titik-titik pada bidang Z. Dianggap
anda telah memahami operasi pada himpunan yaitu
gabungan, irisan, penjumlahan dan pengurangan
beserta sifat-sifatnya.
1. Lingkungan/persekitaran
44
a. Persekitaran zo adalah himpunan semua titik z yang
terletak di dalam lingkaran yang berpusat di zo ,
berjari-jari r, r > 0. Ditulis N(zo,r) atau z
– zo <
r.
b. Persekitaran tanpa zo adalah himpunan semua
titik
z zo yang terletak di dalam lingkaran yang
berpusat di zo , berjari-jari r, r > 0. Ditulis N*(zo,r)
atau
0< z – z o < r.
Contoh :
a. N(i,1) atau z – i < 1, lihat pada gambar 45
1
b. N*(O,a) atau 0< z – O < a, lihat pada
gambar
Im 2 Im

2i
a
i O Re

Re
O

gambar 1 gambar 2
2. Komplemen
46
Andaikan S suatu himpunan. Komplemen dari S
ditulis Sc ,merupakan himpunan semua titik
pada bidang Z yang tidak termasuk di S.

Contoh :
Gambarkan !
A = { z | Im z< 1}, maka Ac = { z | Im z 1}.
B ={ z | 2<z<4}, maka B c = { z | z 2 atau z
4}.
A = { z | Im z< 1}, maka Ac = { z | Im z 1}. 47
B ={ z | 2<z<4}, maka B c = { z | z 2 atau z 4}.
Im Im

c Bc
A 4
1
A B
Re 2
O

O 2 4 Re
3. Titik limit
48
Titik zo disebut titik limit dari himpunan S jika untuk
setiap N*(z o, ) maka N*(zo, ) S . Jika z o ∈ S
dan zo bukan titik limit, maka zo disebut titik terasing.
3. Titik limit
49
Titik zo disebut titik limit dari himpunan S jika untuk
setiap N*(z o, ) maka N*(zo, ) S . Jika z o ∈ S
dan zo bukan titik limit, maka zo disebut titik terasing.

4. Titik batas
Titik zo disebut titik batas dari himpunan S jika untuk
setiap N*(zo, ) memuat suatu titik di S dan
memuat suatu titik yang tidak di S.
3. Titik limit
50
Titik zo disebut titik limit dari himpunan S jika untuk
setiap N*(z o, ) maka N*(zo, ) S . Jika z o ∈ S
dan zo bukan titik limit, maka zo disebut titik terasing.

4. Titik batas
Titik zo disebut titik batas dari himpunan S jika untuk
setiap N*(zo, ) memuat suatu titik di S dan
memuat suatu titik yang tidak di S.

5. Batas dari himpunan S


adalah himpunan semua titik batas dari S.
6. Interior dan Eksterior
51
Titik zo disebut interior dari himpunan S jika ada
N(zo, ) sehingga N(zo, ) S. Titik yang bukan
titik interior atau bukan titik batas disebut titik
eksterior.
6. Interior dan Eksterior
52
Titik zo disebut interior dari himpunan S jika ada
N(zo, ) sehingga N(zo, ) S. Titik yang bukan
titik interior atau bukan titik batas disebut titik
eksterior.

7. Himpunan Terbuka
Himpunan S disebut himpunan terbuka jika
semua anggota S adalah titik interior S.
6. Interior dan Eksterior
53
Titik zo disebut interior dari himpunan S jika ada
N(zo, ) sehingga N(zo, ) S. Titik yang bukan
titik interior atau bukan titik batas disebut titik
eksterior.

7. Himpunan Terbuka
Himpunan S disebut himpunan terbuka jika
semua anggota S adalah titik interior S.

8. Himpunan Tertutup
Himpunan S disebut himpunan tertutup jika S
memuat semua titik limitnya.
9. Himpunan Terhubung
54
Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap
dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis
yang seluruhnya terletak di S.
9. Himpunan Terhubung
55
Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap
dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis
yang seluruhnya terletak di S.

10. Daerah domain


Himpunan terbuka S yang terhubung disebut daerah
domain.
9. Himpunan Terhubung
56
Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap
dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis
yang seluruhnya terletak di S.

