Anda di halaman 1dari 25

PENGKAJIAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN DAN APLIKASI

TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN

DOSEN PENGAJAR :

Ns.RINCO SIREGAR, MNS

I
S
U
S
U
N
OLEH:

Anggi Lestari (180204084)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya..

Medan, Februari 2020


DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………ii

Daftar Isi……………………………………………………………………………..iii

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………..1

1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………....1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….2

1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………2

BAB II Pembahasan……………………………………………………………..........3

2.1. Pengkajian Keperawatan Transkultural…………………………….......………...3

2.2.Cara Pengisian Format Pengkajian …………….........................……….………..5

2.3.Konsep Dalam Transkultural Nursing………………………………... ................17

2.4 Paradigma Keperawatan Transkultural Nursing………………………………….18

BAB III Penutup……………………………………………………………………...21

3.1.Kesimpulan……………………………………………………………………….21

3.2. Saran……………………………………………………………………………..21

Daftar pustaka………………………………………………………………………...22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multikulturalisme adalah sebuah filosofi – terkadang ditafsirkan


sebagai ideologi – yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai
kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama
dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk
menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu
negara.

Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia,


mengingat kondisi 2 komponen holistic (sosio–kultural) dan geografisnya yang
kompleks serta beragam. Draine mengemukakan ”The Indonesian personality
has long absorbed foreign cultural influences and converted them into
something indigenous”. Berbagai macam kultur yang mempengaruhi Indonesia
akhirnya melahirkan suatu kehidupan multikulturalisme yang kompleks dan
penuh dengan pluralitas.

Untuk itu, diperlukan asuhan keperawatan yang khusus yang berfokus pada
komponen holistik seluruhnya (fisiologi – psikologi – sosial – cultural –
spiritual) agar dicapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum
dan peningkatan pengetahuannya mengenai hidup sehat serta mampu
merealisasikan ide tersebut kedalam kehidupan nyata dalam bentuk perilaku
sehat yang benar, maka dari itu kami (selaku penyusun makalah ini), akan
menjabarkan tentang elemen dalam pengkajian keperawatan transkultural dan
strategi untuk multikultural dalam praktik keperawatan agar dapat diterapkan
dalam tindakan proses keperawatan yang nyata sehingga semua tujuan tadi
tercapai dengan kualitas maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengkajian keperawatan transkultural?
2. Terdiri dari apasajakah faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian
keperawatan transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise
Model” ?
3. Bagaiamana cara pengisian format pengkajian keperawatan transkultural?
4.  Bagaimana contoh hasil pengkajian keperawatan transkultural?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami elemen dalam pengkajian keperawatan
transkultural dan strategi untuk multikultural dalam praktik keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a. Pengertian pengkajian keperawatan transkultural.
b. Faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian keperawatan
transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise Model”.
c. Cara pengisian format pengkajian keperawatan transcultural
d. Contoh hasil pengkajian keperawatan transcultural.
3. Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif
melalui pengumpulan data dari berbagai literatur atau sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian Keperawatan Transkultural
Langkah awal dari proses keperawatan adalah mencari informasi tentang pasien,
informasi mencakup biopasikososiocultural dan spiritual. Data yang merupakan
hasil dan pencarian informasi bisa diperoleh melalui pasien sendiri berdasarkan
wawancara, respon verbal dan non verbal, keluarga dan orang lain yang terkait.

Pengkajian bidang transkultural dilakukan oleh seorang perawat profesional.


Perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam memahami untuk mecoba
menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan harapan yang berbeda dalam budaya.
Semua kelompok budaya meemiliki sistem waktu dalam keyakinan dan praktek
kesehatan sehingga perawat dapat menginterpretasikan harapan antar kelompok.
Wawancara kultural yang sensitif diperlukan untuk mengetahui siapa klien
mereka. Keperawatan, untuk memberikan asuhan yang kongruent secara kultural,
memeperhatikan hubungan antara diri sendiri dan orang lain, anatara penyakit
psikologis dan fenomena tertentu seperti kemiskinan, penderitaan, kekerasan,
penyakit kronis, dan penuaan, anatara budaya perawatan dan kejiwaan, dan dari
klien, dan antara etika keperawatan dan ketentuan asuhan yang sesuai. Ketika
perawat dan klien berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, diagnosis
akurat, keterampilan khusus dan memerlukan banyak waktu (Benner, Tanner &
Chesia, 1996; Lipson & Streiger, 1996; Westermeyer, 1987 dalam Leininger
2000).

