PETUNJUK PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI
Penyusun :
Tri Cahyani W, M. Sc.,Apt
i
Nomor : PDN-FARM/00/16/02
Revisi ke : 00
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG Tgl. Terbit : 21 April 2016
Halaman : dari
LEMBAR PENGESAHAN
Tri Cahyani W, M. Sc.,Apt Tri Cahyani W, M. Sc.,Apt Drs. Muh Husnul Khuluq, M.
Farm.,Apt
Visi :
Menjadi pusat pendidikan farmasi yang unggul dalam
bidang farmasi klinik dan herbal, inovatif, serta islami
Misi :
Berdasarkan visi yang telah ditetapkan, maka misi
Program Studi Farmasi Program Sarjana Stikes
Muhammadiyah Gombong adalah :
1. Menyelenggarakan pendidikan dalam bidang farmasi
klinik dan herbal yang sesuai dengan standar pelayanan
kefarmasian berlandaskan nilai islami.
2. Menyelenggarakan penelitian kefarmasian untuk
mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang modern
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat melalui
penerapan ilmu kefarmasian
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga dapat menyusun
Buku Petunjuk Praktikum Farmakologi. Farmakologi
merupakan ilmu yang mendasari beberapa ilmu lainnya yaitu
farmakodinamika, farmakokinetika, toksikologi
farmakoterapi dll. Praktikum ini diberikan dengan tujuan agar
mahasiswa dapat memahami berbagai teori dasar farmakologi
serta dapat mempraktekkannya dalam berbagai percobaan
farmakologi baik in vitro maupun in vivo.
Praktikum ini mempraktekkan teori-teori farmakologi
yang diperoleh diperkuliahan dengan percobaan sederhana di
Laboratorium berupa : pengaruh cara pemberian obat
terhadap absorbsi obat, metabolisme obat, ekskresi asetosal
oleh ginjal pada keadaan asedemia dan alkalemia, analgetika,
antiinflamasi, efek sedatif, uji ketoksikan akut dan penentuan
profil farmakokinetik.
Kami merasa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharap saran dan kritik
membangun dari semua pihak. Semoga buku petunjuk
praktikum farmakologi ini bermanfaat bagi yang
menggunakan.
Gombong, Febuari 2020
Penyusun
Gombong, tanggal..............
Praktikan,
Tanda tangan dan nama terang
(..............................................)
Disusun Oleh :
KELOMPOK......../GOLONGAN.......
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
GOMBONG
2019
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
HASIL PRAKTIKUM :
CATATAN :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikum
(_______________________)
NIK.
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................... i
Halaman Pengesahan........................................................ ii
Visi Misi............................................................................ iii
Kata Pengantar.................................................................. iv
Tujuan
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan cara-
cara pemberian obat terhadap kecepatan absorbsinya,
menggunakan data farmakologi sebagai tolak ukur
A. Pendahuluan
Tujuan terapi obat antara lain adalah untuk penetapan
diagnose, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), pemulihan kembali (rehabilitative), atau
peningkatan kesehatan (promotif). Untuk mencapai tujuan
tersebut, dosis obat yang cukup harus sampai pada jaringan
target. Seberapa banyak obat mencapai tempat aksinya akan
menentukan besarnya efek yang terjadi. Salah satu factor
yang mempengaruhi absorbsi obat masuk ke dalam darah
adalah jalur atau rute pemberian obat.
Secara umum, terdapat dua rute pemberian obat yaitu
jalur enteral dan parenteral. Jalur enteral meliputi oral,
sublingual, rektal, dll. Jalur parenteral antara lain rute
intravaskuler, intramuscular, dan subkutan. Masing-masing
cara atau rute pemberian obat ini memiliki keuntungan,
kerugian, danmanfaat tertentu. Perbedaan pemilihan rute
2. Bahan
- aquabidest
- diazepam
- hewan coba (Tikus)
- kapas dan alcohol
C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
E. Tugas
Tujuan
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap
enzim pemetabolisme obat dengan mengukur efek
farmakologinya.
