Anda di halaman 1dari 17

BAB 6

Bilangan Kompleks

Tujuan Pembelajaran Umum :


Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat memahami konsep dasar
bilangan kompleks ,sifat-sifat , dan penerapannya pada persoalan teknik .

Tujuan Pembelajaran khususs :


Setelah Anda mempelajari topik ini, Anda diharapkan
1) Mampu menentukan penjumlahan ,dan pengurangan bilangan kompleks secara
aljabar dan grafik;perkalian dan pembagian bilangan kompleks;
2) Mampu menentukan perkalian ,dan pembagian bilangan kompleks;
3) Mampu mengubah bilangan komplek bentuk baku ke bentuk kutub dan
eksponensial;
4) Mampu menentukan perkalian dan pembagian bilangan kompleks dalam
bentuk kutub dan eksponensial
5) Mampu menentukan akar bilangan kompleks ;
6) Mampu menerapkan bilangan kompleks untuk menyelesaikan masalah
rangkaian listrik;

6.1 Konsep Dasar Bilangan Kompleks

Dalam suatu kondisi sering dijumpai bentuk akar negatif , walaupun persoalan yang
dihadapi persoalan bilangan real. Sebagai contoh ,himpunan penyelesaian yang
memenuhi persamaan
x2 4 0
adalah himpunan kosong, karena 4 tidak terdefinisi.
Bilangan seperti ini dinamakan Bilangan Imajiner.
Jika bilangan ini digabungkan ke dalam bilangan real, akar bilangan dapat ditentukan
sekalipun bilangan tersebut negatif.

Kita definisikan i = 1 sebagai satuan dasar imajiner , yang memiliki sifat i 2 = -1


dengan bilangnan ini , akar bilangan negatif dapat ditentukan oleh perkalian i dan
bilangan real .

Contoh 1.
4 = 4 1 = 2 i
Secara umum dituliskan
a , a0 dapat dituliskan a i (1)

Definisi 1. Bilangan Kompleks


a dan b adalah bilangan real dan i = 1 maka

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 92


z=a+b i (2)
dinamakan bilangan kompleks, a dinamakan bagian real, dan b dinamakan bagian
imajiner

selanjutnya, bagian real dari bilangan kompleks ditulis, R(z) = a


dan bagian imajiner ditulikan I(z) = b
Apabila a = 0, bilangan komplek z = b i , yang dinamakan bilangan imajiner asli,
sedangkan jika b = 0 , bilangan kompleks z = a adalah real.
Secara geometri bilangan kompleks dinyatakan sebagai vektor di bidang yang
ditunjukkan dalam gambar 6.1.1, yang selanjutnya gambar tersebut dinamakan
Diagram argan.

I(z)
z=a+b
b

R(z)
a

Gambar 6.1.1

Panjang vektor dalam gambar 6.1.1 adalah r = a 2 b 2 dinamakan nilai mutlak atau
modulus dari bilangan kompleks z (selanjutnya dituliskan mod(z) = r).Sudut
dinamakan argumen dari bilangan kompleks z yang selanjutnya ditulisakan arg(z) = .
Sekawan bilangan kompleks a + b i yang ditulis a bi = a b i adalah pencerminan
bilangan kompleks a + b i terhadap sumbu real (R(z))
I(z)
a bi

R(z)

Sekawan

a bi
Gambar 6.1.2

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 93


Contoh 1
Tentukan mod(z) dan sekawan bilangan komples 4 3 i

Penyelesaian
mod(z) = r = 4 2 3 2 = 5
dan bentuk sekawan
4 3i = 4 +3 i

Penjumlahan dan Pengurangan


z1 = a + bi dan z2 = c + di , maka
z1 + z2 = (a + bi) + (c + di) = (a + b) + (b + d)i (3)
z1 - z2 = (a + bi) (c + di) = (a - b) + (b - d)i (4)

Penjumlahan dan pengurangan secara geometri ditunjukkan pada gambar 6.1.3,yang


identik dengan penjumlahan dan pengurangan vector.

z1
z 1 +z 2
z 1 -z 2

z2

-z 2

Gambar 6.1.3
Contoh 2
Apabila z1 = 3 - 4i dan z2 = 2 - 3i , tentukan z1 + z2 , z1 - z2
Penyelesaian
Dengan menerapkan persamaan 3 dan 4, diperoleh
z1 + z2 = 5 -7 i
z1 - z2 = 1 i

