Anda di halaman 1dari 49

Praktikum Farmakologi 2020

PETUNJUK PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI

Penyusun :
Tri Cahyani W, M. Sc.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2020

i
Nomor : PDN-FARM/00/16/02

Revisi ke : 00
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG Tgl. Terbit : 21 April 2016

Halaman : dari

LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI


PRODI SARJANA FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

Disiapkan, Disetujui, Disahkan,


Koordinator Mata Kuliah Koordinator Rumpun Mata PLT Ka Prodi Farmasi
Kuliah

Tri Cahyani W, M. Sc.,Apt Tri Cahyani W, M. Sc.,Apt Drs. Muh Husnul Khuluq, M.
Farm.,Apt

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA ii


VISI DAN MISI PRODI SARJANA FARMASI

Visi :
Menjadi pusat pendidikan farmasi yang unggul dalam
bidang farmasi klinik dan herbal, inovatif, serta islami

Misi :
Berdasarkan visi yang telah ditetapkan, maka misi
Program Studi Farmasi Program Sarjana Stikes
Muhammadiyah Gombong adalah :
1. Menyelenggarakan pendidikan dalam bidang farmasi
klinik dan herbal yang sesuai dengan standar pelayanan
kefarmasian berlandaskan nilai islami.
2. Menyelenggarakan penelitian kefarmasian untuk
mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang modern
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat melalui
penerapan ilmu kefarmasian

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA iii


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga dapat menyusun
Buku Petunjuk Praktikum Farmakologi. Farmakologi
merupakan ilmu yang mendasari beberapa ilmu lainnya yaitu
farmakodinamika, farmakokinetika, toksikologi
farmakoterapi dll. Praktikum ini diberikan dengan tujuan agar
mahasiswa dapat memahami berbagai teori dasar farmakologi
serta dapat mempraktekkannya dalam berbagai percobaan
farmakologi baik in vitro maupun in vivo.
Praktikum ini mempraktekkan teori-teori farmakologi
yang diperoleh diperkuliahan dengan percobaan sederhana di
Laboratorium berupa : pengaruh cara pemberian obat
terhadap absorbsi obat, metabolisme obat, ekskresi asetosal
oleh ginjal pada keadaan asedemia dan alkalemia, analgetika,
antiinflamasi, efek sedatif, uji ketoksikan akut dan penentuan
profil farmakokinetik.
Kami merasa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharap saran dan kritik
membangun dari semua pihak. Semoga buku petunjuk
praktikum farmakologi ini bermanfaat bagi yang
menggunakan.
Gombong, Febuari 2020
Penyusun

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA iv


PETUNJUK KERJA LABORATORIUM FARMAKOLOGI
1. Sebelum mulai kerja perlu mempelajari serta
memahami petunjuk dan prosedur percobaan
2. Tiga hal yang perlu diperhatikan selama bekerja di
laboratorium Farmakologi
a. Kebersihan
Selama bekerja di Laboratorium dijaga kebersihan
laboratorium dan memakai jas praktikum yang
bersih. Setelah selesai melakukan percobaan,
bersihkan dan keringkan alat-alat, cuci wadah
binatang dan kembalikan ke tempat semula,
kertas-kertas atau benda-benda lain yang tidak
berguna dimasukkan kedalam keranjang sampah
dan tinggalkan laboratorium dalam keadaan
bersih, rapi seperti pada waktu anda
memasukinya. Sampah fisiologis seperti sisa
jaringan, sampel darah, atau hewan mati perlu
dibungkus plastik untuk selanjutnya di insinerasi
(diabukan) atau dipendam.
b. Ketepatan
Ketepatan yang harus diperhatikan:
- Ketepatan dalam menimbang
- Ketepatan dalam mengukur volume larutan,
suspensi, atau sediaan obat lain yang akan
diberikan
- Ketepatan dalam menentukan dosis obat yang
akan diberikan
- Ketepatan dalam cara pemberian obat
c. Pengamatan
Percobaan akan memberikan hasil yang baik jika
pengamatan dilakukan secara benar. Setiap
perubahan yang terjadi harus segera dicatat.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA v


3. Peserta praktikum harus datang tepat pada waktunya
dan bagi yang berhalangan hadir wajib memberikan
keterangan yang jelas.
4. Sebelum praktikun akan diadakan pre test untuk
masing-masing materi percobaan.
5. Tidak diadakan praktikum ulang (inhal), tiga kali tidak
mengikuti praktikum, dinyatakan gugur dan
dipersilahkan mengikuti praktikum pada periode
selanjutnya.
6. Peserta praktikum tidak boleh meninggalkan
laboratorium selama praktikum berlangsung kecuali
dengan ijin khusus dari pembimbing praktikum atau
asisten.
7. Rombongan praktikum akan dibagi menjadi kelompok-
kelompok, setiap kelompok bertanggung jawab atas
peralatan yang dipakai dan percobaan yang dilakukan.
8. Dalam setiap percobaan perlu dilakukan pembagian
tugas yang baik disetiap kelompok sehingga percobaan
yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik, tepat
waktu dan hasil yang tepat.
9. Laporan sementara hasil praktikum setiap percobaan
harus diserahkan setelah selesai melakukan percobaan
dan sebelum meninggalkan ruangan dilengkapi dengan
nama kelompok dan daftar anggotanya.
10. Laporan akhir praktikum harus sudah diserahkan
sebelum melakukan praktikum selanjutnya.
11. Beberapa percobaan hanya diperlukan hasil tiap
kelompok, lainnya memerlukan hasil-hasil dari
kelompok lain untuk dihitung secara statistik.
12. Sebelum melakukan percobaan wajib memeriksa
kelengkapan dan keadaan alat-alat dan hewan coba

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA vi


yang akan digunakan, begitu juga setelah selesasi,
lakukan pendataan terlebih dahulu.