Wawancara dalam pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan,


ada beberapa jenis pengakajian dalam proses keperawatan transkultural,
diantaranya dari Purnell, Giger, dan Davidhizar, Leahy dan Kizilay, Andrews dan
Boyle dan sebagainya, tetapi yang paling komprehensif dan sering digunakan
adalah dari Leininger. Sunrise model yang sudah dijelaskan dibab sebelumnya
merupakan prinsip proses keperawatan mulai tahap pengkajian sampai rencana
tindakan keperawatan.
Ketika perawat akan melakukan pengkajian pada pasien dengan berbagai variasi
latar belakang budaya, perawat harus mengevaluasi kesiapan dirinya dalam hal
nilai

budaya, kepercayaan dan perilaku, komunikasi dan kesiapan dalam mengkaji


pada pasien dengan latar belakang budaya berbeda.

Menurut Leiniger dan Mc Farland (2002) beberapa tujuan dari pengkajian


transkultural adalah : 1. Mencari budaya pasien, pola kesehatan dihubungkan
dengan pandangan, gaya hidup, nilai budaya, kepercayaan dan faktor sosial, 2.
Mendapatkan informasi budaya secara keseluruhan sebagai dasar pembuatan
keputudan dan tindakan, 3. Mencari pola dan spesifikasi budaya, arti dan nilai
yang dapat digunakan untuk membedakan kepetusan tindakan keperawatan bahwa
nilai dan gaya hidup pasien dapat dibantu secara profesional, 4. Mencari area yang
berpotensi menjadi konflik budaya, kelalaian dan perbedaan nilai antara pasien
dan tenaga kesehatan, 5. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik pola
keperawatan budaya yang sesuai untuk pasien, 6. Mengidentifikasi perbandingan
informasi keperawatan budaya diantara pasien yang berbeda atau yang sama
untuk dapat digunakan sebagai pembelajaran dan penelitian, 7. Mengidentifikasi
dua persamaan atau perbedaan pasien dalam pemberian kualitas perawatan, 8.
Menggunakan teori dan pendekatan riset untuk mengartikan dan menjelaskan
praktik untuk kesesuaian keperawatan dan area baru dari pengetahuan
keperawatan transkultural.

Tujuan pengkajian tersebut mengambarkan bahwa pengkajian transkultural sangat


penting dilakukan, suatu contoh perbedaan budaya yang digambarkan dalam hasil
survei tentang pengkajian keperawatan transkultural dilakukan oleh Pratiwi Nety,
Tambunan dan Daryo (2002), kelompok ini mengkaji proses keperawatan
kemudian menganalisis dalam perspektik kultural. Adapun hasil penelitiannya
adalah dalam pengkajian yang terdiri dari identitas pasien dan keluarga, riwayat
peyakit, keluhan pasien yang merupakan data fokus dan keluhan utama. Pada
identitas pasien didapatkan bahwa ketika pasien dirawat dirumah sakit ada
perbedaan kebiasaan antar suku dalam memanggil nama, misalnya pada
masyarakat jawa atau sunda yang menjalani rawat inap di rumah sakit, kelompok
masyarakat ini akan memanggil tidak dengan nama aslinya, misalnya nama alias
atau nama suaminya. Nama alias yang sering dipakai misalnya thole, ujang dan
sebagainya. Sedangkan suku yang mempunyai marga ad kelompok tertentu yang
memanggil nama marganya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penting didalam pengkajian keperawatan adanya nama alias yatranskultural
Leininger yaitung harus dikaji secra formal.

