Anda di halaman 1dari 58

BAB I

BILANGAN KOMPLEKS
1.1 Pengertian Bilangan Kompleks
Pada awal perkuliahan bilangan real (R), kita telah mempelajari bilangan
real beserta

sifat-sifatnya. Sekarang kita akan melanjutkan perkuliahan pada

Bilangan Kompleks (C). Secara umum bilangan real (R) merupakan subset dari
bilangan kompleks. Apakah sifat-sifat pada R juga berlaku pada C ? Adakah sifatsifat pada C yang tidak berlaku pada R ? Mari kita menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dengan memulainya dari definisi berikut.
1.1.1 Definisi 1
Bilangan kompleks adalah suatu pasangan terurut dari dua bilangan real x
dan y yang dinyatakan oleh z = (x,y). Bilangan x disebut bagian real z, ditulis Re(z)
dan y disebut bagian imajiner z, ditulis Im(z). Khususnya (x,0) = x, dan (0,y)
disebut bilangan imajiner sejati. Kita sepakati bahwa lambang I menyatakan
pasangan terurut dari (0,1), dan i disebut satuan imajiner.

1.1.2 Definisi 2
Dua bilangan kompleks z1 = (x1,y1) dan z2 = (x2,y2) dikatakan sama, ditulis
z1 = z2, jika dan hanya jika x1 = y1 dan x2 = y2 .

1.2 Sifat-sifat operasi aljabar bilangan kompleks


1.2.1 Definisi 3
Jika z1 = (x1,y1) dan z2 = (x2,y2) adalah dua bilangan kompleks, maka jumlah
dan hasil kali dari z1 dan z2 masing-masing adalah :

2
z1 + z2 = (x1 + y1) + (x2 + y2) =(x1 + x2 , y1 + y2).
z1. z2 = (x1 + y1) (x2 + y2) =(x1x2 - y1y2 , x1y2 + x2y1).

1.2.2 Sifat-Sifat Lapangan Bilangan Kompleks


Himpunan semua bilangan kompleks bersama operasi penjumlahan dan
perkalian (C,+,-) membentuk sebuah lapangan (field). Coba anda ingat kembali
materi pada mata kuliah Struktur Aljabar. Buktikan ! Adapun sifat-sifat lapangan
yang berlaku pada bilangan kompleks z1, z2 dan z3 adalah sebagai berikut :
1. z1 + z2 C dan z1. z2 C. (sifat tertutup)
2. z1 + z2 = z2 + z1 dan z1. z2 = z2. z1 C. (sifat komutatif)
3. (z1 + z2 ) + z3 = z1 + (z2 + z3) dan (z1z2) z3 = z1( z2 z3) (sifat asosiatif)
4. z1(z2 + z3) = z1z2 + z1 z3 (sifat distribuif)
5. Ada 0 = (0,0) C sehingga z + 0 = z (0 elemen netral penjumlahan)
6. Ada 1 = (1,0) C sehingga z . 1 = z (1 elemen netral perkalian)
7. Untuk setiap z = (x,y) C, ada z = (-x,-y) sehingga z + (-z) = 0
8. Untuk setiap z = (x,y) C, ada z-1 = sehingga z.z-1 = 1.

1.2.3 Notasi lain dari z = (x,y)


Diketahui bahwa x = (x,0) dan i = (0,1). Perhatikan pula (0,y) = (0,1)(y,0) =
iy, sehingga z = (x,y) = (x,0) + (0,y) = x + (0,y). Jadi diperoleh z = (x,y) = x + iy.
Demikian juga i2 = ((0,1)(0,1) = (-1,0) = -1. Oleh karena itu z = (x,y) dapat juga
ditulis sebagai x + iy, dengan x = Re(z) dan y = Im(z).

3
Dengan notasi z = x +iy, kita akan lebih mudah untuk melakukan operasi
pada bilangan kompleks, karena operasinya dapat dipandang sebagai operasi aljabar
biasa dengan mengingat bahwa i2 = -1.

Contoh Soal :
1. Jika z1 = x1 + iy1 dan z2 =x2 + iy2 ,buktikan bahwa z1 z2 = (x1 - x2) + (y1 - y2)i !
Bukti :
z1 z2 = (x1 + iy1) (x2 + iy2) = (x1 + iy1) +(-x2 - iy2) = (x1 - x2) + (y1 - y2)i
Coba anda berikan sifat pembagian 2 bilangan kompleks !
2. Diketahui z1 = 2 + 3i dan z2 = 5 i. Tentukan z1 + z2, z1 - z2 , z1z2, dan z1 / z2
Jawab :
z1 + z2 = (2 + 3i) + (5 i) = 7 + 2i , dan z1 - z2 = (2 + 3i) - (5 i) = -3 + 4i
Lanjutkan untuk z1z2, dan z1 / z2 !

1.2.4 Sekawan Kompleks


Jika z = (x,y) = x + iy bilangan kompleks, maka bilangan kompleks sekawan
dari z ditulis z didefinisikan sebagai z = (x,-y) = x iy. Contoh sekawan dari 3 + 2i
adalah 3 2i , dan sekawan dari 5i adalah 5i.
Operasi aljabar bilangan kompleks sekawan di dalam himpunan bilangan
kompleks memenuhi sifat-sifat berikut :
Teorema 1 :
a. Jika z bilangan kompleks, maka :
1. z= z
2. z + z = 2 Re(z)

4
3. z - z = 2i Im (z)
4. z z = [Re(z)]2 + [Im(z)]2
b. Jika z1, z2 bilangan kompleks , maka :
1. z1 + z2 = z 1 + z 2
2. z1 z2 = z 1 - z 2
3. z1 z2 = z 1 . z 2
4. (

z1
z
) = 1 , dengan z2 0.
z2
z2

1.3 Interpretasi Geometris Bilangan Kompleks


Karena z = x + iy = (x,y) merupakan pasangan terurut bilangan real, maka z
dapat digambarkan secara geometri dalam koordinat Kartesius sebagai sebuah titik
(x,y). Pemberian nama untuk sumbu x diubah menjadi sumbu Real dan sumbu y
diubah menjadi sumbu Imajiner. Bidang kompleks tersebut di beri nama bidang
Argand atau bidang z. Jika kita hubungkan titik asal (0,0) dengan titik (x,y), maka
terbentuk vektor; sehingga bilangan kompleks z = x+iy = (x,y) dapat dipandang
sebagai vektor z. Arti geometris dari penjumlahan dan pengurangan bilangan
kompleks dapat dilihat pada gambar berikut
Im

Im

y1+y2

z1+z2

y2

z2

z2

y1
0

z1
x2

Gambar 1

x1

z1
x1+x2 Re

0
-z2

Re
z1-z2

5
Tugas :
Diketahui z1 = 2 + 3i dan z2 = 5 i. Gambarkan pada bidang Argand, z1, z2, z1+ z2,
z1- z2, z 1 , z 2 , z 1 + z 2 dan z 1 - z 2 !

1.4 Modulus (Nilai Mutlak) dari Bilangan Kompleks


Definisi 4 :
Jika z = x+iy = (x,y) bilangan kompleks, maka modulus dari z, ditulis |z| = |x+iy| =
x2 + y2 .

Arti geometri dari modulus z adalah merupakan jarak dari titik 0(0,0) ke z =
(x,y). Akibatnya, jarak antara dua bilangan kompleks z1 =x1+iy1 dan z2 = x2+iy2
adalah

( x1 x2 )2 + ( y1 y2 )2 . Selanjutnya apabila z1 =x1+iy1 dan r real positif,

maka |z z1| = r merupakan lingkaran yang berpusat di titik z1 dengan jari-jari r.


Bagaimanakah dengan |z z1| < r dan |z z1| > r. Gambarkanlah pada bidang z dan
berilah nama daerahnya.

Teorema 2 :
A. Jika z bilangan kompleks, maka berlaku :
1. |z |2 = (Re(z))2 + (Im(z))2
2. |z | = | z |
3. |z |2 = z. z
4. |z | | Re(z) | Re(z)
5. |z | | Im(z) | Im(z)

6
B. Jika z1, z2 bilangan kompleks, maka berlaku :
1. | z1 z2 | = | z1|| z2 |
2. |

z1
z
|= 1
z2
z2

3. | z1 + z2 | | z1| + | z2 |
4. | z1 - z2 | | z1| - | z2 |
5. | z1 - z2 | || z1| - | z2 ||
Tugas : Buktikanlah teorema A di atas dengan memisalkan z = x+iy, kemudian
berdasarkan hasil A, buktikan juga teorema B !

