DOSEN PENGAJAR :
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya..
Daftar Isi……………………………………………………………………………..iii
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………..1
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………....1
BAB II Pembahasan……………………………………………………………..........3
3.1.Kesimpulan……………………………………………………………………….21
3.2. Saran……………………………………………………………………………..21
Daftar pustaka………………………………………………………………………...22
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk itu, diperlukan asuhan keperawatan yang khusus yang berfokus pada
komponen holistik seluruhnya (fisiologi – psikologi – sosial – cultural –
spiritual) agar dicapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum
dan peningkatan pengetahuannya mengenai hidup sehat serta mampu
merealisasikan ide tersebut kedalam kehidupan nyata dalam bentuk perilaku
sehat yang benar, maka dari itu kami (selaku penyusun makalah ini), akan
menjabarkan tentang elemen dalam pengkajian keperawatan transkultural dan
strategi untuk multikultural dalam praktik keperawatan agar dapat diterapkan
dalam tindakan proses keperawatan yang nyata sehingga semua tujuan tadi
tercapai dengan kualitas maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengkajian keperawatan transkultural?
2. Terdiri dari apasajakah faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian
keperawatan transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise
Model” ?
3. Bagaiamana cara pengisian format pengkajian keperawatan transkultural?
4. Bagaimana contoh hasil pengkajian keperawatan transkultural?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami elemen dalam pengkajian keperawatan
transkultural dan strategi untuk multikultural dalam praktik keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a. Pengertian pengkajian keperawatan transkultural.
b. Faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian keperawatan
transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise Model”.
c. Cara pengisian format pengkajian keperawatan transcultural
d. Contoh hasil pengkajian keperawatan transcultural.
3. Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif
melalui pengumpulan data dari berbagai literatur atau sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian Keperawatan Transkultural
Langkah awal dari proses keperawatan adalah mencari informasi tentang pasien,
informasi mencakup biopasikososiocultural dan spiritual. Data yang merupakan
hasil dan pencarian informasi bisa diperoleh melalui pasien sendiri berdasarkan
wawancara, respon verbal dan non verbal, keluarga dan orang lain yang terkait.
Andrews dan Boyle (2003) menjelaskan beberapa faktor yang perlu dan penting
diperhatikan ketika pengkajian terhadap pasien, hubungan perawat dan pasien
tersebut bisa menggunakan sunrise model sebagai prinsip dalam melakukan
pengkajian. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada
“Leninger’s Sunrise Model” dalam teori keperawatan Leininger yaitu:
1. Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat
perlu mengkaji berupa : persepsi klien tentang penggunaan dan pemanafatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehtaan saat ini, alasan mencari
bantuan kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehtaan. Alasan klien tidak mau operasi dan klien memilih
pengobatan alternatif. Klien mengikuti tes laboraturium darah dan memahami
makna hasil tes tersebut.
2. Faktor Agama Dan Falsafah Hidup.
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan
motivasi yang amat realistis bagi para pemeluknya. Sifat realistis merupakan
ciri khusus agama. Agama menyediakan motivasi kuat sekali untuk
menempatkan kebenarannya diatas segalanya, bahkan diatas kehidupan
sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang di anut,
kebiasaan agam yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar
sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status
pernikahan, persepsi klien terhadap kesehatan dan cara beradaptasi terhadap
situasinya saat ini, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan penularan kepada orang lain.
3. Faktor Sosial Dan Keterikatan Kekeluargaan
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nam
lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
anggota keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya
arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut
kelompok olahraga atau pengajian.
4. Faktor Nilai-Nilai Budaya Dan Gaya Hidup.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak didalam diri manusia, mengenai apa yang
dianggap baik apa yang dianggap buruk. Nilai-nilai budaya adalah sesuatu
yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik
atau buruk. Norma adalah aturan sosial atau patokan prilaku yang dianggap
pantas. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup
adalah : posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang
digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukkan klien, kebiasaan
membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan
kondisi sakit, saran hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak
dan tidak dapat pergi kesekolah atau ke kantor.
5. Faktor Kebijakan Dan Peraturan Rumah Sakit Yang Berlaku.
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan
transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti peraturan dan jam berkunjung,
klien harus memakai baju seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, hak dan kewajiban klien yang harus dikontrakkan oleh rumah
sakit, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Faktor Ekonomi.
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material
yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. sumber
ekonomi yang pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain : asuransi, biaya
kantor, tabungan dan patungan antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang
perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan, kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan. Faktor
ekonomi dapat ikut menentukan pasien atau keluarganya dirawat di ruang
yang sesuai dengan daya embannya.
7. Faktor Pendidikan.
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Didalam menempuh pendidikan
formal tersebut terjadi suatu proses eksperimental. Suatu proses menghadapi
dan menyelesaikan masalah yang dimulai dari keluarga dan selanjutnya
dilanjutkan kepada pendidikan diluar keluarga (Leininger, 1984). Semakin
tinggi pendidikan klien maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti
ilmiah yang rasional dan dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang
sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu mengkaji latar belakang
pendidikan klien meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga, jenis
pendidikannya, serta kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Sebelum mengkaji 7
komponen diatas dalam pengkajian transkutural perlu dikaji data demografi
klien yang meliputi nama lengkap, nama panggilan, nama keluarga, alamat,
lama tinggal di tempat ini, jenis kelamin, tempat lahir, diagnosa medis, No.
Registrasi. Data tersebut perlu dikaji untuk mengetahui data umum dari klien.