Anda di halaman 1dari 21

SAINS, TEKNOLOGI DAN KESEHATAN GLOBAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Global


Dosen: Dr. dr. Novie H. Rampengan, Sp.A(K), DTM&H, MCTM(TP)

DWI KARTIKA MASLOMAN 232021110017


ISRAEL ALBERT RONDONUWU 232021110027

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hikmat,
kasih, berkat, rahmat dan pengetahuan yang telah diberikan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Judul penulisan makalah “SAINS,
TEKNOLOGI DAN KESEHATAN GLOBAL” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kesehatan Global.
Kami ucapakan terima kasih kepada Dr. dr. Novie H. Rampengan, Sp.A(K),
DTM&H, MCTM(TP) sebagai dosen mata kuliah Kesehatan Global yang telah
banyak memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas sehingga
mempermudah kami menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga untuk teman-teman
seperjuangan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kami terbuka untuk kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini bisa
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Manado, 16 Oktober
2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Consortium of Universities for Global Health (CUGH) Executive Board
mendefinisikan Kesehatan global sebagai area untuk pembelajaran, penelitian, dan
praktik yang mengutamakan peningkatan Kesehatan dan pencapaian kesetaraan
dalam Kesehatan bagi semua orang di seluruh dunia; menekankan perhatian pada isu-
isu determinan Kesehatan dan solusi; melibatkan banyak disiplin baik di dalam
maupun di luar ilmu Kesehatan dan mempromosikan kolaborasi interdisipliiner; serta
merupakan sintesis pencegahan berbasis populasi melalui perawatan klinis pada
individu. (Mahendrahata, 2021). Kesehatan global terfokus pada masyarakat seluruh
dunia dan bukan kepada kepentingan negara-negara tertentu (Beaglehole dan Bonita,
2010)
Selain definisi dari CUGH tersebut beberapa pakar lain menawarkan definisi
Kesehatan global. Kickbush (2006) menjelaskan bahwa Kesehatan global adalah isu-
isu Kesehatan yang melampaui batas-batas nasional dan pemerintah dan
membutuhkan tindakan kekuatan global yang menentukan Kesehatan manusia.
Menurut Beaglehole dan Bonita (2010), Kesehatan global adalah penelitian dan
tindakan kolaboratif internasional untuk mempromosikan Kesehatan bagi semua
orang. Sementara itu, Mac Farlane et al. (2008) mengatakan Kesehatan global adalah
peningkatan Kesehatan di seluruh dunia, pengurangan kesenjangan, dan perlindungan
terhadap ancaman global yang mengabaikan batas-batas nasional.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kesehatan
global merupakan area Kesehatan yang berfokus pada isu-isu Kesehatan dunia, yang
membutuhkan kerja sama lintas negara, bersifat multidisipliner termasuk sector non-
kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan status Kesehatan masyarakat
dunia.

3
Kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
Kesehatan dalam dua tahun terakhir ini yang didasarkan oleh kebutuhan dalam
memberikan kontribusi terhadap penanganan COVID-19 memberikan nuansa baru
dalam sistem kesehatan global. Seluruh entitas Kesehatan ikut beradaptasi dalam
situasi baru ini, mulai pada level global seperti WHO dan lembaga penelitian
kesehatan dunia, hingga pada level layanan primer seperti puskesmas, apotek dan
klinik (WHO, 2021). Peran WHO dalam mengkoordinasikan ilmu pengetahuan
sangat penting dalam memastikan bahwa akses terhadap terapi baru, diagnostik, dan
vaksin yang sedang dikembangkan adalah adil dan tersedia bagi semua orang yang
membutuhkannya (WHO, 2023).
Teknologi memainkan peran penting dalam topik dan inisiatif kesehatan
masyarakat dan global. Misalnya, inisiatif teknologi kesehatan yang bertujuan untuk
menyediakan layanan teknologi kesehatan yang merata dan inklusif hingga mencapai
masyarakat dengan keterbatasan sumber daya dengan tujuan untuk mengendalikan
dan mencegah berbagai masalah kesehatan.
Dengan adanya perubahan pada dinamika perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan inovasi tersebut, maka bertambah pula inisiatif teknologi kesehatan
yang akan dikembangkan, seperti kecerdasan buatan (AI), kesehatan digital, dan
rekayasa genetika sebagai beberapa contoh teknologi kesehatan terkini yang dapat
ikut mempercepat kemajuan dalam tercapainya target peningkatan kesehatan global
seperti yang tertuang pada SDGs (Commision on Science and Technolohy for
Development, 2021).
Inovasi di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus dilakukan, terlebih
sekarang, dengan kecepatan dan akurasi yang jauh lebih tinggi dari yang pernah
dibayangkan sebelumnya. Selain dengan tujuan primer yaitu menegakkan diagnosis,
mencegah penyakit, dan menyembuhkan penyakit, tapi juga menambahkan
peningkatan usaha kesehatan dengan menawarkan inovasi teknologi yang lebih
inklusif, dengan biaya lebih terjangkau, non-invasif dan berkelanjutan di seluruh
dunia.