1.5 Bentuk Kutub (Polar) dan Eksponen dari Bilangan Kompleks


Selain dinyatakan dalam bentuk z = x+iy = (x,y), maka bilangan kompleks z
dapat dinyatakan pula dalam bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r,).
Adapun hubungan antara keduanya adalah :

Gambar 2
x = r cos , dan y = r sin , sehingga = arc tan (
x positif dengan oz. Didapat juga r =

y
). adalah sudut antara sumbu
x

x 2 + y 2 =|z |. Untuk z 0, sudut dihitung

7
dari tan =

y
, dan jika z = 0, maka r =0 dan dapat dipilih sebarang. Jadi, bentuk
x

kutub bilangan kompleks adalah z = (r, ) = r (cos + i sin ) = r Cis . Bentuk


sekawan dari z adalah = (r, -) = r(cos - i sin ).

Definisi 5 :
Pada bilangan kompleks z = (r, ) = r(cos + i sin ), sudut disebut argument dari
z, ditulis arg z. Sudut dengan 0 < 2 atau - < disebut argument utama
dari z, ditulis = Arg z. Pembatasan untuk sudut tersebut dipakai salah satu saja.

Definisi 6 :
Dua bilangan kompleks z1 = r1(cos 1 + i sin 1) dan z2 = r2(cos 2 + i sin 2)
dikatakan sama, yaitu r1 = r2, dan 1 = 2.
Selain penulisan bilangan kompleks z = (r, ) = r(cos + i sin ) = r Cis ,
i

maka anda dapat menuliskan z dalam rumus Euler (eksponen), yaitu z = re , dan
-i

sekawannya adalah re .
i

Tugas : Buktikan bahwa e

= cos + i sin , dengan menggunakan deret


t

MacLaurin untuk Cos , Sin dan e dengan mengganti t = i.


Contoh Soal :
Nyatakan bilangan kompleks z = 1 + i dalam bentuk polar dan eksponen !
Jawab :
o

2 , tan = 1, sehingga = 45 =

Z = 1 + i, r =

iSin 1 ) =
4

Cis 1 =
4

i
4

1
. Jadi z =
4

2 (Cos

1
4

1.6 Pangkat dan Akar dari Bilangan Kompleks


1.6.1 Perkalian dan Pemangkatan
Telah kita ketahui bahwa bilangan kompleks dalam bentuk kutub adalah z =
r(cos + i sin ). Jika z1 = r1(cos 1 + i sin 1) dan z2 = r2(cos 2 + i sin 2), maka
kita peroleh hasil perkalian keduanya sebagai berikut :
z1 z2 = [r1(cos 1 + i sin 1)][r2(cos 2 + i sin 2)]
z1 z2 = [r1 r2 (cos 1 + i sin 1)][ (cos 2 + i sin 2)]
z1 z2 = [r1 r2 (cos 1 cos 2 + i sin 1 cos 2+ i sin 2 cos 1- sin1sin 2)]
z1 z2 = r1 r2 [cos (1 + 2 ) + i sin (1 + 2)]
Dari hasil perkalian tersebut diperoleh arg(z1 z2) = 1 + 2 = arg z1+ arg z2
Pertanyaan : Bagaimanakah jika kita perkalikan z1 z2..zn dan z.z.z.zz = zn ?

1.6.2 Dalil De Moivre


Jika diketahui z1 = r1(cos 1 + i sin 1), z2 = r2(cos 2 + i sin 2), dan
seterusnya sampai zn = rn(cos n + i sin n), untuk n asli; maka secara induksi
matematika, diperoleh rumus perkalian z1 z2..zn = r1 r2 rn[cos (1 +

2++n) + i sin (1 + 2++n)] . Akibatnya jika, z = r(cos + i sin )


maka zn = rn (cos n + i sin n). Khususnya untuk r = 1, maka didapat rumus
De-Moivre :

(cos + i sin )n = cos n + i sin n, n asli.


Sedangkan pembagian z1 dan z2 adalah sebagai berikut :

z1
=
z2

r1 (Cos1 + iSin1 )
r2 (Cos 2 + iSin 2 )

Setelah pembilang dan penyebut dikalikan dengan sekawan penyebut, yaitu (cos 2

- i sin 2), maka diperoleh :

r1
z1
=
[cos (1 - 2 ) + i sin (1 - 2)]
r2
z2

Dari rumus di atas diperoleh arg

z1
= 1 - 2 = arg z1 arg z2.
z2

Akibat lain jika z = r(cos + i sin ), maka

1
1
=
(cos(-) + i sin (-)) .Untuk
r
z

1
1
n
=
z
=
. Setelah pembilang dan penyebut dikalikan
zn
r n (Cosn + iSinn )
1
sekawan penyebut, maka didapat : n
z

1
= n (cos(-n) + i sin (-n)) =
r

Jadi dalil De Moivre berlaku untuk semua n bilangan bulat.


Contoh :
Hitunglah

( 3 i ) 6

Jawab :
Misalkan z = 3 - i, r = /z/ =
Tan =

3+1 = 2

1
, karena z di kuadran IV,maka dipilih = -30o.
3

Diperoleh ( 3 i) = 2[Cos(-30o)+iSin(-30o)] , sehingga


( 3 i)6 = 2-6[Cos 180o + isin180o) = 2-6.(-1) = -2-6.

1 n
) .
z

10
1.6.3 Akar Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks z adalah akar ke-n dari bilangan kompleks w, jika zn =
1

w, dan ditulis z = w n . Jika z = (Cos +iSin) akar ke-n dari bilangan


n

kompleks w = r(Cos+iSin), maka : z = w atau (Cos +iSin) =

r(Cos+iSin), sehingga diperoleh : n = r dan n = +2k , k bilangan


1

bulat. Akibatnya = r n dan

= + 2k . Jadi, akar ke n dari bilangan


n

kompleks w = r(Cos+iSin) adalah : z = r

1
n

[Cos( + 2k ) + iSin
n

( + 2k )], k bilangan bulat dan n bilangan asli.


n

Dari persamaan zn = w, ada n buah akar berbeda yang memenuhi persamaan itu.
Untuk mempermudah dipilih k = 0,1,2,3,,(n-1);

+ 2 k
n

< 2, sehingga

diperoleh z1,z2,z3,,zn sebagai akar ke n dari w.


Contoh 1:
1/4

Hitunglah (-81)
Jawab :

1/4

Misalkan z = (-81) , berarti harus dicari penyelesaian persamaan z = -81. Tulis

z= (Cos +iSin) dan 81 = 81(Cos1800+iSin180o), sehingga 4(Cos4


+iSin4) = 81(Cos1800+iSin180o). Dari persamaan ini diperoleh 4 = 81,
atau = 3 dan = + 2 k . Jadi Z = 3[Cos( + 2 k )+iSin( + 2 k )].
4

11
Keempat akar yang dicari dapat diperoleh dengan mensubstitusi k = 0,1,2,3 ke
persamaan terakhir. Tugas: Carilah keempat akar tersebut !

1.7 Soal-Soal Latihan Bab 1 :


1. Buktikan Teorema 1 dengan memisalkan z = (x,y) = x + iy.
2. Diketahui z1 = 6 + 5i dan z2 = 8 i. Tentukan z1 + z2, z1 - z2 , z1z2, dan z1 / z2
3. Jika z = -1-i, buktikan z2 + 2z + 2 = 0.
4. Cari bilangan kompleks z yang memenuhi sifat :
a. z-1 = z dan

b. z = z

c. z = -z

5. Buktikan untuk setiap z bilangan kompleks berlaku :


z1. z 2 + z 1 . z2 = 2Re(z1. z 2 )
6. Hitung jarak antara z1 = 2 + 3i dan z2 = 5 i.
7. Gambarkan pada diagram argand dan sebutkan nama kurva yang terjadi :
a. |z + i| = |z i|
b. 1 < |z i| < 3
c. |z +3| + |z 3| = 2
8. Nyatakan bilangan kompleks z = 2 -2i dalam bentuk polar dan eksponen !
9. Tentukan himpunan penyelesaian dari : z3-i-0
10. Hitunglah : (a) (-27)1/3 = ..

(b) (-2+2I)15 = .

11. Buktikan dengan dalil De Moivre bahwa :


a. Cos2x = Cos2x Sin2x
b. Tgn 3a =[3Sina 4 Sin3a] : [4Cos3a 3Cosa ]
*** SELAMAT MENGERJAKAN ***

12

BAB II
FUNGSI , LIMIT DAN KEKONTINUAN

Sebelum dibahas mengenai fungsi kompleks, maka perlu dipelajari konsepkonsep topologi yang akan digunakan pada fungsi kompleks.

