Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PATOFISIOLOGI

DAFTAR ISTILAH MEDIS DAN PENJELASAN TENTANG ISTILAH MEDIS PADA


PENYAKIT GENETIKA DAN NEOPLASMA

Dosen Pengampu: Meriani H, SKM.,S.Kep., Ns., M.Biomed

OLEH:

Kelompok II

Muhammad Adi Nasution (2248201067)

Nur Aini Namira (2248201070)

Suci Rahmadani Harahap (2248201080)

Hotmarito Gulo (2248201060)

Lesnasida Lase (2248201063)

Aulia Tia Siregar (2248201051)

Zuha Clarisa (2248201082)

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

PROGRAM STUDI FARMASI

T.A 2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari rekan-rekan sekalian,dengan memberikan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 24 Februari 2024

ii
DAFTAR ISI
COVER. ............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1 1.2


RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 2 1.3
TUJUAN ...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 DAFTAR ISTILAH MEDIS DAN PENJELASAN ISTILAH MEDIS PADA


PENYAKIT GENETIKA DAN NEOPLASMA ............................................................. 3

2.2 HUBUNGAN MEDIS DENGAN PENYAKIT NEOPLASMA .............................. 7

2.3HUBUNGAN TEKNOLOGI MEDIS DENGAN PETUGAS REKAM MEDIS ... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 13

3.2 SARAN ......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teknologi medis merupakan bahasa khusus yang digunakan antarprofesi kesehatan


(petugas) untuk berkomunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan sehingga menjadi
sumber data dalam pengolahan dan penyajian diagnosis (Nuryati, 2011). Diagnosis
seharusnya ditulis dengan terminologi medis yang tepat sehingga memiliki nilai informatif
(Khabibah dan Sri, 2013). Bentuk dari pengolahan dan penyajian diagnosis berupa kegiatan
pengkodean yang akan menghasilkan kode untuk diagnosis tersebut.

Untuk dapat mengkode diagnosis secara tepat, diperlukan pengetahuan petugas tentang
terminologi medis. Saat ini, petugas rekam medis sebagai profesi kesehatan yang
berkompetensi untuk mengkode diagnosis masih mengalami kesulitan melakukan
pengkodean diagnosis secara tepat. Padahal, petugas rekam medis memegang peranan
strategis dalam melaporkan status kesehatan Indonesia. Kondisi data dan informasi status
kesehatan penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia masih lemah (WHO, 2004).
Selain itu, sekitar 65% rumah sakit di Indonesia, belum membuat diagnosis yang lengkap dan
jelas berdasarkan ICD-10 serta belum tepat pengkodeannya (Oktamianiza, 2011).

Salah satu penyebabnya yakni pengetahuan petugas rekam medis yang masih rendah
dalam memberi kode sesuai tabel klasifikasi penyakit (morbiditas) rumah sakit (Hatta,
2010).Masalah ini berdampak pada ketidaktepatan kode diagnosis yang dihasilkan, bahkan
ketidaktepatan laporan status kesehatan Indonesia di mata dunia. Selain itu, juga berdampak
pada biaya pelyanan kesehatan. Dalam hal ini, apabila kode yang dihasilkan tidak tepat, maka
jumlah pembayaran klaim akan berbeda. Biaya pelayanan kesehatan yang terklaimkan rendah
tentu akan merugikan pihak rumah sakit, sebaliknya biaya pelayanan kesehatan yang tinggi
terkesan rumah sakit diuntungkan dari perbedaan tarif tersebut sehingga merugikan pihak
penyelenggara maupun pasien.Berbagai penelitian terkait ketepatan kode diagnosis telah
dilakukan. Hasilnya masih ditemukan ketidaktepatan.