13. Setiap terjadi permasalahan maupun kerusakan dalam


melakukan percobaan harus dilaporkan secepatnya.
14. Dalam menggunakan hewan coba perlu dilakukan
dengan hati-hati dan perlakukan hewan coba dengan
baik untuk menghindari stress dan kondisi tidak
menyenangkan lainnya. Hal ini bertujuan agar
percobaan dapat dilakukan dengan baik tanpa ada
hambatan dari faktor hewan coba.
15. Pada akhir praktikum akan diadakan responsi. Tidak
ada responsi ulangan.

CARA BEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN HEWAN


COBA
1. Setiap orang baik praktikan maupun peneliti yang
menggunakan laboratorium dengan menggunakan
hewan coba sebaiknya mengetahui cara-cara
memelihara dan dasar-dasar pemeliharaan hewan coba.
2. Perlakukan hewan coba dengan penuh kasih sayang dan
jangan sekali-kali disakiti.
3. Cara memperlakukan beberapa hewan coba:
a. Kelinci dan marmut
Jangan sekali-kali memegang telinganya karena
banyak terdapat syaraf dan pembuluh darah yang
akan terganggu.
b. Tikus dan mencit
Jepit bagian ekor menggunakan jari manis dan
kelingking pada telapak tangan bagian bawah lalu

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA vii


pegang bagian leher dibelakang kepala
menggunakan ibu jari dan telunjuk.

Catatan : bila perlu gunakan kaos tangan dari kulit atau


karet yang cukup tebal untuk melindungi tangan dari
gigitan hewan coba. Teteapi bagi yag sudah terampil
akan lebih baik tidak menggunakannya karena kontak
langsung dengan hewan coba akan lebih mudah
mengontrol dan merespon gerakan hewan coba.
4. Untuk menghemat biaya, kemungkinan penggunaan
hewan coba lebih dari satu kali, akan tetapi hewan coba
digunakan kembali dengan selang minimal 14 hari. Hal
ini dilakukan dengan pertimbangan obat atau zat yang
diberikan pada hewan coba telah hilang begitu juga
dengan pengaruh yang ditimbulkan dari percobaan
sebelumnya, terutama pada percobaan yang melakukan
pemberian inhibitor enzim dan induktor.

KARAKKTERISTIK HEWAN COBA


Karakteristik Mencit Tikus Marmot Kelinci Anjing
Pubertas 35 hari 40-60 hari 60-70 hari 4 bulan 7-9 bulan
Masa beranak Sepanjan Sepanjan Sepanjan Mei - -
g tahun g tahun g tahun September

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA viii


Hamil 19-20 hari 21-29 hari 63 hari 28-36 hari 62-63
hari
Jml sekali lahir 4-12 6-8 2-5 5-6 1-18
(biasanya
6-8)
Lama hidup 2-3 tahun 2-3 tahun 7-8 tahun 8 tahun 12-16
tahun
Masa tumbuh 6 bulan 4-5 bulan 15 bulan 4-6 bulan 12-15
bulan
Masa laktasi 21 hari 21 hari 21 hari 40-60 hari 6-8
minggu
Frekuensi 4 7 4 3-4 1-2
kelahiran/tahun
Suhu tubuh 37,9°- 37,7°- 37,8°- 38,5°- 37,5°-
39,2°C 38,8°C 39,5°C 39,5°C 39°C
Kecepatan 136-216/ 100- 100- 50- 15-
respirasi menit 150/menit 150/menit 60/menit 28/menit
Tekanan darah 147/106 130/150 - 110/80 148/100
Volume darah 7,5% BB 7,5% BB 6% BB 5% BB 7,2%-
9,5% BB
Luas O= K3g2 O= K3g2 O= K3g2 O= K3g2 O= K3g2
permukaan K= 11,4 K= 9.13 K= 8,8 K= 12,88 K= 12,88
tubuh g =BB g = BB g = BB g = BB g = BB

PEMBERIAN MAKAN HEWAN COBA UNTUK


MENGURANGI VARIASI BIOLOGIS
1. Percobaan in vivo menggunakan hewan coba biasanya
memberikan hasil dengan deviasi yang lebih besar
dibandingkan dengan percobaan in vitro , hal ini
disebabkan karena adanya variasi biologis. Untuk

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA ix


mengurangi atau meminimalkan variasi biologis
tersebut maka untuk hewan coba yang mempunyai
spesies dan strain yang sama, usia sama, dan jenis
kelamin yang sama dipelihara dan diperlakukan pada
kondisi yang sama pula.
2. Makanan yang diberikan harus sesuai standar untuk
hewan tersebut dan diberi minum air ad libitum.
3. Sebelum digunakan untuk percobaan hewan coba harus
dipuasakan semalam sebelum percobaan dan hanya
boleh minum air ad libitum, hal ini untuk mengurangi
variasi biologis yang kemungkinan masih terjadi.

PENANGANAN LUKA GIGITAN HEWAN COBA


Bagi semua orang yang bekerja dengan hewan coba
disarankan untuk diimunisasi anti tetanus. Luka yang bersifat
abrasif atau luka yang agak dalam karena gigitan binatang
ataupun karena alat-alat yang digunakan untuk percobaan
dengan hewan coba harus segera diobati secepatnya menurut
cara-cara pertolongan pertama pada kecelakaan. Apabila
korban gigitan belum pernah mendapat suntikan imunisasi
anti tetanus segera diberikan profilaksis.