2.1 Konsep-Konsep Topologi Pada Fungsi Kompleks


Himpunan pada pembahasan ini adalah koleksi atau kumpulan titik-titik
pada bidang z. Ingatlah kembali materi mata kuliah Teori Himpunan, seperti operasi
pada himpunan yaitu gabungan, irisan, penjumlahan dan pengurangan beserta sifatsifatnya. Selain itu anda juga perlu mengingat materi Lingkungan dan
komplemennya, Titik Limit, Titik Batas, Himpunan Buka, Himpunan Tutup pada
mata kuliah Analisa Variabel Real. Dengan mengingat materi tersebut, maka anda
akan lebih mudah memahami materi berikut.

1. Lingkungan
a) Lingkungan z0 adalah himpunan semua titik z yang terletak di dalam
lingkaran yang berpusat di z0, berjari-jari di r, r > 0. Ditulis N(z0,r) atau |z
z0 | < r.
b) Lingkungan tanpa z0 adalah himpunan semua titik z z0 yang terletak di
dalam lingkaran yang berpusat di z0, berjari-jari di r, r > 0. Ditulis N*(z0,r)
atau 0< |z z0 | < r.

13
Contoh :
a) N(i,1) adalah ekuivalen dengan |z i | < 1, Gambarkan !
b) N*(0,a) adalah ekuivalen dengan 0< |z | < a, Gambarkan !

2. Komplemen
Andaikan S suatu himpunan. Komplemen dari S ditulis Sc,merupakan himpunan
semua titik pada bidang z yang tidak termasuk di S.
Contoh :
a) A = {z/Im z< 1}, maka Ac = {z/Im z 1}. Gambarkan !
b) B = {z/2<z<4}, maka Bc = {z/z2 atau z4}. Gambarkan !
3. Titik Limit
Titik z0 disebut titik limit dari himpunan S jika untuk setiap N*(z0,) maka S
N*(z0,) .
4. Titik batas
Titik z0 disebut titik batas dari himpunan S jika untuk setiap N*(z0,) memuat
suatu titik di S dan memuat sati titik yang tidak di S.
5. Batas dari himpunan S
adalah himpunan semua titik batas dari S.
6. Interior dan Eksterior
Titik zo disebut interior dari himpunan S jika ada N(z0,) sehingga N(z0,) S.
Titik yang bukan titik interior atau titik batas disebut titik eksterior.
7. Himpunan Buka
Himpunan S disebut himpunan buka jika S tidak memuat bagian dari batasnya.
8. Himpunan Tutup

14
Himpunan S disebut himpunan tutup jika S memuat semua batasnya.
9. Himpunan Terhubung
Himpunan buka S disebut terhubung, jika setiap dua titik di S dapat
dihubungkan oleh beberapa penggal garis lurus yang seluruhnya terletak di S.
10. Daerah Terbuka
Himpunan buka S yang terhubung disebut daerah terbuka.
11. Daerah Tertutup
Daerah tertutup S adalah daerah terbuka digabung dengan batasnya.
12. Penutup dari himpunan S
adalah himpunan S digabung dengan limitnya.

Contoh :
A = {z/ /z/ < 1}, B = {z/ /z/<1} U {(0,)}, dan C = {z/ /z/ 2}
Dari himpunan di atas, maka A adalah himpunan buka dan terhubung. Batas dari A
adalah {z/ /z/=1}. Penutup dari A adalah {z/ /z/ 1}.
B adalah bukan himpunan buka dan juga bukan himpunan tutup. Titik limit dari B
adalah {z/ /z/ 1}. Interior C adalah {z/ /z/ <2}.

2.2 Fungsi Kompleks


Definisi :
Misalkan D himpunan titik pada bidang z. Fungsi kompleks f adalah suatu
aturan yang memasangkan titik z anggota D dengan satu dan hanya satu titik w pada
bidang w, yaitu (z,w). Fungsi tersebut ditulis w = f(z).

15
Himpunan D disebut daerah asal (domain) dari f, ditulis Df dan f(z) disebut
nilai dari f atau peta dari z oleh f. Range atau daerah hasil (jelajah) dari f ditulis Rf ,
yaitu himpunan f(z) untuk setiap z anggota D.
Contoh :
a) w = z + 1 i
b) w = 4 + 2i
c) w = z2 5z
d) f(z) =

3 z
2z + 1

Contoh a,b,c adalah fungsi kompleks dengan domain semua titik pada bidang z.
Contoh d) adalah fungsi kompleks dengan domain semua titik pada bidang z
,kecuali z = -1/2.
Jika z = x + iy, maka fungsi w = f(z) dapat diuraikan menjadi w = u(x,y) +
iv(x,y) yang berarti Re(w) dan Im(w) masing-masing merupakan fungsi dengan dua
variabel real x dan y. Apabila z = r(Cos+iSin), maka w = u(r, ) +v(r, ).

Contoh :
1. Tuliskan f(z) = 2z2 i dalam bentuk u dan v !
Jawab :
Misal z = x + iy, maka fungsi w = f(z) = 2z2 i = u(x,y) + iv(x,y) =2(x + iy )2 i
= 2(x2+2xyi-y2) i = 2(x2-y2) +i(4xy-1). Jadi u = 2(x2-y2) dan v = 4xy-1.
2. Jika z = r(Cos+iSin), maka f(z) = z2 + i = [r (Cos+iSin)]2 + i = (r2 Cos2r2Sin2) + (1+rSin2)i, berarti u = r2Cos2-r2Sin2 dan v = 1+rSin2) .

16
Komposisi Fungsi
Jika diberikan fungsi f(z) dengan domain Df dan fungsi g(z) dengan domain
Dg. Jika Rf Dg , maka ada fungsi komposisi (gof) (z) = g (f (z)), dengan
domain suatu himpunan bagian dari Df. Jika Rg Df , maka (fog) (z) = f (g (z)).
Tidak berlaku hukum komutatif pada (gof) (z) dan (fog)(z).
Contoh :
f(z) = 3z i dan g(z) = z2 + z 1 + i
Jika Rf Dg , maka (gof) (z) = g (f (z)) = g(3z-i) = (3z-i)2 + (3z-i) 1 +i =9z26iz-1+3z i -1+i = 9z2+3z-2-6iz
Jika Rg Df , maka (fog) (z) = f (g (z)) = f(z2 + z 1 + i) = 3z2 + 3z 3 + 2i
Jadi, (gof) (z) (fog)(z).

2.3 Interpretasi Geometris


Untuk setiap variabel bebas z = x + iy anggota domain f ada satu dan hanya
satu variabel tak bebas w = u + iv yang terletak pada suatu bidang kompleks.
Masing-masing variabel terletak pada suatu bidang kompleks, yaitu z pada bidang Z
dan w pada bidang W. Karena pasangan (z,w) mengandung 4 dimensi, maka kita
tidak dapat menggambarkannya pada satu sistem. Tetapi kita dapat melihat
gambaran dari w = f(z). Caranya dengan memandang fungsi f tersebut sebagai
pemetaan (transformasi) dari titik di bidang z ke titik di bidang w dengan aturan f.
Untuk suatu titik z maka f(z) disebut peta dari z.

17
Contoh 1 :
Diketahui fungsi w = 2z 1 + i. Untuk setiap variabel bebas z = x + iy didapat nilai
w = 2(x+iy) 1 + i. Misalnya untuk z1 = 1 + i , dan z2 = 2 3i , berturut-turut
diperoleh : w1 = 1 + 3i , dan w2 = 3 5i. Gambar dari z1, z2 ,w1 , dan w2 dapat
dilihat di bawah ini.

w1(1,3)

z1(1,1)
x

z2(2,-3)
w2(3,-5)
Contoh 2 :
Diketahui fungsi w = z2. Dengan menggunakan z = r (Cos+iSin), maka
diperoleh w = z2 = r2 (Cos2+iSin2). Jika sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r
pada bidang z, maka dapat dipetakan ke bidang w menjadi sebuah lingkaran pusat O
berjari-jari r2. Daerah 0 arg z dipetakan menjadi daerah 0 arg w 2. Coba
anda Gambarkan keduanya pada bidang Argand !

18

2.4 Limit
Diketahui daerah D pada bidang z dan titik zo terletak di dalam D atau pada
batas D. Misalkan fungsi w = f(z) terdefinisi pada D, kecuali mungkin di zo.
Y

f(z)

..zo
.