Terdapat ketidaktepatan penggunaan istilah berdasarkan terminologi medis sebesar


39,74% dan ketidaktepatan penggunaan singkatan sebesar 29,49% dalam penulisan diagnosis
pada Lembaran Masuk dan Keluar di RSU Jati Husada Karanganyar. Ketidaktepatan
penggunaan istilah dalam penulisan diagnosis berdasarkan terminologi medis yang ditemukan

1
dalam penelitian tersebutmisalnya pada istilah “Pharingitis dengan dehidrasi sedang”.
Sedangkan penulisan yang tepat berdasarkan terminologi medis untuk istilahtersebut
yakni“Pharingitis with dehydration” yang mempunyai arti radang/peradangan pada faring
dengan disertai dehidrasi/kekurangan cairan dalam tubuh.

Ketidaktepatan penggunaan istilah tersebut ditemukan pada 2 dari 7 kasus penulisan


diagnosis menggunakan istilah yang tidak tepat ditemukan 38,5% petugas rekam medis yang
belum berhasil menjawab semua pertanyaan tersebut secara benar. Kurangnya pengetahuan
terminologi medis petugas rekam medis berdampak pada ketidaktepatan kode diagnosis yang
dihasilkan. Dengan demikian, masalah penelitian ini adalah adakah hubungan antara
pengetahuan terminologi medis petugas rekam medis dengan ketepatan kode diagnosis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud istilah medis ?
2. Apa hubungan medis dengan penyakit neoplasma ?
3. Apa hubungan antara teknologi medis dengan petugas rekam medis ?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui istilah medis
2. Untuk mengetahui hubungan medis dengan penyakit neoplasma
3. Untuk mengetahui antara teknologi medis dengan petugas rekam medis

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 DAFTAR ISTILAH MEDIS DAN PENJELASAN ISTILAH MEDIS PADA


PENYAKIT GENETIKA DAN NEOPLASMA

A. Asal-usul teknologi medis

Saat ini retorika seputar pengenalan teknologi baru ke dalam dunia kedokteran
cenderung menekankan bahwa teknologi mengganggu hubungan, dan bahwa ikatan
dokterpasien mencerminkan era kedokteran yang lebih 'manusiawi' yang harus dilestarikan.
Dengan menggunakan studi sejarah pengobatan Eropa Barat pra-modern dan modern, artikel
ini menunjukkan bahwa hubungan pasien-dokter selalu dibentuk oleh budaya material. Kami
membahas tiga aktivitas – mencatat, memeriksa, dan mengobati – berdasarkan sejarah yang
mendahuluinya, dan menyarankan bahwa gagasan 'pengobatan manusia' selalu berubah: ia
terdiri dari atribusi sosial atas keterampilan yang dimiliki dokter yang mempunyai peran yang
sangat berbeda dalam berbagai bidang. jalannya sejarah.

Berbagai macam teknologi digital baru yang berkaitan dengan kedokteran dan
kesehatan tampaknya siap mengubah praktik medis dan menantang gagasan tradisional
tentang hubungan pasien-dokter (Boeldt dkk. 2015; Loder 2017; Fagherazzi 2020). Sejumlah
artikel baru-baru ini telah mengeksplorasi implikasi etis dari hal ini, dengan menanyakan,
misalnya, apakah cara baru untuk memberikan 'efisiensi, konsistensi, dan keandalan yang
lebih besar mungkin akan mengorbankan interaksi manusia yang bermakna dalam konteks
perawatan' (Topol Review 2019, 22).

Berbagai kontribusi dari pasien, dokter, ahli bioetika, dan ilmuwan sosial telah
memperingatkan bahwa teknologi komputer berada di antara dokter dan pasien dan bahwa
ada aspek fundamental manusia dalam dunia kedokteran yang hidup berdampingan secara
tidak nyaman dengan mesin (misalnya Gawande 2018; Verghese 2017). Sebagai solusinya,
kontribusi baru-baru ini memerlukan 'empati klinis' tidak hanya sebagai ciri khas yang
diharapkan dari calon dokter, namun bahkan sebagai kriteria seleksi bagi mahasiswa
kedokteran (Bartens 2019).