4
Berbagai usaha inovasi teknologi ini dapat mengurangi kesenjangan
pelayanan kesehatan di daerah perkotaan dengan daerah dengan sumber daya yang
lebih terbatas. Hal ini bukannya tanpa melalui berbagai macam tantangan, mulai dari
tantangan dalam proses pengembangan dan pembiayaan yang sejak dulu selalu
terjadi, kekhawatiran tentang privasi, keamanan, dan akurasi kecerdasan buatan
dalam pelayanan kesehatan mulai menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan
secara serius oleh berbagai pihak, baik pemegang kebijakan maupun penyelenggara
penelitian ataupun pengembang aplikasi kesehatan digital (National Academies of
Sciences Engineering and Medicine, 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan
2. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan akan adanya inovasi Kesehatan baru
3. Apa yang dimaksud dengan contoh inovasi dan pengaruhnya dalam Kesehatan
global

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui sejarah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan
2. Mengetahui kebutuhan akan adanya inovasi kesehatan baru.
3. Mengetahui potensi dan hambatan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. mengetahui beberapa contoh inovasi dan pengaruhnya dalam kesehatan
global.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Perkembangan Sains dan Teknologi di Bidang Kesehatan


Teknologi kesehatan didefinisikan menurut undang-undang sebagai segala
bentuk alat dan atau metode yang digunakan untuk membantu penegakan diagnosis,
pencegahan, dan penanganan masalah kesehatan. Lebih spesifik lagi dituliskan bahwa
teknologi kesehatan bertujuan untuk mencegah, mendeteksi, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit, memperkecil komplikasi, dan memulihkan kesehatan
setelah sakit (Pemerintah Indonesia, 2009).
Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
dunia kesehatan, tentunya karena bidang kesehatan bekerja dengan konsep evidence-
based medicine (EBM). Konsep ini bermula dari beberapa tokoh yang mengawali
mulainya periode kedokteran modern, dan terus berkembang hingga saat ini. Sebut
saja Hippocrates, Galen, Edward Jenner, dan Louis Pasteur yang merupakan tokoh
legendaris di bidang kedokteran dan kesehatan yang prominen pada zamannya
masing-masing, bukan hanya karena penemuannya tapi juga karena metode yang
mereka lakukan dalam menghasilkan inovasi tersebut.
Perjalanan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga
terus berjalan maju, dan paradigma terus bergeser dari bertujuan awal pengobatan,
yaitu mencegah kematian, menjadi peningkatan kualitas hidup (Sulistyawati, 2021).
Hal ini menyebabkan berbagai penelitian terus dilakukan dalam usaha memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik, dimana pasien tidak hanya sembuh dari
penyakitnya, tapi juga memiliki kualitas hidup yang baik tanpa gejala sisa dan efek
samping dari pengobatan yang dilakukan. Proses penelitian dan pengembangan
teknologi baru juga mengalami perubahan dari masa ke masa, dimana pertimbangan
etika, keamanan, hak azasi manusia, dan privasi juga masuk dalam kaidah yang
penting dan perlu mendapatkan izin sebelum dapat melakukan penelitian dan
pengembangan teknologi kesehatan.