MEMUSNAHKAN HEWAN COBA MATI YANG SUDAH


TIDAK DIGUNAKAN LAGI
1. Cara terbaik untuk membunuh hewan coba ialah dengan
memberikan suatu anastetik secara over dosis. Injeksi

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA x


barbiturat (natrium pentobarbital 300 mg/ml) secara
intra vena untuk anjing dan kelinci, secara
intraperitoneal atau intra torax untuk marmut, tikus dan
mencit atau dengan inhalasi menggunakan kloroform,
karbondioksida, nitrogen di dalam wadah tertutup untuk
semua binatang tersebut.
2. Binatang disembelih, kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plastik dan dibungkus dengan kertas,
diletakkan di dalam tas plastik, ditutup dan disimpan di
dalam almari pendingin atau langsung d abukan
(insinerasi)

PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN COBA


1. Alat suntik
- Semua peralatan suntik (spuit dan needle) harus
bersih dan steril, terutama untuk kelinci, marmot dan
anjing.
- Setelah selesai digunakan, alat suntik dapat di cuci
dengan cara memasukkan cairan pembersih ke
dalam alat suntik lalu disemprotkan ke luar, ulangi
langkah tersebut minimal tiga kali.
2. Heparinisasi
- Untuk heparinisasi (mencegah penggumpalan darah)
digunakan heparin 10 unit heparin per 1 ml darah
- Untuk mencegah penggumpalan darah, tabung dan
jarum suntik dicuci dulu dengan larutan jenuh
natrium oksalat steril.

VOLUME MAKSIMUM LARUTAN OBAT YANG


DIBERIKAN PADA HEWAN COBA

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xi


Volume maksimum (ml)
Binatan Berat
Cara Pemberian
g (gram)
i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit 20-30 0,5 0,05 1,0 0,5- 1,0
1,0*
Tikus 100 1,0 0,1 2,0-5,0 2,0- 5,0
5,0*
Hamster 50 - 0,1 1,0-5,0 2,5 2,5
Marmot 250 - 0,25 2,0-5,0 5,0 10,0
Merpati 300 1,0 0,5 2,0 2,0 10,0
Kelinci 2500 5,0- 0,5 10,0- 5,0- 20,0
10,0 20,0 10,0
Kucing 3000 5,0- 1,0 10,0- 5,0- 50,0
10,0 20,0 10,0
Anjing 5000 10,0- 5,0 20,0- 10,0 100,0
20,0 50,0
*didistribusikan ke daerah yang lebih luas
Volume cairan yang diberikan pada hewan uji = ½ volume
maksimum

TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS ANTAR


JENIS HEWAN COBA
Menc Tiku Marm Kelin Ker Anjin Manusi
it 20 s ut 400 ci 1,5 a g a 70 kg
g 200 g kg 4 12
g kg kg
Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64, 124,2 387,9
20 g 1
Tikus 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0
200 g

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xii


Marmu 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5
t 400 g
Kelinci 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2
1,5 kg
Kera 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1
4 kg
Anjing 0,008 0,06 0,1 0,22 0,5 1,0 3,1
12 kg 2
Manusi 0,002 0,01 0,031 0,07 0,1 0,32 1,0
a 70 kg 6 8 6

PEMBERIAN SEDIAAN UJI/ PEMEJANAN PADA


HEWAN UJI
Pemberian per oral
Dilakukan dengan cara memasukkan jarum sonde/
jarum suntik tumpul berisi larutan suspensi atau emulsi zat uji
yang sesuai dengan ukuran hewan melalui mulut dengan cara
menelusurkan searah tepi langit-langit ke arah belakang
sampai esophagus. Semprotkan/ keluarkan zat uji secara
perlahan-lahan.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xiii


Gambar pemberian secara per oral

Pemberian intra vena


Dilakukan dengan cara memasukkan hewan uji ke
dalam holder atau sangkar selanjutnya celupkan ekornya ke
dalam air hangat (dilatasi vena lateralis). Setelah vena
mengalami dilatasi/pelebaran, pegang ekor hewan coba
tersebut dimana posisi vena berada dipermukaan sebelah atas.
Tusukkan jarum suntik dengan ukuran sesuai sejajar vena
kemudian alirkan secara perlahan-lahan zat yang terdapat di
dalam alat suntik.

Gambar pemberian secara intra vena

Pemberian intra peritoneal

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xiv


Dilakukan dengan cara memegang hewan coba dengan
kulit punggung dijepit, sehingga daerah perut terasa tegang.
Basahi daerah perut dengan kapas alkohol. Tusukkan jarum
suntik sejajar dengan salah satu kaki hewan pada daerah
perut, kurang lebih 1 cm diatas kelamin lalu dialirkan zat uji
perlahan-lahan. Setelah selesai pemberian tarik perlahan-
lahan alat suntik dan tekan tempat suntikan dengan kapas
beralkohol untuk mencegah pendarahan. Dalam memasukkan
jarum suntik hati-hati jangan sampai terkena hati, kandung
kemihm dan usus.
Gambar pemberian secara intra peritoneal

Pemberian intra muskular


Usap daerah otot paha posterior dengan kapas
beralkohol. Suntikan zat uji pada daerah tersebut. Setelah
selesai cabut perlahan-lahan jarum suntik dan tekan daerah
suntikan tersebut dengan kapas beralkohol untuk mencegah
perdarahan.
Gambar pemberian secara intra muskular

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xv


PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
Laporan akhir praktikum farmakologi dibuat oleh tiap
kelompok dengan kriteria penilaian kemampuan kelompok
dalam menganalisa data percobaan secara sistematik,
pembahasan masalah dari data yang diperoleh, serta kerapian
laporan secara keseluruhan. Laporan akhir praktikum
farmakologi berisi :
I.PENDAHULUAN

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xvi


A. Tujuan Percobaan
B. Dasar Teori
II. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
III. CARA KERJA
IV. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
V. PEMBAHASAN
VI. KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA
Lampiran: laporan sementara

Gombong, tanggal..............
Praktikan,
Tanda tangan dan nama terang
(..............................................)