Peran sejarah dalam diskusi ini sangatlah mencolok. Para komentator sering
berasumsi bahwa kekhawatiran saat ini tentang bagaimana teknologi dapat mengarah pada

3
'de-humanisasi layanan' (Topol Review 2019, 22) adalah produk transformasi teknologi,
sosial, dan budaya yang belum pernah terjadi sebelumnya di akhir abad ke-20/awal abad
ke21. . Ketika sejarah kedokteran dirujuk, sebagian besar hal tersebut dilakukan dengan salah
satu cara berikut: pertama, untuk menekankan bahwa saat ini '[kita] berada pada titik yang
unik dengan konvergensi genomik, biosensor, dan catatan pasien elektronik aplikasi telepon
pintar, dimana singularitas era digital membuat perbandingan historis dengan pendahulunya
yang antik tampak tidak relevan.

Kedua, sejarah kedokteran digunakan secara nostalgia untuk merujuk pada praktik
medis di masa lalu, yang tampaknya didasarkan pada kemampuan seorang dokter untuk
'mendengarkan dengan baik dan menunjukkan empati,' karena memiliki unsur kemanusiaan
yang fundamental. terancam oleh era digital (Liu, Keane dan Denniston 2018, 113; lihat juga
Johnston 2018). Dengan beberapa pengecualian (misalnya Greene 2016, Kassell 2016,
Timmermann dan Anderson 2006), sebagian besar sejarawan kedokteran menahan diri untuk
mencoba menafsirkan perkembangan digital terkini dalam konteks sejarah mereka yang lebih
luas. Historisitas pengobatan digital dalam berbagai bentuknya dan wawasan sejarah
kedokteran dalam mengontekstualisasikan hubungan pasien-dokter di era digital belum
sepenuhnya terwujud.

B.Istilah-istilah medis

1.Abses

Penjelasan :Pengumpulan nanah dalam rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan.

2.Absorpsi

Penjelasan :suatu fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses sewaktu atom, molekul, atau
ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan, atau pun
padatan.Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan molekul dilakukan melalui
volume dan bukan permukaan.

3.Adiksi

Penjelasan :penggunaan habitual dan kompulsif dari suatu obat diiringi dengan bukti
ketergantung fisiologis. Konsep adiksi juga diperluas melampaui penyalahgunaan zat kimia
agar dapat digunakan pada beberapa bentuk kebiasaan perilaku maladaptif, seperti judi
patologis.

4
4.Agranulositosis

Penjelasan :Jumlah leukosit kurang dari 500 mm3 dengan gejala luka infeksi pada tekak,
traktus intestinal dan kulit.

5.Akromegali

Penjelasan :Pembesaran disebabkan sekresi berlebihan somatotropin

6.Alergi

Penjelasan :kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi
secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik)atau
dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopic.

7.Alkalosis

Penjelasan :Peningkatan PH darah di atas 7,43

8.Amenoroe

Penjelasan :Tidak ada menstruasi

9.Anemia

Penjelasan :(dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.

10.Angina pectoris

Penjelasan :penyakit jantung iskemik didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen


dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium.

C. Pengenalan penyakit neoplasma

Apa Itu Neoplasma ?

5
Dalam ranah ilmu kedokteran, istilah "neoplasma" mengacu pada pertumbuhan sel yang tidak
normal dan tidak terkendali. Fenomena yang juga dikenal sebagai tumor ini dapat terjadi di
berbagai bagian tubuh dan mungkin memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Neoplasma
ganas (NEE-oh-plaz-um) adalah istilah lain untuk tumor kanker . Istilah “neoplasma”
mengacu pada pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Istilah “ganas” berarti tumor tersebut
bersifat kanker dan kemungkinan besar menyebar (bermetastasis) ke luar titik asalnya.

D. Pencegahan

Pencegahan bisakah saya mencegah neoplasma ganas?