10. Daerah domain


Himpunan terbuka S yang terhubung disebut daerah
domain.

11. Daerah Tertutup


Daerah tertutup S adalah daerah terbuka
digabung dengan batasnya.
12. Penutup dari himpunan S 57
adalah himpunan S digabung dengan titik limitnya.
Contoh :
58
1. Diberikan A = { z / |z|<1}, maka:
Im

1
A Re
1 1
1

A adalah himpunan terbuka dan terhubung.


Batas dari A adalah { z / |z|=1}.
Penutup dari A adalah { z / |z| 1}.
2. Diberikan B = { z / |z|<1} U {(0,1)}, maka:
59
Im

1
B Re
1 1
1

B adalah bukan himpunan terbuka dan juga bukan


himpunan tertutup.
Titik-titik limit dari B adalah { z / |z| 1}.
3. Diberikan C = { z / | 2}, maka: 60
z| Im

2
1
Re
2 1 1 2
1

Titik-titik interior C adalah { z / |z|


<2}.
Fungsi Kompleks
61
Definisi :
Misalkan D himpunan titik pada bidang Z.
Fungsi kompleks f adalah aturan
memasangkan
suatu yangsatu dan
setiap titik z anggota D dengan
hanya satu titik w pada bidang W, yaitu (z,w).
Fungsi tersebut ditulis w = f(z).
Himpunan D disebut daerah asal (domain) dari f, ditulis
Df dan f(z) disebut nilai dari f atau peta dari z oleh f.
Range atau daerah hasil (jelajah) dari f ditulis R f , yaitu
himpunan f(z) untuk setiap z anggota D.
f 62
Im(z) Im(w)

w f(z)
R e(z) R e(w)

Bidang Z Bidang W
Contoh :
a) w=z+1–
63
i
b) w = 4 + 2i
c) w = z 2 – 5z
3 z
f(z) = 2z
d) 1

Contoh a,b,c adalah fungsi kompleks dengan domain


semua titik pada bidang Z.
Contoh d adalah fungsi kompleks dengan domain
1
semua titik pada bidang Z , kecuali z 2
=
64
Jika z = x + iy, maka fungsi w =
f(z) dapat diuraikan menjadi w
= u(x,y) + iv(x,y) yang berarti
Apabila z = r(cos + i sin ), maka w = u(r, ) + iv(r, ).

Re(w) dan Im(w) masing-


masing merupakan fungsi
dengan dua variabel real x dan
y.
Cont
Tuliskan f(z) = 2z 2 – i dalam bentuk u dan
65
voh
! :
Contoh : 66
Tuliskan f(z) = 2z 2 – i dalam bentuk u dan
v!

Jawab :
Misal z = x + iy,
maka fungsi w = f(z) = 2z 2 – i
= 2(x + iy ) 2 – i
= 2(x 2+2xyi-y2) – i
= 2(x 2-y2) + i(2xy-1).
Jadi u = 2(x2-y2) dan v = 2xy-1.
67
Jika z = r(cos
+ i sin ).
Tentukan f(z)
=z 2 +i
68
Jika z = r(cos
+ i sin ).
Jawab
Tentukan
f(z) = z + i f(z)
2

= [r (cos +i
=z 2 +sin
i )] 2 +
= r [cos - sin + 2isin cos ] +
2 2 2
i
i
= r2 (cos2 - sin2 ) + r2isin2 + i
= r2 (cos2 - 2sin2 ) +(1+r22sin2 )i
berarti u = r (cos2 - sin ) dan v = 1+r2sin2 ) .
Komposisi Fungsi 69

Diberikan fungsi f(z) dengan


‣ Jika R D , maka ada fungsi komposisi (g⃘f)
domain D dan fungsi g(z) dengan domain D .
f g
(z) f g

= g (f (z)), dengan
f domain Df.
g
g f(z)
z f
(z) (g∘f)
(z)

g∘
f
‣ Jika R g Df ⃘ 70
, maka ada fungsi komposisi (fg)
(z)
= f (g (z)), dengan
g domain Dg.
f
f g(z)
z g(z
) (f ∘ g)
(z)

f∘g

o Tidak berlaku hukum komutatif pada (g⃘f)