.z

. wo
.w

N*(zo,)=0</z-zo/<

/f(z) - wo/ <

Bidang Z

Bidang W

Apabila titik z bergerak mendekati titik z0 melalui setiap lengkungan


sebarang K dan nilai f(z) bergerak mendekati suatu nilai tertentu, yaitu wo, maka
dikatakan limit f(z) adalah wo untuk z menuju z0, ditulis :

Lim f ( z ) = wo
z zo
Secara formal, definisi limit dapat dilihat berikut ini :
Definisi :
Misalkan fungsi z = f(w) terdefinisi pada daerah D, kecuali mungkin di z0 (titik z0 di
dalam D atau pada batas D). Limit dari f(z) adalah wo untuk z menuju z0, jika untuk
setiap > 0, terdapat > 0 sedemikian hingga / f(z) - wo / < , apabila 0 < / z - zo / <
, ditulis :

Lim f ( z ) = wo
z zo

Perlu diperhatikan bahwa :

19
1. Titik zo tidak perlu termasuk domain fungsi f.
2. Variabel z menuju zo melalui sebarang lengkungan K,artinya z menuju zo dari
segala arah.
3. Apabila z menuju zo melalui dua lengkungan yang berbeda saja, mengakibatkan
f(z) menuju dua nilai yang berbeda, maka limit fungsi f tersebut tidak ada untuk
z menuju zo.

Contoh 1 :

2 z 2 3z 2
=5
Buktikan bahwa : Lim
z2
z2

Pembuktian :
Analisis Pendahuluan : (langkah ini boleh tidak ditulis di lembar jawaban)
Misalkan diberikan bilangan > 0, kita akan mencari > 0 sedemikian hingga
sehingga
0 < |z 2 |<

2 z 2 3z 2
5 <
z2

untuk z 2 , lihat bagian sebelah kanan


2 z 2 3z 2
2 z 2 3z 2
5
5
<
<
z2
z2
(2 z + 1) 5 <
2 (z 2) <
2

<

z2

z2 <

Hal ini menunjukkan bahwa = /2 telah diperoleh.

20
Bukti Formal :
Jila diberikan > 0 , maka pilih = /2, sehingga untuk z 2, berlaku

0 < |z 2 |<

(2 z + 1)( z 2)
2 z 2 3z 2
5 = 2 | z-2 | < 2) = .
5 =
z2
z2

Contoh 2 :
Buktikan bahwa : Lim

z zo

z2 = zo2

Bukti :
Untuk setiap > 0 , maka akan dicari > 0, sehingga untuk z zo, / z2 - zo2 / <
apabila /z - zo / < . Jika 1, maka 0 < /z - zo / < mengakibatkan / z2 - zo2 / = /zzo / /z+zo/ < /z+zo/ = {/z-zo+2zo/} < (1 +2/zo/). Jadi didapat minimum antara
1 dan

(1 + 2 zo )

. Tuliskan bukti formal pembuktian tersebut !

2.5 Teorema Limit


Teorema 1 :
Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju zo , maka nilai limitnya tunggal.
Teorema 2 :
Misalkan z = (x,y) = x+iy dan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dengan domain D. Titik zo =
(xo,yo) = xo+iyo di dalam D atau batas D. Maka Limit f(z) = xo +ivo jika dan hanya
z
zo
jika Limit u(x,y) = xo dan limit v(x,y) = vo

21
(x,y)

(xo,yo)

(x,y)

(xo,yo)

Teorema 3 :
Misalkan fungsi f dan F limitnya ada di zo. Lim f(z) = wo dan lim F(z) = Wo, maka :
1. Lim (f(z) +F(z) ) = wo + Wo (untuk z

zo)

2. Lim (f(z) . F(z)) = wo . Wo (untuk z

zo)

3. Lim (f(z) / F(z)) = wo / Wo (untuk z

zo)

Tugas : Buktikan ketiga teorema limit tersebut !

Contoh 1 :
Hitunglah

lim
zi

Jawab = lim
z 1

z2 + 1
z i

( z + i )( z i )
= 2i
z i

Contoh 2 :
x2
2 xy
Jika f(z) = 2
i
+
x + y2 y + 1

Buktikan Lim f(z) tidak ada !


z

Bukti :
Kita tunjukkan bahwa untuk z menuju 0 di sepanjang garis y = 0, maka
lim
z

f(z) = Lim x2i = 0.

f(z) = Lim
0

(x,0)

(0,0)

Sedangkan di sepanjang garis y = x, lim f(z) = Lim f(z)


z

(x,x)

x2
i) = 1
= Lim (1 +
x +1
(0,0) x

22

2.6 Kekontinuan Fungsi


Definisi :
Misalkan fungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang z dan titik zo terletak pada interior
D, fungsi f(z) dikatakan kontinu di zo jika untuk z menuju zo, maka Lim

f(z) =

f(zo).
Jadi, ada tiga syarat fungsi f(z) kontinu di zo, yaitu :
1. f(zo) ada
2. Lim f(z) ada
z zo
3. Lim f(z) = f(zo)
z zo
Fungsi f(z) dikatakan kontinu pada suatu daerah R, jika f(z) kontinu pada setiap titik
pada daerah R tersebut.
Teorema 4 :
Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y), f(z) terdefinisi di setiap titik pada daerah R, dan
zo = xo+yoi titik di dalam R, maka fungsi f(z) kontinu di zo jika dan hanya jika
u(x,y) dan v(x,y) masing-masing kontinu di (xo,yo).
Teorema 5 :
Andaikan f(z) dan F(z) kontinu di zo, maka masing-masing fungsi :
1. f(z) + F(z)
2. f(z) . F(z)
3. f(z) / F(z), F(z) 0,
4. f(F(z); f kontinu di F(zo), kontinu di zo.

23

z2 + 4
Contoh 1 : Fungsi f(z) =
, z 2i
z 2i
3 + 4i, z = 2i

f(2i) = 3+4(2i) = 3 + 8i, sedangkan untuk z mendekati 2i, maka Lim f(z) = z +2i =
2i + 2i = 4i. Jadi f(z) diskontinu di z = 2i.

Contoh 2 :

z2 + 1
Dimanakah fungsi g(z) = 2
kontinu ?
z 3z + 2
Jawab : Coba anda periksa bahwa g(z) diskontinu di z = 1 dan z = 2. Jadi g(z)
kontinu di daerah {z/ z 1 dan z 2}.

2.7 Soal-Soal Latihan Bab II


1. Tentukan nilai fungsi :
a. f(z) z2-2z+3 di z = 5-I
b. g(z) =

z +1
, di z = i
z 1

2. Jika z = x + iy, tuliskan f(z) = 3z2 5i + 1 dalam bentuk u dan v !


3. Jika z = r(Cos+iSin), maka tuliskan f(z) = 2z2 + i dalam bentuk u dan v !
4. Jika f(z) = 5z + 1- i dan g(z) = z2 , tentukan (gof) (z) dan (fog)(z).
5. Fungsi w = 5z 2+ i. Gambarkan w1 dan w2 untuk z1 = 2 + i , dan z2 = 5 3i .
3

6. Diketahui fungsi w = z . Dengan menggunakan z = r (Cos+iSin), maka


3

gambarkan w = z !

24

z2 + 4
, Hitunglah limit g(z) untuk z
7. Jika g(z) =
z 2i

2i

x2
2 xy
8. Jika f(z) = 2
i . Buktikan Lim f(z) untuk z menuju 0 tidak ada !
+
x + y2 y + 1

z2 + 9
9. Apakah fungsi h(z) =
, z 3i , kontinu di z = 3i ?Jelaskan !
3

z
i

3 + 5i, z = 3i

z2 + 4
10. Dimanakah fungsi g(z) = 2
kontinu ?
z iz + 2

*** SELAMAT MENGERJAKAN ***

25

BAB III
TURUNAN FUNGSI KOMPLEKS

3.1 Definisi Turunan

Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada daerah D dan z0 D. Jika diketahui


bahwa nilai

limit f(z) f(z 0 ) ada, maka


z z0 z z
0
nilai limit ini dinamakan turunan atau derivatif fungsi f di titik z0.
Dinotasikan : f(z0)

Jika f (z0) ada, maka f dikatakan terdifferensial atau diferensiabel di z0.