6
Berkaca dari perkembangan teknologi kesehatan dalam beberapa decade
terakhir, teknologi jelas telah berhasil memberikan dampak yang besar terhadap
kemajuan kesehatan. Hal ini dapat terlihat dari penemuan berbagai produk
pengobatan terbaru yang terus meningkat kualitasnya, baik dalam efektivitas maupun
efisiensinya. Begitu juga pada kemajuan ilmu pengetahuan yang berdampak pada
ditemukannya berbagai macam vaksin untuk berbagai jenis penyakit, instrument
diagnostic terkini yang makin spesifik dan sensitive (Watherall et al., 2006), juga
dengan dibangunnya berbagai infrastruktur terkait kebutuhan dasar seperti air bersih,
aktivitas fisik, pembuangan dan pengolahan limbah yang mendukung peningkatan
derajat kesehatan di masyarakat. Keberhasilan ini dapat terlihat jelas dengan
menurunnya angka kesakitan dan kematian dalam 100 tahun terakhir.

B. Kebutuhan terhadap Inovasi Kesehatan


Kebutuhan terhadap adanya inovasi kesehatan muncul dari adanya
permasalahan kesehatan yang belum berhasil diakomodasi. Seperti yang kita ketahui,
permasalahan kesehatan di dunia sangat beragam, dimana kita masih memiliki
banyak kasus penyakit infeksi dan peningkatan penyakit degenerative yang terus
terjadi, ditandai dengan penyakit jantung yang masih berada di peringkat pertama
penyebab kematian di dunia hingga sekarang. Kondisi dimana stunting dan kurang
gizi masih terjadi, dibayangi dengan kejadian obesitas dan diabetes pada anak yang
terus meningkat. Berbagai kondisi kesehatan yang bertolak belakang ini
membutuhkan penanganan dan inovasi kesehatan yang berbeda.
Inovasi yang dibutuhkan tidak hanya pada permasalahan kesehatan yang
mendesak seperti pada inovasi penegakan diagnosis, pengobatan dan pengembangan
vaksin pada COVID-19 yang merupakan kebutuhan prioritas saat ini karena tingginya
kasus dan angka kematian, tapi juga inovasi pada teknologi yang telah ada, dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas, affordability, accessibility, dan kenyamanan
pengguna atau pasien.
Pertanyaan mengenai apa saja inovasi teknologi kesehatan yang dibutuhkan
dapat dijawab dengan pertanyaan lagi, yaitu teknologi ideal apa yang kita inginkan

7
dalam suatu inovasi? Contohnya, terkait pengobatan TBC, secara ideal kita akan
mengingingkan pengobatan yang lebih cepat, tidak lagi harus menunggu enam bulan,
selain itu mungkin jawaban lain yang akan muncul adalah mengenai jumlah obatnya,
jika memungkinkan satu jenis obat saja, tidak perlu menggunakan banyak regimen
pengobatan, satu lagi kemungkinan jawaban yang muncul adalah keinginan untuk
mendapatkan efek samping yang minimal, atau tidak ada sama sekali.
Contoh pertanyaan dan jawaban singkat ini menunjukan beberapa poin terkait
inovasi di bidang pengobatan TBC. Secara umum, karakteristik ideal yang pada suatu
teknologi kesehatan adalah sebagai berikut:

Tentunya dengan berbagai kemajuan teknologi, bertambah pula standar dan


indicator yang muncul dalam usaha mencapai suatu inovasi teknologi kesehatan yang
ideal. Misalnya dalam pengembangan alat diagnostic, inovasi mulai muncul dengan
tujuan meningkatkan kenyamanan pengguna, aksesibiltas, dan privasi. Seperti inovasi
alat untuk mendeteksi dan menegakkan diagnosis COVID-19, pada awal tahun hanya
menggunakan RT-PCR yang membutuhkan waktu dalam hitungan hari dan dengan
biaya yang cukup mahal, sekarang telah ditemukan berbagai alternatif penegakan