(z) dan

(f g)(z).
Contoh : 71
Misal: f(z) = 3z – i dan g(z) = z 2 + z –1 + i

‣ Jika R f Dg ,
maka (g⃘f) (z) = g (f (z))
= g(3z – i)
= (3z – i)2
+ (3z – i)
–1 + i
= 9z2 –
6iz – 1 +
3z – i – 1
+i
= 9z2
‣ Jika R g Df , 72
maka (f⃘g) (z) = f (g (z))
= f(z 2 + z –1 + i)
= 3z2 + 3z – 3 + 3i – i

Karena 9z2 – 3z – 2 – 6iz ≠ 3z 2 + 3z – 3 +


3i –i
Jadi (g⃘f) (z) ⃘
(fg)(z) atau

(g⃘f) (fg), (tidak
komutatif)
Interpretasi Geometris
73
Untuk setiap variabel bebas z = x + iy anggota
domain ada satu dan hanya satu variabel tak bebas
w = u + iv yang terletak pada suatu bidang
kompleks. Masing-masing variabel terletak pada
suatu bidang kompleks, z pada bidang Z dan w
pada bidang W. Karena pasangan (z,w)
mengandung 4 dimensi, maka kita tidak dapat
menggambarkannya pada satu sistem. Tetapi kita
dapat melihat gambaran dari w = f(z). Caranya
dengan memandang fungsi f tersebut sebagai
pemetaan (transformasi) dari titik di bidang Z ke titik
di bidang W dengan aturan f. Untuk suatu titik z
maka f(z) disebut peta dari z.
Contoh 1 :
74
Diketahui fungsi w = 2z – 1 + i. Untuk setiap variabel
bebas z = x + iy didapat nilai w = (2x – 1) + (2y +
1)i. Misalnya untuk z 1 = 1 + i , dan z2 = 2 – 3i ,
berturut- turut diperoleh : w1 = 1 + 3i , dan w2 = 3 –
5i. Gambar dari z 1, z 2, w1 , dan w2 dapat dilihat di
Y
bawah ini V
bidang Z bidang W
3 w1
1 z1
O X O 1
1 2 3 U

3 z2
5 w2
Contoh 2 : 75
Diketahui fungsi w = z 2.
Dengan menggunakan z = r (cos +i sin ),
maka diperoleh w = z2 = r2 (cos2 +i sin2
).
Jika sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r pada
bidang Z, maka dapat dipetakan ke bidang W
menjadi 0sebuah
Daerah arg zlingkaran pusat
dipetakan O berjari-jari
menjadi daerah r22 .
0 arg w .

Gambar keduanya dapat dilihat di bawah ini.


76

bidang W

bidan
g Zr r2

2
Limit
K
Diketahui daerah D pada bidang 77
Z dan titik zo terletak di dalam D D z
atau pada batas D. Misalkan
fungsi w = f(z) terdefinisi pada zo
D, kecuali di zo .
N * (z o,
Apabila titik z bergerak mendekati ) bidang
titik zo melalui setiap lengkungan
sebarang K dan mengakibatkan Z
nilai f(z) bergerak mendekati D
f(z)
suatu nilai tertentu, yaitu wo pada
wo
bidang W, maka dikatakan limit
f(z) adalah wo untuk z mendekati
zo , ditulis : lim f(z) N(w o,
wo
z zo ) bidang
W
Definisi : 78
Misalkan fungsi w = f(z)
terdefinisi pada daerah
setiap > 0, terdapat > 0 sedemikian
D,
kecuali
|f(z) – w |< di
hingga
o
z (titik0 <|z
, apabila
o z di–dalam
o z |< D atau pada
o
batas D). limit
, ditulis: lim f(z)
f(z)adalah
wo wo untuk z mendekati z o ,
jika untuk z z o
Perlu diperhatikan bahwa : 79
1. Titik zo adalah titik limit domain fungsi f.
2. Titik z menuju zo melalui sebarang lengkungan K,
artinya z menuju zo dari segala arah.
3. Apabila z menuju zo melalui dua lengkungan yang
berbeda, mengakibatkan f(z) menuju dua nilai yang
berbeda, maka limit fungsi f tersebut tidak ada
untuk z mendekati zo .
Conto 2z 2 3z 2
5
80
Buktikan bahwa : z 2
hlim1 : z 2
Contoh 1 :
2z 2 3z 2 81
Buktikan bahwa :
5
z 2 z 2
lim
Bukti:
Misalkan diberikan > 0, kita akan
bilangan mencari
2
> 0 sedemikian,
| 2z 3z
sehingga:
0 |z 2 5 , untuk z 2
2
| |
z
Lihat bagian sebelah kanan
2
Dari persamaan kanan diperoleh: 82
| 2z 2
3z
5 |
(2z 1)(z 2) 5
2 (z 2)
| (2z |
z |