Dengan kata lain :
f(z0) =lim

f
= f ( z 0 + z ) f ( z 0 )
z
z

Jika terdifferensial di semua titik pada D maka f terdifferensial pada D

Contoh 3.1.1

Buktikan f(z) = z2 terdifferensiasi diseluruh C


Bukti :
Ditinjau sebarang titik z0 C
f(z)

lim f(z) f(z0 )


= zz
0
z z0
2
2
lim z z 0
= z
z0 z z
0

lim (z + z 0 )(z z 0 ) = 2 z
= z
0
z0
zz
0

26
Karena z0 sebarang maka f(z) = z2 terdifferensial di seluruh C
Teorema 3.1

Jika f fungsi kompleks dan f(z0) ada maka f kontinue di z0


Bukti :

Diketahui f(z0) ada

lim f(z) = f(z )


Akan dibuktikan f kontinue di z0 atau z
0
z0
lim
z z0 f(z) f(z0)

lim
= z
z0

f(z) f(z0 )
. z z0
z z0

lim
z z0 f(z) f(z0)

lim
= z
z0

f(z) f(z0 ) lim


. z z z z0
0
z z0

= f(z) . 0

=0

lim f(z) f(z ) = 0


sehingga z
0
z0
lim f(z) lim f(z ) = 0
z
z0
z z0 0
lim f(z) = lim f(z )
z
z0
z z0 0
lim f(z) = f(z ) dengan kata lain f kontinue di z
z
0
0
z0

Contoh 3.1.2

Buktikan bahwa f(z) = z 2 kontinu di seluruh bidang kompleks tetapi hanya


terdifferensial di z = 0
Bukti :

27
f(z) = z 2 = x2 + y2 berarti
u(x,y) = x2 + y2
v(x,y) = 0
u dan v kontinue di C maka f(z) konstanta di C
z
f(z) f( 0 )
f(0) = z lim
= z lim
0

0
z
z0

z z
= z lim
0 z =0

Jadi f(z) terdifferensial di z = 0

3.2 Syarat Chauchy Riemann

Syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di z0 = x0 + i y0 adalah


syarat Chauchy-Riemann, yang menghubungkan derivatif-derivatif parsial tingkat
pertama dari fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f.

Teorema 3.2.1 (Syarat Chauchy Riemann)

Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) terdifferensial di z0 = x0 + i y0, maka u(x,y) dan


v(x,y) mempunyai derivatif parsial pertama di (x0,y0) dan di titik ini dipenuhi

persamaan Cauchy Riemann

v
u
v
u
=
dan
=

y
x
x
derivatif f di z0 dapat dinyatakan dengan
f(z0) = ux(x0,y0) + i vx(x0,y0)

28
Jika persamaan C-R tidak terpenuhi di (x0,y0) maka f(z) = u(x,y) + i v(x,y)
pasti tidak terdefferensial di z0 = x0 + i y0
Contoh 3.2.1

Buktikan f(z) = |z|2 tidak terdifferensiasi di z 0


Bukti :
f(z) = x2 + y2 sehingga
u(x,y) = x2 + y2
v(x,y) = 0

Persamaan Cauchy Riemann

u
u
= 2x ;
= 2y
y
x
v
v
=0 ;
=0
y
x

v
u
=
2x = 0 ................... (1)
y
x
dan

u
v
= - 2y = 0 ................... (2)
y
x

(1) dan (2) tidak dipenuhi jika x 0 atau y 0, jadi pasti f tidak
terdifferensial di z 0
Catatan :
Syarat C-R hanya syarat perlu untuk keterdifferensialan.

Contoh 3.2.2

29
Buktikan fungsi f(z) =

x 3( 1 + i) y 3( 1 i)
f(0) = 0 tidak terdifferensial di 0
x2 + y2

Bukti :
u=

x3 y3
dengan u(0,0) = 0
x2 + y2

v=

x3 + y3
dengan v(0,0) = 0
x2 + y2
u(x, 0 ) u( 0 ,0 )
=1
x

ux(0,0) = x lim
0

lim u( 0,y) u( 0,0 )


= -1
y

uy(0,0) = y 0

v(x,0 ) v( 0 ,0 )
vx(0,0) = lim
=1
x0

vy(0,0) = y lim
0

v( 0,y) v( 0,0 )
=1
y

Jadi persamaan Cauchy Riemann terpenuhi


Tetapi
x ( 1 + i) y ( 1 i)
f(z) f( 0 )
=
z
(x 2 + y 2 )(x + iy)
3

untuk z 0

x 3(1 + i) y 3(1 i)
lim
=1+i
Sepanjang garis real y = 0 x 0
x3

2i x 3
1+ i
Sepanjang garis real y = x x lim
0 2( 1 + i) x 3 = z

30
Jadi z lim
0

f(z) f( 0 )
tidak ada sehingga f tidak terdifferensial di 0
z

meskipun persamaan C-R dipenuhi di (0,0)


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
i. Syarat perlu
f(z) = u(x,y) + iv(x,y), z0 = x0 + i y0
f(z) ada maka

dan

v
u u v v
u
,
,
,
ada di (x0, y0) berlaku C-R yaitu
=
y
x y x y
x

u
v
= - dan f(z0) = ux(x0,y0) + i vx(x0,y0)
y
x

ii. Syarat cukup


u(x,y), v(x,y), ux(x,y), vx(x,y), uy(x,y), vy(x,y) kontinue pada kitar z0 = x0 + i y0

dan di (x0,y0) dipenuhi C-R maka f(z0) ada

Contoh 3.2.3

Buktikan f(z) = ex(cos y + i sin y) terdiferensial untuk setiap z dalam C


Bukti :
u(x,y) = excos y

v(x,y) = exsin y

ux(x,y) = excos y
uy(x,y) = -exsin y

ada dan kontinue di setiap

vx(x,y) = exsin y

(x,y) C

vy(x,y) = excos y

Berdasarkan persamaan C-R :


ux = vy dan uy = -vx dipenuhi di (x,y) C dan (x,y) C ada kitaran dimana

keenam fungsi kontinue dan C-R dipenuhi di (x,y).


Jadi f(z) ada z C

31
Dan f(z) = ux(x,y) + i vx(x,y)
= excos y + i exsin y

3.3 Syarat C-R Pada Koordinat Kutub

Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dapat diilustrasikan dalam koordinat kartesius


maka dengan menggunakan hubungan x = r cos dan y = r sin dapat diperoleh z
= r cos + i sin sehingga f(z) = u(r, ) + i v(r, ) dalam sistem koordinat kutub

Teoreama 3.3.1

Jika f(z) = u(r, ) + iv(r, ) terdiferensial dan kontinue pada suatu kitar (r0,
0) dan jika dalam kitar tersebut ur, u, vr, v ada dan kontinue di (r0, 0) dipenuhi
C-R yaitu:
u
u
1 v
1 v
=
dan
=,r0
r
r
r
r

maka f(z) = ada di z = z0 dan f(z) = (cos 0 i sin 0) [ur(r0, 0) + ivr(r0, 0)]

Contoh 3.3.1

Jika diketahui f(z) = z-3,tentukan f(z) dalam bentuk kootdinat kutub


Jawab :
f(z) = z-3 = r-3 (cos 3 - i sin 3)

diperoleh :

u = r-3 cos 3 sehingga ur = -3r-4 cos 3 dan u = -3r-3 sin 3


v = -r-3 sin 3 sehingga vr = 3r-4 sin 3 dan v = -3r-3 cos 3

keenam fungsi ini kontinue dan syarat C-R dipenuhi untuk semua z 0

32
Jadi f(z) = z-3 terdiferensial untuk z 0
Dengan demikian f(z) dalam koordinat kutub adalah :
f(z)

= (cos 0 i sin 0) (-3r-4 cos 3 + i 3r-4 sin 3)


= cis (-) (-3-4) cis -3
= -3r-4 cis(-4)

3.4 Aturan Pendiferensialan

Jika f(z), g(z) dan h(z) adalah fungsi kompleks serta f(z), g(z) dan h(z)
ada, maka berlaku rumus-rumus berikut :
1.

dc
d(z)
=0,
=1
dz
dz

2.

d [cf (z )]
= cf(z)
dz

3.

d
[f(z) g(z)] = f(z) g(z)
dz

4.

d
[f(z)g(z)] = f(z)g(z) + f (z)g(z)
dz

5.

g (z ) f ( z ) f (z )g (z )
d f (z )

=
dz g(z )
[g (z )]2

dzn
6.
= nzn-1
dz
7. Jika h(z) = g[f(z)] maka h(z) = g[f(z)]f(z) biasa disebut dengan komposisi
(aturan rantai)

dw dw d
.
=
dz d dz

3.5 Fungsi Analitik

33
Definisi 3.5.1

Fungsi f analitik di z0, jika ada r > 0 sedemikian hingga f(z) ada untuk setiap z
N (z0,r) (persekitaran z0)
f differensiable

r
Z0

Fungsi analitik untuk setiap z C dinamakan fungsi utuh

Contoh 3.5.1
1
analitik kecuali di z = 0
z

1.

f(z) =

2.

f(z) = x3 + iy3
diperoleh : u = x3 ; v = y3 sehingga ux = 3x2 ; vx = 0 ; uy = 0 ; vy = 3y2
dengan menggunakan persamaan C-R :
3x2 = 3y2 y = x dan vx = uy = 0
persamaan C-R dipenuhi dan kontinue digaris y = x berarti f(z) ada hanya di
y=x
f(z) tidak analitik dimanapun karena tidak ada kitar.