8
diagnosis yang dapat memberikan hasil lebih cepat, bisa dilakukan secara mandiri,
dan memiliki akurasi mendekati standar baku penegakan diagnosis, yaitu RT-PCR.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dari contoh kasus diatas adalah bahwa
standar atau baku emas perlu ditetapkan sejak awal, dan apabila didapatkan inovasi
kesehatan baru, maka inovasi tersebut perlu diuji dan diakui oleh Lembaga kesehatan
yang kompeten di bidang tersebut untuk kemudian bisa dipakai oleh banyak orang,
lengkap dengan penjelasan mengenai tingkat efektivitas dan klaim lainnya. Sehingga
mis informasi dan penyalahgunaan dapat dihindari.

C. Potensi dan Hambatan Pengembangan Teknologi Kesehatan


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuka peluang untuk
mengatasi kesenjangan yang masih terjadi di bidang kesehatan. Teknologi
memberikan kontribusi terhadap isu dan gagasan terkait kesehatan masyarakat dan
global. Misalnya, gagasan terkait kesehatan masyarakat dan global. Misalnya
perkembangan teknologi komunikasi, namun sekarang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, memberikan konsultasi kesehatan antara
masyarakat dan tenaga medis, memberikan informasi kesehatan, serta mengendalikan
dan mencegah masalah kesehatan yang bersifat mendesak.
Selain itu, berbagai teknologi di bidang molekuler yang lebih advanced telah
memperkenalkan kita dengan pemetaan genom tubuh manusia. Pemetaan gen ini
dapat membuka jalan dalam mempelajari lebih lanjut mekanisme kerjannya, untuk
kemudian dapat menemukan alternatif pengobatan yang akurat bagi berbagai
penyakit yang sampai sekarang belum bisa disembuhkan. Pemetaan genom ini juga
dapat meningkatkan kualitas dari desain obat-obatan yang sudah ada, sehingga bisa
memprediksi efek dari obat dengan lebih akurat dan lebih aman.
Secara umum, kolaborasi dari berbagai bidang keilmuwan yang maju dengan
bidang kesehatan merupakan peluang yang baik dalam usaha untuk mempelajari lebih
lanjut berbagai mekanisme penyakit dan mencari alternatif pengobatan pada penyakit
yang belum ditemukan sekarang. Juga sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
penegakan diagnostic, pengobatan dan pencegahan dari penyakit yang sudah ada

9
sekarang. Masyarakat yang lebih terbuka terhadap pentingnya kesehatan juga menjadi
pendorong potensi pengembangan inovasi kesehatan.
Para peneliti dan ilmuwan saat ini memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana sains dan teknologi dapat digunakan dalam industry perawatan
kesehatan daripada sebelumnya. Pengembangan teknologi masa depan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas penegakan diagnostic, pengobatan dan pencegahan dari
penyakit yang sudah ada sekarang. Masyarakat yang lebih terbuka terhadap
pentingnya kesehatan juga menjadi pendorong potensi pengembangan inovasi
kesehatan.
Para peneliti dan ilmuwan saat ini memilik pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana sains dan teknologi dapat digunakan dalam industry perawatan
kesehatan daripada sebelumnya. Pengembangan teknologi masa depan diharapkan
dapat meningkatkan status kesehatan, terjangkau bagi negara berkembang,
memberikan solusi permasalahan kesehatan yang urgen, dan memperluas
pengetahuan dalam lima atau sepuluh tahun depan. Sistem diagnostic baru, vaksin,
dan obat-obatan merupakan aplikasi bioteknologi yang paling penting dalam
pandangan para ilmuwan. Implementasi bioteknologi lainnya yang menjadi focus
ilmuwan antara lain pemberdayaan lingkungan, termasuk air dan sanitasi, dan
perlindungan perempuan dari penyakit menular seksual (Skolnik, 2012).
Potensi teknologi untuk pembangunan kesehatan harus memenuhi persyaratan
agar sesuai kebutuhan dan dapat diterima, serta jelas pemanfaatanya dimasyarakat.
Centers for Medical care and medical services (CMS) menetapkan kriteria sebagai
berikut (Clyde et al., 2008):
- Teknologi dapat menyediakan terapi lain bagi pasien yang tidak memberikan
tanggapan atau tidak memenuhi syarat terapi saat ini
- Teknologi mampu mendiagnosa penyakit yang sebelumnya tidak terdeteksi
- Teknologi baru dapat memberikan dampak klinis yang bermakna, seperti
kemampuannya, menurunkan angka kematian dan komplikasi, mengurangi
lama perawatan, mempercepat penyembuhan, dan meniminalkan waktu
pemulihan.