2 1

5)(z
2) |
(z 2)
| 2(z

2) |
|z
Bukti
Jika diberikan > 0 , maka terdapat
83
, sehingga
Formal
untuk z 2,: diperoleh 2
2z 2 3z
|
0 |z 2 5|
2
|
z
|
(2z 1)(z 2) 5
(z 2)
2 2) | |
|
2(z
2z 2 3z
| 2
Jadi 5 |z 2
2 apabila 0 2
| |
z
3z 2
Terbukti 2z 2 5
lim z 2
2z 2
Teorema Limit : 84
Teorema 1 :
Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju zo ,
maka nilai limitnya tunggal.
Teorema Limit : 85
Teorema 1 :
Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju zo ,
maka nilai limitnya tunggal.
Bukti:
Misal limitnya w1 dan w2 , maka
f(z) w1 w1 f(z)
2
f(z) w2

2
w1 w2 w1 f(z) f(z) w2
2 2
sehingga w1
f(z)f(z)
w 2 jadi w1 w2
Teorema 2 : 86
Misalkan z = (x,y) = x+iy dan
f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dengan
Maka lim f(z) x
iy jika dan hanya jika
domain D. Titik z
o
z z o
o
= (x ,y ) = x +iy di
o o o o o
lim u(x,y) lim v(x,y) y
batas D.x o dan
o
dalam Dz atau
zo z zo
Teorema 3 : 87
Misalkan fungsi f dan g limitnya ada.
lim f(z) = a dan lim g(z) = b, maka
1. lim (f(z) +g(z)) = a + b (untuk z → z o)
2. lim (f(z) . g(z)) = a . b (untuk z → z o)
3. lim (f(z) / g(z)) = a / b (untuk z → z o)

Tugas : Buktikan ketiga teorema limit tersebut !


Conto 1
88
2
h1: lim
z
i
z
z i

Hitun
glah
Conto 1
89
2
h1: lim
z
i
z
z i

Hitun
Jawab: 2 1 (z i)(z
lim z lim
glah z
i
z i z
i)i
z

z i
i
lim
2i (z i)
Conto 90
x2
h2:
Jika f(z) 2xy y 1i . Buktikan zlim0 f(z) tidak ada !
x2
y2
Conto 91
x2
h2:
Jika f(z) 2xy y 1i . Buktikan zlim0 f(z) tidak ada !
x2
Bukti :
y2
Kita tunjukkan bahwa untuk z menuju 0 di sepanjang
garis y = 0, maka
lim f(z) lim f(z) lim x2i 0 1
z 0 (x,0) (0,0) x 0
Sedangkan di sepanjang garis y =
x,
lim f(z) lim f(z) lim(1 x 2 i) 1 2
z 0 (x,x) (0,0) x 0
x 1
Dari 1 dan 2, terbukti
zlim0 f(z) tidak ada
Kekontinuan Fungsi 92
Definisi :
Misalkan fungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang Z
dan titik zo terletak pada interior D, fungsi f(z)
dikatakan kontinu di zo jika untuk z menuju zo ,
maka lim f(z) = f(zo).
Jadi, ada tiga syarat fungsi f(z) 93

kontinu
1. f(z di z , yaitu :
) ada
o o

2. lim f(z) ada


z zo

3. lim f(z) f(zo )