Contoh Cover Laporan Akhir Praktikum Farmakologi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI


PERCOBAAN I

PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP


ABSORPSI OBAT

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xvii


Dosen PembimbingPraktikum :..............................................
Nama Asisten :...............................................

Disusun Oleh :
KELOMPOK......../GOLONGAN.......

Nama NIM Ttd


1. ..........................................................
2. ..........................................................
3. ..........................................................
4. ..........................................................
5. ..........................................................

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI FARMASI
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
GOMBONG
2019

CONTOH PEMBUATAN LAPORAN SEMENTARA


PRAKTIKUM

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


PROGRAM STUDI FARMASI
JL...................................................

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xviii


Judul Praktikum
: ...............................................................................
Kelompok/ Golongan : ....../........
Anggota : 1. .............................. NIM: ........................
Ttd
2................................ NIM: ........................
Ttd
3................................ NIM: ........................
Ttd
Dst

HASIL PRAKTIKUM :

CATATAN :

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Praktikum

(_______________________)
NIK.

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................... i
Halaman Pengesahan........................................................ ii
Visi Misi............................................................................ iii
Kata Pengantar.................................................................. iv

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xix


Petunjuk Kerja Laboratorium............................................ v
Daftar Isi........................................................................... xx
Praktikum I Pengaruh cara pemberian terhadap absorbsi
obat.................................................................................... 1
Praktikum II Metabolisme Obat..................................... 5
Praktikum III Analgetik.................................................. 11
Praktikum IV Anti Inflamasi.......................................... 15
Praktikum V Diuretik...................................................... 21
Praktikum VI Efek Sedatif.............................................. 25
DAFTAR REFERENSI...................................................... 29

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA xx


PRAKTIKUM I

PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP


ABSORBSI OBAT

Tujuan
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan cara-
cara pemberian obat terhadap kecepatan absorbsinya,
menggunakan data farmakologi sebagai tolak ukur

A. Pendahuluan
Tujuan terapi obat antara lain adalah untuk penetapan
diagnose, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), pemulihan kembali (rehabilitative), atau
peningkatan kesehatan (promotif). Untuk mencapai tujuan
tersebut, dosis obat yang cukup harus sampai pada jaringan
target. Seberapa banyak obat mencapai tempat aksinya akan
menentukan besarnya efek yang terjadi. Salah satu factor
yang mempengaruhi absorbsi obat masuk ke dalam darah
adalah jalur atau rute pemberian obat.
Secara umum, terdapat dua rute pemberian obat yaitu
jalur enteral dan parenteral. Jalur enteral meliputi oral,
sublingual, rektal, dll. Jalur parenteral antara lain rute
intravaskuler, intramuscular, dan subkutan. Masing-masing
cara atau rute pemberian obat ini memiliki keuntungan,
kerugian, danmanfaat tertentu. Perbedaan pemilihan rute

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 1


pemberian obat terutama disebabkan oleh sifat obat dan
tujuan terapi. Suatu senyawa mungkin efektif jika diberikan
melalui salah satu jalur pemberian, tetapi bias tidak efektif
jika diberikan melalui jalur yang lain,. Perbedaan ini
disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan absorbs dari
masing-masing rute pemberian tersebut, yang akan
mempengaruhi jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh, dan
pada akhirnya berpengaruh terhadap efek atau aktivitas
farmakologinya.

B. Alat dan Bahan


1. Alat-alat
- Spuit injeksi (0,1 – 2 ml)
- jarum sonde
- labu ukur 10 ml
- stopwatch
- timbangan tikus
- neraca analitik
- sarung tangan

2. Bahan
- aquabidest
- diazepam
- hewan coba (Tikus)
- kapas dan alcohol

C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 2


2. Tiap golongan dbagi menjadi 4 kelompok. Kelompok
I, II, III, dan IV akan mengerjakan percobaan cara
pemberian obat secara per oral, subkutan,
intramuskular, dan intravena
3. masing- masing kelompok akan mendapatkan 3 tikus
4. timbang bobot tikus
5. lakukan perhitungsn konversi dosis, konsentrasi
larutan stok obat, jumlah obat yang harus diambil,
serta perhitungkan volume diazepam yang akan
diberikan dengan dosis 10 mg/70 kg BB (manusia 70
Kg)
6. diazepam diberikan pada hewan uji melalui cara
pemberian sesuai dengan masing-masing kelompok:
- oral : melalui dengan jarum tumpul
- subkutan : masukkan sampai dibawah kulit
pada tengkuk hewan uji
- intramuskular : suntikkan ke dalam otot
daerah paha dengan jarum injeksi
- intravena : suntikkan ke vena lateralis pada
ekor hewan uji
7. setelah hewan uji mendapat perlakuan, amati dan
catat dengan seksama waktu mulai hilangnya reflek
balik badan (hilangnya kemampuan hewan uji untuk

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 3


membalikkan badan dari keadaan terlentang) sampai
dengan kembalinya reflek balik badan tikus
8. hitung onset dan durasi waktu tidur diazepam dari
masing-masing kelompok percobaan

D. Tabel Pengumpulan Data


Waktu
Pengamatan
No Cara Waktu
reflek balik Ons Dura
Hewa Pemberi Pemberi
badan et si
n an an
Hilan Kemba
g li

E. Tugas

1. jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi


obat dari saluran cerna
2. jelaskan bagaimana cara pemberian obat dapat
mempengaruhi onset dan durasi
3. jelaskan keuntungan dan kerugian dari masing-masing
cara pemberian obat

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 4


PRAKTIKUM II
METABOLISME OBAT

Tujuan
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap
enzim pemetabolisme obat dengan mengukur efek
farmakologinya.