Sifat sifat analitik

Misalnya f dan g analitik pada D, maka :


o

f g merupakan fungsi analitik

fg merupakan fungsi analitik

f/g merupakan fungsi analitik dengan g 0

34
o

h = g o f merupakan fungsi analitik

berlaku aturan Lhospital yaitu :


lim

zz0

f (z) f (z)
=
, g(z) 0 g(z) 0
g(z) g(z)

3.6 Titik Singular


Definisi 3.6.1

Titik z1 disebut titik singular dari f jika f tidak analitik dari z1 tetapi untuk setiap
kitar dari z1 memuat paling sedikit satu titik dimana f analitik.
Jenis kesingularan f(z) atau titik singular antara lain :
1. Titik singular terisolasi

Titik z0 dinamakan titik singular terisolasi dari f(z) jika terdapat > 0
demikian sehingga lingkaran |z z0| = hanya melingkari titik singular
lainnya. Jika seperti itu tidak ada, maka z = z0 disebut titik singular tidak
terisolasi.
2. Titik Pole (titik kutub)

Titik
lim

zz0

z0

disebut

titik

pole

tingkat

n,

jika

berlaku

(z z0 )n f (z) = A 0 . Jika n = 1, z0 disebut sebagai titik pole

sederhana.
3. Titik Cabang

Dari fungsi bernilai banyak dapat menjadi titik singular.


4. Titik Singular dapat dihapuskan

Titik singular z0 disebut titik singular dapat dihapuskan dari f(z) jika
lim f(z) ada.
z0

35
5. Titik Singular Essensial

Titik singular z = z0 yang tidak memenuhi syarat titik singular pole titik
cabang atau titik singular yang dapat dihapuskan disebut titik singular
essensial.
6. Titik Singular tak hingga

Jika f(z) mempunyai titik singular di z = , maka sama dengan menyatakan


f(1/w) mempunyai titik singular di w = 0.
Contoh 3.6.1

g(z) =

1
berarti titik z = i adalah titik pole tingkat 2 dari g(z)
( z i) 2
2

h(z) = z tidak merupakan titik singular


k(z) = ln (z2 + z 2) maka titik cabang adalah z1 = 1 dan z2 = -2 karena
(z2 + z 2) = (z 1) (z + 2) = 0

3.7 Fungsi Harmonik

f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada D maka u dan v mempunyai derivatif


parsial di semua orde yang kontinue pada D. Jadi dalam D berlaku C-R , ux = vy dan
uy = -vx . Karena derifatif-derivatif parsial dari u dan v kontinue dalam D, maka
berlaku vxy = vyx. Jika dalam ux = vy dan uy = -vx diderivatifkan parsial terhadap x
dan y maka (x,y) D berlaku
uxx + uyy = 0
vxx + vyy = 0
Jika f analitik pada D maka u dan v pada D memenuhi persamaan differensial
Laplace dalam 2 dimensi.

36

2
2
+
=0
x 2
y 2
u dan v dimana f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada suatu domain maka f(z)
harmonik pada domain tersebut.

Dua fungsi u dan v sedemikian sehingga f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik


dalam suatu domain dinamakan dua fungsi yang harmonik konjugat dalam
domain itu.

Contoh 3.7.1

Diberikan u(x,y) harmonik pada D dan tentukan fungsi v yang harmonik konjugat
dengan u = 4xy3 12x3y, (x,y) C
Jawab :
Misal diklaim konjugatnya adalah v(x,y) jadi f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada C
sedemikian sehingga berlaku C-R ux = vy dan uy = -vx
ux = 4y3 12x2y

vy = 4y3 12x2y

uy= 12xy2 4x3

v= y4 6x2y2 + g(x)

karena vx = -uy maka -12xy2 + g(x) = -12xy2 + 4x3 sehingga g(x) = 4x3 diperoleh
g(x) = x4 + C
Jadi v = y4 6x2y2 + x4 + C
f = u + iv
= 4xy3 4x3y + i(y4 6x2y2 + x4 + C)
= i(y4 6x2y2 + x4 4ixy3 + 4x3y) + iC
= i(x +iy)4 + iC
= iz4 + A dengan A = iC

37

Cara Milne Thomson

Cara yang lebih praktis menentukan fungsi harmonik konjugat atau dari fungsi
harmonik u diberikan u(x,y) harmonik pada D andaikan v(x,y) sehingga
f(z) = u(x,y)+ iv(x,y) analitik pada D
f(z) = ux(x,y) + ivx(x,y)
sesuai persamaan C-R : f(z) = ux(x,y) iuy(x,y)

zz
z+z
z = x + iy dan z = x iy sehingga diperoleh x =
dan y =
2
2i

z+z zz
z+z zz
,
,
f(z) = ux
- iuy
2i
2i
2
2

Suatu identitas dalam z dan z jika diambil z = z maka f(z) = ux(z,0) iuy(z,0)
Jadi f(z) adalah fungsi yang derivatifnya ux(z,0) iuy(z,0) kemudian didapat v(x,y)

Contoh 3.7.2

Dari Contoh 3.7.1 dengan u= 4xy3 4x3y, (x,y) C , jika diselesaikan dengan
menggunakan cara Milne Thomson.
Jawab :
ux = 4y3 12x2y
uy= 12xy2 4x3
f(z) = ux(z,0) iuy(z,0) = -i(-4z3) = 4iz3
sehingga f(z) = iz4 + A
f(z) = i(x + iy)4 + A

38
= 4xy3 4x3y + i(x4 6x2y2 + y4) + A
3.8 SOAL-SOAL LATIHAN BAB III

1. Dengan menggunakan definisi derivatif, tentukan f(z) dan f(i) untuk :


a. f(z) = z2 + 5z
b. f(z) =

1
z2

c. f(z) =

2z 1
z + 2i

2. Dengan menggunakan aturan pendiferensialan tentukan f(z) untuk :


a. f(z) = z3 + 2iz2 (3 2i)z + 4
b. f(z) =

(3z + 5) 8
(1 3z + z 2 ) 20

3. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi berikut adalah analitik :


a. f(z) = e-x(cos y i sin y)
b. f(z) = sin x cosh y + i cos x sinh y
c. f(z) = z2 + 2z
4. Buktikan bahwa f terdiferensial dimana-mana jika :
a. f(z) = e-2x(cos 2y i sin 2y)
b. f(z) = cos x cosh y + i sin x sinh y
5. Tentukan titik di bidang kompleks sehingga fungsi f(z) = 3x5 + 5iy3
terdiferensial kemudian tentukan f(2 4i) dan f(-3 + 3i)
a. f(z) = e-x(cos y i sin y)
b. f(z) = sin x cosh y + i cos x sinh y
c. f(z) = z2 + 2z

39
6. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi berikut adalah harmonik dan dapatkan fungsi
analitik f(z) = u(x,y) + i v(x,y) yang bersesuaian :
a. u = x3 3xy2 + 3x2 3y2 + 1
b. u = xe-x cos y y ex sin y
*** Selamat Mengerjakan ***

40

BAB IV
INTEGRAL KOMPLEKS
4.1 Lintasan

Jika g dan h fungsi bernilai real dan konstanta dari variabel real t (a,b) maka
himpunan titik-titik (g(t).h(t)) di bidang x.y akan membentuk suatu kurva.
Jadi himpunan titik Z = x + i.y di bidang komples adalah kurva jika x = g (t) dan y
= h (t).
Jika tidak ada pada kurva yang berkawanan dalam ( a,b ), kurva disebut
kurva tunggal.
Kurva yang titik awal dan titik akhirnya berhimpitan dinamakan kurva
tertutup.
Kurva tertutup yang tidak memotong dirinya sendiri disebut kurva tertutup
tunggal.