Perkalian dan Pembagian Bilangan Kompleks


z1 = a + bi dan z2 = c + di maka
z1 z2 = (ac - bd) + (ad + bc)i (5)
z1 a bi a bi c di
= (6)
z2 c di c di c di

Contoh 3
z1
Apabila z1 = 2 - 4i dan z2 = 5 - 7i , tentukan z1 z2 ,
z2

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 94


Penyelesaian
Dengan menerapkan persamaan 5 dan 6, diperoleh
z1 z2 = 10 28 + (-14 20 ) i = -18 34i
z1 2 4i 5 4i 2 4i 5 7i 38 6
= = = + i
z2 5 7i 5 7i 5 7i 5 7i 74 74

Latihan 6.1
Gambarkan pada bidang kompleks, bilangan kompleks dan sekawannya berikut ini

1. (-4-6i) 2. 5-10i
3. -2 7i 4. -3 i

Selesaikan operasi-operasi berikut secara grafik dan cek hasilnya secara aljabar
5. (1-3i) + (4 + 2i) 6. (2 + i) + (3 4i)
7. (-4 2i) +(6 + 5i) 8. (-3 + 7i) + (-6 + 2i)
9. (7 + 5i) (2 i) 10. (3 + 2i ) (1 2i)
11. (-12 + 4i) (-5 +5i) 12. (7 +12i)+(1 -11i)
13. (-5-9i)-(-3-5i) 14. (-1-4i)-(10+2i)

Tuliskan dalam bentuk baku, setiap operasi yang diberikan.


15. (2 + i)(3 i ) 16. (1 3i)(2 + 2i)
17. (2 i)(3 2 i) 18. (3 4i)(1 + i)
19. (3 4i) (3 4i) 20. (4 + 6i) (4 6i)
2
21. (1 + i) 22. (3 4i)2
2
23. ( 2 - i ) 24. (2 +3i)2
1 1
25 26
1 3i 2i
2 3
27 28
2i 2 3i
1 2i 2 3i
29 30
1 2i 2 3i
(1 i)(1 2i) ( 2 3i)(2 i)
31 32
2i 1 2i
(1 2i)(1 i) (1 3i)(3 2i)
33 34
(1 i)(3 i) (1 i)(2 i)

6.2. Bentuk-bentuk Bilangan Kompleks


Bentuk bilangan kompleks pada pasal 6.1, dinamakan bentuk baku. Operasi yang lebih
rumit seperti memangkatkan atau menarik akar dari suatu bilangan kompleks akan sulit
dilakukan apabila bilangan kompleks yang digunakan bentuk baku. Pada pasal ini
,dibahas bentuk bentuk bilangan kompleks .

Bentuk Kutub Bilangan Kompleks


Bentuk baku bilangan kompleks z a bi dengan pada Diagram Argan ditunjukkan
pada gambar 6.2.1

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 95


I(z)
z a bi
r

R(z)

Gambar 6.2.1

1 b
Dengan mod(z) = r = a2 b2 , arg(z) = = tan dan dengan menerapkan definisi
a
sinus dan cosinus didapat huhungan
a = r cos , dan b = r sin
sehingga dalam bentuk kutub , dihasilkan
z a bi = r cos + i r sin = r (cos + i sin ) (8)
Penulisan bentuk kutub dapat disingkat menjadi
r atau r cis ( singkatan dari r( cos + i sin ))

Contoh 1.
Nyatakan kedalam bentuk kutub bilangan kompleks -2 - 2 3 i
Penyelesaian

mod (z) = 4 12 = 4

I(z)


R(z)

z 2 2 3i
dan karena bilangan kompleks di kuadran III, diperoleh
2 3 Gambar 6.2.2
arg(z) = tan 1 = 240o
2
Dengan demikian, bentuk kutub bilangan kompleks tersebut adalah

z 2 2 3i =4
240o
Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 96
Contoh 2.
Nyatakan dalam bentuk kutub bilangan kompleks 2 2 - 2 2 i
Penyelesaian
mod (z) = 8 8 = 4
Karena bilangan kompleks di kuadran IV, dihasilkan
2 2
arg(z) = tan 1 = 315o
2
Sehingga

2 2 -2 2 i=4
315o

Bentuk Eksponensial Bilangan Kompleks


Teorema 1. Euler
ei = cos + i sin = = cis (9)

Contoh 3.
Nyatakan dalam bentuk eksponen bilangan kompleks -1 + i
Penyelesaian
mod (z) = 2
dan
1 3
arg(z) = tan 1 = 135o =
1 4
jadi
3
i
-1 + i = 2e 4