10
Pengembangan teknologi bagi kesehatan global tentu tidak terlepas dari
tantangan yang harus dihadapinya. Besarnya dana yang dibutuhkan untuk penelitian
dan pengembangan alat diagnosis baru, vaksin, obat-obatan, dan perangkat
pengiriman menyebabkan produsen cenderung lebih memfokuskan diri pada
pendapatan dan keuntungan. Produsen hanya menargetkan negara berpenghasilan
maju. Sebagai pasar produk. Sementara negara dengan penghasilan menengah
kebawah dianggap tidak mampu untuk membayar produk mereka.
Permasalahn biaya juga mempengaruhi pengembangan vaksin. Tidak banyak
perusahaan yang bergerak memproduksi vaksin sehingga menyebabkan produksi
vaksin terbatas. Hal ini juga terjadi pada masa pandemic COVID-19 ini. Dimana pada
awal tahun 2021, hanya negara maju dan kaya yang memiliki akses untuk
mendapatkan vaksin COVID-19. Hal ini menyebabkan kesenjangan di masyarakat
dunia. Kesenjangan ini berusaha dihilangkan melalui COVAX, sebuah kolaborasi dari
WHO, CEPI dan Gavi yang bertujuan untuk memastikan seluruh dunia mendapatkan
vaksin COVID-19. COVAX berfokus pada penelitian vaksin, pembiayaan, hingga
distribusi vaksin (Stein, 2021).
Selain permasalahan kesenjangan akses vaksin di dunia, permasalahan terkait
kesenjangan pada beberapa penyakit yang dibalut kendala diskriminasi dan stigma
juga tetap terjadi. Lepra adalah salah satu penyakit yang terkategori sebagai
Neglected Tropical Disease (NTD), atau penyakit tropis yang terabaikan. Lepra
banyak ditemui di negara berkembang dan negara miskin, Indonesia juga merupakan
salah satu negara dengan kasus lepra tertinggi di dunia. Sayangnya penyakit ini tidak
mendapatkan perhatian yang tinggi dari banyak pihak, termasuk perusahaan farmasi,
dalam mengembangkan berbagai regimen pengobatan. Oleh karena itu peran
regulator menjadi lebih penting untuk mengintervensi kondisi ini, agar masyarakat
yang terdampak tetap dapat sembuh dan lepra tidak menyebar lebih luas (Nanri,
2022) (Fauziyah et al., 2021).
Negara dengan pendapatan menengah ke bawah membutuhkan penelitian dan
pengembangan yang memusatkan pada kebutuhan negaranya. Beberapa hal yang
dapat mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan antara lain melaluui

11
push mechanism dan pull mechanism. Push mechanism adalah metode yang ditujukan
untuk mengurangi risiko dan biaya investasi dengan memberikan dukungan dalam
pengembangan produk baru. Metode ini secara aktif mendukung dan mendorong
pengembangan inovasi baru di bidang yang dibutuhkan, risiko yang dimiliki adalah
apabila penelitian ini yang dilakukan tidak memberikan hasil sesuai denga napa yang
telah diharapkan.
Pull mechanism adalah metode yang ditujukan untuk memastikan bahwa
produk yang diterima telah jadi dan siap dipakai. Maksudnya pemerintah, sponsor,
dan perusahaan hanya akan membayar apabila inovasi berhasil dikembangkan. Pull
mechanism dianggap merupakan metode yang cenderung menunggu bola, sementara
push mechanisms diibaratkan sebagai usaha menjemput bola.