Tidak ada cara untuk mencegah neoplasma ganas sama sekali, namun ada beberapa hal yang
dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko:

1.Jangan merokok lindungi kulit Anda saat Anda pergi keluar

2.Batasi jumlah alkohol yang Anda minum

3.Pertahankan pola hidup sehat dengan pola makan yang baik dan sering berolahraga

4. Hadiri semua pemeriksaan kanker rutin, seperti kolonoskopi dan mammogram

E. Gejala

Gejala penyakit neoplasma dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis, dan stadium
penyakit. Beberapa gejala umum yang sering muncul pada penyakit neoplasma antara lain:

1. Kelelahan yang tidak wajar dan berkelanjutan

Kelelahan yang terjadi secara berlebihan dan tidak dapat dijelaskan dengan aktivitas
seharihari dapat menjadi tanda adanya penyakit neoplasma. Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
2. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

Jika seseorang mengalami penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas atau perubahan pola
makan yang signifikan, hal ini bisa menjadi gejala dari penyakit neoplasma. Pertumbuhan sel-
sel yang tidak normal dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan penurunan
berat badan yang tidak diinginkan.

6
3. Demam dalam waktu yang lama

Demam yang tidak kunjung reda dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat
menjadi tanda adanya infeksi atau peradangan yang terkait dengan neoplasma. Jika demam
berlangsung lebih dari dua minggu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

4. Perubahan kulit atau benjolan yang tidak normal

Perubahan pada kulit, seperti adanya benjolan yang tidak normal, perubahan warna, atau
perubahan bentuk, bisa menjadi tanda adanya pertumbuhan sel neoplasma di bawah kulit.
Jika Anda melihat adanya perubahan ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk
evaluasi lebih lanjut.

5. Sakit yang tidak kunjung sembuh

Jika seseorang mengalami rasa sakit yang tidak kunjung sembuh atau memburuk seiring
waktu, hal ini bisa menjadi tanda adanya pertumbuhan sel neoplasma di area tubuh tertentu.
Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan dengan kondisi lainnya perlu dijadikan perhatian
serius.

2.2 Hubungan medis dengan penyakit neoplasma

Penyakit neoplasma adalah kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan sel-sel tubuh yang
tidak normal dan tidak terkontrol. Pertumbuhan ini dapat berkembang menjadi tumor atau
massa di dalam tubuh. Ada dua jenis neoplasma yang umum terjadi, yaitu neoplasma jinak
dan neoplasma ganas. Neoplasma jinak umumnya tidak berbahaya dan tidak menyebar,
sedangkan neoplasma ganas merupakan jenis yang lebih serius dan dapat menyebar ke bagian
tubuh lainnya.

1. Diagnosis

Proses diagnosis penyakit neoplasma melibatkan berbagai langkah untuk mengidentifikasi


dan memahami kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan
untuk mendiagnosis penyakit neoplasma:

Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk
mencari tanda-tanda fisik yang dapat mengindikasikan adanya neoplasma. Pemeriksaan

7
Laboratorium: Pemeriksaan darah dan urin dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
perubahan dalam parameter laboratorium yang dapat mengindikasikan adanya neoplasma.

Pemeriksaan Radiologi: Pemeriksaan radiologi, seperti sinar-X, CT scan, MRI, atau


ultrasonografi, dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran visual yang lebih rinci tentang
area yang terkena. Pemeriksaan ini membantu dokter untuk melihat adanya massa, perubahan
struktur, atau perubahan pada organ yang mungkin terkait dengan neoplasma.

Biopsi: Biopsi adalah prosedur di mana sampel jaringan yang mencurigakan diambil untuk
diperiksa di bawah mikroskop. Hasil biopsi membantu dokter dalam menentukan apakah
pertumbuhan tersebut bersifat jinak atau ganas, serta jenis kanker yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan Penunjang Lainnya: Dalam beberapa kasus, pemeriksaan penunjang lainnya


seperti endoskopi, laparoskopi, atau tes genetik juga dapat dilakukan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang penyakit neoplasma.

2. Pengobatan

Pengobatan penyakit neoplasma dapat bervariasi tergantung pada jenis, lokasi, stadium
penyakit, dan kondisi pasien secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa metode pengobatan
yang umum digunakan:

1. Pembedahan

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor atau massa yang terbentuk akibat
neoplasma. Pembedahan ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, tergantung pada lokasi
dan ukuran tumor. Tujuan utama pembedahan adalah menghilangkan seluruh pertumbuhan
abnormal dan mencegah penyebaran ke jaringan sekitarnya.

2. Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan khusus untuk membunuh sel-sel kanker atau


menghentikan pertumbuhan mereka. Kemoterapi dapat diberikan melalui suntikan, infus, atau
tablet, dan biasanya dilakukan dalam siklus yang teratur.

Penggunaan kemoterapi mungkin bersifat adjuvant (untuk mencegah kembalinya kanker


setelah pembedahan), neoadjuvant (sebelum pembedahan untuk mengecilkan ukuran tumor),
atau sebagai pengobatan utama jika pembedahan tidak mungkin dilakukan.

8
3. Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker dan


menghentikan pertumbuhannya. Sinar radiasi yang diarahkan secara tepat ke area yang
terkena membantu mengurangi ukuran tumor atau menghancurkan sel-sel kanker yang tersisa
setelah pembedahan.

4. Terapi Targeted

Terapi targeted melibatkan penggunaan obat-obatan yang dirancang secara khusus untuk
menargetkan dan menghancurkan sel-sel kanker. Obat-obatan ini bekerja dengan cara
mengganggu proses pertumbuhan dan penyebaran sel kanker tanpa merusak sel-sel sehat di
sekitarnya.

5. Imunoterapi

Imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Metode ini
melibatkan penggunaan obat-obatan atau terapi yang meningkatkan respons imun tubuh
terhadap sel-sel kanker. Imunoterapi dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengenali
dan menghancurkan sel kanker secara efektif.

6. Terapi Hormonal

Terapi hormonal digunakan pada jenis kanker tertentu yang dipengaruhi oleh hormon, seperti
kanker payudara atau kanker prostat. Terapi ini melibatkan penggunaan obat-obatan atau
tindakan medis untuk menghentikan produksi atau efek hormon yang mendorong
pertumbuhan sel kanker.

2.3 Hubungan antara teknologi medis dengan petugas rekam medis

Teknologi informasi sangat berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan di


dunia. Penggunaan informasi teknologi dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan
memudahkan pengguna layanan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengertian teknologi
informasi menurut Haag dan Keen bahwa teknologi informasi adalah kumpulan alat yang
membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan
dengan penyampaian informasi. Perkembangan teknologi saat ini mulai merambah ke dunia
kesehatan, salah satunya di bidang rekam medis. Saat ini beberapa fasilitas pelayanan

9
kesehatan di Indonesia mulai beralih dari penggunaan sistem rekam medis manual menjadi
sistem rekam medis elektronik.

Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan sistem informasi kesehatan yang mulai
banyak diterapkan di pelayanan fasilitas kesehatan di Indonesia. Penggunaan Rekam Medis
Elektronik (RME) dinilai mampu meningkatkan mutu pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Peningkatan mutu saat ini berfokus pada keselamatan pasien (PS) atau keamanan
pasien yang memiliki 6 target yaitu :

-Ketepatan pasien

-Peningkatan komunikasi efektif

-Peningkatan keamanan obat

-Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi pasien

1. Pengurangan risiko pasien jatuh

Rekam Medis Elektronik (RME) dapat menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang
berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosis (EKG, radiologi, dll),
konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis.

2. Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek :

a). aspek administrasi

Penggunaan rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita dapat melihat proses
pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri seorang pasien dapat diakses oleh bagian
yang berwenang atas pemeriksaan tersebut. Kemudian pengolahan data – data medis secara
komputerisasi juga akan memudahkan pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini petugas
administrasi di suatu instansi pelayanan kesehatan dapat segera mengetahui rincian biaya
yang harus dikeluarkan oleh pasien selama pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit.
b). aspek medis

Berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai
bagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang
pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui

10
kagiatan audit medis, manajemen risiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan
kendali biaya.

c). aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena memuat masalah adanya jaminan
hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta menyediakan
bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan, Rekam Medis adalah milik Dokter
dan Rumah Sakit sedangkan isinya yang terdiri dari Identitas Pasien , Pemeriksaan,
Pengobatan, Tindakan dan Pelayanan Iain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai
informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI N0.29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan)
d). aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena di dalamnya mengandung
data/informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis
dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pangobatan, terapi serta
tindakantindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien salama manjalani perawatan
di rumah sakit, karena itu penggunaan sistem teknologi komputer dalam proses
penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi
pelayanan kesehatan.

e). aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena memuat mencakup data dan
informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f). aspek Pendidikan.

