Anda di halaman 1dari 5

Bab 2 Pertemuan 3

1. Pergeseran Grafik Fungsi


Setiap kurva y = f(x) jika digeser m ke kanan dan n ke atas maka persamaannya menjadi
y – n = f(x – m)
Ini berlaku untuk kurva apapun, termasuk fungsi kuadrat
Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik y = x², y = x² + 1 dan y = x² + 2 berikut ini

Perhatikan bahwa setiap penambahan konstanta menyebabkan grafik bergeser ke atas. Kondisi
ini kelihatannya bertentangan dengan teori awal. Padahal sebenarnya tidak. Penambahan
konstantan pada bagian fungsi yang di ruas kanan tentu akan menggeser grafik ke atas.
Kondisi ini sama artinya dengan mengurangi konstanta pada bagian y yang di ruas kiri.

Jjadi y = x² + 1 sama saja dengan y – 1 = x²


jadi y = x² + 2 sama saja dengan y – 2 = x²
jadi y = x² + 3 sama saja dengan y – 3 = x²
jadi y = x² + 4 sama saja dengan y – 4 = x² dan sebagainya

Bagaimana dengan y =x² – 1, y =x² – 2 dan y = x² – 3 ?


Bentuk ini sama artinya dengan y + 1 =x², y+2 =x² dan y + 3 = x²

artinya parabola mengalami pergeseran ke bawah.

Berikutnya akan kita bahas pergeseran ke kiri dan ke kanan

Misalkan kita gambar grafik fungsi y = x² – 2x + 1


Titik potong grafik dengan sumbu y adalah
x = 0 maka y = 1
Jadi koordinat titik potong dengan sumbu y adalah (0, 1)
Titik potong dengan sumbu x adalah
y=0
x² – 2x + 1 = 0
(x – 1)(x – 1) = 0
x=1
Jadi koordinat titik potong sumbu x adalah (1, 0)
Ini berarti grafik memotong sumbu x di satu titik, atau dikatakan menyinggung sumbu x
Dengan demikian gambar grafiknya adalah

Tampak bahwa grafik ini sama dengan parabola y = x2 yang digeser satu satuan ke kanan

Padahal y = x2 – 2x + 1 bisa dinyatakan menjadi y =(x – 1)2 dari sini bisa kita simpulkan bahwa
♥ y = (x – 1)² diperoleh darti y = x² yang digeser 1 langkah ke kanan
♥ y = (x – 5)² diperoleh darti y = x² yang digeser 5 langkah ke kanan
♥ y = (x + 1)² diperoleh darti y = x² yang digeser 1 langkah ke kiri
♥ y = (x + 3)² diperoleh darti y = x² yang digeser 3 langkah ke kiri
dan sebagainya

Dengan demikian jika kita miliki grafik y – 5 = (x – 2)² bisa diperoleh dari grafik y = x² yang
digeser 2 langkah ke kanan dan 5 langkah ke atas

2. Sumbu Simetri dan Nilai Optimum


Pada materi ini kamu akan mempelajari tentang bagaimana cara menentukan sumbu simetri,
nilai optimum dan titik optimum pada grafik fungsi kuadrat. Agar kamu lebih paham cara
menentukannya,perhatikan gambar berikut.
Berdasarkan hasil pengamatan kamu pada animasi tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?
Secara umum, untuk menentukan sumbu simetri, nilai optimum, dan titik optimum pada grafik
fungsi kuadrat adalah sebagai berikut.

Apa rumus untuk mendapatkan sumbu simetri dan nilai optimum dari grafik fungsi f(x) = ax2 +
bx + c?

sumbu simetrinya adalah

dengan nilai optimumnya adalah

sehingga titik optimumnya adalah

Contoh:
1. Diketahui fungsi kuadrat: f(x) = –8x²– 16x – 1.
Tentukan:
a. bentuk grafik fungsi kuadrat
b. sumbu simetri, nilai optimum, dan titik optimum

Jawab:
f(x) = –8x² – 16x – 1
a = –8, b = –16, c = –1
a. karena a < 0, berarti grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola yang menghadap ke
bawah (terbuka ke bawah)
b. sumbu simetri:

nilai optimum:

(Nilai optimum ini merupakan nilai maksimum karena grafik fungsi kuadrat menghadap ke
bawah)
Titik optimum : (–1, 7)

2. Diketahui fungsi kuadrat: f(x) = 4x² – 8x + 3.


Tentukan:
a. bentuk grafik fungsi kuadrat
b. sumbu simetri, nilai optimum, dan titik optimum

Jawab:
f(x) = 4x² – 8x + 3
a = 4, b = –8, c = 3
a. karena a > 0, berarti grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola yang menghadap ke atas
(terbuka ke atas)
b. sumbu simetri:

nilai optimum:

(Nilai optimum ini merupakan nilai minimum karena grafik fungsi kuadrat menghadap ke atas)
Titik optimum : (1, -1)
3. Sketsa Grafik Fungsi Kuadrat

Anda mungkin juga menyukai