Teorema 2
Apabila z1 = r1 1 dan z2 = r2 2 ,
z1 z2 = r1 r2 (1 + 2 ) (10)
dan
z1 r1 1 r1
= = (1 2 ) (11)
z2 r2 2 r2

Contoh 4
Hitunglah
a. (2 2 - 2 2 i)( 2 2 3i )
2 2 3i
b.
-1 i

Penyelesaian
a. dari contoh 4 dan contoh 5, dan persamaan 10,didapatkan

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 97


(2 2 - 2 2 i)( 2 2 3i ) =4
315o 4 240o
= 16
315o 240o = 16 185o
= -15,9391 1,3945 i
b. dari contoh 4 dan contoh 6, dan persamaan 11,didapatkan

4 240
2 2 3i
= =
2 3105
2135
-1 i

= -0,8967 + 3,3461 i

Teorema 3 De Moivre
r n r n n (12)

Contoh 5.
Tentukan (-2 - 2 3 i)4
Penyelesaian

(-2 - 2 3 i)4 =
4240 4
Dari persamaan 12,didapat

4240 4=
256960 256240 =

= -128 - 128 3 i

Akar-akar Bilangan Kompleks


Teorema 5
Akar pangkat n dari bilangan kompleks r cis diberikan oleh
1 1
1
(r ( o n
k .360 )) r n ( k .360) , dengan k = 0, 1, 2, 3, (13)
n
Akar pangkat n dari bilangan kompleks z ( n z ) memiliki n buah nilai yaitu, z1 , z2 ,
z3 , , zn . Untuk mendapatkannya, ditentukan dengan langkah- langkah berikut
Nyatakan bilangan kompleks ke bentuk kutub
Nyatakan bentuk akarnya kedalam persamaan 13

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 98


Substitusi harga k = 0, 1, 2, 3, n-1 untuk mendapatkan n buah akar bilangan
kompleks

Contoh 6.
Tentukan nilai akar bilangan kompleks berikut
a. 3 2 2 3i
b. 5 3 i
Penyelesaian
a. r = 4 12 = 4
2 3
= tan 1 = 60o
2
Bentuk umum sudut
= 60o + k 360 , k = 0 , 1 , 2 ,
Dengan menerapkan persamaan 13, diperoleh

1 3 1 o o
= o o 3 = 4 (60 k 360 )
(460 k360 )
3
2 2 3i

3
karena n = 3 , harga-harga k yang disubstitusikan, k = 0 , 1 , 2 adalah
k 0 1 2

1 o o 3 3 3
3
4 (60 k360 )
3
420 4140 4260
Bentuk grafis akar-akar bilangan kompleks ditunjukkan pada gambar 6.2.3

z2 3 4 140o
140o

o
z1 3 4 20o
260
20o

z3 3 4 260o

Gambar 6.2.3
b. r= 3 1 =2

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 99


1 1
= tan = 330o
3
Bentuk umum sudut
= 330o + k 360 , k = 0 , 1 , 2 ,
Dengan menerapkan persamaan 13, didapatkan

1 5 1 o o
= o o 5 = 2 (330 k 360 )
(2330 k 360 )
5
3 i

5
n = 5 , harga-harga k yang disubstitusikan, k = 0 , 1 , 2, 3, 4 adalah
k 0 1 2 3 4

5 5 5 5 5
5
3 i
266 2138 2210 2282 2354

Latihan 6.2
Tuliskan dalam bentuk kutub, dan eksponensial bilangan komplek berikut
dengan , 0 < 360
1 3 2 2i
3 3 + 3i 4 4 4i
5 -3 + i 6 -63 6 i
7 -2 + 23 i 8 -33 3 i
9 3 + i 10 23 2 i

Tuliskan dalam bentuk baku bilangan kompleks yang diberikan


11 3 45 o 12 3 120 o
13 3 240 o
14 2 30 o
15 6 60 o 16 5 150 o
17 8 225 o 18 2 300 o
19 7 180 o 20 3 270 o
Gunakan kalkulator, untuk menuliskan bilangan komplek berikut ke bentuk kutub
dengan , 0 < 360
21 2 + 3i 22 -1 + 4i
23 -2 4i 24 -1 - 11 i
25 3 + 2i 26 2 6i(2 4i)
2
27 (1 -3i) 28 (1 + 3i)3
29 (5 - 3 i)2 30 2 3i( 2 4i)