z zo

Fungsi f(z) dikatakan kontinu pada suatu daerah R,


jika f(z) kontinu pada setiap titik pada daerah R
tersebut.
Teorema 4 : 94
Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y), f(z) terdefinisi di setiap
titik pada daerah R, dan zo = xo+ i yo titik di dalam R,
maka fungsi f(z) kontinu di zo jika dan hanya jika
u(x,y) dan v(x,y) masing-masing kontinu di (xo ,yo ).
Teorema 5 : 95
Andaikan f(z) dan g(z) kontinu di z o , maka masing-
masing fungsi :
1. f(z) + g(z)
2. f(z) . g(z)
3. f(z) / g(z), g(z) 0
4. f(g(z)); f kontinu di g(zo),
kontinu di zo .
96
Conto
z2
h 1 :Fungsi f(z) z 2i
4,z
, apakah kontinu di 2i
= 2i
3 4z, z 2i
Jawab :
f(2i) = 3 + 4(2i) = 3 + 4i,
sedangkan untuk z mendekati 2i, lim f(z) = z +
2i,
sehingga lim f(z) f(2i)
z 2i
jadi f(z) diskontinu di z = 2i.
Contoh 2.
2 1 97
Dimanakah fungsi z kontinu ?
z2 3z 2
g(z)

Coba anda
Jawab : periksa bahwa g(z) diskontinu di z = 1
dan
z = 2. Jadi g(z) kontinu di z z 2
daerah
BAB III. 98
TURUNAN
3.1 Definisi Turunan
Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada daerah D dan
zo D.
f(z) f(zo )
Jika diketahui bahwa nilai lim z z ada, maka
z z o o

nilai limit ini dinamakan turunan atau derivatif fungsi f


di titik zo .
Dinotasikan : f’(zo)
⇛ Jika f’(z ) ada, maka f dikatakan terdifferensial99
o
atau
diferensiabeldi
z o . Dengan kata
f'(z o )
f
lim
f(z o
z) f(z o )
z 0 z 0 z
lain : lim z
⇛ Jika f terdifferensial di semua titik pada D, maka
f terdifferensial pada D

Contoh 3.1.1
Buktikan f(z) = z 2 terdifferensiasi diseluruh ℂ
Bukti : 100
Ditinjau sebarang
f'(z ) lim f(z) f(z )
titik z z z
o
o o
o

ℂ z
z 2 zo2
zlimzo zz z o
o
z o )(z z o )
(z
zlimzo z zo
2zo

Karena zo sebarang maka f(z) = z2


terdefferensial di seluruh ℂ
Teorema 3.1 101
Jika f fungsi kompleks dan f’(zo) ada,
maka f kontinu di zo

Bukti :
Bukti : 102
Diketahui f’(zo) ada
Akan dibuktikan f kontinu di zo atau lim f(z) f(z o )
z zo

lim (f(z) f(z) f(zo ) (z z o )


f(zo )) zlimz o
(z z o )
z zo
f(z) f(zo ) lim (z
zlimz (zo zo ) zo )
z z
f'(z) o

0
0
sehingga lim f(z) lim f(z ) f(z o )
z z o z z o o

dengan kata lain f kontinu di zo .


Contoh 3.1.2 103

Buktikan f(z) = |z| 2 kontinu di seluruh bidang


kompleks tetapi hanya terdifferensial di z = 0
Bukti :
f(z) = |z|2 = x2 + y2 u(x,y) = x 2 + y2
berarti dan v(x,y) = 0
u dan v kontinu di D, maka f(z) kontinu di D