12
Push program dan pull program bertujuan meningkatkan insentif alokasi
sumber daya untuk penelitian penyakit yang terabaikan dengan pendekatan yang
berbeda. Push program dengan pendekatan seperti kredit pajak penelitian dan
pengembangan dilakukan dengan memberikan subsidi terhadap input penelitian untuk
mencapai tujuan, sementara Pull program dilakukan dengan pendekatan seperti
hadiah, pembelian paten atau komitmen pembelian lanjutan (APC). Pull program
dianggap lebih menghargai hasil penelitian (Mueller-Langer, 2013).
Push mekanisme dilakukan melalui:
- Pembiayaan langsung; pemerintah mendanai penelitian yang diperlukan untuk
pembuatan produk

13
- Melakukan atau memfasilitasi percobaan klinis; Pemerintah membantu
pelaksanaan uji klinis produk dan penyelesaian masalah terkait etik pada studi
eksperimen
- Kredit pajak untuk penelitian dan pengembangan; Pemerintah dapat
mengurangi biaya penelitian dan pengembangan pada perusahaan melalui
klaim investasi tertentu sebagai kredit pajak.
Sementara Pull mekanisme dilakukan melalui:
- Meningkatkan penggunaan vaksin yang telah ada; meningkatkan penggunaan
vaksin yang sudah tidak efektif lagi dengan bantuan keuangan public
- Hadiah; pemberian uang pada perusahaan yang berhasil mengembangkan
produk
- Pemindahtanganan paten; perusahaan dapat memperpanjang paten atas produk
lain atau di negara-negara berpenghasilan tinggi sebagai imbalan
mengembangkan suatu produk.
- Pemindahtanganan paten; perusahaan dapat memperpanjang paten atas produk
lain atau di negara-negara berpenghasilan tinggi sebagai imbalan
mengembangkan suatu produk.
- Co-payment; pemerintah membayar untuk setiap produk yang terjual
- Jaminan pasar; pemerintah menjamin untuk membeli produk jadi
- Kredit pajak dan penjualan vaksin; setiap produk yang terjual mendapat
rekomendasi kredit pajak dari pemerintah.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan hambatan yang ada, penting
untuk melakikan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam inovasi pengembangan
regimen pengobatan dan usaha pencegahan, juga membuat kebijakan dan program
kesehatan yang berpihak kepada seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin
dan mengalami diskriminasi (Siagian & Ayuningtyas, 2019) (Mueller-Langer, 2013).
Selain potensi dan hambatan, tentunya juga ada tantangan yang perlu dihadapi
dalam usaha untuk meningkatkan inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan. Salah satu tantangan yang perlu dipertimbangkan adalah dalam
menciptkan inovasi yang etis, ramah lingkungan, suistanable, dan dapat diterima oleh

14
semua pihak. Tiga poin ini muncul dalam Suistanable Development Goals (SDGs)
yang merupakan rencana aksi global, yang juga dijadikan sebagai acuan di Indonesia.
Pada poin 9 dari SDGs yang berfokus pada inovasi dan infrastruktur, target yang
diharapkan adalah untuk mengembangkan industry dan infrastruktur yang inklusif,
berkelanjutan, dan berfokus pada pengembangan industry dan penelitian dalam
negeri. Tujuan ini bisa dilakukan dengan melakukan transfer teknologi, komitmen
dalam mengembangkan industry dan institusi pendidikan, penguatan infrastruktur dan
sumber daya manusia dalam negeri, dan kebijakan nasional yang mendukung
bergeraknya inovasi dan teknologi kesehatan dalam negeri.