Andrews dan Boyle (2003) menjelaskan beberapa faktor yang perlu dan penting
diperhatikan ketika pengkajian terhadap pasien, hubungan perawat dan pasien
tersebut bisa menggunakan sunrise model sebagai prinsip dalam melakukan
pengkajian. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
“Leninger’s Sunrise Model” dalam teori keperawatan Leininger yaitu:

1. Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat
perlu mengkaji berupa : persepsi klien tentang penggunaan dan pemanafatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehtaan saat ini, alasan mencari
bantuan kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehtaan. Alasan klien tidak mau operasi dan klien memilih
pengobatan alternatif. Klien mengikuti tes laboraturium darah dan memahami
makna hasil tes tersebut.
2. Faktor Agama Dan Falsafah Hidup.
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan
motivasi yang amat realistis bagi para pemeluknya. Sifat realistis merupakan
ciri khusus agama. Agama menyediakan motivasi kuat sekali untuk
menempatkan kebenarannya diatas segalanya, bahkan diatas kehidupan
sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang di anut,
kebiasaan agam yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar
sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status
pernikahan, persepsi klien terhadap kesehatan dan cara beradaptasi terhadap
situasinya saat ini, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan penularan kepada orang lain.
3.  Faktor Sosial Dan Keterikatan Kekeluargaan
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nam
lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
anggota keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya
arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut
kelompok olahraga atau pengajian.
4. Faktor Nilai-Nilai Budaya Dan Gaya Hidup.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak didalam diri manusia, mengenai apa yang
dianggap baik apa yang dianggap buruk. Nilai-nilai  budaya adalah sesuatu
yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik
atau buruk. Norma adalah aturan sosial atau patokan prilaku yang dianggap
pantas. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut  budaya terkait.
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup
adalah : posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang
digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukkan klien, kebiasaan
membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan
kondisi sakit, saran hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak
dan tidak dapat pergi kesekolah atau ke kantor.
5.  Faktor Kebijakan Dan Peraturan Rumah Sakit Yang Berlaku.
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan
transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti peraturan dan jam berkunjung,
klien harus memakai baju seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, hak dan kewajiban klien yang harus dikontrakkan oleh rumah
sakit, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Faktor Ekonomi.
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material
yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. sumber
ekonomi yang pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain : asuransi, biaya
kantor, tabungan dan patungan antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang
perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan, kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan. Faktor
ekonomi dapat ikut menentukan pasien atau keluarganya dirawat di ruang
yang sesuai dengan daya embannya.
7.  Faktor Pendidikan.
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Didalam menempuh pendidikan
formal tersebut terjadi suatu proses eksperimental. Suatu proses menghadapi
dan menyelesaikan masalah yang dimulai dari keluarga dan selanjutnya
dilanjutkan kepada pendidikan diluar keluarga (Leininger, 1984). Semakin
tinggi pendidikan klien maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti
ilmiah yang rasional dan dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang
sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu mengkaji latar belakang
pendidikan klien meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga, jenis
pendidikannya, serta kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Sebelum mengkaji 7
komponen diatas dalam pengkajian transkutural perlu dikaji data demografi
klien yang meliputi nama lengkap, nama panggilan, nama keluarga, alamat,
lama tinggal di tempat ini, jenis kelamin, tempat lahir, diagnosa medis, No.
Registrasi. Data tersebut perlu dikaji untuk mengetahui data umum dari klien.