A. Pendahuluan
Metabolisme obat sering disebut biotransformasi.
Metabolisme obat penting dalam mengevaluasi keamanan
dan manfaat suatu obat. Selain itu, untuk mengetahui
bagaimana obat dimetabolisisr dan dideaktivasi, untuk
mengenal jalur serta kecepatan distribusi dan eliminasi obat
maupun metabolitnya.
Reaksi yang terjadi selama proses metabolisme dapat
dibagi menjadi dua, yaitu reaksi fase I : reaksi oksidasi,
reduksi, hidrolisis, dan reaksi fase II : reaksi konjugasi.
Reaksi- reaksi enzimatik yang berperan dalam proses
tersebut, sebagian besar terjadi di dalam sel hepar dan sisanya
terjadi d saluran cerna, paru, ginjal dan darah. Tempat
terjadinya reaksi-reaksi oksidasi sebagian besar di dalam
reticulum endoplasmic sel. Namun proses tersebut juga bias
dikatalisir oleh enzim yang berbeda di dalam sitosol, kecuali
reaksi glukoronidase.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 5


Jalur metabolism obat oleh enzim hepar adalah :
1. Reaksi Fase I
a. Oksidasi : b. reduksi ;
-hidroksilasi - reduksi azo
- Dealkilasi - reduksi nitro
- Oksidasi - reduksi karbonil
- Desulfurasi
C. Hidrolisis :
- Dehalogenasi - Deesterifikasi
-Deaminasi - Hidrolisa amid

2. Reaksi Fase II
a. Konjugasi glukoronida
b. asilasi
c. metilasi
d. Pembentukan asam merkapturat
e. konjugasi sulfat

Induksi dan inhibisi enzim


Banyak obat yang mampu menaikkan kapasitas
metabolisme sendiri dengan induksienzim (menaikkan
sintesis enzim). Kenaikan aktivitas enzim metabolisme ini
menyebabkan lebih cepatnya metabolisme yang pada
umumnya merupakan proses deaktivasi obat, sehingga
mengurangi kadar di dalam plasma dan memperpendek

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 6


waktu paruh obat. Karena itu, intensitas dan durasi efek
farmakologinya akan berkurang. Sekobarbital,
pentobarbital, alobarbital dan fenobarbital dapat
menaikkan kadar sitokrom P-450 serta meningkatkan
kecepatan beberapa reaksi metabolisme, seperti
metabolisme fenasetin, aminopirin, heksobarbital, dan
golongan benzodiazepine seperti diazepam.
Pengaruh induksi dan inhibisi enzim terhadap efek
farmakologi dan toksisitas cukup besar. Sebagai contoh,
pemberian fenobarbital bersama-sama dengan warfarin
akan mengurangi efek antikoagulansinya. Sedangkan
pemberian simetidin akan menghambat aktivitas sitokrom
P-450 dalam memetabolisme obat-obat lain, sehingga
meningkatkan efek farmakologi.
Induksi dan inhibisi enzim menunjukkan variasi
besar antara spesies dan bahkan antara keturunan dalam
satu spesies. Pengetahuan tentang pengaruh inductor dan
inhibitor enzim terhadap laju metabolisme obat akan
sangat membantu dalam memperkirakan perubahan-
perubahan yang terjadi pada efek farmakodinamiknya.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 7


B. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
- spuit injeksi 1 ml/ 5 ml
- jarum sonde
- labu ukur 10 ml
- stopwatch
- timbangan tikus
- neraca analitik
- Rotarod

2. Bahan
- Aquabidest
- Diazepam
- Induktor enzim : Fenobarbital 30 mg/kg BB
- Inhibitor enzim : Simetidin dan ciprofloksasin
- Hewan coba (Tikus)

C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Tiap golongan dibagi menjadi 3 kelompok
3. Masing-masing kelompok mendapatkan 3 tikus
4. Timbang bobot badan tikus dan lakukan perhitungan
konversi dosis, pembuatan larutan stok dan volume
pemberian obat.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 8


5. Kelomok I (control) : hewan uji diberi diazepam 10
mg/70 kg BB secara I.V
6. Kelompok II : hewan uji diberi fenobarbital 30 mg/70
kg BB p.o 15 menit kemudian diberi diazepam 10
mg/70 kg BB I.V
7. Kelompok III : hewan uji diberi simetidin 200 mg/70
kg BB p.o , 15 menit kemudian diberi diazepam 10
mg/70 kg BB I.V
8. Pengamatan : onset dan durasi terjadinya hypnosis
berdasarkan refleks balik badan dan jumlah jatuh dari
rotarod (Pada menit ke 15, 30, 60, 90, dan 120)
9. Bandingkan efek yang terjadi akbibat pengaruh
pemberian obat bersama dengan inductor dan inhibitor
enzim pemetabolisme.

D. Hasil Pengamatan

1. Induksi Enzim

Waktu timbul efek Jumlah


Perlakuan Obat
Onset Durasi jatuh
1. Aquadest Diazepam
2. Diazepam
Fenobarbital

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 9


2. inhibisi Enzim

Waktu timbul efek Jumlah


Perlakuan Obat
Onset Durasi jatuh
1. Diazepam
Aquadest
2. Diazepam
Simetidin

E. Tugas

1. Sebutkan senyawa- senyawa yang dapat menginduksi


dan menginhibisi enzim-enzim yang berperan dalam
metabolisme obat
2. Jelaskan mekanisme Induksi dan inhibisi enzim
3. Jelaskan hubungan antara induksi dan inhibisi enzim
dengan efek farmakologi dan toksisitas

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 10


PRAKTIKUM III
ANALGETIK

Tujuan
Mengenal, mempraktekkan dan membandingkan daya
analgetika asetosal dan parasetamol menggunakan metode
rangsang kimia