2
f'(0) lim
f(z) f(0) | z |
z 0 z 0 zlim0 z

zz
zlim0 z
Jadi f(z)0 terdifferensial di z =
0
3.2 Syarat Chauchy-Riemann
104
Syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di
z o = x o + i yo adalah syarat Chauchy-Riemann,
yang
menghubungkan derivatif-derivatif parsial tingkat pertama
dari fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f.
Terema 3.2.1 (Syarat Chauchy- 105
Riemann
Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y)
terdifferensial
u
x
v di
y dan
zu= x o o +v i yo, maka u(x,y)
dan v(x,y) mempunyai derivatifyparsialx pertama di (xo,yo)
derivatif f di zo dapat dinyatakan dengan
dan di titik ini dipenuhi persamaan Cauchy – Riemann
f'(z o ) u x (x o ,y o )
iv x (x o ,y o )
Jika persamaan C-R tidak dipenuhi di (xo,yo ) maka
f(z) = u(x,y) + i v(x,y) tidak terdifferensial di zo = xo + i
yo
Contoh 3.2.1
106
Buktikan f(z) = |z|2 tidak terdifferensiasi di z
Bukti : f(z) = x 2 + y2
0
sehingga u(x,y) = x 2
v(x,y)
+ y2 = 0
Persamaan Cauchy – Riemann
u u
2x dan 2y
y
x 0 dan v 0
y
v
x 2x 0(1)
u. v
v. y
dan u v 2y 0(2) 107
y x
(1) dan (2) tidak dipenuhi jika x 0 atau y 0,
jadi pasti f tidak terdeferensial di z 0
Catat 108
Syarat C-R hanya syarat perlu untuk keterdifferensialan.
an :
Contoh 3.2.2
x 3(1 y 3(1
Buktikan
fungsi i) i) y 2
dan f(z)f(0)
= = 0, tidak terdifferensial di 0, memenuhi C -
2
x
BuktiR: x 3
y 3
u= 2 dengan u(0,0) =
y
x2 0
x 3 y3 dengan v(0,0) =
v= 0
x2 y2 u(x,0)
ux(0,0) lim =1
x u(0,0) x
= o
lim
u(0,y) u(0,0) = -
u y(0,0) = y y
o 1
v(x,0)
vx(0,0) lim =1 109
x o v(0,0) x
=
v(0,y)
v(0,0) =
= ylim
v y(0,0) y
o 1
Jadi persamaan Cauchy – Riemann terpenuhi

Tetapi lim
f(z) f(0) lim0
x 3
(1 i) y3(1
z z 0 (x 2 y 2 )(x iy)
i) z

Untuk z 0
3
Sepanjang garis real y = lim x (1 i)
x 3
=1+i
0 o x
Sepanjang garis real y = lim
x o
2i
2(1 i) x 3
110
i
= 1
x
x3 i

f(z) f(0) tidak ada


Jadi zlim z
o
sehingga f tidak terdifferensial di 0
meskipun persamaan C-R dipenuhi di (0,0)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
111
i. Syarat perlu
f(z) = u(x,y) + iv(x,y), zo = xo
+ i y u ,
f’(z) ada maka
o , ada di (x o , yo)
x u
y
x
berlaku C-R yaitu : v
u = v
u
dan ,
x y y =
dan f’(z0) = ux (x 0,y 0)v + i vx (x 0,y 0)
v
y
x
ii. Syarat cukup
112
u(x,y), v(x,y), u x (x,y), v x (x,y), uy (x,y), v y (x,y) kontinu
pada kitar zo = xo + i yo dan di (xo,yo ) dipenuhi C-R
maka f’(zo) ada
Contoh 3.2.3
113
Buktikan f(z) = e x (cos y + i sin y)
terdiferensial untuk setiap z dalam ℂ

Bukti :
u(x,y) = e x cos y ux (x,y) = e x cos y
ada dan
uy(x,y) = -e x sin
kontinu di
v(x,y) = e x sin y y vx (x,y) = e x sin setiap (x,y) ℂ
y vy(x,y) =
e x cos y
Berdasarkan persamaan C-R :
114
ux = vy dan uy = -vx dipenuhi di (x,y) ℂ, dan ada kitar
dimana keenam fungsi kontinu dan C-R dipenuhi di (x,y).
Jadi f’(z) ada z ℂ.
Dan f’(z) = ux (x,y) + i vx (x,y)
= e x cos y + i e x sin y
3.3 Syarat C-R Pada Koordinat Kutub
115
Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) dapat diilustrasikan
dalam koordinat kartesius maka dengan menggunakan
hubungan x = r dan y = r sin ,
cos
z = r cos + i sin diperoleh
f(z) = )+i , )sehingga
dalam sistem koordinat kutub
u(r, v(r,
Teoreama 116
Jika f(z) = u(r, ) + i v(r, ) terdiferensial dan kontinu
3.3.1
pada suatu kitar (r , ) dan jika dalam kitar
o o