2.2 Cara Pengisian Format Pengkajian Keperawatan Transkultural


Cara pengkajian transkultural ini diterjemahkan dari Leininger (2000) oleh
mahasiswa magister komunitas Universitas Indonesia dan dimodifikasi oleh
penulis dari pengkajian Andrews dan Boyle (2003)
1.      Data Demografi
Data Demografi meliputi :
a.       Nama lengkap : …
b.      Nama panggilan : …
         Pada suku yang berbeda, masing-masing memiliki nama panggilan yang
berbeda pula dengan nama aslinya. Contoh : ujang, tole, dan sebagainya.
         Pada suku tertentu apabila sudah menikah wanita dipanggil dengan nama
suaminya.
c.       Nama keluarga : …
Pada suku di Indonesia maupun di luar negeri ada yang mencantumkan nama
keluarga
d.      Alamat : …
e.       Lama tinggal di tempat ini : …
(lama tinggal ini perlu dikaji sebab akan mempengaruhi klien dan perilaku
berbudaya. Menurut Andrew dan Boyle (2003) Budaya akan berubah dari waktu
ke waktu
f.        Jenis kelamin (laki-laki/perempuan) : …
g.      Tempat lahir : …
h.      Diagnosis medis : …
i.        No. register :
2.      Data Biologis / Variasi Biokultural…
Dikaji warna kulit, rambut, struktur tubuh, bentuk wajah; penyakit resiko seperti
kanker kulit, sicle sel; penyakit spesifik genetic seperti hipertensi, kardiovaskular
dan sebagainya.
3.      Faktor Teknologi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor teknologi meliputi :
a.       Alat yang digunakan untuk bepergian (kebiasaan berjalan kaki pada
keyakinan tertentu di anggap melanggar apabila menggunakan kendaraan
bermotor sebagai alat transportasi) …
b.      Alat yang digunakan untuk berkomunikasi (bahasa yang digunakan) …
c.       Alat yang digunakan untuk belajar …
d.      Alat yang digunakan untuk berinteraksi. Sarana yang digunakan untuk
mendatangi fasilitas kesehatan …
e.       Sarana yang digunakan untuk hiburan keluarga (contoh pada masyarakat
suku jawa jathilan, di Banjarmasin habsian, pada masyarakat modern pergi ke
supermarket, dan lain-lain) …
f.        Persepsi terhadap teknologi kesehatan bagaimana klien dan keluarga
mempersepsikan teknologi kesehatan, misalnya imunisasi, injeksi, transfuse, dan
lain-lain) …
g.      Respon terhadap teknologi kesehatan (menolak atau menerima) …
h.      Sarana dan prasarana teknologi kesehatan tersedia atau tidak tersedia) …

4.      Faktor Agama dan Filosofi


Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor agama dan filosofi meliputi :
a. Agama yang dianut …
b. Keyakinan agama yang dianut klien berhubungan dengan kesehatan
(misalnya menolak diperiksa lawan jenis) …
c. Bagaimana pandangan klien dan keluarga tentang sakit yang diderita menurut
ajaran agamanya (misalnya sakit adalah cobaan, sakit adalah hukuman, mati
adalah renkarnasi) …
d. Apa yang dilakukan klien dan keluarga untuk mengatasi sakit berhubungan
dengan agama dan filosofi hidupnya (misalnya dengan rukiyah, diobati oleh
pendeta, diberi minum air suci sungai gangga, dimandikan dengan kembang)

e.  Apa falsafah hidup klien (keyakinan hidup klien) …
5.      Faktor Sosial Dan Ikatan Kekerabatan
Bagaimana cara mengkaji kekerabatan? Di bawah diantaranya contoh
menanyakan tentang faktor sosial dan kekerabatan.
Saya ingin mendengar tentang keluarga anda atau teman dekat anda dan apakah
mereka mengerti anda? Bagaimana lingkungan sosial berpengaruh pada
kehidupan anda khususnya kehidupan kesehatan anda, gaya hidup, bagaimana
perhatian seseorang dalam kehidupan anda, bagaimana cara keluarga anda tentang
kepedulian dalam keluarga, apakah mereka bertanggungjawab bila ada keluarga
yang sakit?
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor sosial dan ikatan kekerabatan
(kindship) meliputi :
a. Penyakit klien atau orang lain tentnag kesehatannya :
 Buruk
 Kurang baik
 Baik
 Sangat baik
b. Status perkawinan :
 Menikah
 Janda / Duda
 Belum pernah menikah
 Orang tua tunggal
c. Jumlah anak : … orang
 Anak kandung … orang
 Anak angkat … orang
d.      Klien dirumah tinggal dengan :
 Orang tua
 saudara
 Anak dan Isteri
 Menumpang pada saudara
 Lain-lain …
e.       Tindakan apa yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit

f.        Komunikasi :
1)      Kualitas suara :
 Kuat/nyaring
 lembut
 Sedang
 Merintih                       
2)      Pelafasan dan pengucapan :
 Jelas
 Serak
 Dialek ...                      
3)      Penggunaan tekhnik diam dalam berbicara :
 Jarang
 Kadang-kadang
 Sering              
4) Waktu yang digunakan untuk diam :
 Singkat
 Sedang
 Lama
 Tak terobservasi          
5)  Penggunaan bahasa non-verbal saat berkomunikasi:
 Gerakan tangan
 Gerakan mata
 Gerakan badan
 Kinetik (sertur, ekspresi dan cara berdiri/duduk)
6)  Sentuhan:
 Terkejut atau menarik diri ketika disentuh
 Menerima sentuhan tanpa kesulitan
 Menyentuh orang lain tanpa kesulitan
7)  Sentuhan:
a)   Tingkat kenyamanan
 Berpindah ketika jarak terinvasi
 Tidak bergerak ketika jarak terinvasi
b)  Jarak saat berkomunikasi
 Setengah meter
 Setengah sampai satu meter
 Lebih dari satu meter
c)  Jarak yang nyaman bagi klien ketika berkomunikasi dengan orang …
d)  Apakah objek tertentu (missal tirai, furniture, dan lain-lain) mempengaruhi
sikap klien dalam berkomunikasi
 Tidak
 Ya, Jelaskan …
e)  Ketika klien berbicara dengan keluarga, seberapa dekat ia berdiri / duduk…
f)   Ketika berkomunikas dengan orang dengan teman, seberapa jarak klien berdiri
/ duduk …
g)  Jika klien harus bersentuh karena situasi, bagaimana klien bereaksi dan
bagaimana perasaan klien …
h)  Jika orang yang klien cintai menyentuh, bagaimana reaksi klien dan bagaimana
perasaan klien …
i)   Apakah jarak antara klien dan perawat saat ini nyaman bagi klien …
8)  Hubungan dalam keluarga
a)   Bagaiaman hubungan klien dan keluarganya …
b)    Apa fungsi klien dalam keluarga : …
c)   Apa peran klien dalam keluarga :
 Ayah / Ibu
 Anak
 Penasehat …
d)    Apabila ada sesuatu yang penting untuk didiskusi dengan keluarga,
bagaimana klien melakukannya …
e)   Bagaiaman klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan dari keluarga :
 Dengan kata-kata
 Gerakan tubuh
 Keduanya
9)   Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain
a)   Bagaimana penilaian rang lain menurut klien …
b)   Darimana klien mendapat informasi tentang penilaian tersebut
c)    Bagaimana klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan :
 Penggunaan kata-kata
 Gerakan tubuh
 Keduanya
10)  Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain
a) Kegiatan sosial/kemasyarakatan yang diikuti
b) Bagaimana pendapat klien tentang aktivitas sosial yang dijalaninya
c) Apakah aktivitas sosial yang dilakukan klien membuat klien senang
 Ya
 Tidak
Alasannya : …
1)      Apa hobi klien
2)      Apa yang klien kerjakan jika mempunyai waktu luang
3)      Apakah anda percaya adanya pemimpin / penguasa
4)      Bagaimana anda bersikap terhadap pemimpin atau penguasa
5)      Ketika klien masih kecil, siapa yang paling berpengaruh pada klien
6)      Apakah arti kerja bagi klien