A. Pendahuluan
Analgetik adalah senyawa atau obat yang digunakan
untuk mengurangi rasa sakit atau rasa nyeri. Secara umum,
analgetika digolongkan menjadi dua yaitu analgetika non
narkotika atau integumental analgetics (missal : asetosal dan
parasetamol) dan analgetika narkotika atau visceral analgetics
(misalnya : morfin)
Analgetik bekerja dengan berbagai cara antara lain,
dengan cara meningkatkan ambang batas rasa nyeri dari
penderita dan menghambat terlepasnya mediator-mediator
nyeri (misalnya : prostaglandin) dari jaringan –jaringan yang
rusak. Mediator-mediator tersebut bekerja dengan cara
merangsang reseptor nyeri diujung syaraf perifer ataupun
tempat lain. Dari tempat-tempat itu selanjutnya rangsang
nyeri diteruskan ke pusat nyeri di korteks serebri oleh syaraf
pusat sensoris melalui sumsum tulang belakang dan
thalamus.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 11


Ada beberapa cara untuk menguji daya analgetika suatu
senyawa atau obat. Salah satu dari cara tersebut adalah
dengan metode geliat yang akan dilakukan dalam percobaan
ini. Percobaan dilakukam dengan menggunakan hewan coba
mencit betina umur 40-60 hari dengan berat 20-30 gram.
Untuk menimbulkan rangsang nyeri digunakan larutan steril
asam asetat dan akan dilakukan pengujian daya analgetik dari
senyawa asetosal dan parasetamol.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- Spuit injeksi (0,1-1 ml)
- jarum sonde / ujung tumpul/membulat
- beker glass (1-2 L)
-stop watch
- timbangan tikus
- neraca analitik
- alat-alat gelas

2. Bahan
- Aquabidest
-Parasetamol
-Asetosal
-Natrium diklofenak

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 12


-Larutan steril asam asetat 1%
- Hewan Coba (Tikus)

C. Cara Kerja
1. siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-
masing kelompok mendapat 3 ekor tikus
3. lakukan perhitungan dosis dan buat larutan dan suspensi
dari bahan-bahan uji yang diperlukan
4. tandai tikus dari masing-masing kelompok sebagai
berikut:
a. kelompok I (Kontrol) diberi aquabidest secara per
oral
b. Kelompok II diberi parasetamol 500 mg/70 kg BB
secara per oral
c. Kelompok III diberi asetosal 500 mg/70 kg BB
secara per oral
d. Kelompok IV diberi Na Diklofenak 50 mg/70 kg
BB secara per oral
5. setelah diberi larutan dan suspense uji, maka 5 menit
kemudian seluruh hewan coba diberi larutan steril asam
asetat 1% v/v secara peritoneal
6. amati jumlah geliatnya (Tikus akan menekan perutnya
ke bawah dan kaki ke belakang ditarik ke belakang)

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 13


7. catat jumlah kumulatif geliat yang dilakukan tikus setiap
5 menit selama 60 menit
D. Analisis Data
Dari data hasil percobaan, hitung persentase daya
analgetika dengan rumus sebagai berikut :

% Daya Analgetik = 100- (P/K x 100)

P= jumlah kumulatif geliat tikus yang diberi obat analgetika


K= Jumlah kumulatif geliat tikus yang diberi larutan control
Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan daya
analgetika dari masing-masing obat dengan uji t dan taraf
kepercayaan 95%
E. Tugas
1. Ada berapa macam analgetika? Jelaskan beserta
contohnya!
2. Ada berapa cara mekanisme kerja analgetika?
Jelaskan dan berikan contohnya!
3. Bagaimana mekanisme kerja dari parasetamol dan
asetosal? Mengapa memberikan hasil nyang
berbeda?
4. Bagaimana proses terjadinya rasa nyeri?
5. Cari dan jelaskan cara uji daya analgetik yang lain (3
contoh)!

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 14


PRAKTIKUM IV
ANTI INFLAMASI

TUJUAN
Mempelajari daya antiinflamasi obat pada hewan uji
yang diinduksi radang buatan

A. Pendahuluan
Inflamasi atau radang merupakan gabungan proses yang
kompleks, dengan tanda-tanda dan gejala yang bersifat umum
yaitu bengkak, kemerahan, nyeri dan panas. Penyebab
inflamasi bias karena bahan kimia atau rangsang mekanis.
Obat-obat anti radang dibagi menjadi dua golongan utama
yaitu, golongan kortikosteroid dan non kortikosteroid.
Argument yang dewasa ini diterima mengenai mekanisme
kerja obat-obat tersebut ialah bahwa aksi obat-obat
antiradang berkaitan dengan penghambatan metabolisme
asam arakhidonat.
Asam arakhidonat adalah substrat untuk enzim-enzim
siklooksigenase dan lipooksigenase. Sikooksigenase
mensintesa siklik endoperoksida (prostaglandin G2 dan H2)
yang kemudian akan diubah menjadi prostaglandin stabil,
tromboksan atau prostasiklin. Kedua produk ini berasal dari
leukosit dan senyawa-senyawa itu dijumpai pada keadaan

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 15


radang. Di dalam leukosit, asam arakhidonat oleh
lipooksigenase akan diubah menjadi asam-asam mono dan
dihidroksi (HETE) yang merupakan prekusor dari leukotriene
(senyawa yang dijumpai pada keadaan anafilaksis). Dengan
adanya rangsang mekanis atau kimia, produksi enzim
lipooksigenase akan dipacu sehingga meningkatkan produksi
leukotriene dari asam arakhidonat.
Obat-obat yang memiliki efek anti radang adalah obat
golongan antiinflamasi non steroid (AINS) atau Non- Steroid
Anti Inflamation Drugs (NSAIDs) dan obat anti inflamasi
golongan kortokosteroid. Obat-obat AINS yang dikenal
menghambat siklooksigenase secara spesifik (indometasin
dan salisilat) mampu mencegah produksi mediator inflamasi :
PGE-2 dan prostasiklin. Karena prostaglandin bersifat sinergi
dengan mediator inflamasi lainnya (bradikinin dan
histamine), maka pencegahan pembentukkan prostaglandin
akan mengurangi efektivitas bradikinin dan histamine. AINS
lainnya yaitu ibuprofen dan aspirin, mampu berikatan dengan
siklooksigenase dan bersifat kompetitif terhadap arakhidonat.
Secara in vivo, kortikosteroid mampu menghambat
pengeluaran prostaglandin pada tikus, kelinci dan marmot.
Prnghambatan pengeluaran asam arakhidonat dari fosfolipid
juga akan mengurangi produk-produk siklooksigenase dan
lipooksigenase, sehingga mengurangi mediator peradangan.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 16