A. Pendahuluan
Metabolisme obat sering disebut biotransformasi.
Metabolisme obat penting dalam mengevaluasi keamanan
dan manfaat suatu obat. Selain itu, untuk mengetahui
bagaimana obat dimetabolisisr dan dideaktivasi, untuk
mengenal jalur serta kecepatan distribusi dan eliminasi obat
maupun metabolitnya.
Reaksi yang terjadi selama proses metabolisme dapat
dibagi menjadi dua, yaitu reaksi fase I : reaksi oksidasi,
reduksi, hidrolisis, dan reaksi fase II : reaksi konjugasi.
Reaksi- reaksi enzimatik yang berperan dalam proses
tersebut, sebagian besar terjadi di dalam sel hepar dan sisanya
terjadi d saluran cerna, paru, ginjal dan darah. Tempat
terjadinya reaksi-reaksi oksidasi sebagian besar di dalam
reticulum endoplasmic sel. Namun proses tersebut juga bias
dikatalisir oleh enzim yang berbeda di dalam sitosol, kecuali
reaksi glukoronidase.
2. Reaksi Fase II
a. Konjugasi glukoronida
b. asilasi
c. metilasi
d. Pembentukan asam merkapturat
e. konjugasi sulfat
2. Bahan
- Aquabidest
- Diazepam
- Induktor enzim : Fenobarbital 30 mg/kg BB
- Inhibitor enzim : Simetidin dan ciprofloksasin
- Hewan coba (Tikus)
C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Tiap golongan dibagi menjadi 3 kelompok
3. Masing-masing kelompok mendapatkan 3 tikus
4. Timbang bobot badan tikus dan lakukan perhitungan
konversi dosis, pembuatan larutan stok dan volume
pemberian obat.
D. Hasil Pengamatan
1. Induksi Enzim
E. Tugas
Tujuan
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan daya
analgetika asetosal dan parasetamol menggunakan metode
rangsang kimia
A. Pendahuluan
Analgetik adalah senyawa atau obat yang digunakan
untuk mengurangi rasa sakit atau rasa nyeri. Secara umum,
analgetika digolongkan menjadi dua yaitu analgetika non
narkotika atau integumental analgetics (missal : asetosal dan
parasetamol) dan analgetika narkotika atau visceral analgetics
(misalnya : morfin)
Analgetik bekerja dengan berbagai cara antara lain,
dengan cara meningkatkan ambang batas rasa nyeri dari
penderita dan menghambat terlepasnya mediator-mediator
nyeri (misalnya : prostaglandin) dari jaringan –jaringan yang
rusak. Mediator-mediator tersebut bekerja dengan cara
merangsang reseptor nyeri diujung syaraf perifer ataupun
tempat lain. Dari tempat-tempat itu selanjutnya rangsang
nyeri diteruskan ke pusat nyeri di korteks serebri oleh syaraf
pusat sensoris melalui sumsum tulang belakang dan
thalamus.
2. Bahan
- Aquabidest
-Parasetamol
-Asetosal
-Natrium diklofenak
C. Cara Kerja
1. siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-
masing kelompok mendapat 3 ekor tikus
3. lakukan perhitungan dosis dan buat larutan dan suspensi
dari bahan-bahan uji yang diperlukan
4. tandai tikus dari masing-masing kelompok sebagai
berikut:
a. kelompok I (Kontrol) diberi aquabidest secara per
oral
b. Kelompok II diberi parasetamol 500 mg/70 kg BB
secara per oral
c. Kelompok III diberi asetosal 500 mg/70 kg BB
secara per oral
d. Kelompok IV diberi Na Diklofenak 50 mg/70 kg
BB secara per oral
5. setelah diberi larutan dan suspense uji, maka 5 menit
kemudian seluruh hewan coba diberi larutan steril asam
asetat 1% v/v secara peritoneal
6. amati jumlah geliatnya (Tikus akan menekan perutnya
ke bawah dan kaki ke belakang ditarik ke belakang)
TUJUAN
Mempelajari daya antiinflamasi obat pada hewan uji
yang diinduksi radang buatan
A. Pendahuluan
Inflamasi atau radang merupakan gabungan proses yang
kompleks, dengan tanda-tanda dan gejala yang bersifat umum
yaitu bengkak, kemerahan, nyeri dan panas. Penyebab
inflamasi bias karena bahan kimia atau rangsang mekanis.