Misal kurva C = { Z = g(t) + ih(t), a t b } dengan g(t) dan h(t) ada dan
kontinue pada [ a,b ], untuk t [ a,b ] nilai g(t) dan h(t) tidak pernah bersama nol,
maka C disebut kurva mulus.
Jika kurva C merupakan rangkaian beberapa kurva mulus C1, , Cn titik akhir Cj
berimpit dengan titik awal Cj+1 untuk j = 1,2,.., n 1 maka kurva C disebut
suatu lintasan atau kontur. Lintasan C ini ditulis C1 + C2 ++ Cn.

Perjanjian arah lintasan


Arah positif jika berlawanan dengan arah jarum jam.
Arah negatif jika searah dengan arah jarum jam.

41
4.2 Integral Garis
Integral garis fungsi p(x,y) sepanjang lintasan C terhadap x dinyatakan dengan

P( x, y ) dx

Jika P( x,y ) dx sepanjang kurva C ke lintasan tertentu terhadap t pada [a,b] dan
b

x g(t), y = h(t) maka

P ( x, y ) dx = P ( g (t ), h (t ) h ' (t ) dt
C

Jika sepanjang C pada arah yang berlawanan ditulis

P( x, y) dx

Sedangkan untuk integral sepanjang lintasan tertutup dinotasikan dengan

P( x,y ) dx.

Sifat-Sifat :
1.

C k P( x,y ) dx = k C P( x,y ) dx, k konstan

2.

-C P( x,y ) dx = - C P( x,y) dx

3.

Jika C=C1+C2 + ... + Cn maka C k P( x,y ) = c1 P( x,y ) dx ++ cn P( x,y ) dx.

4.

Jika C lintasan tertutup tunggal, maka berlaku :

P (x, y ) dx = - P (x, y ) dx
c

Catatan :
Keempat sifat berlaku juga untuk pengintegralan terhadap y.
Contoh 4.2.1
1

(xy + 5) dy

dengan x = sin t ;y = cos2 t

Penyelesaian :

42

y=0t=

dengan y = cos2 t diperoleh

dy
= 2 cos t sin t
dt

y=1t= 0
sehingga :
0

(sin t cos2 t + 5) (-2 cos t sin t) dt

2 cos3 t sin2 t + 10 cos t sin t dt

2 sin2 t (1 sin2 t) cos t + 10 cos t sin t dt

2 sin2 t cos t dt -

2 sin4 t cos t dt +

misal

du = cos t dt

t = 0 u = 0 dan t =
1

u=1
2

2 u du - 2 u du + 10 u du
2

] [
1

2
3
5
2 1 3 u - 2 15 u + 10 12 u
0

1
0

...... ( silakan selesaikan)

Contoh 4.2.2

Hitung I = x 2 y dx + xy2 dy dengan C adalah


c

u = sin t
du
= cos t
dt

10 sin t cos t dt

43
a. Garis patah berawal dari titik i melalui 1 + i dan berakhir titik 1
b. Penggal garis dengan titik awal i dan titik akhir 1
Penyelesaian :

a.
i

c1

i+1

c2
1

C1 :

dy = 0
C2 :

dx = dt

dy = dt

x2y dx + xy2 dy +

t2 dt +

c1

x2y dx + xy2 dy

c2

c1

1t0

x= 1 dan y = t
dx = 0

I=

0t1

y = 1 dan x = t

t2 dt

c2

t2 dt +

t2 dt

= 1/3 + (-1/3) = 0

b. Gambar pada a
Misal :
x = t dx = dt
y = 1 t dy = -dt

0 t 2

44
1

I=

t2 (1 t) dt + t (1 t)2 (-dt)

t2 t3 t (1 2t + t2) dt

t2 t3 t + st2 t3 dt

-t + 3t2 st3 dt

= -1/2 t2 + t3 2/4t4 I01


=0

Contoh 4.2.3

Hitung

dx + x3 dy dengan C : x = a cos t; y = a sin t

arah C diambil arah

positif 0 t 2
Penyelesaian :
3
3
y dx + x dy

a3 sin3 t (-a sin t) dt + (-a3 cos t) a cost dt

= -a4

sin4 t + cos4 t

digunakan reduksi
= -a4

(sin2 t + cos2 t) 2 sin2 t cos2 t dt

= -a4

1 sin2 2t dt

= ...... (silakan lanjutkan sebagai latihan)

45
Contoh 4.2.4.

Hitunglah

( 2,4)

(2 y + x

) dx + (3 x y ) dy sepanjang:

( 0 ,3)

a. Parabola x = 2t, y = t2+3


b. Garis lurus dari (0,3) ke (2,3) dan kemudian ke (2,4)
c. Garis lurus dari (0,3) ke (2,4)
Jawab:
a. Parabola x = 2t dx = 2 dt
y = t2 +3 dy = 2t dt
( 2,4)

(2 y + x

) dx + (3 x y ) dy

( 0 ,3)

( 2 (t

+ 3) + ( 2t ) 2 ) 2 dt + (3( 2t ) t 2 3) 2 dt

t =0

= (2t 2 + 6 + 4t 2 )2dt + (6t t 2 3)2dt


t =0
1

= (12t 2 + 12 + 12t 2t 3 6t )dt


t =0

(12

6 t + 24 t

2 t 3 ) dt

t=0

= 12 t 3 t

+ 8t

= 12 3 + 8
= 17
=

2
t

1
4
0

1
2

1
2

33
2

b. Sepanjang garis lurus dari (0,3) ke (2,3) maka y = 3 dan dy = 0

46
2

( 2,3)

2
( 2 y + x ) dx + (3 x y ) dy

( 2 .3 + x

) dx + (3 . x 3)( 0 )

x=0

( 0,3)

(6 + x

)dy

x=0

= 6x
= 12 +
=

1 3
x
3

8
3

44
3

Sepanjang garis lurus dari (2,3) ke (2,4) maka x = 2 dan dx = 0


( 2,4)

(2 y + x

) dx + (3 x y ) dy

(2 y + 2

)( 0 ) + (3 .2 y ) dy

y =3

( 2 ,3)

(6 y )dy

y =3

1
= 6y y2
2
=6
=

Jadi nilai yang diinginkan

7
2

5
2

44
5
+
3
2

88 + 15
6
103
=
6

c. Sepanjang garis lurus dari (0,3) ke (2,4)


Persamaan garis yang menghubungkan (0,3) ke (2,4) adalah:

47

y y1
x x1
y3 x0
=

=
y 2 y1 x 2 x1
43 20
y3 x
=
1
2

2 y 6 = x atau y =

1
( x 6)
2

2 dy = dx
Maka
( 2,4)

2
( 2 y + x ) dx + (3 x y ) dy =

( 0 ,3)

( 2 y + ( 2 y 6)

)( 2 dy ) + (3( 2 y 6 ) y ) dy

y =3

(2 y + 4 y

24 y + 36)(2dy) + (6 y 18 y )dy

y =3
4

(8 y2 44 y + 72 + 5 y 18)dy

y =3
4

(8 y

39 y + 54)dy

y =3

8
39 2
y + 54 y
= y3
3
2
3

8
39
= (43 33 ) (42 32 ) + 54(4 3)
3
2
8
39
97
= (64 27) (16 9) + 54(1) =
3
2
6

4.3 Integral Lintasan Kompleks

Integral lintasan fungsi sepanjang C ditulis f (z ) dz


c

Atau integral tertentu dari f(z) dari a ke b sepanjang kurva C


Untuk z pada C maka dapat ditulis z(t) = x(t) + i y(t) dengan a t b sehingga

48
dz
= z(t) = dx + idy
dt

f (z ) dz =
c

f (z (t )) z(t) dt
a

Sifat :

1. f (z ) dz = - f (z ) dz
-c

2. k f (z ) dz = k f (z ) dz
c

3. f (z ) dz g(z) dz = f (z ) dz + g(z ) dz
c

4. f (z ) dz =
c

f (z ) dz + f (z ) dz

c1

dengan C = C1 + C2

c2

Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y) = u + iv maka dengan integral garis kompleks dapat
dinyatakan dalam suku-suku integral garis real sebagai

f (z ) dz = (u + iv )(dx + idy ) dz
c

= u dx - v dy + I v dx + vdy
c

Contoh 4.3.1

Hitung

f (z )

dz jika f(z) = y x + 6ix2 dan terdiri atas 2 penggal garis dari z = 0

sampai z = I dan dari z = I sampai z = 1 + I

i C2
C1
dari gambar

1+i

49
C1 =

f (z ) dz + f (z ) dz

c1

C1

c2

x = 0 dx = 0

0 x 1

y = t dy = 1
C2

x = t dx = 1

0 x 1

y = 1 dy = 0
Pada lintasan C1

f (z ) dz = u dx vdy + i v dy
c

c1

+ u dy

c2

0 dt + i

t dt = i

pada lintasan C2

f (z ) dz = u dx vdy + i v dx + u dy
c

c2

c2

1- t dt + i

6t2 dt

= + 2i
Jadi :

f (z ) dz = 1 + 2i
c

Teorema 4.3.1

Jika f kontinue pada lintasan C M > 0 |f(z)| M, z C maka


dengan L = panjang lintasan
Contoh 4.3.2

dz
c z2 < M L

50
Jika C lintasan tertutup segitiga dengan sudut 3, 0 dan 4i

Buktikan

z
(e + z ) dz 60
c

Penyelesaian :
B

2
f(z) = e + z

f(z) = e 2 + z ez + z = ex +

x 2 + y2

pada lintasan AO

-3 z = x 0

f(z)