6.      Nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup


Beberapa hal yang perlu dikaji dalam nilai-nilai budaya, kepercayaan dan
pandangan hidup meliputi :
a.       Apakah pengertian budaya menurut klien …
b.      Apa arti penting budaya yang dimiliki klien …
c.       Suku / bangsa …
d.      Ras …
e.       Kepercayaan berdasarkan suku / bangsa berhubungan dengan sehat sakit
 Sehat : …
 Sakit : …
f.        Pandangan hidup klien berhubungan dengan sehat-sakit …
g.      Waktu
1)      Orientasi pada waktu
 Orientasi pada masa lalu …
 Orientasi pada masa sekarang …
 Orientasi pada masa yang akan datang …
2)      Cara melihat waktu
 waktu sosial
 Berorientasi pada jam
3)      Reaksi fisiokimia terhadap waktu
a)      Berapa jam tidur pada malam hari : … jam
b)      Apakah biasa tidur pada siang hari :
 Tidak
 Ya, berapa … jam
c)      Apakah klien tidur dan bangun sesuai jadwal :
 Tidak
 Ya
d)      Apakah klien memahami pentingnya mendapat pengobatan atau makan obat
sesuai jadwal walaupun dalam waktu tidur klien :
 Ya
 Tidak
4)      Tanyakan hal-hal berikut berhubungan dengan waktu :
a)      Alat penunjuk waktu yang digunakan
 Jam
 Bel
b)      Jika klien janji pada jam 2 , jam berapa klien biasanya tiba untuk memenuhi
janji tersebut …
c)      Jika perawat berkata pada klien bahwa setengah jam lagi akan menyuntik
klien, berapa waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan diri …
h.      Locus Control (Keyakinan seseorang)
1.      Kontrol internal
Percayakah bahwa kekuatan dipengaruhi perubahan dari dalam
2.      Kontrol eksternal
Percayakan bahwa nasib, keberuntungan dan kebetulan telah banyak dipengaruhi
upaya yang kita lakukan
i.        Locus Control (Keyakinan seseorang)
1.      Percayakah pada kekuatan supernatural :
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …
2.      Percayakah pada ilmu magik, ilmu gaib, ritual/upacara mempengaruhi
perubahan :
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …
3.      Tanyakan hal-hal yang berikut :
a.       Adakah obat tradisional yang anda gunakan untuk mengurangi sakit klien
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …
b.      Adakah orang disekitar klien yang member obat untuk mengutangi sakit
yang diderita
c.       Apakah obat yang diberikan oleh paranormal akan digunakan untuk
mengobati sakit yang dialami klien saat ini
 Tidak, alasan …
 Ya, alasan …
7.      Faktor Politik Dan Hukum
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor politik dan hukum meliputi :
a.       Partai politik yang diikuti …
b.      Dalam partai politik kedudukan klien …
 Anggota
 Pengurus
c.       Bagaimana pandangan politik klien (menurut klien politik haram) …
d.      Bagaiaman pandangan politik mempengaruhi sikap sehat sakit klien …
e.       Sanki atau aturan dan kebijakan yang dianut keluarga (misalnya menjaga
subak di Bali) …
8.      Faktor Ekonomi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor ekonomi meliputi :
a.       Pendapatan sebulan
b.      Penghasilan tambahan
c.       Apakah pendapatan dan penghasilan tambahan mencukupi untuk kebutuhan
hidup sehari-hari
 Ya
 Tidak
d.      Jika ya, apakah kelebihan penghasilan ditabungkan …
e.       Sumber pembiayaan kesehatan klien …
f.        Program asuransi kesehatan dan non-kesehatan yang diikuti (orang-orang
Indonesia banyak yang tidak percaya pad asuransi)
9.      Faktor Pendidikan

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor pendidikan meliputi :