Selesaikanlah operasi berikut, dengan menerapkan teorema perkalian dan pembagian


bentuk kutub.Selanjunya tentukan bentuk bakunya.
31 2 45o .3 30 o 32 5 135 o .3 120 o
33 15 230 o .2 300 o 34 2 81o .3 22 o

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 100


39 40 o 36 100 o
35 13 260 o
36 9 260 o

8 40 o . 87 o 6 60 o .4 148 o
37 24 260 o
38 12 342 o

2 165 o 3 20 o
39 7 43 o .4 301o
40 8 70 o .10 117

Terapkan teorema De Moivre, untuk menyelesaikan bentuk-benuk pangkat berikut


41. (1 + i)5 42. (-1 + i)6
6
43. (2 2i) 44. (-3-3i)4
45. (- 3 - i )6 46. (1 - 3)7
47. (-33 3i)5 48. (-2 + 23)4

6.3 Penerapan Bilangan Kompleks

Bilangan kompleks digunakan untuk menganalisis masalah teknik. Seperti yang dibahas
dalam pasal ini, masalah rangkaian listrik dengan komponen-komponennya adalah
hambatan R[ohm], suatu induktor yang mempunyai induktansi L[henry], dan kapasitor
yang berkapasitansi C [farad], juga sumber gaya gerak listrik (elektromotif) V [volt].
Sifat- sifat yang digunakan dalam menganalisis rangkaian listrik adalah
arus I yang melalui hambatan murni R memiliki phase yang sama dengan tegangan
VR (Gambar 6.3.1)
VR = I R (14)
I
R

VR I

VR

Gambar 6.3.1

arus I yang melalui induktansi murni L, ketinggalan 90o dengan tegangan VL


( Gambar 6.3.2 )
VL = I XL ( XL : Reaktansi induktif ) (15)
XL = 2fL , ( f : frekuensi ) (16)

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 101


I L
VL

VL I

Gambar 6.3.2

arus I yang melalui kapasitansi murni C, memimpin 90o dengan tegangan VC


( Gambar 6.3.3 )
VC = I XC ( XC : Reaktansi kapasitif ) (17)
1
XC = 2fC , ( f : frekuensi ) (18)

C
I
I

VC VC

Gambar 6.3.1

Selanjutnya ,arus yang melalui rangkaian seri R , L dan, C dijabarkan sebagai berikut
arus I yang melalui rangkaian seri hambatan R dan induktansi L, ketinggalan o dengan
tegangan V ( Gambar 6.3.2 )
Dengan menuliskan iVL menyatakan I ketinggalan 90o dengan tegangan VL , dihasilkan
V = VR + i VL (19)
dari persamaan 14 dan 15, persamaan 19 dituliskan
V = I R + i I XL = I (R + i XL )
V = I Z , ( Z : Impedansi kompleks ) (20)
Impedansi = mod (Z),
mod (Z) = R 2 X L 2
dan
XL
Arg(Z) = = tan 1
R

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 102


I L
R VL = I XL
V = IZ


V
VR = IR
Gambar 6.3.2

Arus I yang melalui rangkaian seri hambatan R dan kapasitansi C, memimpin o


dengan tegangan V ( Gambar 6.3.3 )
Dengan menuliskan -i VC menyatakan I memimpin 90o dengan tegangan VC , dituliskan
V = VR - i VC (21)
Dari persamaan 14 dan 17, persamaan 21 dituliskan menjadi
V = I R - i I XC = I (R - i XC )
V = I Z , ( Z : Impedansi kompleks ) (22)
Dan modulus dari impedansi Z , dihasilkan
mod (Z) = R 2 X C 2
dan
XC
Arg(Z) = = tan 1
R

C
I R
VR = IR

V
VC = I XC V = IZ
Gambar 6.3.3

Contoh 1
Tentukan besar hambatan, dan induktansi dari rangkaian yang dihubungkan seri dengan
impedansi

a. 20 + i 10 b. 2860
dan diketahui frekuensi sumber tegangan 50 Hz
Penyelesaian
a. Impedansi kompleks
Z = 20 + i 10
Dari persamaan 20 , diperoleh