D. Contoh Inovasi Kesehatan dan Implikasinya dalam Kesehatan Global


Inovasi teknologi kesehatan merupakan proses yang saling berkaitan, dimulai
dengan mengenali kebutuhan dan melakukan riset dasar. Di negeri berkembang, ilmu
pengertahuan dan teknologi merupakan bagian yang penting bagi kemajuan sosial
dan ekonomi suatu bangsa. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, pengobatan
ilmiah mengalami perkembangan dan dapat memberikan pemahaman lebih baik
mengenai suatu penyakit sehingga mampu merevolusi manajemen suatu penyakit.
Di ruang operasi, berbagai sistem pembesar telah digunakan oleh ahli bedah
sebelum mikroskop bedah ditemukan. Namun, sistem pembesar yang dipasang di
kepala sulit untuk difokuskan karena tidak memiliki struktur pendukung. Sementara
menambahkan sumber cahaya dapat membuat perangkat lebih besar dan lebih berat,
sehingga kurang nyaman digunakan. Saat ini, mikroskop bedah telah berkembang
pesat dalam hal teknologi, dengan optic kelas atas, pencahayaan yang terang dan
bebas bayangan, desain mekanis yang stabil dan felksibel, dan visualisasi yang jelas.
Mikroskop bedah mendapatkan metode pencitraan baru seperti pencitraan
hiperspektral, optical coherence tomography (OCT), pencitraan fluoresensi,
mikroskop fotoakustik, dan pencitraan kontras bitnik laser. Fitur baru seperti
visualisasi canggih dan augmented reality (AR) juga sedang ditambahkan pada
mikroskop bedah sehingga dapat mengubah cara kerja dokter di ruang operasi (Ma &
Fei, 2021).

15
Contoh lainnya adalah munculnya vaksinasi yang berperan penting dalam
mengurangi angka kematian, tidak hanya di negara berkembang tapi juga negara
maju. Vaksinasi telah berkontribusi dalam perkembangan kesehatan nasional dan
internasional dan mencegah penyakit menular lainnya. Vaksin polia bahkan mampu
mengakhiri epidemi di seluruh dunia. Bahkan hingga saat ini, inovasi kesehatan
melalui vaksinasi telah berhasil mengendalikan gelombang pandemic COVID-19
serta mengurangi angka kematian dan perawatan di rumah sakit.
Kardiologi modern terutama dalam bidang fisiologi dan patologi jantung dan
peredaran darah juga dipengaruhi kemajuan teknologi. Hal ini memungkinkan kita
untuk memantau aktivitas listrik dengan elektrokardiografi, memasukkan tabung ke
kedua sisi jantung, dan memvisualisasikan jantung dengan tomografi aksial computer,
NMR, dan pemindaian isotop, sehingga mampu memberikan efek dari penyakit
jantung bawaan. Obat-obatan yang efektif untuk penyakit jantung, termasuk diuertik,
beta-blocker, terapi antihipertensi, calcium channel blocker, dan antikoagulan, juga
mendorong perkembangan ini.
Terapi atau diagnostic yang memanfaatkan berbagai jenis molekul dalam sel
(misalnya, DNA, RNA, protein) juga saat ini masih dikembangkan. Contohnya yaitu
CRISPR dan pemberantasan malaria melalui modifikasi genetic penyuntingan gen
(misalnya, CRISPR). Hal ini berpotensi menyebabkan penurunan penyakit yang
signifikan dengan menyebarkan gen yang dimodifikasi ke seluruh populasi nyamuk
(Remes et al., 2020).
Selain obat-obatan, teknologi kesehatan yang berinovasi adalah sistem
organisaional untuk menjamin pelayanan kesehatan yagn efektif dan efisien. Di
Indonesia, pendekatan pemerintah terhadap pemanfaatan teknologi dalam pelayanan
kesehatan dimulai dengan keluarnya Permenkes No.46 tahun 2017 mengenai strategi
e-kesehatan nasional yang menggunakan teknologi, informasi, komunikasi untuk
pelayanan serta informasi kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Implementasi
E-kesehatan Indonesia menggunakan telemedicine sebagai upaya kesehatan jarak
jauh.