a.       Tingkat pendidikan terakhir …
b.      Apa arti sehat atau kondisi yang bagus bagi klien sesuai dengan disiplin
ilmunya …
c.       Apa arti sakit atau kesehatan yang buruk menurut klien dengan disiplin
ilmunya …
d.      Jenis penyakit apa yang sering diderita oleh keluarga klien …
e.       Pemahaman sakit yang sedang diderita klien …
f.        Apa yang dilakukan klien / keluarganya jika mengalami sakit seperti
sekarang …
g.      Apa yang klien harapkan dari petugas kesehatan yang sedang menolong
memulihkan kesehatan klien …
h.      Persepsi klien dan keluarga tentang pendidikan (menganggap pendidikan
penting atau tidak bagi kehidupan) …
Contoh Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural
Berikut ini merupakan contoh hasil pengkajian aplikasi kasus dengan
menggunakan model pengkajian transkultural yang dimodifikasi dari Leininger :
Penkajian Kasus
1.      Identifikasi Klien
Nama : Ny.’Sunia’ Nama panggilan Bu Edi, Usia : 28 tahun, Agama : Islam,
Pendidikan Diploma, Pekerjaan guru play group, suku Sunda, tidak memepunyai
marga, statu anak nomor 3 dari 4 bersaudara, status perkawinan menikah
dengan bapak Edi Wahyono suku Jawa, Alamat kampung Mlinjo desa Gedang
Selirang Sukoharjo Jawa Tengah, bahasa yang digunakan bahasa Sunda dan
bahasa Indonesia, diagnosa medis Abosrtus Habitualis G1 P0 A1 (saat ini).
2.      Data Biokultural
Pasien mempunyai resiko penyakit kencing manis, kulit kuning langsat, wajah
bulat telur, rambut bergelombang, saat ini HB pasien 4,8 karena mengalami
pendarahan terus menerus.
Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transukultural :
a.      Faktor Teknologi
Ny. Sunia menggunakan teknologi modern diadalam rumah tangganya, tidak
mengenal alat-alat teknologi kesehatan,mempunyai pantangan menolak dilakukan
transfuse, menolak tindakan abortus karena bertentangandengan keyakinannya
b.      Faktor Agama Dan Faktor Falsafah Hidup
Mereka percaya bahwa sekecil apapun nyeri atau sakit merupakan cobaan dari
yang maha kuasa, maka tidak boleh melakukan yang dilarang oleh agama.
c.       Factor Social Dan Keterikatan Keluarga
Pasien dan suaminya jarang bertemu keluarga dari kedua belah pihak ada
dikampung halaman, sedangkan pasien adan suaminya hidup dikota rempat
mereka bekerja. Pasien mempunyai peer group kelompok keagamaan yang
berkumpul setiap hari jumat.
d.      Faktor Nilai Budaya Dan Gaya Hidup
Pasien pantang memandang ketika berkomunikasi dengan lawan jenis, pasien juga
menolak diperiksa lawan jenis, pasien juga hanya mengkonsumsi daging tertentu
dan tidak mau menyebutkan, menolak makan daging sapi atau ayam, tidur klien
maksimal 5 jam setiap hari.
e.       Faktor Kebijakan Dan Hukum
Sangsi aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh pemuka agama sesuai
dengan peer group.
f.        Faktor Ekonomi
Mata pencaharian klien adalah guru play group dan suaminya adalah berdagang.
Klien menyisihkan uangnya untuk bersedekah setiap bulan. Menabung dibank
bertentangan dengan keyakinannya.
g.      Faktor Pendidikan
Menurut pasien dan suaminya pendidikam adalah penting, orang harus selalu
belajar sampai akhir hayatnya dan mengamalkan pendidikam tersebut.
2.3 Konsep dalam Transkultural Nursing
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
  

digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.


6.  Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
8.  Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian
untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan
yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.

2.4 Paradigma Transkultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew
and Boyle, 1995).
1.      Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-
nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan
dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia
memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2.      Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew
and Boyle, 1995).
3.      Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan
dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya
saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan
simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia
seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah
di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang
berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan
simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau
kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut
yang digunakan.
4.      Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai
dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a.      Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien
dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya
budaya berolahraga setiap pagi.
b.      Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,
misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis,
maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
c.      Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengkajian keperawatan transkultural, untuk menegakkan suatu diagnosa
keperawatan, dilakukanlah pengumpulan data Subjektif dan Objektif melalui 4
cara, yaitu : Wawancara, Questioner, Observasi dan Pemeriksaan fisik dalam 7
komponen utama dari Leininger’s Sunrise Model, yang terdiri dari : Faktor
teknologi, agama & falsafah hidup, sosial & kekeluargaan, nilai budaya & gaya
hidup, kebijakan & peraturan rumah sakit yang berlaku, Ekonomo dan Faktor
pendidikan secara komperhensif.
3.2 Saran
Untuk seluruh teman-teman perawat, semoga dengan adanya informasi dari
makalah ini, kita menjadi lebih mampu melakukan pengkajian keperawatan
transkultural dengan cara yang benar. Perlu diperhatikan agar mempelajari lebih
dalam tentang ‘komunikasi’ agar kita lebih baik dalam berinteraksi dengan pasien,
keluarga maupun masyarakat yang menjadi sasaran pengkajian kita.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Arum. 2010. Buku Ajar Keperawatan Transkultural. Yogyakarta :
Goysen Publishing

Anda mungkin juga menyukai