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 103


R = 20 , dan XL = 10
Dengan menerapkan persamaan 16, didapatkan
XL 10
L= = = 0,0318 H
2f 2 50

b. Z= 2860 = 14 + i 24,25

R = 14 , dan XL = 24,25
XL 24,25
L= = = 0,0772 H
2f 2 50

Contoh 2
Tentukan besar hambatan dan kapasitansi dari rangkaian yang dihubungkan seri dengan
impedansi

a. -i 40 b. 4045
dan diketahui frekuensi sumber tegangan 50 Hz

Penyelesaian
a. Impedansi kompleks
Z = -i 40

Karena bagian imajiner negatif , reaktansinya adalah kapasitif, dan dari persamaan 22,
dihasilkan
R = 0 , dan XC = 40
Dengan menerapkan persamaan 16, diperoleh
1 1
C= = F
2fX C 2 5040
10 6
C= F = 79,58 F
2 5040

b. Z= 4045 = 28,28 - i 28,28

R = 28,28 , dan XC = 28,28


1 10 6
C= = F = 112,56 F
2fX C 2 5028,28

Contoh 3
Sumber tegangan AC besarnya 200 Vdan frequensi 50 Hz yang dihubungkan dengan
suatu rangkaian dengan impedansi 10 20 i .
Hitunglah a) Resistor R b) kapasitansi C c) Besar impedansi d) Besar arus
Penyelesaian
a). Impedansi kompleks
Z = 10 20 i

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 104


R = 10 , dan XC = 20
b). Dari persamaan 16, kapasitansinya adalah
1 10 6
C= F= F = 159,15 F
2fX C 2 50(20)
c). Besar impedansi = mod (Z)
mod (Z) = 10 2 20 2 = 22,36
20
Arg (Z) = tan 1 = -63,43o
10
V
d). Dari I = , karena V dan Z bilangan kompleks dan dengan menerapkan
Z
persamaan 11, dihasilkan

V0 2400
I = = = 10,73 63,43 Amper
mod(Z)63,43 2 ,3663,43

Latihan 6.3
Tentukan Resistor R dan induktansi L atau kapasitansi yang dihubungkan seri, untuk
setiap impedansi berikut ini. (Asumsikan frequensi 50 Hz)

1. 4 + 7i 2. 3 2i 3. 10 i 4. -200i 5. 15
3
6. Sumber tegangan AC yang besarnya 100 V, dan frequensi 50 Hz yang dihubungkan
dengan suatu rangkaian dengan impedansi 20 30 i .
Hitunglah a) Resistor R b) Capasitansi C c) sudut phase antara arus dan tegangan.
7. Dua tegangan dinyatakan oleh 15 + 10 i dan 12 4i volt.
Tentukan besar Resultan kedua tegangan tersebut.
8. Dua buah impedansi, Z1 = 2 + 6i dan Z2 = 5 2i , dihubungkan seri dengan
sumber tegangan 100 V .
Hitunglah besar arus dan sudut phase relatif terhadap tegangan.
9. Selesaikan soal 8, untuk Z1 dan Z2 yang dihubungkan paralel

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 105


Rangkuman

1. Bentuk Baku Bilangan Kompleks


z = a + bi
dengan a : bagian riil dari z ( R(z) = a ) , b : bagian imaginer dari z ( I(z) = b )
i = 1 , dalam diagram argan digambarkan
y =I(z)
b


a x =R(z)

b
dengan r = a2 b2 dan tan = r : disebut nilai mutlak dari z ( z r )
a

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 106


: dinamakan argumen dari z ( arg(z) = )

2. Penulisan
a + bi = r
bentuk ini dinamakan bentuk kutub , dan dapat juga dituliskan
r = r cis
r cis singkatan dari
r cis = r cos + i sin

3. Bentuk sekawan bilangan kompleks z = a + bi

z a bi a bi

4. Empat dasar operasi bilangan Kompleks


Penjumlahan
(a + bi) + (c + di) = (a + b) + (b + d)i
Pengurangan
(a + bi) (c + di) = (a - b) + (b - d)i
Perkalian
(a + bi) (c + di) = (ac - bd) + (ad + bc)i
Pembagian
a bi a bi c di

c di c di c di

5. Bentuk eksponensial
Teorema Euler
ei = r = r cis

6. Perkalian dan pembagian bentuk kutub


r1 1 r2 2 = r1 r2 (1 + 2 )
r1 1 r1
= (1 2 )
r2 2 r2

7. Nilai pangkat
Teorema De Moivre
r n r n n
untuk semua n bilangan riil

8. Nilai akar
Akar ke n dari bilangan kompleks r cis diberikan oleh
1 1
o 1
(r ( k .360 )) n r n ( k .360)
n

Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 107


Matematika Terapan 1 untuk Teknik Energi 108

Anda mungkin juga menyukai