Kedua enzim tersebut dapat dihambat misalnya oleh
benoksaprofen.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- plestimograf
- spuit 1 ml
- timbangan tikus
- neraca analitik
- alat-alat gelas
2. Bahan
- karagenin 1% dalam aquadest
- Na Diklofenak
- Asam Mefenamat
- Prednison
- Hewan coba (Tikus)
- Kapas dan alcohol

C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok. Masing-
masing kelompok memperoleh 3 ekor tikus
3. Tikus ditimbang dan pada kedua kaki belakangnya
diberi tanda sebatas lutut

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 17


4. Lakukan perhitungan dosis dan buat larutan atau
suspense dari bahan-bahan uji yang diperlukan.
5. Kelompok I (kelompok control)
a. Celupkan kaki kanan tikus ke dalam alat
plestimograf sampai batas tanda (V0)
b. Pada telapak kaki kanan (subplantar) disuntikkan
karagenin 1% dalam aquadest
c. Setelah disuntikkan, diamati dan catat volume
udem yang terjadi tiap 15 menit selama 2 jam
(Vt)

6. kelompok I-IV (Kelompok perlakuan)


a. Tikus pada masing-masing kelompok diberi obat
secara intra peritoneal
- Na Diklofenak 50 mg/ 70 kg BB
- asam mefenamat 500 mg/70 kg BB
-Prednison 5 mg/70 Kg BB
b. 15 menit setelah pemberian obat, tikus-tikus tersebut
disuntik dengan karagenin seperti cara pada poin 5
diatas
c. amati dan catat volume udem yang terjadi setiap 15
menit selama 2 jam.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 18


D. Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa volume udem sebelum
dan sesudah diinjeksi karagenin (tiap 15 menit, sampai
menit ke 120). Kemudian dari data volume udem yang
diperoleh, dapat dihitung % kenaikan volume udem
(%KVU) dengan rumus berikut ini:
%KVU = (Vt-V0)/ V0 x 100 %
Dimana : V0 = Volume udem sebelum di injeksi karagenin
Vt = Volume udem setelah diinjeksi karagenin
Kemudian dari data %KVU, dapat dibuat grafik antara
waktu vs %KVU, sehingga dapat dihitung nilai AUC t1-t2
(Area Under Curve) menggunakan rumus trapezium dan
diakumulasikan menjadi AUC kumulatif. Setelah
memperoleh nilai AUC kumulatif, selanjutnya dapat
ditentukan % Daya Anti inflamasi tersebut dibandingkan
dengan control menggunakan rumus berikut ini :

% Daya Anti Inflamasi = (AUCk-AUCp)/ AUCk x


100%
Dimana : AUCk = AUC kelompok Kontrol
AUCp = AUC kelompok Perlakuan
Dari hasil tersebut, dapat dievaluasi dan dibandingkan
persentase antar obat anti inflamasi non steroid maupun
dengan obat anti inflamasi golongan steroid.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 19


E. Tugas
1. Setelah pemberian karagenin, mengapa pengukuran
volume udem diulangi 3 jam kemudian (waktu yang
optimum 3-4 jam)?
2. Tentukan obat yang paling poten dalam menghambat
peradangan karena karagenin, jelaskan!
3. Cari dan jelaskan cara uji daya anti inflamasi yang
lain!

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 20


PRAKTIKUM V
DIURETIK

TUJUAN
Mengenal, mempraktekkan, dan membandingkan efek
diuretic dari furosemide, hidroklorotiazid, dan spironolakton.

A. Pendahuluan
Diuretic adalah senyawa yang dapat menyebabkan
ekskresi urin yang lebih banyak. Fungsi utama diuretic adalah
untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Secara umum
dibagi menjadi dua golongan besar yaitu :
1. Diuretika osmotic, contohnya manitol
2. Diuretika penghambat mekanisme transport elektrolit di
dalam tubuli ginjal, yaitu :
a. Penghambat carbonic anhydrase, contohnya
Azetazolamid
b. Benzotiadiazida, contohnya Hidroklortiazid
c. Diuretic hemat kalium, contohnya spironolakton
d. Diuretic kuat, contohnya furosemide
Pada diuresis dimulai dengan mengalirkan darah ke
dalam glomerulus yang terletak di bagian luar ginjal

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 21


(Korteks). Dinding glomerulus ini bekerja sebagai saringan
halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam, dan
glukosa. Hasil filtrasi di tamping di kapsul Bowman dan
disalurkan ke tubuli. Tubuli ini terdiri dari bagian proksimal,
distalyang dihubungkan oleh henle’s Loop. Disini terjadi
penarikan kembali secara aktif air dan komponen lain seperti
glukosa, garam-garam antara lain ion Na+. zat ini
dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi
tubuli. Sisanya yang tak berguna yaitu ureum untuk sebagian
besar tidak diserap kembali. Filtrate dari semua tubuli
ditampung di saluran pengumpul dan terjadi penyerapan air
kembali. Filtrate d salurkan ke kandung kemih di timbun
sebagai urin.