tersebut ur, u , vr, v ada dan kontinu di (ro, o)


dan dipenuhi C-R yaitu:
v ,r 0
u=1 v dan 1 v
r r r
r
maka f’(z)== ada di z = z o dan
f’(z) = (cos o – i sin o ) [ur(ro, o ) + i vr(ro, o )]
Contoh 3.3.1
117
Diketahui f(z) = z -3,
tentukan f’(z) dalam bentuk kootdinat kutub
Jawab :
f(z) - i sin 3 ), maka : 118
= z -3 sehingga ur = -3r-4 cos 3
= r-3 dan
(cos
3 v = -r-3 sin u =-
3r-3 sin 3
u3
= , sehingga vr = 3r-4 sin 3 dan
keenam fungsi ini kontinu dan syarat C-R dipenuhi
r-3 v =-
untuk semua z 0
co 3r-3 cos 3
Jadi
s 3 f(z) = z-3 terdiferensial untuk z 0
Dengan demikian f’(z) dalam koordinat kutub
,f’(z) := (cos – i sin ) (-3r-4 cos 3 + i 3r-4 sin 3 )
adalah
= cis(- ) (-3r-4) cis(-3 )
= -3r-4 cis(-4 )
3.4JikaAturan 119
f(z), g(z) dan h(z) adalah fungsi- fungsi kompleks
Pendiferensialan
serta f’(z), g’(z) dan h’(z) ada, maka berlaku rumus-rumus :

dc
1. dz 0,
d(z) 1
dz

2.
d cf'(z)
dz
cf(z)
d f(z) g(z) f'(z) g'(z)
3. dx
d f(z)g(z) f'(z)g(z) f(z)g'(z)
4. dx
f'(z)g(z) f(z)g'(z)
d
5. dx
f(z)
g(z) 2
g(z)
dz n 120
6. dz nzn 1
7. Jika h(z) g[f(z)] maka h'(z) g'[f(z)]f'(z)
biasa disebut dengan komposisi (aturanrantai)
dw dw . d
dz d dz
3.5 Fungsi 121

Analitik
Definisi
3.5.1 r
zo
f diferensiable

Fungsi f analitik di z , jika ada r > 0o

sedemikian,
Fungsi hinggasetiap z ℂ dinamakan
analitik untuk f’(z)fungsi
ada
utuh
untuk setiap z N(zo,r)
(persekitaran zo )
Contoh 3.5.1 122
1. 1
z analitik kecuali di z =
f(z) = = x 3 + iy3
2. f(z) 0
diperoleh : u = x 3 ; v = y3
sehingga
ux = 3x 2 ; vx = 0 ; uy = 0 ; vy = 3y2
dengan menggunakan persamaan C-R :
3x2 = 3y2 y = x dan vx = uy = 0
persamaan C-R dipenuhi dan kontinu
digaris y =

x
berarti f’(z) ada hanya di y = x
Jadi f(z) tidak analitik dimanapun karena tidak ada
Sifat sifat analitik 123
Misalnya f dan g analitik
o
pada
f
D, maka :
g merupakan fungsi analitik
o fg merupakan fungsi analitik
o f/g merupakan fungsi analitik dengan g 0
o h=g∘f merupakan fungsi analitik
o berlakuf z
aturan f' z yaitu :
L’hospital , dengan g(z) 0
zlim g z
zo g'(z) 0 g' z
3.6 Titik Singular
124
Definisi 3.6.1
Titik z1 disebut titik singular dari f jika f tidak analitik di
z1 tetapi untuk setiap kitar dari z1 memuat paling sedikit
satu titik dimana f analitik.
Jenis kesingularan f(z) atau titik singular antara lain :
125
1. Titik singular terisolasi
Titik zo dinamakan titik singular terisolasi dari f(z) jika
terdapat 0 demikian sehingga lingkaran |z –
zo | =
hanya melingkari titik singular lainnya. Jika
seperti itu tidak ada, maka z = zo disebut titik singular
tidak terisolasi.
2. Titik Pole 126
Titik z = z disebut titik pole tingkat n, jika berlaku
(titik
lim (z
kutub)o

z ) f(z) A 0 .
o
n

z zo
Jika n = 1, zo disebut sebagai titik pole sederhana.