= ex +

- 3 2 + 10 2

= ex + 3
diambil x = 0 agar maksimal f(z) = e0 + 3 = 4
Pada lintasan OB

0 z = iy 4

f(z)

= e0 +

02 + 42

=1+4=5
pada limit AB

51
12 + 4x
3

z = x + iy y =

f(z) = e0 +

, -3 x 0

02 + 42 = 5

(x = 0 maksimal)

karena terdapat tiga lintasan, maka diambil M terbesar yaitu 5 dan L = keliling
segitiga yaitu 3 + 4 + 5 = 12

z
sehingga e + z M.L = 5.12 = 60

terbukti

Teorema 4.3.2 (Teorema Cauchy)

Fungsi analitik dan fungsi kontinue dalam integral tertutup tutup C maka

f (z )dz

= 0

Bukti :
f analitik
f kontinue

D = {z| z dalam dan pada C}


f(z) = u(x,y) + iv (x,y) analitik
u, v kontinue dan vx, vy, ux, uy kontinue sehingga berlaku
f(z)

= ux + ivx
= vy iuy,

kontinue

Sebelumnya terdapat Teorema Green :


P(x,y), Q(x,y), Px, Py, Qx, Qy konstanta pada D maka

P dx + Q dy
c

dxdy

- Py

52
sehingga

f (z )dz

(u + iv ) dz

(u + iv )(dx + idy )

= u dx + iudy + ivdx vdy


c

= u dx v dy + i u dy + v dy
c

(-vx uy) dxdy + i (ux vy) dxdy

(-vx + vx) dxdy + i (ux ux) dxdy

=0
Jadi f (z ) dz = 0
c

Contoh 4.3.3

Hitung 2z 2 4 dz , C kurva tertutup sederhana


c

Jawab :
f(z) = 4z f(z) kontinue dan analitik di dalam C sesuai Teorema Cauchy

2z

4 dz = 0

Contoh 4.3.4

Jika C lingkaran z = 1. Tunjukkan

z
c

Penyelesaian :
f(z) =

2z
1

f(z)
=
( z 2 4) 2
z2 4

dz
=0
4

53
Kontinu di dalam dan pada C. Jadi menurut Teorema Cauchy f (z ) dz = 0
c

Teorema 4.3.3 (Teorema Cauchy Gousar)

Fungsi analitik di dalam dan pada lintasan tertutup C f (z ) dz = 0


c

Contoh 4.3.5

Buktikan jika C lintasan tertutup sepanjang sisi-sisi bujur sangkar dan titik-titik
sudut 1 + i, -1 + i, -1 + -i, 1 i dengan arah positif.

dz

= 2 i

Penyelesaian :
-1 + i

1+i

Z0

-1 - i

1-i

Dibuktikan lingkaran j dengan pusat (0,0) dan r =


Ambil z0 = 0, sehingga f(z) =

0,

dz

1
adalah analitik pada lingkaran tersebut kecuali z =
z

= 2 i (menurut Cauchy). Karena f(z) =

dz
:
z =
c

dz
j z = 2i

1
juga analitik di dalam j, maka
z

54
4.4 Anti Derivatif Fungsi Analitik

Fungsi analitik pada domain terhubung tunggal D, z0 dan z D


Jika C1 dan C2 lintasan tunggal penghubung z0 ke z dan keduanya membentuk
lintasan tertutup tunggal C = C1 + C2 maka :

f (z )dz

f (z ) dz

c1

f (z ) dz

=0

-c 2

Sehingga

f (z ) dz

c1

f (z ) dz

c2

D z

c2
c1

z0

Integral dari z0 ke z tidak tergantung lintasannya asal lintasan dalam D, ditulis :


z

f ( ) = d tidak tergantung lintasan z D f(z) =

z0

f ( )

zD

z0

Contoh 4.4.1

f(z) = z3 fungsi analitik di seluruh bidang kompleks.


G(z) = z4 merupakan fungsi anti derivatifnya maka untuk sebarang lintasan dari
0 sampai 1 + i adalah
1+ i

dz = G(1 + i) G(0) = -1

Contoh 4.4.2

Jika D = C, maka Cosh z analitik di seluruh C. Maka cos z dz = sin z


0

sinh 1

i
1

= sinh i

55
Contoh 4.4.3

f(z) =

r e

(r > 0, - < < )

Cabang utama dari z1/3 analitik kecuali pada OX mempunyai suatu anti derivatif F =

z 4/3
Untuk sebarang lintasan di r sampai i yang tidak memotong OX maka :
i

dz = F(i) F(-i)

-i

= (ei2/3 e- i2/3)
= i sin (2/3) = i3

4.5 Rumus Integral Cauchy

Jika fungsi analitik di dalam dan pada lintasan tertutup tunggal C, z0 dalam c maka :
1. f(z0) =

2. f(z0) =

3. fn(z0) =

1
2 i

f (z )

z-z
c

dz

f (z )

1
2 i

(z - z )

n!
2 i

(z - z )

dz

f (z )

n +1

dz

Contoh 4.5.1

Tentukan

z dz

( z 1)( z 3)

, jika lintasan C :

a. lingkaran C1 berarah positif dengan persaman |z| = 2


b. lingkaran C2 berarah positif dengan persaman |z 4| = 2

56
Penyelesaian :
a. Fungsi f ( z ) =

z
analitik di dalam dan pada C1 dan 1 di dalam C1,
( z 3) 2

sehingga menurut rumus integral Cauchy f(1) =

1
2 i

f (z )

(z - 1) dz

dan jawaban (a)

adalah 2 i f(1) = i / 2
b. Fungsi g ( z ) =

z
analitik di dalam dan pada C2 dan 3 di dalam C2, sehingga
( z 1)

menurut rumus integral Cauchy g(3) =

1
2 i

g(z )

(z - 3) dz
2

dan jawaban (b) adalah 2

i g(3) = i / 2

4.6 SOAL-SOAL LATIHAN BAB IV

1. Hitung

3 z + 2 dz

dengan C lintasan positif keliling persegi dengan titik-titik

sudut 1 + i, -1 + i, -1 i, 1 i.
2+ 4i

2. Selesaikan I =

2
dz sepanjang x = t; y = t ; 1 t 2

1+ i

3. Hitung integral garis (xy + y2) dx dan (x2 xy) dy sepanjang parabola y = x2
dari titik A(-1,1) ke titik (2,4)
4. Hitung integral garis :
a. (x2y2 dx + xy2 dy) sekeliling lintasan tertutup C bagian dari garis x = 1 dan
bagian parabola y2 = x ke arah positif
xy 2
b. 2
dy sekeliling lingkaran x2 + y2 = a2 ke arah positif
2
x +y

57
5. Hitung

z+3
dz , dengan C :
z

a. setengah lingkaran z = 3 ei dengan dari 0 sampai


b. setengah lingkaran z = 3 ei dengan dari 0 sampai -
c. lingkaran penuh z = 3 ei dengan dari sampai
6. Selesaikan I =

5z 2

z(z 1) dz dimana C adalah lingkaran |z| = 2


c

*** SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA SUKSES ***

58

DAFTAR PUSTAKA

Churchill, R.V, Brown, J.W. 1990. Complex Variables and Applications. New
York : McGraw-Hill Publishing Company.
Sardi, Hidayat. 1989. Fungsi Kompleks. Modul Perkuliahan 1-9 UT. Jakarta :
Karunika.
Soemantri, R. 1996. Fungsi Variabel Kompleks. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Spiegel, Murray R. 1964. Theory and Problems of Complex Variables. New York
: McGraw-Hill, Inc

Anda mungkin juga menyukai