Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ferdi Yanto

NIM : 63030170022 ( UTS )

1. Ada dua system lembaga keuangan Indonesia yaitu lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Keduanya
memiliki aturan dan kebijakan berbeda terkait pengelolaan keuangan nasabah, termasuk pemberian bunga. Bunga biasanya
digunakan untuk bank konvensional, sedangkan pada bank syariah disebut sebagai bagi hasil. Bunga dan bagi hasil tersebut
diterapkan sebagai balas jasa yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah dan sejumlah nominal yang harus dibayarkan
nasabah kepada bank jika nasabah memiliki pinjaman kepada bank. Sistem bunga pada bank konvensional sering kali
dikategorikan sebagai riba, yaitu pengambilan tambahan (premium) sebagai syarat yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada
pemberi pinjaman selain pinjaman pokok. Oleh karena itu bank syariah menggunakan pendekatan lainnya yaitu bagi hasil dengan
kebijakan yang sedikit berbeda contoh sbb :
Bunga :
 Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung.
 Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Bagi hasil :

 Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
 Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

Selain itu, ada beberapa istilah bunga di bank konvensional, mulai dari bunga flat, bunga efektif, bunga anuitas, dan bunga
mengambang. Dan skema bagi hasil bank syariah Seperti halnya bunga, bagi hasil memiliki beberapa skema, di antaranya
profit sharing, gross profit sharing, dan revenue sharing.
2. Bank Umum Syariah/ Perbankan Syariah Perbankan Syariah adalah Badan Usaha yang menjalankan fungsi menghimpun dana dari
pihak yang surplus dana kemudian menyalurkan kepada pihak yang defisit dana dan menyediakan jasa keuangan lainnya
berdasarkan prinsip syariah Islam. Secara garis besar produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga yaitu Produk penyaluran
dana (Murabahah, As-salam, Istishna, Ijarah, Musyarakah, dan Mudharabah) produk penghimpunan dana (Prinsip Wadiah dan Prisip
Mudharabah), dan produk jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya seperti Sharf (Jual Beli Valuta Asing).
BMT atau Baitul Mal Wa Tamwil BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada
usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infak dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai
usaha pengumpulan dan dan penyaluran dana komersial. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah
lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan derajat dan martabat serta membela
kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokohtokoh masyarakat setempat dengan
berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam.
Lembaga Keuangan Syariah Non Bank sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah, Pasar
Modal Syariah, Dana Pensiun Syariah, Usaha Syariah, Lembaga Zakat, Lembaga Wakaf, Koperasi Syariah dan Lembaga Keuangan
Mikro Syariah. Masing-masing lembaga tersebut menggunakan sistem yang berbeda dalam memberikan pelayanan kepada
nasabahnya. Ada lembaga yang menggunakan akad pembiayaan.
3. Akad Tabarru’ adalah transaksi yang digunakan untuk tujuan saling tolong menolong dalam rangka berbuat kebajikan (Non for Profit
Transaction). Dalam akad ini pihak yang berbuat kebaikan (dalam hal ini pihak bank) tidak mensyaratkan keuntungan apa-apa.
Namun demikian, pihak bank dibolehkan meminta biaya administrasi untuk menutupi biaya (cover the cost) kepada nasabah
(counter part) tetapi tidak boleh mengambil laba dari akad ini. Sedangkan Akad Tijarah adalah transaksi yang digunakan untuk
mencari keuntungan bisnis (For Profit Transaction). Sama – sama menggnakan akad kesepakatan pada saat pembelian barang pada
waktu tertentu.
4. 3 januari 2017 Mr. Juman membuka Giro Wadiah pada Bank Syariah Bahana (BSB) dgn nominal 15juta
rupiah

Tanggal Rek Debit Kredit


3 Januari 2017 Kas 15.000.000  
  Giro Wadiah Juman   15.000.000
(Pembukaan Giro Wadiah Mr. Juman)

2) Tanggal 10 Januari 2017 Mr. Juman mentransfer nominal 3,5juta kepada rekannya yang juga nasabah giro wadiah BSB
cabang ungaran.

Tanggal Rek Debit Kredit


10 Januari 2017 RAK Cabang Ungaran 3.500.000  
  Giro Wadiah Juman   3.500.000
Berkurang

3) Tangal 21 Januari 2017 Mr. Juman mendapatkan tambahan nominal sebesar 500.000 dari Bank Panin oleh rekannya

Tanggal Rek Debit Kredit


21 Januari 2017 Giro pada Bank Panin 500.000  
  Giro wadiah Juman   500.000
Tambahan

Tanggal 26 Feb 2012 Tn. Buwono mencatat, Pendapatan Rp 2.800.000 Biaya-biaya Rp700.000
5. A. 5 januari 2012 penyerahan dana dari bank ke Tn. Bowono, jurnalnya :
investasi mudharabah (D) Rp. 18.500.000
Kas (K) Rp. 18.500.000

B. Di 26 Februari 2012 ternyata hasil usaha Tn.Bowono menjelaskan bahwa :

Pendapatan : Rp. 2.800.000

Biaya – biaya : Rp. 700.000

Keuntungannya : Rp. 2.100.000

Pembagian hasil sesuai dengan ketentuan :

Tn. Bowono = 55% X Rp. 2.100.000 = Rp. 1.155.000

BSB = 45 % X Rp. 2.100.000 = Rp. 945.000

Jurnalnya :

Kas (D) Rp. 945.000

Pendapatan bagi hasil mudharabah (K) Rp. 945.000

Anda mungkin juga menyukai