B. Alat dan Bahan


1. Alat-alat
- spuit injeksi (0,1-1 ml)
- jarum sonde
-urin volumeter
- timbangan tikus
2. Bahan
- aquabidest
- Furosemid
-Hidroklortiazid

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 22


-Spironolakton
-Hewan coba (tikus)
-Kapas dan alcohol

C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
2. Setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok.
Masing-masing kelompok memperoleh 3 ekor
tikus
3. Lakukan perhitungan dosis dan buat larutan dan
suspense dari bahan-bahan uji yang diperlukan
4. Tandai tikus dari masing-masing kelompok
sebagai berikut :
a. Kelompok I (control) diberi aquabidest
secara per oral
b. Kelompok II diberi furosemide (80 mg/70
kg BB) secara per oral
c. Kelompok III diberi hidroklortiazid (50
mg/70 kg BB) secara per oralaquabides
d. Kelompok IV diberi spironolakton (100
mg/70 kg BB) secara per oral
5. setelah diberi larutan control dan larutan uji,
letakkan mencit-mencit tersebut ke dalam urin
volumeter

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 23


6. Amati dan cata jumlah urin yang dikeluarkan
selama 2 jam

D. Analisis Data
Dari data hasil percobaan hitung persentasi daya
diuretic dengan rumus :
% Daya Diuretic = ((P-K)/K x 100%)
P= volume urin tikus yang diberi perlakuan
K= volume urin tikus yang diberi larutan control
Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian bandingkan daya
diuretic akibat pemberian masing-masing obat.
E. Tugas
1. ada berapa macam diuretic? Jelaskan dan berikan
contoh nya
2. bagaimana proses terjadinya diuresis? Jelaskan!

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 24


PRAKTIKUM VI
EFEK SEDATIF

Tujuan : mempelajari dan mengamati pengaruh dari obat


penekan syaraf pusat
A. Pendahuluan
Obat-obat sedative-hipnotik memiliki efek farmakologi
yang mirip dengan anastetik umum dimana jika obat-obat
tersebut diberikan dengan dosis yang lebih besar maka
efeknya sama dengan anastesi umum. Kedua jenis obat
tersebut mempunyai mekanisme yang sama dalam menekan
susunan syaraf pusat.
Obat-obat penenang (antipsikotik) berbeda pengaruhnya
dengan hipnotik sebab tidak menimbulkan efek anastetik.
Sebagai contoh klorpromasin dan reserpine, penekanannya
pada syaraf pusat tidak begitu dalam sehingga hanya
menimbulkan efek sedarif. Efek sedative ini dapat
mempengaruhi kemampuan koordinasi motoric dari hewan
coba. Besar kecilnya pengaruh terhadap koordinasi motoric
tersebut dapat menggambarkan besar kecilnya efek sedative.
Klorfeniramin adalah preparat antihistamin tetapi meiliki
efek samping sedative yang mirip dengan obat penenang.
sifat sedatif obat ini disebutkan tidak ada kaitannya dengan
kemampuannya mengantagonis histamin.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 25


Dalam praktikum ini akan diamati efek sedative dari
beberapa obat melalui percobaan menggunakan parameter
rotarod, daya cengkram, refleks kornea dan diameter pupil
mata.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- rotarod
- spuit injeksi
-jarum sonde
-timbangan tikus
- alat-alat gelas
2. Bahan
-aquabidest
-fenobarbital
-klorpromasin
-dizepam
-hewan coba (tikus)
C. Cara Kerja
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan
2. Bila belum tersedia, buat larutan dan suspensidari
bahan-bahan uji yang diperlukan.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 26


3. Setiap golongan dibagi menjadi 4 kelompok.
Masing-masing kelompok memperoleh 2-3 ekor
tikus
4. Adaptasikan tikus tersebut dengan meletakkannya
pada alat rotarod
5. Tandai mencit dari masing-masing kelompok dan
berikan bahan-bahan uji sebagai berikut :
a. Kelompok I (control) diberi aquabidest secara
per oral
b. Kelompok II diberi fenobarbital secara per oral
c. Kelompok III diberi diazepam secara per oral
d. Kelompok IV diberi klorpromazin secara per
oral
6. lakukan percobaan pada menit-menit ke 15,
30,60,dan 120 dengan meletakkan mencit-mencit
tersebut diatas rotarod selama 2 menit
7. amati berapa kali mencit-mencit itu terjatuh dari
rotarod
8. selain itu amati juga hal-hal berikut :
a. reflek balik badan dan kornea
b. perubahan diameter pupil mata
9. catat jumlah dan ukur dari masing-masing hasil
pengamatan

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 27


D. Analisis Data
Berdasarkan data dari rotarod tentukan obat mana yang
paling poten. Jika daya sedative klorpromasin 100 mg/kg BB
diberi skor =1 (absolut) tentukan potensi relative dari masing-
masing obat yang diuji.

E. Tugas
1. apa tujuan mengadaptasikan mencit sebelum
dilakukan percobaan
2. jelaskan mekanisme terjadinya efek sedative dan apa
bedanya dengan anastesi.
3. cari dan jelaskan cara uji daya sedative yang lain
berikut alat-Alat yang digunakan.

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 28


DAFTAR REFERENSI

Craig, C.R., (Editor), 1990, Modern Pharmacology, 4th. Ed.,


Liyye Brown Co., New York
Dipama, J.R., (Editor), 1994, Basic Pharmacology in
Medicine, 4th. Ed., Medicinal Surv.Inc., Philadelphia.
Katzung, B.B., 2004, Basic and Clinical Pharmacology, 9th.
Ed., McGraw-Hill.Inc., London
Laurence, L.B., (Editor), 2012, Goodman and Gilman’s The
Pharmacological Basis of Theurapeutics, 10th. Ed.,
McGraw Hill, New York.
Niesink, R.J.M., de Vries, J., and Hollinger , M.A.,
Toxicology, Principles and Applications, CRC Press.
Inc., New York

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG - PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA 29

Anda mungkin juga menyukai