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena mencakup data/informasi
tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien, informasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang
profesi pendidikan kesehatan.

g). aspek Dokumentasi

11
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena memuat sumber ingatan
yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan Iaporan
rumah sakit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi teknologi dapat diterapkan
penerapannya dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan
efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat diiaksanakan dengan mudah dan
efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa informasi teknologi sangat mempengaruhi mutu pelayanan di


fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu jurnalis medis menuntut agar lebih memahami
dan menguasai informasi teknologi demi meningkatkan kinerja kinerja di fasilitas pelayanan
kesehatan.

Peranan rekam medis dalam pelayanan kesehatan sangat penting karena macam dan
jenis data pada pelayanan kesehatan relatif lebih banyak dan kompleks, Di era digital ini,
semua serba efisien dengan penggunaan teknologi informasi. Salah satu penggunaan
teknologi informasi (TI) di bidang rekam medis adalah pemanfaatan RME ( Rekam Medik
Elektronik). RME sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di dunia sebagai
pengganti atau pelengkap rekam medik kesehatan berbentuk kertas. Secara administratif
rekam medis elektronik bermanfaat sebagai gudang penyimpanan informasi secara elektronik
mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya.
Selain itu, penggunaan RME memberikan manfaat kepada dokter dan petugas kesehatan
dalam mengakses informasi pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan
keputusan klinis.

BAB III

PENUTUP

12
3.1 KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan :

1.Istilah medis dengan penyakit Neoplasma

Penyakit neoplasma adalah kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan sel-sel tubuh yang
tidak normal dan tidak terkontrol. Pertumbuhan ini dapat berkembang menjadi tumor atau
massa di dalam tubuh. Penyakit neoplasma dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan sel-sel
tubuh yang tidak normal dan tidak terkontrol.

2. Hubungan antara medis dengan penyakit neoplasma

Teminologi medis adalah istilah yaang banyak dipakai dalam bidang kesehatan medis sebagai
bahan komunikatif profesional kesehatan agar tepat dan efektif, efektif karena dapat dibentuk
kembali menjadi kata yang baru dengan menambahkan awalan atau akhiran yang tetap
mempunyai makna.Istilah medis adalah sebuah kosa kata untuk secara akurat
menggambarkan tubuh asing dan komponen terkait, kondisi, proses dan proses dengan cara
yang berbasis ilmu pengetahuan. Hal ini untuk digunakan di bidang medis dan keperawatan.
Pendekatan sistematis untuk membangun kata dan pemahaman istilah ini didasarkan pada
konsep:

Istilah medis "neoplasma" mengacu pada pertumbuhan sel yang tidak normal dan tidak
terkendali. Fenomena yang juga dikenal sebagai tumor ini dapat terjadi di berbagai bagian
tubuh dan mungkin memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

3.Hubungan antara teknologi medis dengan petugas perekam medis

Apa keuntungan dari adanya teknologi informasi dalam unit rekam medis?

Secara administratif rekam medis elektronik bermanfaat sebagai gudang penyimpanan


informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh
pasien sepanjang hidupnya.

13
3.2 SARAN

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca dan
penyusun lebih paham bagaimana mempelajari Terminologi Medis supaya lebih mudah dan
efesien serta dapat diterapkan dalam dunia medis sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arief Z.R. Terminologi Medis. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press, 2009

Denika, 2012. Medical Terminology.http://denika22.blogspot.com

Klobot, 2011. Memahami Berbagai Istilah dalam Medis. http:// www. klobot.
com/2011/02/memahami-berbagai-istilah-bahasa-dalam.html

Tonang, 2006. Memahami Istilah Medis. http:// tonang. staff. uns. ac. id/ memahami- istilah-
medis/2006/06/06/

15

Anda mungkin juga menyukai