16
Telemedicine yang awalnya dilakukan untuk menjangkau masyarakat di
daerah terpencil tanpa akses kepada tenaga kesehatan, dialihfungsikan untuk
memberikan pelayanan kesehatan non-kontak selama pandemic (Kementrian
Kesehatan RI, 2020). Selain menyediakan layanan konsultasi, beberapa platform
aplikasi juga menyediakan fasilitas reservasi pemeriksaan COVID-19 baik rapid test
ataupun PCR swab, serta menyediakan screening tools untuk menilai risiko COVID-
19. Di negara berkembang dan kepulauan seperti Indonesia, inovasi kesehatan
melalui telemedicine dianggap mampu memberikan layanan perawatan kesehatan
yang merata karena keterbatasan jarak dan transportasi (Nurhayati & Imron, 2019).
Dibidang kesehatan masyarakat, teknologi Geospasial mampu memberikan
informasi terkait beberapa faktor, menganalisis data, dan menampilkan hasilnya pada
multi-layered map. Teknologi geospasial dapat memberikan informasi mendalam
tentang penyebaran penyakit di wilayah tertentu, risiko kesehatan berdasarkan
demografi usia, bagaimana perawatan diberikan, dan faktor sosial lainnya yang
mempengaruhi kesehatan suatu populasi. Hasil multi-layered map memberikan
informasi dan menunjukan para professional dan masyarakat tentang keadaan
sebenarnya sehingga memungkinkan pengambil kebijakan membuat keputusan lebih
baik di daerah yang dikelolanya.
Teknologi geospasial dengan cepat menjadi lebih menonjol selama pandemic
COVID-19 untuk melakukan pelacakan kontak untuk mengidentifikasi individu yang
mungkin telah terpapar penyakit yang berpotensi mematikan. Metodologi ini
memungkinkan pengambil kebijakan untuk mengembangkan dan merekomendasikan
strategi fleksibel untuk memperlambat penyebaran virus (Keck School of Medicine of
USC, 2021).
Inovasi kesehatan yang terus dikembangkan memberikan peluang untuk
mengatasi penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat
secara umum. Pengembangan inovasi kesehatan ini adalah sesuatu yang konstan, dan
perlu dilakukan terus menerus. Sehingga standar kualitas hidup masyarakat menjadi
lebih baik. Pengembangan inovasi kesehatan yang lebih suistanable dan usaha
pelestarian alam akan memberikan kontribusi yang lebih baik bagi semua pihak.

17
18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan global merupakan area Kesehatan yang berfokus pada isu-isu
Kesehatan dunia, yang membutuhkan kerja sama lintas negara, bersifat
multidisipliner termasuk sector non-kesehatan yang bertujuan untuk mencapai
kesetaraan status Kesehatan masyarakat dunia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuka peluang untuk
mengatasi kesenjangan yang masih terjadi di bidang kesehatan
Inovasi kesehatan yang terus dikembangkan memberikan peluang untuk
mengatasi penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat
secara umum. Pengembangan inovasi kesehatan ini adalah sesuatu yang konstan, dan
perlu dilakukan terus menerus. Sehingga standar kualitas hidup masyarakat menjadi
lebih baik.

B. Saran
Kami menyarankan untuk terus mendapatkan informasi tentang sains dan
teknologi dan Kesehatan Global. Kajian Pustaka dalam makalah ini masih kurang
untuk mewakili judul makalah tentang sain, teknologi dan kesehatan global.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Mahendradhata Yodi. 2021. Kesehatan Global. Gadjah Mada University Press


2. Beaglehole R dan Bonita R. 2010. What is global health?. Article.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2852240/
3. WHO. 2023. https://www.who.int/our-work/science-division.
4. Ane Ruslan La, et all. 2022. Kesehatan Global.
5. Skolnik, R., 2012. Global Health 101, Second Edition. Washington D.C.: Jones &
Bartlett Publishers.
6. The Fundamental Role of Science and Technology in International Development.
(2006). [online] Available at: http://www.nap.edu/read/11583/chapter/2#7
7. Weatherall, D., Greenwood, B., Chee, H. and Wasi, P. (2006). Science and
Technology for Disease Control: Past, Present, and Future. World Bank. [online]
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11740.

20

Anda mungkin juga menyukai