3. Titik Cabang
Dari fungsi bernilai banyak dapat menjadi titik singular.

4. Titik Singular dapat dihapuskan


Titik singular zo disebut titik singular dapat dihapuskan
dari f(z) jika lim f(z) ada.
z o
5. Titik Singular Essensial
127
Titik singular z = zo yang tidak memenuhi syarat titik
singular pole titik cabang atau titik singular yang
dapat dihapuskan disebut titik singular essensial.

6. Titik Singular tak hingga


Jika f(z) mempunyai titik singular di z = , maka sama
dengan menyatakan f(1/w) mempunyai titik singular di
w = 0.
Contoh 3.6.1 128
• 1
g(z) 2 berarti titik z = i adalah titik pole tingkat
= (z 2
dari g(z)1)
• h(z) = |z|2 tidak merupakan titik singular
• k(z) = ln (z 2 + z – 2) maka titik cabang adalah z1 = 1
dan
z 2 = –2 karena (z 2 + z – 2) = (z – 1) (z + 2) = 0
3.7 Fungsi Harmonik 129
f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada D maka u dan
v mempunyai derivatif parsial di semua orde
yang
kontinue pada D. Jadi dalam D berlaku C-R , ux = vy dan
uy = –vx
Karena derifatif-derivatif parsial dari u dan v kontinue
dalam D, maka berlaku vxy = vyx . Jika dalam ux = vy dan
uy = –vx diderivatifkan parsial terhadap x dan y
maka
(x,y) D berlaku
uxx + uyy = 0
vxx = vyy = 0
Jika f analitik pada D maka u dan130
v pada D memenuhi persamaan
2 2
0
x2 y2
differensial Laplace dalam 2
u dan v dimana f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada
suatu domain maka f(z) harmonik pada domain
dimensi.
tersebut.
Dua fungsi u dan v sedemikian sehingga
f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik dalam suatu domain
dinamakan dua fungsi yang harmonik konjugat dalam
domain itu.
Contoh 3.7.1
131
Diberikan u(x,y) harmonik pada D dan tentukan fungsi v
yang harmonik konjugat dengan u = 4xy3 – 12x3y, (x,y)
ℂ Jawab :
Misal diklaim konjugatnya adalah v(x,y)
jadi f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada ℂ
sedemikian sehingga berlaku C -R ux = vy dan uy =
-vx ux = 4y3 – 12x2y vy = 4y3 – 12x2y
uy= 12xy2 – 4x3 v= y4 – 6x2y2 + g(x)
karena vx = –uy maka –12xy2 + g’(x) = –12xy2 +
4x 3 sehingga g’(x) = 4x3 diperoleh g(x) = x4 + C
Jadi v = y4 – 6x2y2 + x 4 + C
Cara Milne Thomson
132
Cara yang lebih praktis
menentukan fungsi harmonik
konjugat atau dari fungsi
sesuai persamaan C-R : f”(z) = ux (x,y) –
harmonik u diberikan u(x,y)
iuy(x,y) z = x + iy z dan z = x – iy sehingga
harmonik
x z z dan y
diperoleh
2 pada D andaikan
z z,z z z z,z
v(x,y) sehingga
f(z) = ux
z
2i – iuy
z
2 2i 2 2i
f(z) = u(x,y)+ iv(x,y)
Suatu identitas dalam z dan z , jika diambil z = z 133
maka f’(z) = ux (z,0) – iuy(z,0)
Jadi f(z) adalah fungsi yang derivatifnya ux (z,0) –
iuy(z,0)
kemudian didapat v(x,y)
Contoh 3.7.2
134
Dari Contoh 3.7.1 dengan u= 4xy3 – 4x3y, (x,y)

ℂ, jika diselesaikan dengan menggunakan cara


Milne Thomson.
Jawab :
ux = 4y3 –
12x2y uy=
12xy2 – 4x3
f’(z) = ux (z,0) –
iuy(z,0)
= –i(– 4z3)
= 4iz3
sehingga f(z) = iz4 +
A f(z) = i(x + iy)4 + A

Anda mungkin juga menyukai