Obat-obat anti radang dibagi menjadi dua golongan utama
yaitu, golongan kortikosteroid dan non kortikosteroid.
Argument yang dewasa ini diterima mengenai mekanisme
kerja obat-obat tersebut ialah bahwa aksi obat-obat
antiradang berkaitan dengan penghambatan metabolisme
asam arakhidonat.
Asam arakhidonat adalah substrat untuk enzim-enzim
siklooksigenase dan lipooksigenase. Sikooksigenase
mensintesa siklik endoperoksida (prostaglandin G2 dan H2)
yang kemudian akan diubah menjadi prostaglandin stabil,
tromboksan atau prostasiklin. Kedua produk ini berasal dari
leukosit dan senyawa-senyawa itu dijumpai pada keadaan
C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-
masing kelompok memperoleh 3 ekor tikus
3. Tikus ditimbang dan pada kedua kaki belakangnya
diberi tanda sebatas lutut
TUJUAN
Mengenal, mempraktekkan, dan membandingkan efek
diuretic dari furosemide, hidroklorotiazid, dan spironolakton.
A. Pendahuluan
Diuretic adalah senyawa yang dapat menyebabkan
ekskresi urin yang lebih banyak. Fungsi utama diuretic adalah
untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Secara umum
dibagi menjadi dua golongan besar yaitu :
1. Diuretika osmotic, contohnya manitol
2. Diuretika penghambat mekanisme transport elektrolit di
dalam tubuli ginjal, yaitu :
a. Penghambat carbonic anhydrase, contohnya
Azetazolamid
b. Benzotiadiazida, contohnya Hidroklortiazid
c. Diuretic hemat kalium, contohnya spironolakton
d. Diuretic kuat, contohnya furosemide
Pada diuresis dimulai dengan mengalirkan darah ke
dalam glomerulus yang terletak di bagian luar ginjal
C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok.
Masing-masing kelompok memperoleh 3 ekor
tikus
3. Lakukan perhitungan dosis dan buat larutan dan
suspense dari bahan-bahan uji yang diperlukan
4. Tandai tikus dari masing-masing kelompok
sebagai berikut :
a. Kelompok I (control) diberi aquabidest
secara per oral
b. Kelompok II diberi furosemide (80 mg/70
kg BB) secara per oral
c. Kelompok III diberi hidroklortiazid (50
mg/70 kg BB) secara per oralaquabides
d. Kelompok IV diberi spironolakton (100
mg/70 kg BB) secara per oral
5. setelah diberi larutan control dan larutan uji,
letakkan mencit-mencit tersebut ke dalam urin
volumeter
D. Analisis Data
Dari data hasil percobaan hitung persentasi daya
diuretic dengan rumus :
% Daya Diuretic = ((P-K)/K x 100%)
P= volume urin tikus yang diberi perlakuan
K= volume urin tikus yang diberi larutan control
Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian bandingkan daya
diuretic akibat pemberian masing-masing obat.
E. Tugas
1. ada berapa macam diuretic? Jelaskan dan berikan
contoh nya
2. bagaimana proses terjadinya diuresis? Jelaskan!
E. Tugas
1. apa tujuan mengadaptasikan mencit sebelum
dilakukan percobaan
2. jelaskan mekanisme terjadinya efek sedative dan apa
bedanya dengan anastesi.
3. cari dan jelaskan cara uji daya sedative yang lain
berikut alat-Alat yang digunakan.